Anda di halaman 1dari 16

JTK: Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

Website: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tadris-kimiya/index
ISSN 2527-9637 (online) ISSN 2527-6816 (print)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI IKATAN KIMIA
KELAS X

Yuliandriati 1*, Susilawati2 dan Rozalinda2


1
Program Studi Magister Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Riau, Jl. H. R. Soebrantas Km
12,5 Panam, Pekanbaru, 28293, Indonesia
2
Universitas Riau, Jl. H. R. Soebrantas Km 12,5 Panam, Pekanbaru, 28293, Indonesia
*
E-mail: yuliandriatispd2@gmail.com

___________________________________________________

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik yang valid, sehingga
dapat dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development) dengan rancangan penelitian menggunakan pengembangan
model Borg and Gall. Objek penelitian adalah LKPD berbasis PBL. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan adalah lembar validasi, angket respon pendidik dan angket respon peserta didik. Teknik
pengumpulan data yaitu lembar validasi, angket respon tiga orang pendidik dan angket respon peserta didik
untuk melihat LKPD. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan hasil validitas yang diberikan validator, hasil angket respon pendidik dan peserta yaitu
dengan cara menghitung persentase nilai validasi, angket respon pendidik dan angket respon peserta didik.
Hasil analisis data diperoleh validitas pada aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafisan,
karakteristik Problem Based Learning dan berturut-turut sebesar 98,3%, 98,3%, 93,3%, 95,8% dan 100% dengan
katagori valid. Hasil uji respon pendidik dan peserta didik sebagai pengguna terhadap LKPD berturut-turut
sebesar 95,8%dan 96,13%. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis PBL pada
materi ikatan kimia yang dikembangkan dinyatakan valid dan layak untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.

Kata kunci: ikatan kimia, lembaran kegiatan peserta didik (LKPD), problem based learning

ABSTRACT

The purpose of the research is to produce valid teaching materials in the form of valid student activity sheets
(LKPD), so that it can be considered feasible to be used in learning. Method used in this research was Research
and Development with the development process referring to the development model of Borg and Gall. The object
of research is Problem Based Learning (PBL) LKPD. The data collection instruments used were in the form of
validation sheets and educator's response questionnaires. The technique of data collection is by using validation
of the three validators' and educators' questionnaires responses to see the practicality of the LKPD. The technique
of data analysis is descriptive qualitative analysis which aims to describe the results of the validity provided by
the validator, the results of the questionnaire of educator and students was obtained by calculating the percent
value of validity from educator response questionnaire and student response questionnaire. The validity results
Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

from data analysis on aspects of content, presentation aspects, language aspects, graphic aspects, characteristics
of Problem Based Learning were 98.3%, 98.3%, 93.3%, 95.8% and 100% respectively. The test results of the
response of educators and students as users of LKPD were 95.8% and 96.13% respectively. Based on the results of
data analysis it can be concluded that the LKPD developed by using Problem Based Learning in Chemical bond
Material is declared valid and suitable to be used in learning activities.
Keywords: chemical bonds, student activity sheets (LKPD), problem based learning.

DOI: https://doi.org/10.15575/jtk.v4i1.4231

1. PENDAHULUAN

Kurikulum yang digunakan dan diberlakukan peserta didik; 5) sasaran dan tujuan peserta
di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. didik dalam mempelajari pembelajaran kimia.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang Untuk menambahkan minat peserta didik
menuntut kemandirian, tanggung jawab dan terhadap pembelajaran kimia dapat dilakukan
karakter dari siswa. Hampir seluruh model dengan cara 1) mengubah dan membangun
pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013, cara berpikir peserta didik dengan cara
berpusat pada siswa sebagai pemeran utama menjelaskan bahwa kimia itu penting,
dalam pendidikan (Kemendikbud, 2013). menyehatkan, menyejahterakan,
Berdasarkan kurikulum 2013 mata pelajaran menyenangkan dan bermanfaat; 2) setiap
kimia merupakan salah satu mata pelajaran materi pembelajaran kimia di SMA harus
peminatan di Sekolah Menengah Atas dihubungkan dan dikaitkan dengan fenomena
(SMA)/MA (Madrasah Aliyah). Ilmu kimia kimia dalam kehidupan sehari hari sehingga
merupakan salah satu cabang ilmu dapat melatih peserta didik untuk berpikir
pengetahuan alam (IPA) yang memiliki peran kritis dan kreatif dalam menyelesaikan
sejajar dengan cabang-cabang IPA lainnya, berbagai masalah kimia dalam kehidupan
seperti fisika, biologi, geologi, dan astronomi. sehari hari sesuai dengan tujuan pembelajaran
kimia menurut Kemendikbud. Salah satu
Salah satu mata pelajaran IPA yang kurang tujuan pembelajaran kimia SMA menurut
diminati peserta didik di SMA adalah mata Kemendikbud (2013) adalah peserta didik
pelajaran kimia. Hal ini disebabkan karena 1) dapat menanamkan dan menerapkan konsep-
pada bangku Sekolah Menengah Pertama konsep kimia dalam menyelesaikan
(SMP) pembelajaran kimia belum diajar secara permasalahan kehidupan sehari-hari dan
terpisah tetapi masih bergabung dengan teknologi. Materi yang diajarkan dalam ilmu
pembelajaran fisika sehingga peserta didik kimia sebagian bersifat “kasat mata” (visible),
belum terlalu mengenal pembelajaran kimia dan sebagian lagi bersifat abstrak atau “tidak
tersebut; 2) pembelajaran kimia yang disajikan kasat mata”(invisible) (Tim Penyusun, 2006).
di dalam buku paket tidak lepas dari tuntutan
kurikulum namun di dalam buku paket Beberapa hasil penelitian terdahulu
tersebut yang diubah hanyalah susunan menyatakan bahwa mata pelajaran kimia
penyajian materi saja padahal belum merupakan mata pelajaran yang dianggap
memenuhi tuntutan kurikulum; 3) bagaimana sulit (Cardellini, 2012), tidak menyenangkan
seorang pendidik mengajarkan pembelajaran dan tidak menarik bagi peserta didik untuk
kimia di kelas; 4) informasi yang diterima dipelajari (Chun Wu & Jordan, 2010), serta

106 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

peserta didik kesulitan dalam memahami Kawiyah (2015) bahwa perangkat


materi kimia yang konsepnya bersifat abstrak pembelajaran yang dilekapi dengan LKPD
(Alfatie, 2009). Materi kimia yang bersifat (cetak atau non cetak) dan RPP dapat
abstrak sulit untuk dipahami peserta didik, memudahkan guru dalam melaksanakan
sehingga peserta didik kurang memahami pembelajaran dan memudahkan peserta didik
konsep-konsep kimia. Konsep kimia yang untuk belajar secara mandiri.
abstrak merupakan penjelasan bagi konsep
kimia yang konkret. Karakteristik kimia yang Chappell & Craft (2009) dan Susantini et al.
secara umum bersifat abstrak menjadi salah (2016) menyatakan bahwa lembar kerja siswa
satu faktor peserta didik menganggap kimia adalah bagian dari bahan ajar yang dapat
sulit untuk dipahami (Marsita dkk, 2011). digunakan untuk mengembangkan
keterampilan berpikir, bertanya dan
Anggapan-anggapan negatif mengenai
menjawab pertanyaan, membuat koneksi dan
pembelajaran kimia tersebut cenderung akan
menilai peningkatan hasil belajar siswa.
menimbulkan kesulitan belajar dan Tomlinson (2012) menyatakan bahwa bahan
berimplikasi pada kualitas dan hasil belajar ajar dan lembar kerja yang dapat
yang buruk. mengembangkan pengalaman belajar peserta
didik adalah perangkat yang: informatif
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas (menginformasikan tujuan pembelajaran),
pembelajaran kimia di kelas adalah lemahnya ada strategi pembelajaran (untuk
proses pembelajaran dan kesiapan pendidik pembelajaran tatap muka dan praktik),
sebelum proses pembelajaran. Suatu kegiatan merumuskan dengan jelas pengalaman
belajar, motivasi, eksplorasi untuk membantu
belajar mengajar yang di dalamnya terdapat
peserta didik melakukan penemuan baru
interaksi atau hubungan antara pendidik
dalam penelitian bahwa bahan ajar dan
dengan peserta didik serta komunikasi timbal lembar kerja yang ideal adalah perangkat
balik yang berlangsung dalam situasi edukatif yang dapat memberikan. Selain itu, Richard
untuk mencapai tujuan pembelajaran disebut (2001) dan Tomlinson (2012) menyatakan
dengan proses pembelajaran. Syarat utama informasi dan pengalaman belajar dan
berlangsungnya proses pembelajaran adalah dikembangkan dengan desain dan fitur yang
adanya hubungan timbal balik antara pendidik baik.
dengan peserta didik. Segala sesuatu yang
harus dipersiapkan pendidik sebelum proses Saat ini proses pembelajaran yang
pembelajaran dimulai adalah perangkat berlangsung belum efektif dan peserta didik
pembelajaran seperti Lembaran Kegiatan belum terlibat secara aktif dalam
Peserta Didik atau disingkat dengan LKPD mengembangkan pengetahuannya karena
yang sebelum Kurikulum 2013 disebut dengan kegiatan pembelajaran masih berpusat pada
LKS. LKPD yang lengkap akan membantu pendidik. Untuk mengatasi hal tersebut
pendidik dan peserta didik dalam proses dibutuhkan bahan ajar yang tepat berupa
belajar. LKPD merupakan salah satu perangkat LKPD. Perangkat pembelajaran atau bahan
pembelajaran yang harus dimiliki dan ajar yang dapat mendukung proses
dirancang oleh pendidik karena dengan pembelajaran dan mengarahkan proses
adanya LKPD akan membantu dan belajar peserta didik serta mempermudah
mempermudah pendidik melaksanakan peserta didik memahami konsep kimia yang
pembelajaran dan membantu peserta didik bersifat abstrak adalah LKPD atau Lembaran
dalam menyelesaikan tugas pembelajaran Kegiatan Peserta Didik. Dalam proses
secara mandiri sesuai dengan pendapat pembelajaran (PBM) LKPD sudah ada sejak

107 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

dahulunya atau sebelum diberlakukan meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan


kurikulum 2013 tetapi LKPD tersebut belum meningkatkan kemampuan untuk belajar
dapat memberdayakan peserta didik untuk secara kolaboratif dalam sebuah tim dan
belajar mandiri, belum dapat meningkatkan dengan orang lain. LKPD yang banyak beredar
kemampuan berpikir kritis dan belum dapat dan yang digunakan di sekolah adalah LKPD
memecahkan masalah. yang disusun dan dirancang oleh beberapa
penerbit yang di dalamnya terdapat
Hasil observasi dan wawancara terhadap salah rangkuman materi dan soal-soal latihan serta
seorang pendidik di SMA Negeri 1 Bangkinang rumus-rumus yang belum tersaji dengan
Kota menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menarik yang berefek terhadap hasil belajar
khususnya pada materi ikatan kimia pada peserta didik. Selain dari itu soal-soal yang ada
tahun ajaran 2017/2018 masih tergolong di dalam LKPD memiliki soal yang kurang
rendah, yaitu hanya sekitar 30-40% dari 34 variatif di mana peserta didik hanya diminta
orang jumlah siswa yang mampu mencapai untuk mengisi titik-titik atau menjawab soal
nilai ketuntasan klasikal. Kemudian untuk pilihan ganda sehingga tidak mampu memicu
mengetahui apa sebenarnya faktor penyebab peserta didik untuk aktif dan berpikir tingkat
rendahnya hasil belajar kimia siswa, peneliti tinggi.
mencoba untuk mengobservasi secara
langsung bagaimana proses kegiatan Peneliti melakukan analisis terhadap LKPD
pembelajaran di ruang kelas. Ternyata dalam yang banyak digunakan dengan hasil analisis
kegiatan pembelajaran, pembelajaran masih yakni 1) soal soal yang ada di dalam LKPD
berpusat pada pendidik, program dan LKPD belum menanamkan konsep dari materi dan
yang digunakan belum sesuai dengan kurang variatif di mana peserta didik hanya
tuntutan Kurikulum 2013, RPP dan LKPD diminta mengisi titik-titik atau menjawab soal
belum tervalidasi dengan baik dan belum pilihan ganda; 2) konten atau isi dari LKPD
sesuai dengan tututan Kurikulum 2013. belum sesuai dengan materi yang ada pada
Beberapa pendidik di sekolah masih buku ajar; 3) kegiatan yang terdapat di dalam
mengandalkan LKPD terbitan penerbit yang di RPP belum sesuai dengan LKPD yang
dalamnya terdapat rangkuman materi dan digunakan, terutama pada langkah-langkah
soal-soal latihan serta rumus-rumus yang pembelajaran; 4) LKPD belum menggunakan
belum tersaji dengan menarik sehingga model pembelajaran yang dianjurkan oleh
membuat peserta didik menjadi kurang aktif Kementerian Pendidikan Nasional; 5) LKPD
pada saat pembelajaran berlangsung. yang digunakan belum melatih kemampuan
peserta didik dalam pemecahan masalah dan
Di beberapa sekolah sangat sulit ditemukan belum dapat meningkatkan kemampuan
LKPD yang sifatnya 1) meningkatkan aktivitas untuk belajar secara kolaboratif dalam sebuah
belajar peserta didik; 2) LKPD yang lebih tim dan dengan orang lain
mengaktifkan peranan peserta didik
ketimbang pendidik; 3) LKPD yang sifatnya Sebaiknya isi LKPD disesuaikan dengan
mengembangkan kreaktivitas berpikir peserta kompetensi dasar yang ada di dalam
didik dalam memecahkan berbagai kurikulum dan indikator pembelajaran serta
permasalahan yang berhubungan dengan dirancang dan dikembangkan oleh pendidik
kehidupan sehari; 4) LKPD yang membimbing sesuai dengan pendapat Lestari Majid (2013)
dan mengarahkan serta memberdayakan bahwa LKPD yang baik sebaiknya dibuat dan
peserta didik untuk belajar mandiri, didesain oleh pendidik dan disesuaikan

108 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

dengan kompetensi dasar, pokok bahasan, 2013 dan perkembangan zaman. LKPD
indikator pembelajaran dan tujuan menurut Depdiknas (2008) adalah lembaran-
pembelajaran yang akan dicapai. Sari (2016) lembaran tugas yang berisi petunjuk dan
menyatakan LKPD merupakan alat bantu langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
untuk membangun pengetahuan peserta didik permasalahan yang harus dikerjakan peserta
dan sangat diperlukan dalam proses didik .
pembelajaran. LKPD yang baik menurut
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 adalah Bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas
LKPD yang dapat mengarahkan peserta yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-
didik pada pembelajaran aktif. LKPD yang petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran
banyak digunakan sekarang adalah LKPD yang yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang
sudah jadi atau LKPD dari penerbit dan belum mengacu pada kompetensi dasar yang harus
sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. LKPD dicapai disebut LKPD (Prastowo, 2011). Hal ini
tersebut hanya digunakan untuk berarti bahwa LKPD dapat menunjang
mengevaluasi hasil belajar peserta didik yang peningkatan aktivitas peserta didik dalam
diberikan di akhir pembelajaran atau belajar dan membantu guru untuk
digunakan sebagai pekerjaan rumah. Soal-soal mengarahkan peserta didik menemukan
yang disajikan dalam LKPD kurang variatif di konsep melalui aktivitas sendiri,
mana peserta didik diminta mengisi titik titik mengembangkan keterampilan proses, dan
atau menjawab soal pilihan ganda sehingga meminimalkan peran pendidik dalam
tidak mampu memicu peserta didik untuk aktif pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
dan berpikir tingkat tinggi. Sebenarnya LKPD manfaat LKPD sangat sangat besar karena 1)
bukan hanya sekedar pelengkap penjelasan LKPD dapat meningkatkan aktivitas peserta
suatu konsep atau alat bantu pendidik dalam didik dalam belajar; 2) penggunaannya dalam
pembelajaran tetapi berfungsi sebagai pemicu pembelajaran dapat membantu guru
untuk menemukan konsep itu sendiri serta mengaktifkan peserta didik dalam belajar dan
mengarahakan peserta didik untuk belajar membantu guru mengarahkan peserta didik
mandiri, meningkatkan kemampuan berpikir menemukan konsep melalui aktivitas sendiri;
kritis dan melatih kemampuan peserta didik 3) LKPD dapat melatih peserta didik
dalam pemecahan masalah dan meningkatkan mengembangkan keterampilan proses dan
kemampuan peserta didik belajar secara mengoptimalkan hasil belajar serta sebagai
kolaboratif dalam sebuah tim dan dengan pedoman dalam pembelajaran; 4) LKPD dapat
orang lain. LKPD merupakan bahan ajar tertulis mengembangkan kreativitas berpikir peserta
yang di dalamnya berisi aktivitas individu atau didik dalam memecahkan berbagai
kelompok di mana peserta didik bekerja permasalahan yang berhubungan dengan
sambil mempelajari suatu masalah yang kehidupan sehari-hari; 5) LKPD dapat
memungkinkan peserta didik bertanggung membimbing dan mengarahkan serta
jawab atas pengetahuan dengan proses memberdayakan peserta didik untuk belajar
tahapan yang diberikan terkait aktivitas belajar mandiri, meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik atau LKPD merupakan alat kritis, dan meningkatkan kemampuan untuk
penunjang dalam meningkatkan kualitas belajar secara kolaboratif dalam sebuah tim
pembelajaran di kelas. Kondisi ini menuntut dan dengan orang lain.
para pendidik harus kreatif dan inovatif dalam
membuat perangkat pembelajaran seperti Kaymakci (2012) menyatakan bahwa
LKPD yang sesuai dengan tuntutan kurikulum “Worksheet is one of the most important

109 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

materials for achieving the goals of educational didik. Model PBL adalah model yang
activities”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa disarankan oleh Kementerian Pendidikan
LKPD merupakan satu bahan ajar yang paling Nasional untuk diaplikasikan dalam proses
penting untuk mencapai tujuan-tujuan dari pembelajaran Kurikulum 2013 yang dapat
aktivitas-aktivitas pendidikan. LKPD mengoptimalkan aktivitas saintifik siswa. PBL
mempunyai peran penting dalam adalah model pembelajaran yang dapat
pembelajaran kimia karena LKPD dapat merangsang peserta didik untuk belajar
menjadikan peserta didik lebih aktif dalam melalui berbagai permasalahan nyata dalam
belajar kimia, menjadikan peserta didik lebih kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan
mandiri, dan memberikan kesempatan pengetahuan yang dia miliki atau yang akan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dipelajarinya serta berfungsi sebagai wadah
kemampuan berpikir kritis peserta didik, yang digunakan untuk mengembangkan cara
sehingga pembelajaran berpusat pada peserta berpikir kritis dan keterampilan berpikir yang
didik. Di sisi lain, PBL adalah salah satu model lebih tinggi bagi peserta didik (Gunantara dkk.,
pembelajaran aktif dan efektif untuk 2014).
digunakan dalam pembelajaran serta dapat
membangkitkan keterampilan berpikir kritis Dalam mempelajari suatu materi peserta didik
dan kemandirian belajar peserta didik. harus menggali pengetahuannya dan pendidik
harus memberi kesempatan yang luas
PBL ini dipilih dalam pengembangan LKPD terhadap peserta didik sehingga peserta didik
didasari oleh beberapa alasan, yakni 1) PBL dapat mengembangkan dan menggali
merupakan model pembelajaran yang pengetahuannya namun tetap dalam
membantu pendidik dalam mengaitkan materi bimbingan pendidik.
dengan situasi nyata; 2) PBL dapat
memfasilitasi keberhasilan peserta didik dalam Solusi untuk menjawab problematika
memecahkan masalah, komunikasi, kerja pendidikan yang berhubungan dengan
kelompok dan keterampilan interpersonal pembelajaran di atas, maka perlu
dengan baik (Rusman, 2012) PBL dapat dikembangkan LKPD pada pembelajaran kimia
merangsang peserta didik untuk belajar menggunakan PBL. Hal ini karena PBL tersebut
karena menyajikan masalah secara nyata; 4) merupakan salah satu model pembelajaran
PBL dapat mengembangkan dan yang disaran dalam Kurikulum 2013 dan juga
mempertahankan keterampilan belajar merupakan model yang dapat menyelesaikan
mandiri sehingga pembelajaran lebih problematika pendidikan di atas. LKPD yang
bermakna, ditandai dengan mengolah materi dikembangkan di dalamnya terdapat langkah-
pelajaran secara kritis (Malan & Ndlovu, 2014); langkah pembelajaran PBL mencakup
5) peserta didik dalam tim akan bekerja untuk permasalahan yang dapat membangkitkan
memecahkan masalah dunia nyata (real world) keterampilan berpikir kritis dan kemandirian
(Majid, 2014), sehingga meningkatkan belajar peserta didik. Pengembangan LKPD
interaksi antar sesama peserta didik serta berbasis PBL pada materi ikatan kimia kelas X
menambah keterampilan peserta didik dalam diharapkan dapat membantu pendidik dalam
menyelesaikan permasalahan kehidupan mencapai tujuan pembelajaran,
nyata. meningkatkan aktivitas belajar peserta didik,
meminimalkan peranan pendidik tetapi lebih
Karakteristik dari model PBL adalah mengaktifkan peranan peserta didik,
pembelajaran yang didominasi oleh peserta mengembangkan kreativitas berpikir peserta

110 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

didik dalam memecahkan masalah, proses pemecahan masalah. Pembelajaran


memberdayakan peserta didik untuk belajar Problem Based Learning (PBL) memiliki
mandiri, meningkatkan kemampuan berpikir beberapa kelebihan. Kelebihan Problem Based
kritis, dan meningkatkan kemampuan untuk Learning (PBL) ialah sebagai berikut:
belajar secara kolaboratif dalam sebuah tim
dan dengan orang lain sehingga dengan hal 1) Pembelajaran lebih bermakna karena
tersebut dapat memperkaya pengetahuan peserta didik belajar memecahkan suatu
peserta didik. masalah sendiri dan menerapkan
pengetahuannya dalam memecahkan
Model pembelajaran Problem Based Learning masalah tersebut sehingga mempermudah
adalah model pembelajaran yang menuntut peserta didik dalam menguasai konsep
adanya aktivitas peserta didik secara penuh yang dipelajari.
dalam rangka menyelesaikan setiap
permasalahan yang dihadapi peserta didik 2) Selama proses pembelajaran berlangsung
secara mandiri dengan cara mengonstruksi peserta didik dapat mengintegrasikan
pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki pengetahuan dan keterampilan yang yang
(Wardoyo, 2013). dia miliki secara simultan serta
mengaplikasikannya dalam konteks yang
Model pembelajaran Problem Based Learning relevan, artinya apa yang dia lakukan sesuai
sebelumnya telah dicantumkan pendidik dengan keadaan nyata sehingga masalah-
dalam RPP. Model ini dipilih karena dapat masalah atau teori akan mereka temukan
memberikan pengalaman belajar yang lebih secara bersamaan atau sekaligus.
bermakna dan lebih luas mulai dari memahami
konsep sampai dengan bagaimana 3) Masalah-masalah yang ditampilkan di
mengaplikasikan konsep yang dipelajari dalam pembelajaran berhubungan dengan
(Mudlofir dan Rusydiyah, 2017). masalah dunia nyata sehingga dapat
meningkatkan motivasi dan ketertarikan
Pembelajaran PBL menuntut peserta didik peserta didik terhadap materi yang
untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, dipelajarinya.
membangun pemahamannya melalui tahap-
tahap ilmiah dan juga menuntut peserta didik 4) Mengembangkan kemampuan berpikir
untuk memiliki keterampilan berpikir ke kritis, menumbuh inisiatif dan kemandirian
tingkat yang lebih tinggi dan sangat fleksibel belajar peserta didik serta
untuk dilaksanakan karena dapat digunakan mengembangkan hubungan interpersonal
untuk desain pembelajaran individu dalam belajar kelompok.
(individual learning) maupun pembelajaran
secara kelompok (cooperative learning). Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait
pengembangan bahan ajar, seperti penelitian
Adapun tahap-tahap pembelajaran Problem yang dilakukan oleh Karsli dan Sahin (2009)
Based Learning menurut Trianto (2015) yaitu yang menunjukkan bahwa LKPD berbasis
orientasi peserta didik pada masalah, keterampilan proses sains mampu
organisasi peserta didik untuk belajar, meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
membimbing penyelidikan kelompok maupun Hasil penelitian Vivi Dwi Kurniawati dkk. (2014)
individual, mengembangkan dan menyajikan dengan judul “Pengembangan Perangkat
hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi Pembelajaran Berbasis Problem Based

111 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Biologi kerja bertahap untuk menghasilkan atau
Materi Klasifikasi Tumbuhan untuk menguji sebuah produk pendidikan. Penelitian
Meningkatkan Kompetensi Siswa Kelas X SMA dan pengembangan menurut Nana Syaodih
Taman Harapan Malang” telah menghasilkan Sukmadinata (2006) adalah suatu proses atau
perangkat pembelajaran dengan katagori langkah-langkah yang harus dipertanggung
valid, kepraktisan dengan katagori baik serta jawabkan yang digunakan untuk
keefektifan dengan katagori tinggi. Penelitian mengembangkan suatu produk atau
Eka Sari dkk. (2016) dengan judul menyempurnakan produk yang sudah ada.
“Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Langkah-langkah yang digunakan dalam
Didik (LKPD) Berbasis Karakter pada Mata penelitian ini merujuk pada model Borg and
Pelajaran Kimia SMA” menghasilkan sebuah Gall (Tim Puslitjaknov, 2008). Peneliti dalam
produk LKPD berbasis nilai karakter yang layak penelitian ini mencoba mengembangkan
digunakan dalam pembelajaran. Kemudian produk yaitu LKPD Kimia dengan
dalam penelitian Chong et al. (2013) dikatakan menggunakan PBL pada materi ikatan kimia
bahwa LKPD mampu memberikan menggunakan model pengembangan Borg
pemahaman konsep peserta didik pada materi and Gall. Borg and Gall dalam Endang
ikatan logam. Selaras dengan penelitian Mulyatiningsih (2014) mengemukan langkah-
Fitriani dkk. (2016) dengan judul langkah dalam penelitian pengembangan ada
“Pengembangan Lembaran Kegiatan Peserta 10 tahap yaitu 1) penelitian pendahuluan dan
Didik (LKPD) Berbasis Masalah untuk pengumpulan informasi (Research and
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Information Collection); 2) perencanaan
Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Materi (Planning); 3) pengembangan produk awal
Larutan Penyangga” serta penelitian Sri Astuti (Develop Preliminary Form of Product); 4) uji
(2018) dengan judul “Pengembangan LKPD coba lapangan awal (Preliminary Field Testing);
Berbasis PBL (Problem Based Learning) untuk 5) revisi produk awal (Main Product Revision);
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis 6) uji coba lapangan utama (Main Field
Peserta Didik pada Materi Kesetimbangan Testing); 7) revisi produk hasil uji coba
Kimia”. lapangan utama (Operational Product
Revision); 8) uji coba pelaksanaan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas lapangan/pemakai (Operational Field Testing);
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan 9) revisi produk akhir (Final Product Revision);
LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) 10) diseminasi dan implementasi
untuk siswa Kelas X MIPA SMA/MA yang valid (Dissemination and Implementation).
dan praktis.
Data yang dihasilkan dari pengembangan ini
2. METODE PENELITIAN berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan di ini adalah data validasi LKPD dan data respon
Program Pascasarjana pendidikan Kimia FKIP pendidik dan peserta didik sebagai pengguna
Universitas Riau. Metode yang digunakan LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL).
dalam penelitian ini adalah Research and Secara teknis data validasi LKPD Ikatan Kimia
Development (R&D). Research and diperoleh dari tiga orang validator, tiga orang
Development merupakan jenis penelitian yang pendidik serta 30 orang peserta didik dari tiga
bersifat analisis deskriptif dengan prosedur sekolah yang berbeda yaitu 10 peserta didik
SMAN 1 Bangkinang Kota, 10 peserta didik

112 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

SMAN 2 Bangkinang, dan 10 orang peserta Tabel 1. Kriteria Kelayakan Analisis Persentase
didik SMAN 1 Salo sebagai pengguna. (Riduwan, 2016)
Parsentase Keterangan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian 80,00 – 100 Baik/ Valid/ Layak
60,00 – 79,99 Cukup Baik/ CukupValid/
ini adalah lembar validasi LKPD untuk ahli
Cukup Layak
materi serta lembar angket respon pendidik
50,00 – 59,00 Kurang Baik/ Kurang Valid/
dan peserta didik terhadap LKPD yang Kurang Layak
dikembangkan. Saran dan masukan dari 0,00 – 49,99 Tidak Baik (diganti)
validator ahli dan pendidik mengenai apakah
LKPD Ikatan Kimia layak digunakan atau tidak Sedangkan kriteria penilaian angket respon
digunakan sebagai bahan ajar dalam kegiatan pendidik dan peserta didik terhadap LKPD
pembelajaran digunakan untuk memperbaiki yang dikembangkan adalah:
LKPD yang dirancang atau yang
dikembangkan oleh peneliti. Penilaian Tabel 2. Kriteria Penilaian Respon Pendidik dan
terhadap kevalidan LKPD Ikatan Kimia terdiri Peserta Didik
dari 4 poin penilaian yakni dengan poin 4 Parsentase Keterangan
(valid), 3 (cukup valid), 2 (kurang valid), 1 (tidak 0,00 – 20,00 Sangat tidak setuju
valid). Selanjutnya tanggapan para validator 21,00 – 40,00 Tidak setuju
dianalisis secara deskriptif dengan merata- 41,00 – 60,00 Netral
ratakan skor untuk tiap komponen dan aspek 61,00 – 80,00 Setuju
dari semua validator. Sedangkan penilaian 81,00 – 100 Sangat setuju
respon pendidik dan peserta didik sebagai (Riduwan, 2016, dan diadaptasi oleh peneliti).
pengguna LKPD Ikatan Kimia terdiri dari 4 poin
penilaian yakni dengan poin 4 (sangat setuju), 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3 (setuju), 2 (tidak setuju), 1 (sangat tidak
setuju). Teknik analisis data yang digunakan Hasil dari penelitian dan pengembangan LKPD
adalah analisis deskriptif kualitatif yang berbasis PBL pada materi ikatan kimia kelas X
bertujuan untuk mendeskripsikan hasil adalah LKPD yang valid dan praktis. Berikut
validitas yang diberikan validator, yaitu diuraikan prosedur pengembangan LKPD
dengan cara menghitung persentase nilai beradasarkan model Borg and Gall:
validasi.
a) Pendahuluan dan pengumpulan informasi
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (Research and Information Collection).
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 Pengumpulan informasi awal dilakukan
Kriteria dalam pengambilan keputusan untuk dengan studi lapangan dan studi literatur.
validasi LKPD dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini. Tingkat kelayakan produk hasil 1) Studi lapangan dilakukan untuk
penelitian pengembangan LKPD dapat dilihat mengidentifikasi masalah dan
dari besarnya skor persentase hasil analisis melakukan pengumpulan data serta
data. menentukan salah satu pokok bahasan
yang sulit. Analisis yang dilakukan dalam
studi lapangan adalah analisis
kebutuhan, analisis kondisi belajar, dan
analisis kurikulum.

113 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

 Analisis kebutuhan berfungsi untuk didesain menjadi sebuah draft produk awal
melihat kebutuhan pendidik dan (draft 1) kemudian dikonsultasikan dengan
peserta didik dalam pembelajaran. dosen pembimbing. Pada tahap ini juga
disusun instrumen evaluasi untuk menilai
 Analisis kondisi belajar berfungsi untuk kualitas produk LKPD.
melihat bagaimana kondisi
pembelajaran yang berlangsung di d) Uji coba lapangan awal (Preliminery Field
kelas sebelum dilakukan penelitian. Testing). Setelah produk draft 1 diperbaiki
Yang dilakukan sebelum melakukan kemudian diajukan kepada tiga orang
analisis kondisi belajar adalah dosen untuk divalidasi. Selanjutnya hasil
observasi dan wawancara dengan guru evaluasi, koreksi dan saran dari validator
kimia kelas X IPA tentang kegiatan dijadikan acuan untuk memperbaiki draft 1
pembelajaran di kelas. Hasil inilah yang sebelum diuji coba lapangan awal. Setelah
dijadikan sebagai acuan oleh peneliti draft 1 diperbaiki baik dari segi konten
dalam melakukan analisis kondisi materi maupun desain LKPD sesuai saran
belajar peserta didik. maka dihasilkan draft 2 yang telah layak
dan valid untuk diuji cobakan. Kemudian
 Analisis kurikulum digunakan untuk dilakukan uji coba awal.
melihat kurikulum yang digunakan
sekolah sehingga pengembangan e) Revisi produk awal (Main Product Revision).
produk dapat disesuaikan dengan Setelah produk awal divalidasi oleh tiga
kurikulum yang diberlakukan. orang validator ahli, maka LKPD yang akan
diperbaiki/ direvisi sesuai saran dan
2) Studi literatur digunakan untuk masukan dari validator. Revisi dilakukan
menentukan kajian telaah literatur yaitu sebanyak dua kali.
untuk mendapatkan analisis KI dan KD
materi pembelajaran serta mengkaji f) Uji lapangan utama (Main Field Testing). Uji
penelitian yang relevan dengan coba lapangan utama disebut juga dengan
penelitian yang akan dilakukan. uji coba terbatas di mana dalam tahap ini
LKPD yang telah divalidasi oleh validator
b) Perencanaan (Planning). Tahap akan dinilai kemenarikan dan
perencanaan bertujuan untuk kemudahannya oleh pendidik dan peserta
mempersiapkan bahan dan membuat didik sebagai pengguna melalui angket
rancangan produk LKPD yang dimulai dari respon pendidik dan peserta didik. Angket
pemetaan materi, menentukan judul, respon pendidik diberikan kepada tiga
merumuskan indikator pembelajaran, orang guru, sedangkan angket respon
merumusan tujuan pembelajaran, desain peserta didik diberikan kepada peserta
kerangka LKPD, menentukan isi bagian- didik yang berasal dari tiga sekolah yang
bagian LKPD yang akan dikembangkan berbeda yaitu 10 orang siswa SMAN 1
serta pengumpulan bahan dari berbagai Bangkinang Kota, 10 siswa SMAN 2
sumber. Bangkinang Kota dan 10 orang siswa SMAN
1 Salo. Berdasarkan hasil uji lapangan
c) Pengembangan produk awal (Develop utama yang dilakukan diperoleh nilai rata-
Preliminary of Product). Bagian-bagian rata dari pendidik dan peserta didik dengan
yang telah direncanakan disusun dan

114 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

katagori sangat setuju dan layak Skor rata-rata penilaian aspek penyajian
digunakan. adalah 98,3%. Berdasarkan hasil penilaian
aspek penyajian dapat dikatakan bahwa LKPD
Namun karena keterbatasan waktu penelitian yang dikembangkan memiliki aspek penyajian
dilakukan hanya sampai tahap uji lapangan yang valid.
utama (Main Field Testing). Berikut ini data
hasil validasi LKPD dan data hasil respon
pendidik serta data hasil respon peserta didik c. Aspek Bahasa
sebagai pengguna.
Lima komponen penilaian aspek bahasa
a. Aspek Isi antara lain:

Tujuh komponen penilaian yang terdapat 1. Informasi mudah dipahami


dalam aspek isi adalah sebagai berikut: 2. Kaidah bahasa Indonesia yang baku
3. Struktur kalimat jelas
1. Capaian pembelajaran dan indikator 4. Bahasa sesuai dengan tingkat kemampuan
2. Kedalaman materi sesuai dengan peserta didik
kemampuan peserta didik 5. Konsisten
3. Konsep-konsep berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari Skor rata-rata penilaian aspek bahasa adalah
4. Substansi materi ikatan kimia 93,3%. Berdasarkan hasil penilaian aspek
5. Bersifat mengarahkan peserta didik untuk bahasa dapat dikatakan bahwa LKPD yang
membangun konsep dikembangkan memiliki aspek bahasa yang
6. Menggiring peserta didik untuk diskusi dan valid.
komunikasi
7. Menggiring peserta didik memecahkan d. Aspek Kegrafisan
permasalahan.
Empat komponen penilaian kegrafisan ialah:
Skor rata-rata penilaian aspek isi adalah
98,3%. Berdasarkan hasil penilaian aspek isi 1. Jenis dan ukuran huruf baik dan menarik
dapat dikatakan bahwa LKPD yang 2. Tata letak (layout) menarik
dikembangkan memiliki aspek isi yang valid. 3. Ilustrasi/ gambar/ foto berhubungan
dengan konsep
b. Aspek Penyajian 4. Desain tampilan menarik

Empat komponen penilaian pada aspek Skor rata-rata penilaian aspek kegrafisan
penyajian, antara lain: adalah 95,8%. Berdasarkan hasil penilaian
aspek kegrafisan dapat dikatakan bahwa LKPD
1. Kelengkapan format yang dikembangkan memiliki aspek
2. Menyediakan ruang luas bagi peserta didik kegrafisan yang valid.
untuk menulis maupun menggambarkan
hal-hal yang ingin disampaikan.
3. Keruntunan sistematika
4. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik

115 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

e. Aspek Karakteristik PBL 4. Memberikan kesempatan kepada peserta


didik agar saling bekerja sama untuk
Enam komponen penilaian aspek karakteristik memecahkan suatu permasalahan
PBL adalah sebagai berikut: 5. Ada penekanan hal-hal penting, peserta
didik diberi kesempatan untuk
1. Pembelajaran dimulai dengan satu masalah menyimpulkan materi yang dipelajari
konstektual yang berhubungan dengan 6. Terdapat penilaian (evaluasi) berupa latihan
dunia nyata yang dapat mendorong rasa soal untuk setiap kegiatan yang dilakukan
ingin tahu peserta didik sehingga muncul peserta didik
berbagai macam pertanyaan disekitar
masalah Skor rata-rata penilaian aspek karakteristik PBL
2. Masalah yang disajikan medorong peserta adalah 100 %. Berdasarkan hasil penilaian
didik untuk berpikir kritis dan memotivasi aspek karakteristik PBL dapat dikatakan bahwa
peserta didik agar dapat terlibat langsung LKPD yang dikembangkan memiliki aspek
dalam memecahkan masalah pembelajaran karakteristik PBL yang valid. Rekapitulasi
3. Di dalam LKPD terdapat langkah-langkah kelima aspek penilaian LKPD oleh tiga
kegiatan pembelajaran Problem Based validator dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Learning

Tabel 3. Rekapitulasi Skor Rata-rata Penilaian Kelima Aspek Kelayakan LKPD

No Aspek yang dinilai Skor Skor Skor Jumlah Nilai kelayakan


Rata-rata Rata-rata Rata-rata Skor (%)
Validator 1 Validator 2 Validator 3 Validasi
1 Aspek isi 4 3,8 4 11,8 98,3%
2 Aspek penyajian 4 4 3,8 11,8 98,3%
3 Aspek bahasa 3,4 3,8 4 11,2 93,3%
4 Aspek kegrafisan 4 4 3,5 11,5 95,8%
5 Aspek Karakteristik PBL 4 4 4 12 100%
Jumlah Skor 19,4 15,6 19,3 58,3 485,7%
Rata Rata Skor 3,9 3,1 3,9 11,66 97,1%

Hasil penilaian kelayakan LKPD oleh tiga orang


validator dilihat segi aspek isi, aspek penyajian,
aspek bahasa, aspek kegrafisan dan aspek
karakteristik PBL yang digambarkan dalam
bentuk diagram batang dalam Gambar 1.

Gambar 1. Hasil Validasi LKPD

116 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

Berdasarkan hasil validasi LKPD berbasis PBL mengenai kevalidan LKPD berbasis PBL pada
pada materi ikatan kimia oleh tiga orang materi ikatan kimia, maka pengambilan
validator diperoleh nilai rata-rata sebesar respon tanggapan pendidik dan peserta didik
11,66 dengan persentase 97,1% maka, LKPD sebagai pengguna di lapangan juga dilakukan.
Ikatan Kimia dapat diinterpretasikan dalam Lembar angket respon pendidik dan peserta
kategori valid dan layak digunakan dalam didik terhadap kemenarikan dan kemudahan
kegiatan pembelajaran. Hal ini juga sepadan LKPD yang berbasis Problem Based Learning
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (PBL) diberikan kepada tiga orang guru dan
Mayang Larasati (2018) dengan judul 30 orang peserta didik yang berasal dari tiga
“Pengembangan Modul Berbasis Problem SMA yang berbeda yaitu 10 siswa SMAN 1
Based Learning pada Pateri Polimer” dengan Bangkinang Kota, 10 orang siswa SMAN 2
hasil sangat layak dan persentase sebesar Bangkinang Kota, dan 10 orang siswa SMAN 1
89%. Untuk memperkuat hasil penelitian Salo.

Tabel 4. Data Hasil Respon Pendidik

No Pernyataan Jawaban pendidik Jumlah %


1 2 3

Tanggapan pendidik terhadap kelayakan isi LKPD

1 Materi yang disajikan dalam LKPD sesuai dengan 4 4 4 12 100%


tingkat kemampuan peserta didik
2 LKPD mendorong peserta didik untuk berdiskusi atau 4 4 4 12 100%
bekerja sama dengan orang lain dalam satu kelompok
3 Petunjuk kegiatan dalam LKPD jelas sehingga 4 3 4 11 91,7%
mempermudah peserta peserta didik melakukan semua
semua kegiatan yang ada dalam LKPD
4 LKPD membantu peserta didik untuk menemukan 4 4 3 11 91,7%
konsep dengan caranya sendiri
5 Konsep yang disajikan dalam LKPD tidak menimbulkan 3 3 4 10 83,3%
banyak tafsiran dan sesuai dengan konsep kimia
6 LKPD memfasilitasi siswa untuk membangun 4 4 4 12 100%
pemahaman berdasarkan pengetahuan yang telah
dimilki sebelumnya
7 LKPD memfasilitasi siswa untuk menggali informasi 4 4 4 12 100%
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah
8 LKPD menuntut peserta didik untuk berpikir kritis 4 4 4 12 100%
9 LKPD dapat digunakan sebagai bahan belajar meskipun 4 4 4 12 100%
tidak dalam bimbingan guru
10 Gambar dan iliustrasi dalam LKPD yang disajikan 4 3 4 11 91,7%
berdasarkan sehari hari dan efisien untuk untuk
meningkatkan pemahaman siswa
11 Tahapan-tahapan Problem Based Learning (PBL) yang 4 4 4 12 100%
disajikan dalam LKPD memudahkan peserta didik
untuk membangun pengetahuan mengenai materi
Ikatan Kimia.

117 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

No Pernyataan Jawaban pendidik Jumlah %


1 2 3

Tanggapan pendidik terhadap kesesuaian dengan silabus

12 Materi yang disajikan dalam LKPD mencakup semua 4 4 4 12 100%


materi yang terkandung yang terkandung dalam
kompetensi Dasar (KD)
13 Materi yang disajikan dalam LKPD membantu peserta 4 4 4 12 100%
didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
diisyaratkan dalam indikator pencapaian Kompetensi
Dasar

Tanggapan pendidik terhadap tata bahasa yang digunakan dalam LKPD

14 LKPD menggunakan bahasa yang yang sopan dan 4 4 4 12 100%


sesuai
15 Bahasa yang digunakan dalam LKPD komunikatif 4 3 4 11 91,7%
16 Struktur kalimat yang digunakan dalam LKPD jelas 3 4 4 11 91,7%
17 LKPD menggunakan kalimat yang tidak menimbulkan 4 3 4 11 91,7%
makna ganda
18 Kalimat yang digunakan dalam LKPD sederhana dan 4 4 3 11 91,7%
mudah dipahami
Jumlah 70 67 70 207 1725,2%
Rata-rata 3,8 3,7 3,8 11,3 95,8%

Hasil rata-rata analisis angket respon 4. KESIMPULAN


pendidik dari 3 orang pendidik terhadap
kemenarikan dan kemudahan LKPD Berdasarkan proses pengembangan yang
berbasis Problem Based Learning yang telah dilakukan diperoleh hasil Lembar Kerja
dikembangkan adalah 11,5 dengan Peserta Didik (LKPD) berbasis Problem Based
persentase sebesar 95,8% berada dalam Learning pada materi Ikatan Kimia yang valid
kategori sangat setuju digunakan dalam dan layak digunakan dan telah melalui proses
kegiatan pembelajaran. Sedangakan validasi, uji coba terbatas serta telah
dinyatakan memenuhi aspek isi, aspek
angket respon peserta didik terhadap
penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafisan,
kemenarikan dan kemudahan LKPD
dan aspek karakteristik PBL.
berbasis Problem Based Learning yang
dikembangkan adalah sebesar 96,3%.

118 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan LKPD Berbasis Problem Based
Learning pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

DAFTAR PUSTAKA masalah untuk meningkatkan


pemahaman konsep dan aktivitas
Alfatie, W. G. (2009). Identifikasi Kesulitan belajar peserta didik pada materi larutan
Siswa Kelas XII IPA-2 MAN 1 Malang penyangga. Jurnal Pendidikan Sains
Dalam Memahami Materi Kelarutan Dan Indonesia, 4(2), 24-35.
Hasil Kelarutan (KSP) Serta Pemahaman
Materi tersebut dalam Kehidupan sehari- Gunantara, S. & Riastini, N. (2014). Penerapan
hari. [Online] http:// Model Pembelajaran Problem Based
karyailmiahum.ac.id/indek.php/kimia/ar Larning untuk Meningkatkan
ticle/view/2776 diakses pada tanggal 5 Kemampuan Pemecahan Masalah
Januari 2018. Matematika Siswa Kelas V. Jurnal
Mimbar PGSD Universitas Pendidikan
Astuti, S. (2018). Pengembangan LKPd Ganesha, 2(1).
berbasis PBL (Problem Based Learning)
untuk meningkatkan keterampilan Kaymakci, S. (2012). A Review of Studies on
berpikir kritis peserta didikl pada materi Worksheets in Turkey.Turkey: Karadeniz
kesetimbangan Kimia. Chemistry Technical University. [Online]:
Education Review (CER), 1(2), 90-114. http://files.eric.ed.gov/fulltext/ED53069
9.pdf diakses pada tanggal 2 April 2018.
Cardellini, L. (2012). Chemistry: Why the Subject
is Difficult. México: Universidad Nacional Karsli, F. & Sahin, C. (2009). Developing
Autónoma de México, ISSNE 1870-8404. Worksheet Based on Science Process
Skills: Factors Affecting Solubility. Asia-
Chong, V. D., Salleh, S. M. & Aicheong, I. P. Pacific Forum on Science Learning and
(2013). Using an Activity Worksheet to Teaching, 10(15).
Remediate Students’ Alternative
Conceptions of Metallic Bonding. Kawiyah, S. (2015). Pengembangan Perangkat
American International Journal of Pembelajaran Matematika Berbasis
Contemporary Research, 3(11). Saintifik untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Chun Wu & Foos, Jordan. (2010). Mount Marty Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan
College, USA Making Chemistry Fun to Matematika, 10(2), 201-210.
Learn. Literacy Information and
Computer Education Journal (LICEJ), 1. Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 Tentang
Depdiknas. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah. Jakarta: Badan
Menengah Atas Direktorat Jenderal Pengembangan Sumber Daya Manusia
Manajemen Pendidikan Dasar dan Pendidikan dan Kebudayaan dan
Menengah Departemen Pendidikan Penjaminan Mutu Pendidikan
Nasional. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Fitriani, dkk (2016) Pengembangan lembaran
kegiata n peserta didik (LKPD) berbasis

119 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)


Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X

Larasati, M., Anita, F., & Teguh, W. (2018). Tim Penyusun. (2006). Standar Isi dan mata
Pengembangan Modul Berbasis pelajaran kimia SMA/MA. Jakarta: BSNP.
Problem Based Learning Pada Materi
Polimer Kelas XII SMK Ma’arif NU 1 Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian
Sumpiuh. Jurnal Tadris Kimiya, 3(1), 32- Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.
41.
Trianto. (2015). Mendesain Model
Majid, L. (2013). Strategi Pembelajaran. Pembelajaran Inovativ, Prograsif, dan
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kontekstual. Jakarta: Kencana
Prenamedia Grup.
Marsita, R. A., Priatmoko, S., & Kusuma, E.
(2011). Analisis Kesulitan Belajar Kimia
siswa SMA dalam Memahami Materi
Larutan Penyangga dengan
Menggunakan Two-Tier Multiple
Choice Diagnostic Instrument. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1), 312-520.

Mudlofir, A. & Fatimatur, R. E. (2017). Desain


Pembelajaran Inovatif Dari Teori ke
Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Riduwan. (2016). Skala Pengukuran Variabel-


variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran


Mengembangkan Propesionalisme Guru.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sari & Lepiyanto, A. (2016). Pengembangan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Scientific Approach Siswa SMS
Kelas X pada Materi Fungi. Bioedukasi,
7(1).

Sari, E. dkk. (2016). Pengembangan Lembar


Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Karakter Pada Mata Pelajaran Kimia
SMA. Jurnal Edu-Sains, 5(2).

Sukmadinata, N. S. (2006), Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

120 Jurnal Tadris Kimiya 4, 1 (Juni 2019): 105-120

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

Anda mungkin juga menyukai