Website: http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/tadris-kimiya/index
ISSN 2527-9637 (online) ISSN 2527-6816 (print)
___________________________________________________
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik yang valid, sehingga
dapat dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development) dengan rancangan penelitian menggunakan pengembangan
model Borg and Gall. Objek penelitian adalah LKPD berbasis PBL. Instrumen pengumpulan data yang
digunakan adalah lembar validasi, angket respon pendidik dan angket respon peserta didik. Teknik
pengumpulan data yaitu lembar validasi, angket respon tiga orang pendidik dan angket respon peserta didik
untuk melihat LKPD. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan hasil validitas yang diberikan validator, hasil angket respon pendidik dan peserta yaitu
dengan cara menghitung persentase nilai validasi, angket respon pendidik dan angket respon peserta didik.
Hasil analisis data diperoleh validitas pada aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafisan,
karakteristik Problem Based Learning dan berturut-turut sebesar 98,3%, 98,3%, 93,3%, 95,8% dan 100% dengan
katagori valid. Hasil uji respon pendidik dan peserta didik sebagai pengguna terhadap LKPD berturut-turut
sebesar 95,8%dan 96,13%. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis PBL pada
materi ikatan kimia yang dikembangkan dinyatakan valid dan layak untuk digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Kata kunci: ikatan kimia, lembaran kegiatan peserta didik (LKPD), problem based learning
ABSTRACT
The purpose of the research is to produce valid teaching materials in the form of valid student activity sheets
(LKPD), so that it can be considered feasible to be used in learning. Method used in this research was Research
and Development with the development process referring to the development model of Borg and Gall. The object
of research is Problem Based Learning (PBL) LKPD. The data collection instruments used were in the form of
validation sheets and educator's response questionnaires. The technique of data collection is by using validation
of the three validators' and educators' questionnaires responses to see the practicality of the LKPD. The technique
of data analysis is descriptive qualitative analysis which aims to describe the results of the validity provided by
the validator, the results of the questionnaire of educator and students was obtained by calculating the percent
value of validity from educator response questionnaire and student response questionnaire. The validity results
Yuliandriati, Susilawati & Rozalinda Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
Berbasis Problem Based Learning
pada Materi Ikatan Kimia Kelas X
from data analysis on aspects of content, presentation aspects, language aspects, graphic aspects, characteristics
of Problem Based Learning were 98.3%, 98.3%, 93.3%, 95.8% and 100% respectively. The test results of the
response of educators and students as users of LKPD were 95.8% and 96.13% respectively. Based on the results of
data analysis it can be concluded that the LKPD developed by using Problem Based Learning in Chemical bond
Material is declared valid and suitable to be used in learning activities.
Keywords: chemical bonds, student activity sheets (LKPD), problem based learning.
DOI: https://doi.org/10.15575/jtk.v4i1.4231
1. PENDAHULUAN
Kurikulum yang digunakan dan diberlakukan peserta didik; 5) sasaran dan tujuan peserta
di Indonesia saat ini adalah kurikulum 2013. didik dalam mempelajari pembelajaran kimia.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang Untuk menambahkan minat peserta didik
menuntut kemandirian, tanggung jawab dan terhadap pembelajaran kimia dapat dilakukan
karakter dari siswa. Hampir seluruh model dengan cara 1) mengubah dan membangun
pembelajaran yang ada pada kurikulum 2013, cara berpikir peserta didik dengan cara
berpusat pada siswa sebagai pemeran utama menjelaskan bahwa kimia itu penting,
dalam pendidikan (Kemendikbud, 2013). menyehatkan, menyejahterakan,
Berdasarkan kurikulum 2013 mata pelajaran menyenangkan dan bermanfaat; 2) setiap
kimia merupakan salah satu mata pelajaran materi pembelajaran kimia di SMA harus
peminatan di Sekolah Menengah Atas dihubungkan dan dikaitkan dengan fenomena
(SMA)/MA (Madrasah Aliyah). Ilmu kimia kimia dalam kehidupan sehari hari sehingga
merupakan salah satu cabang ilmu dapat melatih peserta didik untuk berpikir
pengetahuan alam (IPA) yang memiliki peran kritis dan kreatif dalam menyelesaikan
sejajar dengan cabang-cabang IPA lainnya, berbagai masalah kimia dalam kehidupan
seperti fisika, biologi, geologi, dan astronomi. sehari hari sesuai dengan tujuan pembelajaran
kimia menurut Kemendikbud. Salah satu
Salah satu mata pelajaran IPA yang kurang tujuan pembelajaran kimia SMA menurut
diminati peserta didik di SMA adalah mata Kemendikbud (2013) adalah peserta didik
pelajaran kimia. Hal ini disebabkan karena 1) dapat menanamkan dan menerapkan konsep-
pada bangku Sekolah Menengah Pertama konsep kimia dalam menyelesaikan
(SMP) pembelajaran kimia belum diajar secara permasalahan kehidupan sehari-hari dan
terpisah tetapi masih bergabung dengan teknologi. Materi yang diajarkan dalam ilmu
pembelajaran fisika sehingga peserta didik kimia sebagian bersifat “kasat mata” (visible),
belum terlalu mengenal pembelajaran kimia dan sebagian lagi bersifat abstrak atau “tidak
tersebut; 2) pembelajaran kimia yang disajikan kasat mata”(invisible) (Tim Penyusun, 2006).
di dalam buku paket tidak lepas dari tuntutan
kurikulum namun di dalam buku paket Beberapa hasil penelitian terdahulu
tersebut yang diubah hanyalah susunan menyatakan bahwa mata pelajaran kimia
penyajian materi saja padahal belum merupakan mata pelajaran yang dianggap
memenuhi tuntutan kurikulum; 3) bagaimana sulit (Cardellini, 2012), tidak menyenangkan
seorang pendidik mengajarkan pembelajaran dan tidak menarik bagi peserta didik untuk
kimia di kelas; 4) informasi yang diterima dipelajari (Chun Wu & Jordan, 2010), serta
dengan kompetensi dasar, pokok bahasan, 2013 dan perkembangan zaman. LKPD
indikator pembelajaran dan tujuan menurut Depdiknas (2008) adalah lembaran-
pembelajaran yang akan dicapai. Sari (2016) lembaran tugas yang berisi petunjuk dan
menyatakan LKPD merupakan alat bantu langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
untuk membangun pengetahuan peserta didik permasalahan yang harus dikerjakan peserta
dan sangat diperlukan dalam proses didik .
pembelajaran. LKPD yang baik menurut
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 adalah Bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas
LKPD yang dapat mengarahkan peserta yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-
didik pada pembelajaran aktif. LKPD yang petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran
banyak digunakan sekarang adalah LKPD yang yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang
sudah jadi atau LKPD dari penerbit dan belum mengacu pada kompetensi dasar yang harus
sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. LKPD dicapai disebut LKPD (Prastowo, 2011). Hal ini
tersebut hanya digunakan untuk berarti bahwa LKPD dapat menunjang
mengevaluasi hasil belajar peserta didik yang peningkatan aktivitas peserta didik dalam
diberikan di akhir pembelajaran atau belajar dan membantu guru untuk
digunakan sebagai pekerjaan rumah. Soal-soal mengarahkan peserta didik menemukan
yang disajikan dalam LKPD kurang variatif di konsep melalui aktivitas sendiri,
mana peserta didik diminta mengisi titik titik mengembangkan keterampilan proses, dan
atau menjawab soal pilihan ganda sehingga meminimalkan peran pendidik dalam
tidak mampu memicu peserta didik untuk aktif pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
dan berpikir tingkat tinggi. Sebenarnya LKPD manfaat LKPD sangat sangat besar karena 1)
bukan hanya sekedar pelengkap penjelasan LKPD dapat meningkatkan aktivitas peserta
suatu konsep atau alat bantu pendidik dalam didik dalam belajar; 2) penggunaannya dalam
pembelajaran tetapi berfungsi sebagai pemicu pembelajaran dapat membantu guru
untuk menemukan konsep itu sendiri serta mengaktifkan peserta didik dalam belajar dan
mengarahakan peserta didik untuk belajar membantu guru mengarahkan peserta didik
mandiri, meningkatkan kemampuan berpikir menemukan konsep melalui aktivitas sendiri;
kritis dan melatih kemampuan peserta didik 3) LKPD dapat melatih peserta didik
dalam pemecahan masalah dan meningkatkan mengembangkan keterampilan proses dan
kemampuan peserta didik belajar secara mengoptimalkan hasil belajar serta sebagai
kolaboratif dalam sebuah tim dan dengan pedoman dalam pembelajaran; 4) LKPD dapat
orang lain. LKPD merupakan bahan ajar tertulis mengembangkan kreativitas berpikir peserta
yang di dalamnya berisi aktivitas individu atau didik dalam memecahkan berbagai
kelompok di mana peserta didik bekerja permasalahan yang berhubungan dengan
sambil mempelajari suatu masalah yang kehidupan sehari-hari; 5) LKPD dapat
memungkinkan peserta didik bertanggung membimbing dan mengarahkan serta
jawab atas pengetahuan dengan proses memberdayakan peserta didik untuk belajar
tahapan yang diberikan terkait aktivitas belajar mandiri, meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik atau LKPD merupakan alat kritis, dan meningkatkan kemampuan untuk
penunjang dalam meningkatkan kualitas belajar secara kolaboratif dalam sebuah tim
pembelajaran di kelas. Kondisi ini menuntut dan dengan orang lain.
para pendidik harus kreatif dan inovatif dalam
membuat perangkat pembelajaran seperti Kaymakci (2012) menyatakan bahwa
LKPD yang sesuai dengan tuntutan kurikulum “Worksheet is one of the most important
materials for achieving the goals of educational didik. Model PBL adalah model yang
activities”. Pernyataan ini menunjukkan bahwa disarankan oleh Kementerian Pendidikan
LKPD merupakan satu bahan ajar yang paling Nasional untuk diaplikasikan dalam proses
penting untuk mencapai tujuan-tujuan dari pembelajaran Kurikulum 2013 yang dapat
aktivitas-aktivitas pendidikan. LKPD mengoptimalkan aktivitas saintifik siswa. PBL
mempunyai peran penting dalam adalah model pembelajaran yang dapat
pembelajaran kimia karena LKPD dapat merangsang peserta didik untuk belajar
menjadikan peserta didik lebih aktif dalam melalui berbagai permasalahan nyata dalam
belajar kimia, menjadikan peserta didik lebih kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan
mandiri, dan memberikan kesempatan pengetahuan yang dia miliki atau yang akan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dipelajarinya serta berfungsi sebagai wadah
kemampuan berpikir kritis peserta didik, yang digunakan untuk mengembangkan cara
sehingga pembelajaran berpusat pada peserta berpikir kritis dan keterampilan berpikir yang
didik. Di sisi lain, PBL adalah salah satu model lebih tinggi bagi peserta didik (Gunantara dkk.,
pembelajaran aktif dan efektif untuk 2014).
digunakan dalam pembelajaran serta dapat
membangkitkan keterampilan berpikir kritis Dalam mempelajari suatu materi peserta didik
dan kemandirian belajar peserta didik. harus menggali pengetahuannya dan pendidik
harus memberi kesempatan yang luas
PBL ini dipilih dalam pengembangan LKPD terhadap peserta didik sehingga peserta didik
didasari oleh beberapa alasan, yakni 1) PBL dapat mengembangkan dan menggali
merupakan model pembelajaran yang pengetahuannya namun tetap dalam
membantu pendidik dalam mengaitkan materi bimbingan pendidik.
dengan situasi nyata; 2) PBL dapat
memfasilitasi keberhasilan peserta didik dalam Solusi untuk menjawab problematika
memecahkan masalah, komunikasi, kerja pendidikan yang berhubungan dengan
kelompok dan keterampilan interpersonal pembelajaran di atas, maka perlu
dengan baik (Rusman, 2012) PBL dapat dikembangkan LKPD pada pembelajaran kimia
merangsang peserta didik untuk belajar menggunakan PBL. Hal ini karena PBL tersebut
karena menyajikan masalah secara nyata; 4) merupakan salah satu model pembelajaran
PBL dapat mengembangkan dan yang disaran dalam Kurikulum 2013 dan juga
mempertahankan keterampilan belajar merupakan model yang dapat menyelesaikan
mandiri sehingga pembelajaran lebih problematika pendidikan di atas. LKPD yang
bermakna, ditandai dengan mengolah materi dikembangkan di dalamnya terdapat langkah-
pelajaran secara kritis (Malan & Ndlovu, 2014); langkah pembelajaran PBL mencakup
5) peserta didik dalam tim akan bekerja untuk permasalahan yang dapat membangkitkan
memecahkan masalah dunia nyata (real world) keterampilan berpikir kritis dan kemandirian
(Majid, 2014), sehingga meningkatkan belajar peserta didik. Pengembangan LKPD
interaksi antar sesama peserta didik serta berbasis PBL pada materi ikatan kimia kelas X
menambah keterampilan peserta didik dalam diharapkan dapat membantu pendidik dalam
menyelesaikan permasalahan kehidupan mencapai tujuan pembelajaran,
nyata. meningkatkan aktivitas belajar peserta didik,
meminimalkan peranan pendidik tetapi lebih
Karakteristik dari model PBL adalah mengaktifkan peranan peserta didik,
pembelajaran yang didominasi oleh peserta mengembangkan kreativitas berpikir peserta
Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Biologi kerja bertahap untuk menghasilkan atau
Materi Klasifikasi Tumbuhan untuk menguji sebuah produk pendidikan. Penelitian
Meningkatkan Kompetensi Siswa Kelas X SMA dan pengembangan menurut Nana Syaodih
Taman Harapan Malang” telah menghasilkan Sukmadinata (2006) adalah suatu proses atau
perangkat pembelajaran dengan katagori langkah-langkah yang harus dipertanggung
valid, kepraktisan dengan katagori baik serta jawabkan yang digunakan untuk
keefektifan dengan katagori tinggi. Penelitian mengembangkan suatu produk atau
Eka Sari dkk. (2016) dengan judul menyempurnakan produk yang sudah ada.
“Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Langkah-langkah yang digunakan dalam
Didik (LKPD) Berbasis Karakter pada Mata penelitian ini merujuk pada model Borg and
Pelajaran Kimia SMA” menghasilkan sebuah Gall (Tim Puslitjaknov, 2008). Peneliti dalam
produk LKPD berbasis nilai karakter yang layak penelitian ini mencoba mengembangkan
digunakan dalam pembelajaran. Kemudian produk yaitu LKPD Kimia dengan
dalam penelitian Chong et al. (2013) dikatakan menggunakan PBL pada materi ikatan kimia
bahwa LKPD mampu memberikan menggunakan model pengembangan Borg
pemahaman konsep peserta didik pada materi and Gall. Borg and Gall dalam Endang
ikatan logam. Selaras dengan penelitian Mulyatiningsih (2014) mengemukan langkah-
Fitriani dkk. (2016) dengan judul langkah dalam penelitian pengembangan ada
“Pengembangan Lembaran Kegiatan Peserta 10 tahap yaitu 1) penelitian pendahuluan dan
Didik (LKPD) Berbasis Masalah untuk pengumpulan informasi (Research and
Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Information Collection); 2) perencanaan
Aktivitas Belajar Peserta Didik pada Materi (Planning); 3) pengembangan produk awal
Larutan Penyangga” serta penelitian Sri Astuti (Develop Preliminary Form of Product); 4) uji
(2018) dengan judul “Pengembangan LKPD coba lapangan awal (Preliminary Field Testing);
Berbasis PBL (Problem Based Learning) untuk 5) revisi produk awal (Main Product Revision);
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis 6) uji coba lapangan utama (Main Field
Peserta Didik pada Materi Kesetimbangan Testing); 7) revisi produk hasil uji coba
Kimia”. lapangan utama (Operational Product
Revision); 8) uji coba pelaksanaan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas lapangan/pemakai (Operational Field Testing);
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan 9) revisi produk akhir (Final Product Revision);
LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL) 10) diseminasi dan implementasi
untuk siswa Kelas X MIPA SMA/MA yang valid (Dissemination and Implementation).
dan praktis.
Data yang dihasilkan dari pengembangan ini
2. METODE PENELITIAN berupa data kualitatif dan data kuantitatif.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan di ini adalah data validasi LKPD dan data respon
Program Pascasarjana pendidikan Kimia FKIP pendidik dan peserta didik sebagai pengguna
Universitas Riau. Metode yang digunakan LKPD berbasis Problem Based Learning (PBL).
dalam penelitian ini adalah Research and Secara teknis data validasi LKPD Ikatan Kimia
Development (R&D). Research and diperoleh dari tiga orang validator, tiga orang
Development merupakan jenis penelitian yang pendidik serta 30 orang peserta didik dari tiga
bersifat analisis deskriptif dengan prosedur sekolah yang berbeda yaitu 10 peserta didik
SMAN 1 Bangkinang Kota, 10 peserta didik
SMAN 2 Bangkinang, dan 10 orang peserta Tabel 1. Kriteria Kelayakan Analisis Persentase
didik SMAN 1 Salo sebagai pengguna. (Riduwan, 2016)
Parsentase Keterangan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian 80,00 – 100 Baik/ Valid/ Layak
60,00 – 79,99 Cukup Baik/ CukupValid/
ini adalah lembar validasi LKPD untuk ahli
Cukup Layak
materi serta lembar angket respon pendidik
50,00 – 59,00 Kurang Baik/ Kurang Valid/
dan peserta didik terhadap LKPD yang Kurang Layak
dikembangkan. Saran dan masukan dari 0,00 – 49,99 Tidak Baik (diganti)
validator ahli dan pendidik mengenai apakah
LKPD Ikatan Kimia layak digunakan atau tidak Sedangkan kriteria penilaian angket respon
digunakan sebagai bahan ajar dalam kegiatan pendidik dan peserta didik terhadap LKPD
pembelajaran digunakan untuk memperbaiki yang dikembangkan adalah:
LKPD yang dirancang atau yang
dikembangkan oleh peneliti. Penilaian Tabel 2. Kriteria Penilaian Respon Pendidik dan
terhadap kevalidan LKPD Ikatan Kimia terdiri Peserta Didik
dari 4 poin penilaian yakni dengan poin 4 Parsentase Keterangan
(valid), 3 (cukup valid), 2 (kurang valid), 1 (tidak 0,00 – 20,00 Sangat tidak setuju
valid). Selanjutnya tanggapan para validator 21,00 – 40,00 Tidak setuju
dianalisis secara deskriptif dengan merata- 41,00 – 60,00 Netral
ratakan skor untuk tiap komponen dan aspek 61,00 – 80,00 Setuju
dari semua validator. Sedangkan penilaian 81,00 – 100 Sangat setuju
respon pendidik dan peserta didik sebagai (Riduwan, 2016, dan diadaptasi oleh peneliti).
pengguna LKPD Ikatan Kimia terdiri dari 4 poin
penilaian yakni dengan poin 4 (sangat setuju), 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3 (setuju), 2 (tidak setuju), 1 (sangat tidak
setuju). Teknik analisis data yang digunakan Hasil dari penelitian dan pengembangan LKPD
adalah analisis deskriptif kualitatif yang berbasis PBL pada materi ikatan kimia kelas X
bertujuan untuk mendeskripsikan hasil adalah LKPD yang valid dan praktis. Berikut
validitas yang diberikan validator, yaitu diuraikan prosedur pengembangan LKPD
dengan cara menghitung persentase nilai beradasarkan model Borg and Gall:
validasi.
a) Pendahuluan dan pengumpulan informasi
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (Research and Information Collection).
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑥 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 Pengumpulan informasi awal dilakukan
Kriteria dalam pengambilan keputusan untuk dengan studi lapangan dan studi literatur.
validasi LKPD dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini. Tingkat kelayakan produk hasil 1) Studi lapangan dilakukan untuk
penelitian pengembangan LKPD dapat dilihat mengidentifikasi masalah dan
dari besarnya skor persentase hasil analisis melakukan pengumpulan data serta
data. menentukan salah satu pokok bahasan
yang sulit. Analisis yang dilakukan dalam
studi lapangan adalah analisis
kebutuhan, analisis kondisi belajar, dan
analisis kurikulum.
Analisis kebutuhan berfungsi untuk didesain menjadi sebuah draft produk awal
melihat kebutuhan pendidik dan (draft 1) kemudian dikonsultasikan dengan
peserta didik dalam pembelajaran. dosen pembimbing. Pada tahap ini juga
disusun instrumen evaluasi untuk menilai
Analisis kondisi belajar berfungsi untuk kualitas produk LKPD.
melihat bagaimana kondisi
pembelajaran yang berlangsung di d) Uji coba lapangan awal (Preliminery Field
kelas sebelum dilakukan penelitian. Testing). Setelah produk draft 1 diperbaiki
Yang dilakukan sebelum melakukan kemudian diajukan kepada tiga orang
analisis kondisi belajar adalah dosen untuk divalidasi. Selanjutnya hasil
observasi dan wawancara dengan guru evaluasi, koreksi dan saran dari validator
kimia kelas X IPA tentang kegiatan dijadikan acuan untuk memperbaiki draft 1
pembelajaran di kelas. Hasil inilah yang sebelum diuji coba lapangan awal. Setelah
dijadikan sebagai acuan oleh peneliti draft 1 diperbaiki baik dari segi konten
dalam melakukan analisis kondisi materi maupun desain LKPD sesuai saran
belajar peserta didik. maka dihasilkan draft 2 yang telah layak
dan valid untuk diuji cobakan. Kemudian
Analisis kurikulum digunakan untuk dilakukan uji coba awal.
melihat kurikulum yang digunakan
sekolah sehingga pengembangan e) Revisi produk awal (Main Product Revision).
produk dapat disesuaikan dengan Setelah produk awal divalidasi oleh tiga
kurikulum yang diberlakukan. orang validator ahli, maka LKPD yang akan
diperbaiki/ direvisi sesuai saran dan
2) Studi literatur digunakan untuk masukan dari validator. Revisi dilakukan
menentukan kajian telaah literatur yaitu sebanyak dua kali.
untuk mendapatkan analisis KI dan KD
materi pembelajaran serta mengkaji f) Uji lapangan utama (Main Field Testing). Uji
penelitian yang relevan dengan coba lapangan utama disebut juga dengan
penelitian yang akan dilakukan. uji coba terbatas di mana dalam tahap ini
LKPD yang telah divalidasi oleh validator
b) Perencanaan (Planning). Tahap akan dinilai kemenarikan dan
perencanaan bertujuan untuk kemudahannya oleh pendidik dan peserta
mempersiapkan bahan dan membuat didik sebagai pengguna melalui angket
rancangan produk LKPD yang dimulai dari respon pendidik dan peserta didik. Angket
pemetaan materi, menentukan judul, respon pendidik diberikan kepada tiga
merumuskan indikator pembelajaran, orang guru, sedangkan angket respon
merumusan tujuan pembelajaran, desain peserta didik diberikan kepada peserta
kerangka LKPD, menentukan isi bagian- didik yang berasal dari tiga sekolah yang
bagian LKPD yang akan dikembangkan berbeda yaitu 10 orang siswa SMAN 1
serta pengumpulan bahan dari berbagai Bangkinang Kota, 10 siswa SMAN 2
sumber. Bangkinang Kota dan 10 orang siswa SMAN
1 Salo. Berdasarkan hasil uji lapangan
c) Pengembangan produk awal (Develop utama yang dilakukan diperoleh nilai rata-
Preliminary of Product). Bagian-bagian rata dari pendidik dan peserta didik dengan
yang telah direncanakan disusun dan
katagori sangat setuju dan layak Skor rata-rata penilaian aspek penyajian
digunakan. adalah 98,3%. Berdasarkan hasil penilaian
aspek penyajian dapat dikatakan bahwa LKPD
Namun karena keterbatasan waktu penelitian yang dikembangkan memiliki aspek penyajian
dilakukan hanya sampai tahap uji lapangan yang valid.
utama (Main Field Testing). Berikut ini data
hasil validasi LKPD dan data hasil respon
pendidik serta data hasil respon peserta didik c. Aspek Bahasa
sebagai pengguna.
Lima komponen penilaian aspek bahasa
a. Aspek Isi antara lain:
Empat komponen penilaian pada aspek Skor rata-rata penilaian aspek kegrafisan
penyajian, antara lain: adalah 95,8%. Berdasarkan hasil penilaian
aspek kegrafisan dapat dikatakan bahwa LKPD
1. Kelengkapan format yang dikembangkan memiliki aspek
2. Menyediakan ruang luas bagi peserta didik kegrafisan yang valid.
untuk menulis maupun menggambarkan
hal-hal yang ingin disampaikan.
3. Keruntunan sistematika
4. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
Berdasarkan hasil validasi LKPD berbasis PBL mengenai kevalidan LKPD berbasis PBL pada
pada materi ikatan kimia oleh tiga orang materi ikatan kimia, maka pengambilan
validator diperoleh nilai rata-rata sebesar respon tanggapan pendidik dan peserta didik
11,66 dengan persentase 97,1% maka, LKPD sebagai pengguna di lapangan juga dilakukan.
Ikatan Kimia dapat diinterpretasikan dalam Lembar angket respon pendidik dan peserta
kategori valid dan layak digunakan dalam didik terhadap kemenarikan dan kemudahan
kegiatan pembelajaran. Hal ini juga sepadan LKPD yang berbasis Problem Based Learning
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (PBL) diberikan kepada tiga orang guru dan
Mayang Larasati (2018) dengan judul 30 orang peserta didik yang berasal dari tiga
“Pengembangan Modul Berbasis Problem SMA yang berbeda yaitu 10 siswa SMAN 1
Based Learning pada Pateri Polimer” dengan Bangkinang Kota, 10 orang siswa SMAN 2
hasil sangat layak dan persentase sebesar Bangkinang Kota, dan 10 orang siswa SMAN 1
89%. Untuk memperkuat hasil penelitian Salo.
Larasati, M., Anita, F., & Teguh, W. (2018). Tim Penyusun. (2006). Standar Isi dan mata
Pengembangan Modul Berbasis pelajaran kimia SMA/MA. Jakarta: BSNP.
Problem Based Learning Pada Materi
Polimer Kelas XII SMK Ma’arif NU 1 Tim Puslitjaknov. (2008). Metode Penelitian
Sumpiuh. Jurnal Tadris Kimiya, 3(1), 32- Pengembangan. Jakarta: Depdiknas.
41.
Trianto. (2015). Mendesain Model
Majid, L. (2013). Strategi Pembelajaran. Pembelajaran Inovativ, Prograsif, dan
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kontekstual. Jakarta: Kencana
Prenamedia Grup.
Marsita, R. A., Priatmoko, S., & Kusuma, E.
(2011). Analisis Kesulitan Belajar Kimia
siswa SMA dalam Memahami Materi
Larutan Penyangga dengan
Menggunakan Two-Tier Multiple
Choice Diagnostic Instrument. Jurnal
Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1), 312-520.