Disusun oleh:
KELOMPOK I :
1. LA ODE ALPIAN
2. JASMIN DERWOTUN
3. SARJUN
Dafta isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu sangat menarik sekali untuk mengkaji tentang pemikiran
Karl Marx, kami penulis akan mencoba mengulas mengenai bagaimana latar
belakang timbulnya pemikiran Karl Marx, serta pemikiran Karl Marx itu sendiri
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai pemikiran
karl Marx tentang agama sebagai fenomena sosial.
B. Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Para filsuf dan teolog kritis Jerman pun yang oleh Marx disebut “kaum
Ideologi“ seperti Bruno Bauer sering terperangkap olehnya dan sulit melepaskan diri
Darinya. Penilaian ini didasarkan pada fakta bahwa, ketika “kaum ideologi” Jerman
mencoba Mengelaborasi pemahaman sejarah Hegel yang bercorak dialektis idealis,
sebagai titik tolak Kritisisme mereka terhadap sistem sosial kapitalis pada jaman
mereka, yang nyata-nyata Menimbulkan problem-problem material kehidupan,
mereka senyatanya tetap berpegang pada Keyakinan bahwa pergulatan dialektis
ide-ide lama dan baru yang merubah sejarah Berlangsung dalam dunia idea,
sehingga mereka tidak mengambil bagian dalam kondisi Sosial-kritis.
4
Pemahaman Marx mengenai kesadaran dirijuga tidak sama dengan
pemahaman Hegel. Menurut Marx kesadaran diri abstraktif egoistik ini
Memproduksi kesadaran diri palsu, yaitu suatu keadaan mental yang tercekoki oleh
konsep-Konsep yang mengaburkan pemahaman masyarakat akan kekuatan-
kekuatan yang secara Nyata membimbing dan mengarahkan pemikiran mereka.
Oleh Marx kesadaran diri palsu itu, Dikarakterisasi sebagai ketidaksadaran manusia
akan keasalan ide-ide yang mencekoki Mereka itu adalah dari dalam kondisi-kondisi
sosial dan juga sebagai ketidaksadaran Manusia akan peran yang dimainkan oleh
ide-ide termaksud dalam rangka mempertahankan Atau mengubah kondisi-kondisi
yang melingkupi mereka.
Pada jamannya, Marx memang melihat bahwa ide-ide yang berkuasa adalah
ide-ide Kelas penguasa, yaitu kelas yang menguasai kekuatan material dan
intelektual masyarakat. Kelas berkuasa memproduksi ideologi dominan yang
senyatanya adalah kesadaran palsu Untuk mempertahankan status hegemoni dan
dominasi sosial, politik dan ekonomi mereka Atas masyarakat. Mereka
mendiseminasi kesadaran palsu untuk menguasai kesadaran Masyarakat. Dalam
menghegemoni kesadaran sosial masyarakat, kelas berkuasa melakukan
Indoktrinasi, tekanan dan pembatasan serta pengawasan terhadap masyarakat.
Dalam Mengindoktrinasi masyarakat, Marx juga menyaksikan bahwa negara dan
masyarakat Memposisikan agama sebagai institusi yang memiliki daya otoritatif
metafisik, lalu Mengeksploitasinya sebagai bagian dari sistem penghasil dan
indoktrinator kesadaran sosial Palsu atau ideologi dominan kelas berkuasa.
5
darinya sehingga ia Teralienasi dari karyanya, dan hasil karyanya itu diobyektifikasi
kepada Sang Ideal lalu ia Menundukkan diri kepada Sang Ideal itu yang
sesungguhnya adalah karyanya sendiri. Marx Menganalogikan pandangannya ini
dengan cara produksi dari kaum buruh di pabrik. Apa Yang dihasilkan kaum buruh
adalah dirinya sendiri yang telah diwujudkan dalam bentuk Benda fisik. Setelah
benda diproduksi, benda itu menjadi komoditas dengan kebebasan dan Kekuatan
yang lebih besar dari pembuatnya. Kaum buruh teralienasi dari karyanya bahkan
Kaum buruh tunduk tidak berdaya atas hasil kerjanya sendiri.
Marx juga melihat agama sebagai sebuah ideologi. Dia merujuk pada agama
sebagai candu masyarakat. Marx percaya bahwa agama, seperti halnya ideologi,
merefleksikan suatu kebenaran, namun terbalik. Karena orang-orang tidak bisa
melihat bahwa kesukaran dan ketertindasan mereka diciptakan oleh sistem
kapitalis, maka mereka diberikan suatu bentuk agama. Marx dengan jelas
menyatakan bahwa dia tidak menolak agama, pada hakikatnya, melainkan menolak
suatu sistem yang mengandung ilusi-ilusi agama. Bentuk keagamaan ini mudah di
kacaukan dan oleh karena itu selalu berkemungkinan untuk menjadi dasar suatu
gerakan revolusioner. Kita juga melihat bahwa gerakan-gerakan keagamaan sering
berada garda depan dalam melawan kapitalisme(lihat,misalnya, teologis
pembebasan).
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/komunika/article/download/365
/330
http://ilkom.fis.uny.ac.id/sites/ilkom.fis.uny.ac.id/files/03.%20Karl%20Marx.doc
Agus Machfud Fauzi, M. Si, Sosiologi Agama, UNESA