Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Mikrobiologi Akuatik Ke-5

Nama : Budi Saripudin


Nim : 1906016052
Program Studi : Akuakultur

I. Topik Praktikum

Pengamatan Mikroorganisme

II. Alat dan Bahan

Alat:
1. Bunsen
2. Pipet tetes
3. Mikroskop
4. Kertas label
5. Object glass
6. Cover glass
7. Tissue / kain lap
8. Jarum ose

Bahan:
9. Kultur atau biakan bakteri dan jamur
10. Zat warna untuk pewarnaan sederhana: metilen blue
11. Zat warna pewarnaan gram: ungu kristal, iodium, safranin
12. Zat warna pewarnan negative: nigrosine
13. Zat warna pewarnaan jamur: lactofenol blue
14. Alcohol
15. Aquades
III. Prosedur Praktikum

A. Kerja aseptik

1. Mensterilkan tangan dan tempat melakukan praktikum sebelum


melakukan praktikum menggunakan alkohol 70%.

2. Membuka dan menutup wadah dilakukan di atas pembakar


bunsen.

3. Mensterilkan jarum ose dengan dipanaskan menggunakan


pembakar bunsen sampai berpijar.
4. Mensterilkan tangan dan tempat melakukan praktikum setelah
selesai melakukan praktikum menggunakan alkohol 70%.

B. Pewarnaan Bakteri Sederhana

1. Mensterilkan kaca objek menggunakan alkohol 70%.

2. Meneteskan akuades sebanyak 1-2 tetes ke kaca objek.

3. Mensterilkan jarum ose di atas pembakar bunsen.

4. Mengambil satu koloni bakteri dari isolat bakteri secara aseptik.

5. Mengoles bakteri yang sudah di ambil tadi ke kaca objek dan


diratakan sampai hanya membentuk lapisan tipis.
6. Mensterilkan kembali jarum ose yang telah digunakan di atas
pembakar bunsen.
7. Melakukan fiksasi dengan menggerak-gerakan kaca objek di atas
pembakar bunsen sampai kering.
8. Meneteskan metilen biru sebanyak 1-2 tetes ke kaca objek,
kemudian didiamkan selama kurang lebih sekitar 30-60 detik.
9. Membilas kaca objek tadi menggunakan akuades, kemudian
dikeringkan.
C. Pewarnaan Gram

1. Mensterilkan kaca objek menggunakan alkohol 70%.

2. Meneteskan akuades sebanyak 1 tetes ke kaca objek.

3. Mensterilkan jarum ose di atas pembakar bunsen.

4. Mengambil satu koloni bakteri dari isolat bakteri secara aseptik.

5. Mengoles bakteri yang sudah di ambil tadi ke kaca objek dan


diratakan sampai hanya membentuk lapisan tipis.
6. Mensterilkan kembali jarum ose yang telah digunakan di atas
pembakar bunsen.
7. Melakukan fiksasi dengan menggerak-gerakan kaca objek di atas
pembakar bunsen sampai kering.
8. Meneteskan kristal ungu ke kaca objek, kemudian diratakan dan
didiamkan selama sekitar 60 detik.
9. Membilas kaca objek tadi menggunakan akuades,
kemudian dibiarkan sampai kering.
10. Meneteskan iodin ke kaca objek, kemudian diratakan.
11. Meneteskan alkohol 90% ke kaca objek.
12. Membilas kaca objek tadi menggunakan akuades, kemudian
dibiarkan sampai kering.
13. Meneteskan safranin ke kaca kaca objek, kemudian diratakan dan
didiamkan selama 30 detik.
14. Membilas kaca objek tadi menggunakan akuades, kemudian
dibiarkan sampai kering.

D. Pewarnaan Negatif

1. Mensterilkan kaca objek menggunakan alkohol 70%.

2. Mensterilkan jarum ose di atas pembakar bunsen.

3. Mengambil satu koloni bakteri dari isolat bakteri secara aseptik.


4. Mengoles bakteri yang sudah di ambil tadi ke kaca objek.

5. Meneteskan nigrosin ke kaca objek, kemudian diratakan sampai


tipis dan didiamkan sampai kering.

E. Pewarnaan Jamur

1. Mensterilkan kaca objek dan cover menggunakan alkohol 70%.

2. Mensterilkan jarum ose di atas pembakar bunsen.

3. Mengambil satu koloni jamur dari sampel jamur secara aseptik.

4. Mengoles jamur yang sudah di ambil tadi ke kaca objek.

5. Meneteskan laktofenol biru sebanyak 1 tetes ke kaca objek,


kemudian ditutup menggunakan kaca cover.
6. Mengamati jamur menggunakan mikroskop.
IV.Hasil Dan Pembahasan

1. Hasil

Adapun hasil yang didapat dari praktikum pengamatan


mikroorganisme ini adalah sebagai berikut:

Hasil pewarnaan bakteri dan jamur.


No. Gambar Keterangan Media

1. Pewarnaan sederhana

2. Pewarnaan gram

3. Pewarnaan negatif

4. Pewarnaan jamur
2. Pembahasan

Pewarnaan sederhana ialah pewarnaan yang hanya


menggunakan satu jenis pewarna saja untuk mewarnai
mikroorganisme, karena kebanyakan bakteri mudah bereaksi
dengan pewarna-pewarna sederhana dan sitoplasma bakteri
bersifat basogilik (suka akan pH basa). Contoh pewarna basa yang
digunakan pada praktikum ini ialah metilen blue.

Tujuan dari pewarnaan ini ialah untuk mempelajari kontras


antara sel bakteri dengan sekelilingnya serta mengamati ciri-ciri
tertentu dari suatu mikroba (Gina, 2021).

Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk


mengelompokan bakteri gram positif dan gram negatif. Bakteri
gram positif akan mempertahankan zat warna ungu kistal dan akan
tampak berwarna ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri
gram negatif akan kehilangan zat warna ungu kristal setelah dicuci
dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna iodine akan
tampak berwarna merah. Perbedaan zat warna ini disebabkan oleh
perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya (Lay, 1994).
Pewarna yang digunakan dalam praktikum pewarnaan gram ini
antara lain: ungu kristal, alcohol, dan iodine.

Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap


bakteri yang sulit diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai
melainkan latar belakangnya. Metode pewarnaan negatif
merupakan suatu metode perwarnaan umum, dimana digunakan
larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri
melainkan melatar belakangi sehingga kelihatan atau nampak
sebagai bentuk-bentuk kosong tak berwarna (negatif) (Lay, 1994).

Pewarnaan jamur bertujuan untuk memperjelas ciri morfologi


fungi saat diamati di bawah mikroskop. Lachtophenol Cotton Blue
(LPCB) adalah reagen yang digunakan sebagai pewarnaan untuk
jamur. Reagen LPCB mengandung kristal fenol, cotton blue, asam
laktat, gliserol dan air suling. Cotton blue berfungsi memberi
warna pada jamur, gliserol berfungsi menjaga fisiologi sel dan
menjaga sel terhadap kekeringan, asam laktat mempertahankan
struktur jamur dan membersihkan jaringan, sedangkan fenol
berfungsi sebagai desinfektan (Asali, Natalia, & Mahyarudin,
2018).

V. Kesimpulan
Dari praktikum pengamatan mikroorganisme dapat ditarik
kesimpulan yaitu:
1. Pewarnaan sederhana ialah pewarnaan yang hanya menggunakan
satu jenis pewarna saja untuk mewarnai mikroorganisme. Tujuan
dari pewarnaan ini untuk melihat bentuk sel bakteri, morfologi dan
susunan selnya.
2. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang digunakan untuk
mengelompokan bakteri gram positif dan gram negatif.
3. Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap
bakteri yang sulit diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai
melainkan latar belakangnya.
4. Pewarnaan jamur bertujuan untuk memperjelas ciri morfologi fungi
saat diamati di bawah mikroskop.
VI. Daftar Pustaka
Asali, T. Natalia, D., & Mahyarudin. 2018. Uji Resistensi Penyebab
Tinea Pedis Pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Pontianak
Terhadap Griseofulvin. Jurnal Kesehatan Khatulistiwa, 4(2).

Lay, Bibiana.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta:


Rajawali. Saptiani, Gina. 2021. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Akuatik dan

Mikrobiologi Perairan. Samarinda: Universitas Mulawarman.

Anda mungkin juga menyukai