BIDANG KEGIATAN:
KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh:
Hariyanti (210210170020)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2020
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-KEWIRAUSAHAAN
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
LAMPIRAN........................................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
Camilan merupakan salah satu hal yang paling menarik untuk diperbincangkan,
camilan cukup populer di masyarakat terutama kalangan muda-mudi. Seiring dengan
perkembangan zaman, saat ini banyak sekali camilan kaya akan inovasi yang
menyesuaikan dengan trend yang ada dengan tampilan yang menarik. Ada berbagai
macam camilan yang terdapat di masyarakat, baik camilan modern – yang sudah
memakai alat-alat canggih dalam proses pembuatannya, maupun camilan tadisional –
yang masih dikerjakan secara konvensional. Camilan yang beredar di masyarakat dapat
diproduksi baik di pabrik maupun industri rumahan.
Industri rumahan atau usaha kecil termasuk kedalam usaha marginal, yang
ditandai dengan penggunaan teknologi yang masih sederhana. Namun, terdapat banyak
kajian yang menyebutkan bahwa usaha ini berperan cukup besar untuk pertumbuhan
ekonomi, karena menciptakan lapangan pekerjaan (Triyaningsih, 2012). Seperti kajian
menurut Departemen Koperasi Indonesia (Depkop) dan Departemen Koordinasi
Penanaman Modal Indonesia (BKPM) membuktikan bahwa UMKM memiliki
pengaruh besar dalam perekonomian Indonesia. Data terakhir UMKM dari Depkop
sampai akhir tahun 2012 menyatakan sebanyak 56.534.592 atau 99,99% jumlah unit
usaha Indonesia adalah UMKM. Sebanyak 107.657.509 penduduk Indonesia
merupakan tenaga kerja UMKM. Hal itu berdampak besar bagi Produk Domestik Bruto
(PDB) Indonesia yakni 59,08% atau 4.869.568,1 milyar rupiah PDB berasal dari
UMKM (sancoko, 2015).
Camilan industri rumahan kerap kali dipandang sebelah mata, dikarenakan
banyak masyarakat mengira bahwasanya camilan industri rumahan kualitasnya jauh
dari hasil produksi pabrik. Akan tetapi dari segi cita rasa bisa bersaing dengan camilan
pabrik. Salah satu camilan karya industri rumahan adalah kicimpring. Kicimpring
merupakan salah satu camilan berbahan dasar singkong yang diolah sedemikian rupa
4
sehingga menghasilkan cita rasa yang khas. Eksistensi kicimpring di era modern masih
belum terlalu dikenal seperti camilan lain; snack, keripik, dll. Produksi kicimpring di
desa Nagrog menjadi ikon di daerah Jawa Barat dikarenakan memiliki rasa yang unik,
tetapi untuk inovasi dari segi rasa masih kurang, sehingga tidak terlalu diminati oleh
masyarakkat luas. Hal tersebut menyebabkan kicimpring masih terdengar asing oleh
masyarakat, terutama yang berada di luar daerah Jawa barat.
Oleh karena itu, kami terdorong untuk membuat suatu inovasi dari produk
kicimpring yang memiliki daya tarik baru sehingga dapat pula menarik perhatian
masyarakat untuk menjadi konsumen kicimpring. Inovasi kicimpring aneka rasa
sebagai sebuah usaha dengan nama produk KARAOS (Kicimpring Nagrog Raos).
KARAOS ini merupakan pengembangan camilan rumahan kicimpring dengan varian
rasa yang sedang menjadi trend seperti coklat, green tea, red velvet, dll dimana tujuan
usaha ini cukup menjanjikan yaitu memberdayakan industri rumahan kicimpring di
Desa Nagrog sehingga ekonomi masyarakat desa bisa meningkat. KARAOS ini
diharapkan dapat menjadi produk unggulan khas Desa Nagrog bahkan Nasional.
5
1.4 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terciptanya produk kicimpring
yang kaya akan varian rasa serta berdaya jual tinggi sehingga menjadikan kicimpring
KARAOS sebagai produk unggulan Desa Nagrog yang dapat diterima di masyarakat
lokal dan nasional
.
1.5 Manfaat Kegiatan
Manfaat yang akan didapatkan dari kegiatan usaha KARAOS ini adalah
menghasilkan produk berupa camilan khas unggulan Desa Nagrog yang enak dengan
varian rasa yang beragam. Manfaat lain juga yaitu dapat mengembangkan industri
rumahan kicimpring yang sudah ada.
6
BAB II
7
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Alat
- Wajan
- Spatula
- Mesin Penggiling
- Tungku
- Mesin Hand sealer
- Plastik/Standing Pouch
2. Bahan
- Singkong
- Tepung tapioka
- Garam
- Bubuk perasa makanan (coklat, green tea dan red velvet)
8
Target market usaha adalah disemua kalangan usia anak-anak hingga orang
dewasa
c. Positioning
Usaha menempatkan diri sebagai pionir camilan yang memiliki keunikan dalam
segi rasa
d. Strategi Pemasaran
• Penyebaran informasi secara langsung
Penyebaran ini dilakukan kepada kelompok atau individu, yaitu dari mulut
kemulut. Penyampaian langsung kepada kelompok dapat dilaksanakan dengan
mengikuti berbagai pameran kewirausahaan. Sedangkan penyampaian langsung
kepada individu dapat dilakukan secara langsung kepada individu yang
bersangkutan.
• Penyebaran informasi secara tidak langsung
Penyebaran informasi secara tidak langsung dapat melalui Media sosial yang
biasa disebut dengan strategi “Internet Marketing”, seperti Facebook, instagram,
Whatsapp, ataupun website.
• Membuat packaging yang lebih menarik
Untuk menarik konsumen, packaging KARAOS ini dibuat semenarik mungkin.
Dengan packaging yang menarik tidak menutup kemungkinan membuat
konsumen penasaran dan minat untuk membeli akan lebih besar.
• Harga
Harga yang kami tawarkan pada produk KARAOS ini Rp 10.000
• Lokasi
Lokasi usaha ini terletak didaerah Desa Nagrog.
• Promosi
Untuk kegiatan promosi dan pemasaran yang kami lakukan yaitu:
- Membuat Logo Brand
- Membuat website dan sosial media seperti Instagram dan facebook
- Sosialisasi kepada warga sekitar Desa Nagrog
9
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM
4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Usaha ini dilakukan di Desa Nagrog. Produk akan ditawarkan secara ‘door to
door’ di sekitar Desa Nagrog. Kami juga bekerja sama dengan karang taruna dan ibu-
ibu PKK Desa Nagrog untuk penjualan produk KARAOS ini.
10
2 Wajan 1 buah Rp 75.000 Rp 75.000
3 Sutil 1 buah Rp 10.000 Rp 10.000
4 Talenan 1 buah Rp 15.000 Rp 15.000
5 Pisau 1 buah Rp 10.000 Rp 10.000
TOTAL Rp 210.000
• Biaya Produksi
• Biaya Operasional
11
- Hasil penjualan = 50 x Rp. 10.000,-
= Rp. 500.000.-
- Biaya produksi = Rp. 155.000,-
- Biaya operasional = Rp. 29.425
12
BAB V
13
BAB VI
14
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, P. 1984. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Sancoko, A. 2015. Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Makanan dan Minuman pada
Depot Time To Eat Surabaya. Agora. Vol 3 (1): 185-187.
Triyaningsih, S. 2012. Strategi Pemasaran Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal
Ekonomi dan Kewirausahaan. Vol 12 (1): 37-46.
15
LAMPIRAN
16
Adonan kicimpring yang sudah di pipihkan
17
Produk KARAOS
18