Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

TEORI DUA FAKTOR FREDERICK HERZEBERG

Oleh :

Kelompok 4

Khairannisa (17010015)

Risky Ayu Wulandari (17010022)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PEKANBARU MEDICAL CENTER

T.A 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan YME. Sehingga


penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “Teori Dua Faktor F.Herzberg” disusun sebagai salah satu
tugas dalam mata kuliah Manajemen Keperawatan. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan, bimbingan,
arahan dari berbagai pihak.

Jika ada kesalahan dan kata yang kurang baik dalam penyusunan
makalah ini kami, selaku sebagai penyusun makalah mohon maaf dan
meminta saran dan kritik dari pembaca untuk dapat menyempurnakan
makalah ini.

Pekanbaru, 3 Mei 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………………..I
DAFTAR ISI……………………………………………………………....II
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….4
A. Latar Belakang………………………………………………………..4
B. Tujuan………………………………………………………………...5
C. Manfaat……………………………………………………………….5

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..6

Teori 2 Faktor…...……………………………………………………...6-8

BAB III PENUTUP………………………………………………………..9

A. Kesimpulan…...………………………………………..……….…….9

DAFTAR PUSTAKA……………………………...……………………...10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena
setiap individu akan memilih tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak
aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Tujuan seseorang bekerja
adalah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika perusahaan
memperhatikan dan menjaga karyawan sebagai aset perusahaan, maka hak
karyawan dapat terpenuhi dengan baik. Manusia berubah keinginan,
kebutuhan atau tuntutan apabila salah satu keinginan telah terpenuhi, maka
tidak mungkin akan terjadi keinginan dan kebutuhan lainnya. Teori Herzberg
melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi yaitu faktor
instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsic yaitu daya dorong yang
timbul dari dalam diri masing-masing orang, faktor ekstrinsik yaitu daya
dorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi
tempatnya bekerja. Frederick Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor
tertentu ditempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada
bagian lain ada pula faktor yang menyebabkan ketidakpuasan kerja. Dengan
kata lain kepuasan dan ketidakpuasan kerja berhubungan dengan satu sama
lain. Faktor-faktor tertentu ditempat kerja tersebut oleh Frederick Herzberg
diidentifikasi sebagai Hygiene factors dan motivation factors.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah manajemen keperawatan dan agar pembaca dapat mengetahui
mengenai lebih dalam Teori Dua Faktor Menurut F.Herzberg.

C. Manfaat
Dengan membaca pembahasan yang kami buat dalam makalah ini,
mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan mendalami lebih lanjut
mengenai Teori Dua Faktor Menurut F.Herzberg.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Dua Faktor Herzberg


Teori Dua Faktor juga dikenal sebagai teori motivasi Herzberg atau teori hygiene-

motivator. Teori ini dikembangkan oleh Herzberg (1923-2000), seorang psikolog asal

Amerika Serikat. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir besar dalam bidang manajemen dan

teori motivasi. Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasarkan teori dua faktor yaitu

faktor hygiene dan motivator serta membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu

kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise

dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik untuk memotivasi individu

adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.

Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg yang menghubungkan faktor-faktor

instrinsik dengan kepuasan kerja dan mengaitkan faktor-faktor ekstrinsik dengan kepuasan

kerja.

Faktor-faktor ekstrinsik meliputi:

1) Upah

2) Jaminan pekerjaan

3) Kondisi kerja

4) Status

5) Prosedur pekerjaan

6) Kualitas pengawasan dan hubungan antar pribadi diantara rekan kerja, atasan dan

bawahan.

Sedangkan faktor-faktor instrinsik antara lain prestasi (achievement), pengakuan

(recognition), tanggung jawab (responsibility), kemajuan (advancement), pekerjaan itu


sendiri dan kemungkinan untuk berkembang. 2 Teori dua faktor dibagi menjadi dua,

yaitu:

a. Hygiene Factors Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang

penting untuk adanya motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada

kepuasan positif untuk jangka panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak hadir, maka

muncul ketidakpuasan. Faktor ini adalah faktor ekstrinsik untuk bekerja. Faktor

higienis juga disebut sebagai dissatisfiers atau faktor pemeliharaan yang diperlukan

untuk menghindari ketidakpuasan. Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah

gambaran kebutuhan fisiologis individu yang diharapkan untuk dipenuhi. Hygiene

factors (faktor kesehatan) meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi

kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi

perusahaan.

b. Motivation Factors Menurut Herzberg (Robbins, 2001), hygiene factors (faktor

kesehatan) tidak dapat dianggap sebagai motivator. Faktor motivasi harus

menghasilkan kepuasan positif. Faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan dan

memotivasi karyawan untuk sebuah kinerja yang unggul disebut sebagai faktor

pemuas. Karyawan hanya menemukan faktor-faktor intrinsik yang berharga pada

motivation factors (faktor pemuas). Para motivator melambangkan kebutuhan

psikologis yang dirasakan sebagai manfaat tambahan. Faktor motivasi dikaitkan

dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang,

peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan. Motivator factor 3 berhubungan

dengan aspek – aspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan

dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan.

Faktor – faktor yang termasuk di sini adalah :

(1) Achievement (keberhasilan menyelesaikan tugas)


(2) Recognition (penghargaan)

(3) Work it self (pekerjaan itu sendiri)

(4) Responsibility (tanggung jawab)

(5) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri)

(6) Advancement (kesempatan untuk maju)

Herzberg berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas

bagi para karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu

mengakibatkan ketidakpuasan karyawan.

Herzberg menyatakan ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi

bawahan yaitu :

1) Hal-hal yang mendorong pegawai/ karyawan adalah pekerjaan yang menantang

yang mencakup perasaan untuk berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan dapat

menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semua itu.

2) Hal-hal yang mengecewakan pegawai/ karyawan adalah terutama faktor yang

bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan,

istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan dan lain-lainnya.

3) Pegawai/ karyawan, jika peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi

sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak akan mendorong minat para
pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini dianggap tidak dapat
memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak
menyenangkan, faktor-faktor itu dapat menjadi sumber ketidakpuasan potensial.
Sedangkan faktor motivation/intrinsic factor merupakan faktor yang mendorong
semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan terhadap kebutuhan
tingkat tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan seseorang untuk berforma tinggi
daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah (hygienis).Dari teori Herzberg tersebut,
uang/gaji tidak dimasukkan sebagai faktor motivasi dan ini mendapat kritikan oleh para
ahli. Pekerjaan kerah biru sering kali dilakukan oleh mereka bukan karena faktor
intrinsik yang mereka peroleh dari pekerjaan itu, tetapi kerena pekerjaan itu dapat
memenuhi kebutuhan dasar mereka.
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER/Downloads/FREDERICK_HERZBERG_TEORI_DUA_FA
KTOR.pdf
eprints.uny.ac.id/9579/2/bab%202%20-07104244063.pdf
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/f0cfd2daf856aab9a8c5a3e0d837ffc2.
pdf

Anda mungkin juga menyukai