Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA KIMIA PERAIRAN

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Muhamad Alif Rahim Dohi (1706015108)


2. Alvian (1706015023)
3. Achmad Huzairi (1706015110)
4. Rhizka Azzahra Ayu S (1906016003)
5. Nuur Iskarrina Zulkarnaen (1906016007)
6. Febiyanti Ivana Putri (1906016009)
7. Anisa Listiyani (1906016015)
8. Dwi Nova Ariansyah (1906016017)
9. Daniel Pandapotan S (1906016019)
10. Egi Priagunawan (1906016021)
11. Diana Noviya (1906016023)
12. Vina Josephine Situmeang (1906016026)
13. Noor Fatmi Aida (1906016030)
14. Muhammad Yusuf R (1906016032)
15. Muhammad Novandy F (1906016035)
16. Ahmad Nabillah Ramadhan (1906016037)
17. Samsul Riadi (1906016038)
18. Sherina Putri (1906016039)
19. Budi Saripudin (1906016052)

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Praktikum Fisika Kimia Perairan


Kelompok :1
Prorgam Studi : Akuakultur
Nama Anggota : 1. Muhamad Alif Rahim Dohi (1706015108)
2. Alvian (1706015023)
3. Achmad Huzairi (1706015110)
4. Rhizka Azzahra Ayu S (1906016003)
5. Nuur Iskarrina Zulkarnaen (1906016007)
6. Febiyanti Ivana Putri (1906016009)
7. Anisa Listiyani (1906016015)
8. Dwi Nova Ariansyah (1906016017)
9. Daniel Pandapotan Simarmata (1906016019)
10. Egi Priagunawan (1906016021)
11. Diana Noviya (1906016023)
12. Vina Josephine Situmeang (1906016026)
13. Noor Fatmi Aida (1906016030)
14. Muhammad Yusuf R (1906016032)
15. Muhammad Novandy F (1906016035)
16. Ahmad Nabillah Ramadhan (1906016037)
17. Samsul Riadi (1906016038)
18. Sherina Putri (1906016039)
19. Budi Saripudin (1906016052)

Samarinda, 29 April 2021

Menyetujui,
Koordinator Praktikum Ketua Kelompok

Dr. Ir. Henny Pagoray. M. Si Ahmad Nabillah Ramadhan


NIP. 19651205 199002 2 001 NIM. 1906016037

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Fisika Kimia perairan.
Terima kasih kepada teman-teman kelompok I yang telah bekerja sama menyusun
laporan Fisika Kima Perairan. Laporan ini disusun berdasarkan bahan praktikum
yang telah diberikan kepada kami.
Praktikum ini merupakan syarat wajib yang harus ditempuh dalam mata
kuliah Fisika Kimia Perairan untuk menuntaskan mata kuliah tersebut. Praktikum
ini banyak memberikan manfaat kepada kami baik dari segi akademik maupun
untuk pengalaman yang tidak dapat kami temukan di perkuliahan.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan pada
laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami
harapkan demi kesempurnaan laporan kami. Semoga laporan kami ini dapat
memberikan manfaat dan pengetahuan bagi kita semua.

Samarinda, 3 Mei 2021

Penyusun

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................ v
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar belakang................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................ 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA................................................... 7

A...Pengertian Biofilter.......................................................... 3

B...Parameter Fisika............................................................... 7
BAB III : METODE PRAKTIKUM.............................................. 8

A...Waktu dan Tempat Pelaksanaan...................................... 8

B...Alat dan Bahan................................................................. 8

C...Cara Kerja........................................................................ 8
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN....................................... 10
A. Hasil.................................................................................. 10
B. Pembahasan....................................................................... 16
BAB II : PENUTUP......................................................................... 19
A. Kesimpulan....................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 klasifikasi ikan nila........................................................... 3

iv
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Pengukuran kualitas air pada akuarium yang menggunakan


filter...................................................................................................... 9
Tabel 2. Pengukuran kualitas air pada akuarium yang menggunakan
filter Biologis........................................................................................ 11
Tabel 3. Pengukuran kualitas air pada akuarium yang menggunakan
filter Biologis........................................................................................ 13

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup


orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup
dan kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau
mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya
pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya
untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiah.
Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan upaya pengendalian
pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga
kualitas air memenuhi baku mutu (Azwir, 2006)
Menurut Effendi (2003), Air merupakan kebutuhan yang sangat
penting bagi mahluk hidup, sehingga komunitas tempat tinggal dimanapun
baik di desa maupun kota selalu ditemukan dekat dengan sumber air yaitu
sungai, danau dan pantai. Semakin bertambah jumlah penduduk,
kebutuhan air menjadi semakin banyak. Dari seluruh air yang berada
dipermukaan bumi, 97,3% adalah air laut dan sisanya 2.7% adalah air
tawar dan dari komposisi wujud air tawar tersebut hanya kurang dari 1%
yang dapat dimanfaatkan langsung oleh manusia.
Suhu Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat
akan air tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam
pengolahannya terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur
yang diinginkan adalah ±3ºC suhu udara disekitarnya yang dapat
memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis dari
sumbersumber air akan mempengaruhi temperatur air. Disamping itu,
temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas.
pH menyatakan intensitas keasaman atau alkalinitas dari suatu

1
cairan encer, dan mewakili konsentrasi hidrogen ionnya. Air minum
sebaiknya netral, tidak asam/basa, untuk mencegah terjadinya pelarutan
logam berat dan korosi jaringan distribusi air minum. pH 16 standar untuk
air bersih sebesar 6,5 – 8,5. Air adalah bahan pelarut yang baik sekali, jika
dibantu dengan pH yang tidak netral, dapat melarutkan berbagai elemen
kimia yang dilaluinya.

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengukuran kualitas air
2. Untuk menegatahui pengamatan akuarium dengan filter biologis

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Biofilter
Biofilter adalah reaktor biologis dengan bangun tetap (fixed bed
film) dimana mikroorganisme tumbuh dan berkembang menempel pada
permukaan media yang kaku misalnya plastikatau batu. Sebagai
efektivitasproses biofiltersangat dipengaruhi oleh jenis serta bentuk media
yang digunakan sebagai upaya dalam menyediakan area permukaan
tempat bakteri atau mikroorganisme berkembangbiak mengingat peranan
bakteri dalam mediabiofiltersangat penting.Proses biofilter mempunyai
beberapa kemampuan antara lain yakni merubah ammonia menjadi nitrit
dan akhirnya menjadi gas nitrogen, menghilangkan polutan organik
(BOD,COD), menambah oksigen (untuk proses aerobik), menghilangkan
kelebihan nitrogen dan gas insertlainnya, menghilangkankekeruhan dan
menjernihkan air, serta dapat menghilangkan bermacam-macam senyawa
organik(Said andRulasih, 2005). Penggunaan biofilter sangat
efektifsebagai pengelolaan limbah dengan kadar BOD5dan COD dengan
rasio diatas 0,5 (Metcalf andEddy, 2003).
Penelitian ini menggunakan filter spons sebagai standar filter fisika,
kemudian filter arang dan filter zeolit yang dijadikan dalam satu wadah
filter dengan perbedaan komposisi pada tiap perlakuan. Filter spons
dapatmenyaring dan menahan kotoran (Samsundari dan Wirawan, 2013;
Miyaokaet al., 2016).Filter arang memiliki pori-pori yang halus yang dapat
menjebak molekul-molekul polutan air (Bansal dan Goyal, 2005; Nugroho
et al., 2013)
Ikan nila termasuk komoditas yang mudah dibudidayakan. Tidak
hanya dapat dibudidayakan di perairan tawar, ikan nila juga dapat
dibudidayakan di perairan air payau. Oleh karena itu, perlu dilakukannya
usaha yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, salah satunya
adalah dengan sistem budidaya intensif (Fardiansyah, 2011).

3
Gambar 1 klasifikasi ikan nila

Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus)


mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

 Kingdom : Animalia

 Filum : Chordata

 Kelas : Osteichtyes

 Ordo : Percomorphi

 Famili : Cichlidae

 Genus : Oreochromis

 Spesies : Oreochromis niloticus

Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin


(1984), mempunyai bentuk tubuh bulat pipih, pada badan dan sirip ekor
(caudal fin) ditemukan garis lurus. Pada sirip punggung ikan nila
ditemukan garis lurus memanjang. Ikan niladapat hidup diperairan tawar
dengan menggunakan ekor untuk bergerak. Nila memiliki limasirip, yaitu
sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin) sirip perut (ventral fin),
sirip anus(anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggungnya
memanjang dari bagian atas tutup insang sampai bagian atas sirip ekor.
Terdapat juga sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil

4
serta sirip anus berbentuk agak panjang. Sementara itu, jumlah sirip
ekornya hanya satu buah dengan bentuk bulat.
Kebiasaan makan ikan nilaIkan nila tergolong herbivora cenderung
karnivora berdasarkan hasil analisis makanan dalam lambungyang terdiri
dari fitoplankton, zooplankton dan serasah.Fitoplankton didominasi oleh
kelompok Cholorophyceace, Myxophyceace, danDesmid. Zooplankton
didominasi oleh Rotifera, Crustaceadan Protozoa. Jenis makanan dalam
lambung ikan nila terdiri dariChlorophyceace, Myxophyceace, Desmid,
Protozoa. Rotifera, dan Crustacea(Satia,Pelita,danYulfiperius,2011).

 Parameter Kimia dan Fisika

1. Parameter Kimia
a. pH
pH suatu larutan menyatakan konsentrasi ion hidrogen dalam
larutan tersebut. Makin asam larutan maka pH makin rendah dan
sebaliknya makin basa maka pH makin tinggi. pH suatu perairan dapat
digunakan sebagai indikasi suatu pencemaran khususnya pencemaran
bahan organik. Pemecahan bahan organik oleh mikroorganisme akan
menghasilkan karbon dioksida. Peningkatan karbon dioksida akan
mengakibatkan penurunan nilai pH jika sistem buffer karbonat di perairan
rendah. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan,
misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah.

b. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter yang penting dalam


menentukan kualitas perairan. DO berperan dalam proses oksidasi dan
reduksi bahan organik dan anorganik, seperti diketahui bahwa DO
dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme
atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk

5
pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, DO juga dibutuhkan untuk
oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Dalam
kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan
organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang dapat
memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang
dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih
sederhana dalam bentuk nutrien dan gas.
Kandungan oksigen terlarut di dalam air merupakan salah satu
penentu karakteristik kualitas air yang terpenting dalam kehidupan
organisme aquatik. Pada saat pengambilan sampel air, konsentrasi oksigen
terlarut mewakili status kualitas air tersebut. Adapun sumber utama
oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara
bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, dipengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara
seperti arus, gelombang dan pasang surut. Semakin tinggi suhu dan
salinitas yang dimiiki sebuah perairan maka perairan tersebut akan
memiliki nilai DO yang rendah, demikian sebaliknya nilai DO akan tingi
jika perairan tersebut memiliki suhu dan salinitas yang rendah. Demikian
juga terhadap lapisan permukaan air nilai DO suatuperairan akan semakin
rendah seiring dengan bertambahnya ke dalam perairan.

c. Kebutuhan oksigen biokimiawi (Biochemical Oxygen Demand atau BOD)

BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme


di dalam air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik yang
ada di dalam air tersebut . Banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme sangat tergantung pada jumlah dan jenis-jenis bahan
organik yang masuk ke perairan. Bahan organik yang mudah terurai
umumnya berasal dari limbah domestik, sedangkan yang sukar terurai
umumnya berasal dari limbah pertanian, pertambangan dan industri.

6
2. Parameter Fisika
 Suhu
Perubahan suhu berpengaruh pada proses fisika, kimia dan biologi
badan air. Kenaikan suhu air menurut Fardiaz (1992) akan menimbulkan
beberapa akibat sebagai berikut : (1) jumlah oksigen terlarut di dalam air
menurun. (2) kecepatan reaksi kimia meningkat. (3) kehidupan ikan dan
hewan air lainnya terganggu. (4) jika batas suhu yang mematikan
terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati. Suhu air mempunyai
pengaruh terhadap metabolisme hewan air, dimana semakin tinggi suhu
pada batas-batas optimum maka metabolisme hewan air semakin
meningkat. Suhu air juga mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dalam
penguraian bahan-bahan organik, dimana semakin tinggi suhu maka
aktivitas mikroorganisme semakin meningkat yang menyebabkan
pengambilan atau pemanfaatan oksigen terlarut dalam air semakin
meningkat.

7
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 9 April – 23 April 2021,


bertempat di Laboratorium Toksikologi Perairan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman Samarinda.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Termometer
b. pH meter
c. DO Meter
d. Aerator
e. Pipa
f. Batu Kerikil
g. Akuarium
h. Timbangan
i. Filter kapas dan filter biologis
2. Bahan
a. Air
b. Ikan
c. Pakan

C. Cara Kerja

1. Mengisi akuarium dengan air sebanyak 20 liter


2. Memasang filter pada dua akuarium menggunakan kerikil dan
bahan kapas,serta memasang pompa dan pipa plastik

8
3. Mengisi satu akuarium dengan tanaman air sebanyak ¼ bagian
sebagai filter biologis dan memberi aerasi menggunakan aerator
listrik
4. Menimbang berat total awal serta panjang rata-rata awal ikan nila,
dan memasukkan ikan sebanyak 10 ekor per akuarium
5. Memberikan pakan dengan dosis sebanyak 5 % berat tubuh per
hari, dan memberikan pakan secara bertahap hingga ikan kenyang.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 x sehari, yaitu pagi pada
pukul 09.00 wita dan sore pukul 16.00 wita
6. Mengukur suhu dan pH setiap hari dan mengukur oksigen terlarut
serta CO2 setiap minggu
7. Melakukan penyiponan jika air terlihat kotor atau keruh, dan
melakukan pergantian air sebanyak air yang dikeluarkan (± 25 %)
8. Menimbang berat dan mengukur panjang ikan setiap 7 hari, untuk
menentukan jumlah pakan yang diberikan (dosis tetap 5% berat
badan)
9. Untuk data pertumbuhan, menimbang berat dan mengukur panjang
ikan satu persatu sebanyak 6 ekor dari setiap akuarium
10. Membandingkan hasil pertumbuhan berat dan panjang ikan dari
setiap akuarium pemeliharaan dengan masing-masing ikan pada
akuarium pemeliharaan.
11. Menyusun laporan sementara dari hasil praktikum dan
menyerahkan laporan ke pengasuh praktikum
12. Setelah hasil laporan sementara telah disetujui oleh pembimbing
praktikum, dapat dilanjutkan dengan mengerjakan laporan
praktikum yang akan diberikan nilai praktikum.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Data kelompok 1
Tabel 1. Pengukuran kualitas air pada akuarium yang menggunakan
filter “ kapas “, diperoleh data sebagai berikut :
Pengukuran Oksigen Terlarut Daya Hantar
kualitas air Listrik
Suhu pH ( DO ) Saturasi
( hari ke ) ( DHL )
1.
27 °C 9 5,1 mg/l 388 us 66,6 %

2. 28,5 °C 8,40

3. 29 °C 8,47

4. 29 °C 8,38

5. 29 °C 8,45

6. 28 °C 8,39

7. 27 °C 8,39

8. 27 °C 8,57 4,1 mg/l 443 us 48,3 %

9. 29 °C 8,30

10. 29 °C 8,47

11. 29 °C 8,49

12. 30 °C 8,50

13. 29 °C 8,56

14. 29 °C 8,32

15. 29 °C 8,06 4,0 mg/l

10
Pengukuran CO₂ ( Jum’at, 16 April 2021 )
 Konsentrasi : 0,045
 NaOH : 1 ml
 Air : 50 ml
 Larutan PP : 2 tetes

Rumus pengukuran CO₂ :


Keterangan : P = hasil pewarnaan CO₂ = 1 ml
ttt
CO2 t
tt
ttt
CO2 t
tt
CO2 t t
CO2 ⺅

Pengukuran CO₂ ( Jum’at 23 April 2021 )


 Konsentrasi : 0,045
 Na₂CO₂ : 1 ml
 Air : 50 ml
 Larutan PP : 4 tetes

Rumus pengukuran CO₂ :

Keterangan : P = hasil pewarnaan CO₂ = 0,6 ml

ttt
CO2 t
tt
ttt
CO2 t t
tt
CO2 t t t
CO2 ⺅

11
2. Data kelompok 2
Tabel 2. Pengukuran kualitas air pada akuarium yang menggunakan filter
Biologis “(Salvinia molesta) / Ganggang Kariba”, diperoleh data
sebagai berikut :

Pengukuran Oksigen Terlarut Daya Hantar


kualitas air Listrik
Suhu pH ( DO ) Saturasi
( hari ke ) ( DHL )
1.
28 °C 8,95 4,8 mg/l 389 us 61 %

2. 28 °C 8,40

3. 28 °C 8,49

4. 28,5 °C 8,33

5. 29 °C 8,54

6. 28 °C 8,39

7. 27 °C 8,45

8. 28 °C 8,12 3,7 mg/l 454 us 47,2 %

9. 28 °C 7,98

10. 27 °C 8,27

11. 28 °C 8,37

12. 28 °C 8,33

13. 29 °C 8,43

14. 29 °C 8,28

15. 28 °C 8,34 3,7 mg/l

12
Pengukuran CO₂ ( Jum’at, 16 April 2021 )
 Konsentrasi : 0,045
 NaOH : 4 ml
 Air : 50 ml
 Larutan PP : 5 tetes

Rumus pengukuran CO₂ :

Keterangan : P = hasil pewarnaan CO₂ = 4 ml


ttt
CO2 t
tt

ttt
CO2 t
tt
CO2 t t
CO2 2t ⺅

Pengukuran CO₂ ( Jum’at 23 April 2021 )


 Konsentrasi : 0,045
 Na₂CO₂ : 1 ml
 Air : 50 ml
 Larutan PP : 4 tetes

Rumus pengukuran CO₂ :

Keterangan : P = hasil pewarnaan CO₂ = 0,86 ml

ttt
CO2 t t
tt

ttt
CO2 t t
tt
CO2 t t t
CO2 ⺅

13
3. Data kelompok 3
Tabel 3. Pengukuran kualitas air pada akuarium yang menggunakan filter
Biologis “Batu Kerikil”, diperoleh data sebagai berikut :

Pengukuran Oksigen Terlarut Daya Hantar


kualitas air Listrik
Suhu pH ( DO ) Saturasi
( hari ke ) ( DHL )
1.
28,5 °C 8,87 50 mg/l 404 us 65,2 %

2. 28 °C 8,44

3. 28 °C 8,58

4. 28 °C 8,48

5. 28 °C 8,45

6. 28 °C 8,29

7. 27 °C 8,48

8. 28 °C 8,29 3,5 mg/l 455 us 44,7 %

9. 28 °C 7,39

10. 29 °C 8,47

11. 29 °C 8,30

12. 29 °C 8,30

13. 29 °C 8,33

14. 29 °C 8,17

15. 28,5 °C 8,21 3,7 mg/l

14
Pengukuran CO₂ ( Jum’at, 16 April 2021 )
 Konsentrasi : 0,045
 NaOH : 6 ml
 Air : 50 ml
 Larutan PP : 3 tetes
Rumus pengukuran CO₂ :

Keterangan : P = hasil pewarnaan CO₂ = 6 ml

ttt
CO2 t
tt

ttt
CO2 t
tt
CO2 t t
CO2 t ⺅

Pengukuran CO₂ ( Jum’at 23 April 2021 )


 Konsentrasi : 0,045
 Na₂CO₂ : 1 ml
 Air : 50 ml
 Larutan PP : 4 tetes

Rumus pengukuran CO₂ :


Keterangan : P = hasil pewarnaan CO₂ = 0,7 ml

ttt
CO2 tৃ t
tt

ttt
CO2 tৃ t
tt
CO2 t tৃ t
CO2 ⺅

15
B. Pembahasan

Pada praktikum fisika kimia perairan dengan pengukuran


parameter kualitas air terhadap pertumbuhan ikan nila yang dilakukan
adalah pengukuran suhu, pH, oksigen terlarut, daya hantar listrik, saturasi
dan CO₂. Praktikum ini dilaksanakan selama 15 hari. Dari hasil tabel
pengamatan pada kelompok 1 yang menggunakan filter kapas
menunjukkan suhu air dalam akuarium dengan rata- rata 28,57°C. untuk
tabel data pengamatan kelompok 2 yang menggunakan filter biologis
“(Salvinia molesta) / Ganggang Kariba” menunjukan rata-rata suhu
28,10°C, serta untuk data pengamatan kelompok 3 yang menggunakan
filter batu krikil menunjukan rata-rata suhu 28,33°C. Suhu air yang baik
untuk kehidupan ikan di daerah tropis berkisar antara 25 sampai 30°C.
Faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan selain pakan adalah kualitas air terutama suhu.
Karena suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan ikan.
Suhu dapat mempengaruhi aktivitas penting ikan seperti pernapasan,
pertumbuhan dan reproduksi. Suhu yang tinggi dapat mengurangi oksigen
terlarut dan mempengaruhi selera makan ikan. Ikan mempunyai suhu
optimum tertentu untuk selera makannya. Kenaikan suhu perairan diikuti
oleh derajat metabolisme dan kebutuhan oksigen organisme akan naik pula.
setiap perubahan kimiawi, kecepatan reaksinya naik 2–3 kali lipat setiap
kenaikan suhu sebesar 10°C (Kelabora, 2010).
Untuk rata-rata pH air dari kelompok 1 yaitu 8,45, pH rata-rata dari
kelompok 2 yaitu 9,17°C dan pH rata-rata dari kelompok 3 yaitu 8,34°C.
pH yang ideal untuk mendukung kehidupan ikan dan jasad renik yaitu
berkisar antara pH 7 sampai 8,5. pH air mempengaruhi tingkat kesuburan
perairan karena memengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan asam akan
kurang produktif, malah dapat membunuh ikan budidaya. Pada pH rendah
(keasaman yang tinggi), kandungan oksigen terlarut akan berkurang.
Akibatnya, konsumsi oksigen menurun, aktivitas pernafasan naik, dan
selera makan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada suasana basa.

16
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai
pH sekitar 7- 8,5. Nilai pH sangat memengaruhi proses biokimiawi
perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah (Kordi,
2010).
Sedangkan terjadi penurunan Oksigen terlarut pada kelompok 1,
pada minggu kedua dan ketiga yang pada awalnya berada pada angka 5,1
mg/l dengan saturasi 66,6 % menjadi 4,1 mg/l dengan saturasi 48,3 %.
DO pada kelompok 2 yang awalnya 4,8 mg/l dengan saturasi 61% setelah
2 minggu DO nya turun menjadi 3,7 mg/l dengan saturasi 47,2%, dan pada
kelompok 3 mengalami penurunan pula dari 5,0 mg/l dengan saturasi
65,2% menjadi 3,5 mg/l dengan saturasi 44,7%.
Jumlah oksigen yang diperlukan hewan-hewan perairan sangat
bervariasi dan tergantung dari spesies, ukuran, jumlah pakan yang
dimakan, aktifitas, suhu air, konsentrasi oksigen dan lain-lain. Kebutuhan
oksigen bagi ikan mempunyai dua aspek yaitu kebutuham lingkungan bagi
spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada
metabolisme ikan. Dan ikan membutuhkan oksigen guna pembakaran
pakan dalam tubuh untuk menghasilkan aktivitas berenang, reproduksi dan
pertumbuhan. Kebutuhan oksigen terlarut yang diperbolehkan untuk
budidaya ikan nila adalah > 3 mg/l (Raharjo, 2004).
Hasil pengukuran parameter kualitas air selama dua minggu untuk
konsentrasi CO₂ diukur menggunakan metode titrasi, menunjukkan pada
semua filter menunjukan data berbeda, untuk penggunaan filter kapas
kandungan CO₂ yang dihasilkan adalah 5 mg/l dan 3 mg/l. untuk perlakuan
yang menggunakan filter biologis “(Salvinia molesta) / Ganggang Kariba”
CO₂ yang dihasilkan adalah 20 mg/l dan 4,3 mg/l. sedangkan untuk
perlakuan yang menggunakan filter batu krikil diperoleh hasil antara 30
mg/l dan 3,5 mg/l.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang saling berkaitan satu
sama lain, misalnya CO₂ dan pH. Peningkatan CO₂ di dalam media
menyebabkan nilai pH menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Pantjara

17
dan Sahid (2008), bahwa pH air akan meningkat jika CO₂ dalam air
berkurang dan pH akan menurun seiring bertambahnya kandungan CO₂.

18
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Suhu,


pH, Oksigen terlarut, Daya hantar listrik, Saturasi, dan 2 sangat
berpengaruh terhadap kehidupan ikan, baik untuk pertumbuhan maupun
kelangsungan hidupnya. Untuk suhu, yang baik untuk kehidupan ikan
didaerah tropis berkisar 25-30 . Untuk pH, yang ideal yaitu berkisar pH
7-8,5. Untuk oksigen terlarut, jumlah yang diperlukan sangat bervariasi
tergantung spesies, ukuran, suhu air, dan sebagainya. Dan faktor
lingkungan juga merupakan faktor yang saling berkaitan satu sama lain,
seperti 2 dan pH. Untuk itu, diperlukan penjagaan kualitas air, supaya
selalu optimal agar pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan dapat
berjalan dengan baik/sesuai dengan apa yang diharapkan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Azwir. 2006. Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri Oleh Limbah
Industri Kelapa Sawit PT. Peputra Masterindo di Kabupaten
Kampar. Tesis. MIL Undip.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan.Kanisisus. Yogyakarta.

Kelabora, D. M. 2010. Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan


Pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Berkala
Perikanan Terubuk. 38(1): 71 – 81.
Kordi, M. G. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Tawar di Kolam
Terpal. ANDI, Yogyakarta.

Raharjo, E. I. 2004. Pengaruh Daphnia sp yang diperkaya dengan kadar


Ascorbic Acid- Ethyl Cellulose Berbeda Terhadap Kinerja
Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Larva Ikan Nila
(Oreochromis niloticus Trewavas). Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Setijaningsih, L., & Suryaningrum, L. H. (2015). Pemanfaatan limbah
budidaya ikan lele (Clarias batrachus) untuk ikan nila
(Oreochromis niloticus) dengan sistem resirkulasi. Berita Biologi,
14(3), 287-293.
Samsundari, S., & Wirawan, G. A. (2015). Analisis penerapan biofilter
dalam sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan
sidat (Anguilla bicolor). Jurnal gamma, 8(2)
Satria, Y, Pelita, O, & Yulfiperius, 2011, ‘Kebiasaan Makan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) di Danau Bekas Galian Pasir Gekbrong
Cianjur –Jawa Barat’Jurnal Agroqua, vol.9,no.1.

20
LAMPIRAN

Gambar 1. Ruangan Praktikum Fisika Kimia Perairan

Gambar 2. Pengukuran Suhu Air

21
Gambar 3. Pengukuran pH

Gambar 4. Penimbangan Pakan Ikan

22

Anda mungkin juga menyukai