Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ANALISIS BIOMEDIK DAN FORENSIK

Pengukuran Iodin dalam Urin Manusia dengan Microplate Sederhana

Raisya Safitri Rismawanti


260110170155

LABORATORIUM ANALISIS BIOMEDIK DAN FORENSIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
PENGUKURAN IODIN DALAM URIN MANUSIA DENGAN
MICROPLATE SEDERHANA
Raisya Safitri Rismawanti (260110170155)

Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor,


Sumedang

Abstrak

Iodine merupakan mikronutrien yang sangat penting bagi tubuh manusia. Iodin
dimetabolisme dalam tubuh melalui serangkaian tahapan yang melibatkan
hipotalamus, hipofisis, kelenjar tiroid, dan darah. Kadar iodin normal dalam urin
biasanya sekitar 100-200 µg/L, apabila kurang atau melebihi kadar normal, maka
dapat mengindikasikan adanya masalah dalam tubuh seseorang. Oleh karena itu,
pengukuran iodin dalam urin penting untuk dilakukan. Ada beberapa metode yang
dapat digunakan untuk mengukur iodin dalam urin, pada penelitian ini
menggunakan metode microplate sederhana. Sampel dan kalibrator iodin didigesti
dengan larutan ammonium persulfate. Setelah itu, ditambahkan larutan asam
arsenat dan larutan ceric ammonium sulfat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi
Sandell-Kolthoff, dimana iodide mengkatalisasi reduksi ion seric (IV) yang
berwarna kuning oleh arsenik menjadi ion ceric (III) yang tidak berwarna dan iodin
unsur. Lalu, dilakukan pengukuran absorbansi pada Panjang gelombang 405 nm
dengan microplate reader.

Kata kunci: iodin, urin, microplate sederhana, reaksi Sandell-Kolthoff


Abstract

Iodine is a micronutrient that is very important for the human body. Iodine is
metabolized in the body through stages involving the hypothalamus, pituitary,
thyroid binding, and blood. Normal iodine levels in urine are usually around 100-
200 μg / L, if lower or more normal they can be calculated for problems in a
person's body. Therefore, iodine measurement in urine is important to do. There
are several methods that can be used to measure iodine in urine, in this study using
a simple microplate method. Samples and iodine calibrators were digested with
ammonium persulfate solution. After that, arsenic acid solution is added and
ammonium sulfur ceric solution is added. The reaction that occurs is the Sandell-
Kolthoff reaction, where iodide catalyzes the reduction of seric (IV) ions which are
yellow by arsenic to colorless ceric (III) ions and iodine does not. Then, absorbance
measurements were taken at a wavelength of 405 nm with a microplate reader.

Key word: iodine, urine, simple microplate method, sandell-kolthoff reaction


PENDAHULUAN dilakukan dengan memeriksa kadar
iodium dalam urin (NM, et al, 2017).
Tujuan dari penelitian ini adalah
Kasus kekurangan iodium masih
untuk menentukan I2 dalam urin
banyak di seluruh dunia, sekitar 2
dengan metode microplate. Adapun
milyar orang kebutuhan iodium
prinsip dari penelitian ini diantaranya
dalam tubuhnya masih kurang
adalah digesti, reduksi oksidasi
(Machado, et al, 2016).
Sandell-Kolthoff, kolorimetri, dan
hokum Lambert beer. Sekitar 90% iodium dalam tubuh
dieksresikan melalui urin. Dalam
Iodium merupakan bagian
keadaan kekurangan iodium, fraksi
penting dari hormone tiroid. Untuk
yang dikeluarkan melalui urin pun
itu, jika jumlahnya kurang di dalam
akan sedikit. Hal ini yang menjadikan
tubuh, akan menimbulkan dampak
iodium dalam urin dapat digunakan
buruk bagi tubuh. Jumlah asupan
sebagai alat untuk mendeteksi
harian iodium yang dianjurkan adalah
kandungan nutrisi iodium dalam
sebanyak 150 µg untuk orang dewasa
tubuh karena mencerminkan
yang sedang tidak hamil, 220 µg
keseimbangan antara asupan dan
untuk wanita yang sedang hamil, 90
pengeluaran iodium dalam tubuh
sampai 120 µg untuk anak-anak
Metode yang digunakan untuk
(Haap, et al, 2017). Dampak buruk
menentukan konsentrasi iodium
yang akan terjadi pada tubuh ketika
dalam urin adalah reaksi Sandell-
kekurangan iodium adalah
Kolthoff. Metode ini dilakukan
terganggunya pertumbuhan, serta
dengan mengukur total iodium,
perkembangan otak pada anak dan
bergantung pada reaksi reduksi yang
akan mengganggu aktivitas fisik serta
dikatalisasi iodium tetraammonium
dapat mengakibatkan gondok bagi
cerium (IV) sulfat berwarna kuning
orang dewasa. Untuk itu, perlu
menjadi cerous yang tidak berwarna
dilakukan pemantauan kadar atau
oleh arsen, memungkinkan untuk
jumlah iodium dalam tubuh agar tidak
dideteksi dengan spektrofotometer
terjadi kekurangan yang akan
dari perubahan warna tersebut (Haap,
menimbulkan dampak buruk
et al, 2017). Pada metode ini
(Machado, et al, 2016). Pemantauan
digunakan urin dengan asam klorat,
iodium dalam tubuh biasanya
ammonium persulfate yang arsen trioksida, aquades, kalibarator
ditambahkan untuk menghilangkan iodium, kalium klorat 500 mg, kalium
zat mengganggu dan untuk iodide, larutan ammonium persulfate,
melepaskan iodide (Machado, et al, larutan ammonium sulfat, larutan
2016). asam arsen, larutan asam klorat,
natrium klorida, dan tetramonium
Selain analisis kandungan iodium
cerium (IV) sulfat dihidrat.
dalam urin menggunakan alat
mikropipet, sudah berkembang juga Pembuatan Larutan Asam Klorat
metode pengujian yang relative lebih (3,3 mol/L)
mudah dilakukan. Penelitian tersebut
Sebanyak 500 g kalium klorat
adalah dengan menggunakan alat test
dilarutkan dalam 1000 mL air dalam
card field-friendly yang sebenarnya
Erlenmeyer 2000 mL. Kemudian
konsepnya sama, menggunakan
dipanaskan diatas waterbath selama
reaksi Sandell-Kolthoff (NM, et al,
60 menit. Lalu ditambahkan 375 mL
2017).
asam perkolat secara perlahan dan
METODE larutan disimpan pada suhu -25°C
selama satu malam. Setelah itu,
Alat
suspense difilter dengan mesh 5-10
Alat yang digunakan pada µm dan filtrat disimpan dikulkas pada
penelitian ini diantaranya adalah suhu 4°C.
batang pengaduk, Erlenmeyer, filter
Pembuatan Larutan Ammonium
kaca, freezer, ice bath, karet silicon,
Persulfat (1,31 mol/L)
katet stainless steels, labu ukur,
microplates polypropylene 96-well, Sebanyak 30 g ammonium
microplate reader, mikropipet, (ST- persulfate dilarutkan dengan air
450 drying oven), pipet, sealing sampai 100 mL. Larutan harus
cassete, dan spatel. disiapkan segar sebelum digunakan.

Bahan Pembuatan Larutan Asam Arsenat


(90,05 mol/L)
Bahan yang digunakan pada
penelitian ini diantaranya adalah Sebanyak 5 g arsen trioksida
asam perkolat (700 g/L), asam sulfat, dilarutkan dalam 100 mL larutan
natrium hidroksida 0,875 mol/L. plate didinginkan kemudian sebanyak
Lalu, ditambahkan 16 mL asam sulfat 50 μL alikuot hasil digesti
pekat secara perlahan. Kemudian dipindahkan ke dalam plate polistiren
ampuran diencerkan hingga 500 mL 96-well. Kemudian larutan asam
dengan air dingin dan disaring arsenat (100 μL) ditambahkan ke
dalam well dan 50 μL larutan ceric
Pembuatan Larutan Ceric
amonium sulfat ditambahkan secara
Amonium Sulfat (0,019 mol/L)
cepat (1 menit) menggunakan pipet
Tetramonium cerium (IV) sulfat multichannel. Setelah itu, reaksi
dihidrat dilarutkan dalam 1,75 mol/L dibiarkan berjalan selama 30 menit
asam sulfat. Kemudian ditambahkan pada suhu 25°C dan absorbansinya
dengan asam yang sama sampai 500 diukur pada 405 nm dengan
mL microplate reader.

Pembuatan Kalibrator Iodin Evaluasi Pengukuran

Dalam labu ukur 100 mL, Pembuatan Kurva Kalibrasi dan


sebanyak 168,6 mg kalium iodat Perhitungan
dilarutkan dalam air hingga terbentuk
Kurva kalibrasi disiapkan dengan
larutan stok 7,88 mmol/L (1000 mg/L
memplotkan absorbansi dari
iodin). Lalu, larutan diencerkan 100
logaritma konsentrasi pada 405 nm
dan 10000 kali. Setelah itu, larutan
pada sumbu y terhadap konsentrasi
kerja dengan konsentrasi 0,039 – 4,73
iodin [0.20, 0.39, 0.79, 1.57, 2.36,
μmol/L (5-600 μg/L iodin).
3.15 µmol/L (25, 50, 100, 200, 300
Penentuan I2 dalam Urin dengan and 400 µg/L iodin) pada sumbu x.
Metode Microplate Lalu konsentrasi iodin dihitung

Kalibrator dan sampel dipipet ke melalui persamaan garis linier. Air

dalam plate polipropilen dan diikuti digunakan sebagai zero kalibrator.

dengan penambahan 100 μL larutan Batas Deteksi


amonium persulfat (konsentrasi akhir
Batas deteksi didefinisikan
0,87 mol/L). Lalu plate ditutup rapat
sebagai 2 SD dari zero kalibrator (10
dan disimpan selama 60 menit suhu
110°C dalam oven. Setelah digesti,
replikasi), dikarakterisasi dari 5 Kurva Baku
analisis.
Hasil pembacaan sebagai berikut:
Presisi ppm Q Log Abs

Spike sampel dengan konsentrasi 0,0625 -0,492144128

iodin rendah, medium dan tinggi 0,25 -0,778585762

digunakan untuk menghitung KV 1 -0,871277716

intra dan interassay. Percobaan Data tersebut kemudian diplot ke

intraassay dilakukan dengan dalam suatu kurva baku dengan absis

mengukur sampel sebanyak delapan berupa konsentrasi baku dan ordinat

replikasi. Dengan percobaan yang berupa nilai intensitas. Kurva baku

sama, interassay diukur dalam 30 hari yang didapatkan adalah sebagai

berbeda berikut:

Perolehan Kembali

Perolehan kembali dari iodin


diperoleh dengan mengukur 12
sampel berbeda yang dispike larutan
kalium iodat sebanyak tiga replikasi,
dan dibandingkan dengan sampel
yang dispike air. Larutan kalium iodat
Konsentrasi Iodin dalam Sampel
(3,94 μmol/L) dan air yang
Urin
ditambahkan ke sampel adalah 1/10
volume sampel Sampel Log Abs Konsentrasi

Linearitas 1 -1,20066 1,938493


2 -0,92996 1,103523
Sampel yang dispike iodin pada
3 -1,14874 1,778352
konsentrasi rendah, medium, dan
tinggi diencerkan dengan air 4 -1,08092 1,569161

kemudian diukur sebanyak tiga 5 -1,1107 1,661006


replikasi. 6 -1,17393 1,856031
7 -1,12205 1,69603
HASIL
8 -1,1707 1,846071 37 -1,0942 1,61013
9 -0,8617 0,892959 38 -0,7812 0,64467
10 -0,97062 1,228921 39 -1,14267 1,759616
11 -0,85855 0,883252 40 -0,74112 0,521047
12 -0,98297 1,267016
13 -0,97062 1,228921
PERHITUNGAN
14 -0,84619 0,845111
Penentuan Konsentrasi Iodin
15 -1,07831 1,561115
dalam Sampel Urin
16 -0,84466 0,840419
1. -1,20066 = -0,3242x – 0,5722
17 -0,3851 -0,5771
18 -0,14478 -1,31837 x = 1,938493

19 -1,01547 1,367282 2. -0,92996 = -0,3242x – 0,5722

20 -0,3174 -0,78592 x = 1,103523

21 -1,10791 1,652392 3. -1,14874 = -0,3242x – 0,5722


x = 1,778352
22 -1,12205 1,69603
4. -1,08092 = -0,3242x – 0,5722
23 0,88941 0,97844
x = 1,569161
24 -0,68719 0,354683
5. -1,1107 = -0,3242x – 0,5722
25 -1,14569 1,768951
x = 1,661006
26 -1,1549 1,797353 6. -1,17393 = -0,3242x – 0,5722
27 -1,19044 1,906972 x = 1,856031
28 -0,98297 1,267016 7. -1,12205 = -0,3242x – 0,5722
29 -1,14874 1,778352 x = 1,69603

30 -1,15802 1,806956 8. -1,1707 = -0,3242x – 0,5722


x = 1,846071
31 -1,19723 1,927903
9. -0,8617 = -0,3242x – 0,5722
32 -1,12784 1,713892
x = 0,892959
33 -0,96257 1,204113
10. -0,97062 = -0,3242x – 0,5722
34 -1,11634 1,678404
x = 1,228921
35 -1,16749 1,836185 11. -0,85855 = -0,3242x – 0,5722
36 -0,50238 -0,21536 x = 0,883252
12. -0,98297 = -0,3242x – 0,5722 28. -0,98297 = -0,3242x – 0,5722
x = 1,267016 x = 1,267016
13. -0,97062 = -0,3242x – 0,5722 29. -1,14874 = -0,3242x – 0,5722
x = 1,228921 x = 1,778352
14. -0,84619 = -0,3242x – 0,5722 30. -1,15802 = -0,3242x – 0,5722
x = 0,845111 x = 1,806956
15. -1,07831 = -0,3242x – 0,5722 31. -1,19723 = -0,3242x – 0,5722
x = 1,561115 x = 1,927903
16. -0,84466 = -0,3242x – 0,5722 32. -1,12784 = -0,3242x – 0,5722
x = 0,840419 x = 1,713892
17. -0,3851 = -0,3242x – 0,5722 33. -0,96257 = -0,3242x – 0,5722
x = -0,5771 x = 1,204113
18. -0,14478 = -0,3242x – 0,5722 34. -1,11634 = -0,3242x – 0,5722
x = -1,31837 x = 1,678404
19. -1,01547 = -0,3242x – 0,5722 35. -1,16749 = -0,3242x – 0,5722
x = 1,367282 x = 1,836185
20. -0,3174 = -0,3242x – 0,5722 36. -0,50238 = -0,3242x – 0,5722
x = -0,78592 x = -0,21536
21. -1,10791 = -0,3242x – 0,5722 37. -1,0942 = -0,3242x – 0,5722
x = 1,652392
x = 1,61013
22. -1,12205 = -0,3242x – 0,5722
x = 1,69603 38. -0,7812 = -0,3242x – 0,5722

23. 0,88941 = -0,3242x – 0,5722 x = 0,64467

x = 0,97844 39. -1,14267 = -0,3242x – 0,5722

24. -0,68719 = -0,3242x – 0,5722 x = 1,759616

x = 0,354683 40. -0,74112 = -0,3242x – 0,5722

25. -1,14569 = -0,3242x – 0,5722 x = 0,521047

x = 1,768951 PEMBAHASAN
26. -1,1549 = -0,3242x – 0,5722
Penelitian ini bertujuan untuk
x = 1,797353
mengetahui kadar iodin dalam tubuh.
27. -1,19044 = -0,3242x – 0,5722
Iodin merupakan mikronutrien yang
x = 1,906972
penting bagi tubuh. Iodin
dimetabolisme dalam tubuh melalui keseluruhan urin saat berkemih yang
serangkaian tahapan yang melibatkan digunakan sebagai sampel, akan
hipotalamus, hipofisis, kelenjar tiroid, tetapi urin diambil saat pertengahan
dan darah. Untuk mengetahui kadar berkemih. Hal ini dikarenakan urin
iodin dalam tubuh, dapat dilakukan yang pertama kali keluar saat
dengan melihat kadar iodin yang berkemih itu mengandung kotoran
terkandung dalam urin. Iodin dalam dari alat kelamin.
urin merupakan penanda biokimia
Setelah itu, sampel urin dipipet
yang baik untuk gangguan defisiensi
ke dalam plate polipropilen. Selain
iodium.
urin, kalibarator iodin juga dipipet
Pertama-tama yang dilakukan kedalam plate polipropilen. Kalbrator
pada praktikum ini adalah membuat iodin ini berfungsi sebagai standar.
reagen-reagen yang akan digunakan. Absorbansi dari larutan kalibrator
Reagen yang digunakan dalam iodin ini yang dijadikan sebagai kurva
praktikum ini adalah larutan asam baku untuk menghitung konsentrasi
klorat, larutan ammonium persulfate, dari iodin dalam urin. Kemudian
larutan asam arsenat, larutan ceric diikuti dengan penambahan larutan
ammonium sulfat, dan kalibrator ammonium persulfate konsentrasi
iodin. Setelah dilakukan pembuatan 0,87 mol/L sebanyak 100 µL. Lalu,
reagen, dilakukan pengumpulan plate ditutup rapat dan disimpan
sampel urin. Sampel urin yang selama 60 menit pada suhu 110°C.
digunakan harus dalam keadaan Penambahan larutan ammonium
segar, jangan disimpan lebih dari 24 persulfate sebagai pengoksidasi kuat
jam, karena jika terlalu lama disimpan dan dilakukannya pemanasan ini
CO2 akan menguap, dan bertujuan untuk digesti, yaitu untuk
menyebabkan terbentuknya endapan menyederhanakan prosedur dan
fosfat, hal ini akan mengganggu menghasilkan limbah yang tidak
analisis dari urin. Urin yang paling terlalu berbahaya. Ammonium
baik digunakan adalah ketika pagi persulfate harus digunakan dalam
hari saat bangun tidur, karena pada keadaan segar, karena bersifat sebagai
saat malam harinya tubuh melakukan pengoksidasi kuat menyebabkan akan
metabolism. Kemudian, tidak
mudah terurai dan menjadi tidak pengukuran absorbansi pada Panjang
stabil. gelombang 405 nm untuk melihat
terjadinya penurunan absorpsi cahaya
Setelah itu, plate didinginkan dan
yang diakibatkan dari konversi Ce4+
diambil alikuot sebanyak 50 µL dan
yang berwarna kuning menjadi Ce3+
dimasukan kedalam plate polistiren
yang tidak berwarna. Reaksi yang
96-well. Plate polistiren 96-well ini
terjadi merupakan reaksi orde 1. Nilai
memiliki 96 lubang yang dapat diisi
log merupakan nilai yang mewakili
dengan bahan yang ingin diujikan.
konsentrasi hasil dan diplotkan
Setelah itu, dilakukan penambahan
sebagai fungsi konsentrasi iodin.
larutan asam arsenat sebanyak 100 µL
kedalam well. Asam arsenat bersifat Pada penelitian ini, didapatkan
sebagai reduktor, yang dapat persamaan kurva baku y = -0,3242x
mengalami oksidasi. Kemudian – 0,5722 dengan R2 = 0,662. Untuk
ditambahkan larutan ceric ammonium mengetahui konsentrasi dari sampel
sulfat sebanyak 100 µL kedalam well. urin, nilai absorbansi dari urin
Ceric ammonium sulfat ini bersifat dimasukan kedalam persamaan kurva
sebagai oksidator, yang dapat baku sebagai y. Dari 40 samepel yang
mengalami reduksi. Penambahan dianalisis, terdapat 4 sampel yang
ceric ammonium sulfat ini harus memiliki nilai konsentrasi yang
dilakukan dengan cepat, maksimal minus, hal ini menyebabkan keempat
selama 1 menit, karena interval waktu data tersebut tidak dapat digunakan.
dari saat ditambahkannya ceric Dari 36 data sampel urin yang dapat
ammonium sulfat dan pengukuran diketahui konsentrasinya, tidak ada
absorbansi harus sama disetiap yang konsentrasinya sesuai dengan
lubangnya. Jeda waktu antara kadar normal iodin dalam urin, yaitu
pemipetan dan pembacaan absorbansi 100-200 µg/L. Ke 36 data tersebut
paling lama 40 detik. Untuk itulah menunjukan hasil yang melebihi
digunakan pipet multichannel, agar batas normal atau dapat dikatakan
proses lebih cepat. hipertiroid. Hal ini terjadi, karena
nilai R2 pada kurva baku adalah
Setelah itu reaksi dibiarkan
0,662, sedangkan R2 yang baik adalah
berjalan selama 30 menit pada suhu
mendekati 1. R2 ini menandakan
25 °C. Kemudian dilakukan
linearitas suatu metode. Linearitas ini Urinary Iodine Analysis.
memperlihatkan kemampuan metode Journal Plos One. Vol 12 (6):
untuk mendapatkan hasil pengujian 1-10.
yang sesuai dengan konsentrasi analit Machado, A., Lurdes, L., Raquel, B.,
dalam sampel pada kisaran Mesqulta dan Adriano, A.
konsentrasi tertentu. 2017. Improvement of The
Sandell-Kolthoff Reaction
KESIMPULAN
Method (Ammonium
Kadar Iodin dalam urin dapat Persulfate Digestion) for The
ditentukan dengan metode microplate Determination of Iodine In
sederhana, dan dari 40 sampel yang Urine Samples. Clin Chem
dianalisis 4 sampel tidak bisa Lab Med. Vol 55 (9): 1-3.
ditentukan konsentrasinya karena
bernilai negative, dan untuk 36
sampel lainnya kadar iodin dalam urin
lebih dari kisaran normal, yaitu 100-
200 µg/L.

DAFTAR PUSTAKA

Haap, M., Heinz, J., Thumas, H.,


Helmut, D dan Richard, W.
2016. Urinary Iodine:
Comparison from a Simple
Method for That
Determination in Micro Plates
with Measurement by
Inductively Separated Plasma
Mass Spectrometry.
Scientific R. Vol 7 (3): 1-10.
NM, M., Leung, I., McGee, S.,
Eggleson, K dan Lieberman,
M. 2017. Green Design
of a Paper Test Card for

Anda mungkin juga menyukai