PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Harga diri rendah adalah kondisi seseorang yang menilai keberadaan
dirinya lebih rendah dibandingkan orang lain yang berpikir tentang hal negatif
diri sendiri sebagai individu yang gagal, tidak mampu dan tidak berprestasi
(Keliat, 2010). Fitria (2009) Harga diri rendah dapat dibagi menjadi dua yaitu,
harga diri rendah situasional dan harga diri rendah kronik. Harga diri rendah
situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki harga
diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon
terhadap suatu kejadian. Apabila dari harga diri rendah situasional tidak
ditangani segera, maka lama kelamaan dapat menjadi harga diri rendah kronik.
Gambaran gangguan jiwa berat di Indonesia pada tahun 2007 memiliki
prevalensi sebesar 4.6 permil, artinya bahwa dari 1000 penduduk Indonesia
terdapat empat sampai lima diantaranya menderita gangguan harga diri rendah
(Puslitbang Depkes RI, 2008). Penduduk Indonesia pada tahun 2007 (Pusat
Data dan Informasi Depkes RI, 2009) sebanyak 225.642.124 sehingga klien
gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2007 diperkirakan 1.037.454 orang.
Provinsi Jawa Barat didapatkan data individu yang mengalami gangguan jiwa
sebesar 0,22 % (Riskesdas, 2007). menurut penelitian WHO diberbagai
Negara menunjukan , sebesar 20-30% pasien yang datang kepelayanan
kesehatan dengan menunjukan gejala gangguan harga diri rendah. Menurut
hasil penelitian di 20 puskesmas nanggroe ach darusalam tahun 2016
memperlihatkan ada depresi 25,7%, gangguan panic 18,4%, gangguan harga
diri rendah 7,7% .
Proses terjadinya harga diri rendah karna klien tidak mendapat feedback
dari perilakunya bahkan dikucilkan dan diejek . Pada saat itu situasi klien ada
dalam keadaan krisis. klien berusaha menyelesaikan tetapi tidak tuntas
sehingga klien berfikir bahwa dirinya tidak mampu atau gagal dalam
menjalankan fungsi dan peranya. Harga diri rendah juga sering terjadi secara
tiba-tiba atau yang biasa kita kenal sebagai harga diri rendah situasional.
Sedangkan menurut Nurarif dan Hardhi (2015, p. 55) Tanda dan gejala harga
diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu, pandangan
hidup yang pesimis, penurunan produktivitas, penolakan terhadap kemampuan
diri.
Penyelesaian masalah harga diri rendah dilakukan dengan cara
komunikasi terapeutik, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan klien.
Komunikasi terapeutik memperhatikan klien secara holistik meliputi aspek
keselamatan, menggali penyebab, tanda-tanda dan mencari jalan terbaik atas
permasalahan klien. serta melakukan tindakan asuhan keperawatan, Selain itu
hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama
dalam melakukan asuhan keperawatan
1.2.Tujuan
a) Tujuan umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan secara holistik dan
komprehensif pada ganggguan harga diri rendah
b) Tujuan khusus
1. Mampu memahami pengertian, tanda dan gejala, etiologi,
penatalaksaan medis pada masalah keperwatan harga diri rendah
2. Mampu melakukan pengkajian pada masalah gangguan harga diri
rendah
3. Mampu melakukan dan menegakan diagnose pada masalah gangguan
harga diri rendah
4. Mampu melakukan perencanaan keperawatan pada masalah gangguan
harga diri rendah
5. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada masalah gangguan
harga diri rendah
6. Mampu melakukan evaluasi pada masalah gangguan harga diri rendah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Definisi harga diri rendah
harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri sendiri
ataukemampuan diri. Adanya perasaan hilangnya kepercayaan diri merasa
gagal karna tidak mampu mncapai kinginan sesuai dengan ideal diri (Keliat,
1998).gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang ,
perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang
buruk. Harga diri meningkat bila diperhatikan /dicintai dan dihargai atau
dibanggakan tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah. harga diri tinggi/ positif ditandai dengan ansietas yang rendah, efektif
dalam kelompok, dan diterima oleh orang lain . Individu yang memiliki harga
diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptaso secara
efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman sedangkan individu yang
memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negative dan
mengangap sebagai ancaman (Yosep,2009).
2.2.Rentang respon
aktualisasi diri konsep diri positif harga diri rendah identitas kacau depersonalisasi
adaptif maladaptive
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
b. konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang psitif
dalam beraktualisasi diri dan meyadari hal-hal positif maupun negative
dari dirinya.
c. harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai diri negative
dan merasa lebih rendah dari orang lain
d. identitas kacau adalah kegagalan individu mengitegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis
e. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain
2.3.Etilogi harga diri rendah
berdasarkan hasil riset malhi (2008, dalam http:www.tqm.com).
menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita
seseorang. Hal ini diakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai
tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya,
hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Dalam
tinjauan life span histori klien, penyebab terjadinya harga diri rendah adalah
pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilanya.
saat individu mencapai masa remaja keberadaanya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima. menjelang dewasa awal sering gagal
disekolah , pekerjaan atau pergaulan. harga diri rendah saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya . Ada empat
cara dalam meningkatkan harga diri yaitu : memeberi kesempatan berhasil,
menanam gagasan, mendorong aspirasi dan membantu membentuk koping
Menurut fitria (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi proses terjadinya
harga diri rendah yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi
Selain tanda dan gejala tersebut, penampilan seseorang dengan harga diri
rendah juga tampak kurang memperhatikan perawatan diri, berpakian tidak
rapi,selera makan menurun, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, dan bicara lambat dengan nada suara lemah.
2.5.Karakteristik
a. Gangguan pola: tidak nafsu makan atau makan berlebihan
b. Berat badan menurun atau meningkat secara drastic
c. Kemunduran kesehatan fisik
d. Tinggal ditempat tidur dalam waktu lama
e. Banyak tidur siang
f. Kurang bergairah
g. Tidak memperdulikan lingkungan
h. Imobilitas
i. Mondal-mandir / sikap menantang, melakukan kegiatan berulang-ulang
j. Keinginan seksual menurun
2.6.Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
b. Terapi fisik ECT (Elektro Convusi Teraphy)
c. Terapi psikologi
d. Terapi sosial
e. Bila serangan pertama
1). Membangkitkan dan diagnosis
2). Pemeriksaan psikologi
3). Pemeriksaan kimia rutin, skrining, roksikologi, VDRL, dan uji fungsi
tiroid
4). Elektroensefologram (untuk menyingkirkan epilepsy logus temperralit,
neoplasma).
2.7.Pohon masalah harga diri rendah
Jangka panjang:
1. Menutup identitas
2. Identitas negative :asumsi yang bertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat
3.2.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarka pohon masalah adalah :
a. Harga Diri Rendah Kronis
b. Koping Individu Tidak Efektif
c. Isolasi Sosial
3.3.Perencanaan
a. Tujuan Umum :Meningkatkan aktualisasi diri dengan membantu
menumbuhkan, menyadari potensi sambil mencari kompensasi ketidak
mampuan
b. Tujuan Khusus: Klien dapat mengenal dukungan yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan konsep diri dan
membantu klien agar lebih mengerti akan dirinya secara tepat
c. Tindakan Keperawatan : Membantu klien mengidentifikasi penilaian
tentang diri dan kemudian melakukan perubahan perilaku :
1. Memperluas kesadaran diri
2. menyelidiki diri
3. mengevaluasi diri
4. membuat perencanaan yang realistis
5. bertanggung jawab dalam bertindak
3.4.Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal-hal yang
harus dipeehatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan
keperawatan yang akan dilakukan implementasi pada klien dengan harga diri
rendah dilakukan secara interaksi dalam melaksanakan tindakan keperawatan,
perawat harus lebih dulu melakukan :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
c. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
d. Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dimana kemapuanya
f. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada dikeluarga .Hal
dimaksud agar tindakan keperawatan selanjutnya dapat dilanjutkan (Gaffar
L.J.1997)
3.5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan dari pada klien (Keliat, B.A, 1997). Evaluasi dilakukan sesuai
dengan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi
dua yaitu Evaluasi proses dan evaluasi formatif , dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan evaluasi hasil atau sumatif dilakukan dengan
membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan. evaluasi
masalah harga diri rendah kronis diharapkan klien dapat :
a. Ancaman integritas fisik atau harga diri rendah klien sudah berkrang
b. Perilaku klien menunjukan kemajuan dalam menerima, menghargai dan
meyakini diri sendiri
c. Sumber koping yang adekuat sudah memiliki klien yang digunakanya
d. Klien dapat memperluas kesadaran diri, menyelidiki dan mengevaluasi diri
e. klien menggunakan respon koping yang adaptif
f. Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi, dan
meninggalkan aktualisasi diri
g. klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi untuk diri sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan kepribadian .
BAB 4
TINJAUAN KASUS
4.1.Pengkajian
A. Identitas klien
Nama : Ny.z
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 25 Tahun
Agama : Kristen
Status : Lajang
Tanggal pengkajian :10 juni 2021
Informasi : Pasien dan keluarga
B. Alasan Masuk
Pasien masuk rumah sakit jiwa diantar oleh kakak kandungnya dan kakak
kandungnya mengatakan pasien merasa dirinya tidak berguna lagi, pasien
mengatakan tidak mempunyai kemampuan lagi yang bisa dirinya lakukan ,
dan pertama kali masuk rumah sakit jiwa pasien sempat tidak mau makan
dan minum hanya termenung saja dan ketika pasien disuruh mandi pasien
hanya diam dan menagis saja
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
C. Faktor predisposisi
Pasien sebelumnya mengalami gangguan jiwa dan dirawat dirumah sakit
jiwa pada tahun 2020, yang mengakibatkan pasien mengalami gangguan
jiwa ketika kedua orang tuanya meninggal dunia dan pasien mengatakan
pernah bersetubuh dengan kakak kandungnya. pasien menarik diri, merasa
dirinya tidak berguna lagi sehingga ia lebih menutup diri
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
D. Fisik
1. Tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 75x/mnt
Suhu : 36,50 c
RR : 20x/mnt
2. Klien memiliki tinggi badan 160 cm dan berat badan 55 Kg
3. Keluhan fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan pada fisiknya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki hidup
: Laki-laki meninggal
: Perempuan hidup
: Perempuan meningal
: Klien
: Tinggal serumah
Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara , klien sudah yatim piatu
dan tingga bersama dengan kedua saudara kandungnya dalam keluarga
tidak ada yang ,menderita masalah seperti klien
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien menyukai seluruh tubuhnya, tidak ada yang
cacat
b. Identitas diri : Klien adalah seorang perempuan, belum pernah
menikah, klien adalah kedua dari tiga bersaudara
c. Peran diri : klien adalah seorang anak dari tiga bersaudara, saat
ditanya klien tidak mau menjawab
d. Ideal diri : Klien ingin cepat sembuh
e. Harga diri : Pasien merasa malu dengan kondisinya saat ini
jika bertemu dengan orang lain , pasien menyendiri dan melamun
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang berarti : Orang yang berarti saat ini dalam kehidupan pasien
adalah adiknya dimana adiknya yang menjaga dan merawat dia
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat : pasien selalu
mengikuti kegiatan kelompok seperti beribadah , gotong royong.
c. Hambatan hambatan berhubungan dengan orang lain: pasien malu
jika berhubungan dengan orang karna klienn menganggap diri
sudah nodai oleh kakaknya , pasien berbicara seperlunya saja
ketika ditanya, lalu kebanyakan diam dan menyendiri dikamarnya
Masalah keperawatan: isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai keyakinan : Pasien beragama Kristen
b. Kegiatan ibadah : Pasien selalu mengikuti ibadah
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
F. Status mental
1. Penampilan : Klien tampak berpakian rapih, rambut pasien tampak
rapih, baju bersih, tidak bau badan, klien mengunakan sandal
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan : pasien menjawab pertanyaan dengan jelas , menjawab
setiap pertanyaan yang diajukan, nada suara pelan dan jelas, saat
bercerita tentang kakaknya, intonasi pasien langsung meningkat, isi
pembicaraan tampak kasar, dan tangan pasien mengepal
Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan
3. Aktifitas motorik : kontak mata berkurang, badan klien tampak lemas,
tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasa.
Masalah keperawatan : penurunan aktifitas fisik
4. Alam perasaan : pasien mengatakan sedih , mata berkaca-kaca sering
melamun dan memikirkan sesuatu yang menimpa dirinya. dan saat
seperti ini klien lebih memilih diam
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
5. Afek : Labil, sering menunduk, Pasien tampak sedih, kurang istrahat ,
mata berkaca-kaca
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
6. Interaksi selama wawancara: pasien tidak koopertif, tidak ada kontak
mata pada lawan bicara, sering menunduk dan tidak banyak bicara
Masalah keperawatan : gangguan interaksi sosial
7. Persepsi : pasien mengatakan mendengar suara berbisik saat duduk
atau tidur. frekuensi bisikan hanya muncul ketika duduk dan tidur ,
bisikan berasal dari dua telinga baik kanan maupun kiri. pasien
mampu mengendalikan dirinya walaupun ada bisikan tersebut
Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran
8. Proses pikir : pasien berbicara lancar mudah dipahami, saat ditanya
pasien menjawab pertanyaan dengan baik
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
9. Isi pikir : klien mengatakan bahwa dirinya malu, tidak berguna lagi
karna sudah disetubuhi oleh kakaknya
Masalah keperawatan : gangguan harga diri rendah
10. Tingkat kesadaran : klien mengetahui hari dan tanggal, klien
mengetahui bahwa dirinya berada diruangan, pasien mengenal orang-
orang yang berada diruangan tersebut
11. Memori : pasien mampu menceritakan kejadian dimasa lalu
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : perhatian klien tidak mudah
dialihkan dibuktikan dengan : ketika diajak berkomunikasi pasien
mampu menjelaskan apa yang telah dibicarakan selanjutnya dan pasien
mampu berhitung dengan baik dibuktikan dengan pasien mampu
berhitung10-2=8 dan 11+4= 15
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
13. Kemampuan penilaian : klien dapat membedakan hal yang baik dan
buruk , dan bisa mengambil keputusan sendiri
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri : pasien tidak mengingkari penyakit yang diderita, klien
mengetahui bahwa dirinya memiliki harga diri rendah
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
G. Kebutuhan persiapan pulang
1. Kemampuan klien memenuhi/menyediakan kebutuhan : terkait dengan
perawatan kesehatan , transportasi, tempat tinggal dan keuangan tidak
ada masalah karna kliem mepunyai jaminan kesehatan BPJS serta
memiliki rumah tinggal sendiri
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri : pasien megatakan mandi 2 kali sehari , mandi
secara mandiri dikamar mandi mengunakan sabun, pasien memakai
baju dan celana dengan benar, rambut rapih berwarna hitam, kuku
pendek
b. Nutrisi: pasien mengatakan makan 3 kali sehari, makan secara
mandiri.
c. Toileting: pasien mengatakan BAK dan BAB di WC tanpa bantuan
orang lain
d. Tidur : pasien mengatakan terkadang tidur siang jam 13.00-
14.00.tidur malam 21.00-04.00 pagi. pasien mengatakan aktivitas
sebelum tidur adalah cuci kaki dan gosok gigi dan saat bangun
tidur pasien mandi/cuci muka dikamar mandi
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. Kemampuan klien dalam : klien mengatakan ingin menjalani hidupnya
dengan baik, pasien mengatakan akan rutin minum obat yang diberikan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
4. Klien mempunyai sistem pendukung: klien mengatakan bahwa
mendapatkan dukungan dari keluarga , teman kelompok sosial.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
H. Mekanisme koping
Pasien mengatakan jika ada masalah pasien cenderung lebih tertutup dan
lebih memilih untuk memendam sendiri
Masalah keperawatan: Koping individu tidak efektif
I. Masalah psikososial dan lingkungan
Pasien mengatakan sulit berteman dengan orang lain, banyak diam, pasien
sulit untuk memulai pembicaraan dengan orang lain, lebih memilih diam
sendiri didalam kamar
Masalah keperawatan : isolasi sosial
J. Pengetahuan kurang tentang
klien mengatakan kurang mengerti dengan gangguan jiwa yang dialaminya
sekarang
Masalah keperawatan : kurangnya pengetahuan
K. Data-data lain
Jenis Hasil Nilai nominal
HBG 10,0 12 – 15
HCT 34,0 37 -52
RBC 4,1 4,2 -6,1
WBC 9,0 4,8 -10, 8
SGOT 14 31
BUN 8 4,5 -23
ASAM URAT 3,6 2,5 – 6.0
L. Aspek medik
1. Diagnose medik: Riwayat dahulu dengan retradasi mental
2. Terapi medik : Risperidon 2x2 mg, Thihetsipendil 2x2 mg,
Clopromazil 1x100 mg.
M. Daftar masalah keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Isolasi sosial
3. Resiko perilaku kekerasan
4. Penurunan aktifitas fisik
5. Perubahan proses pikir
6. Gangguan interaksi sosial
7. Halusinasi pendengaran
8. Koping individu tidak efektif
9. Kurang pengetahuan
4.2.Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Ganguan konsep Harga diri rendah
1. Klien mengatakan tidak diri
ada lagi bisa dilakukan
oleh dirinya
2. klien merasa minder dan
malu terhadap dirinya
3. pasien menyendiri dan
melamun
DO:
1. Klien tampak sedih, suara
pelan, kontak mata kurang
2. DS: pelecehan seksual Isolasi sosial
1. Pasien mengatakan pernah
dilakukan tindakan
pelecehan seksual oleh
kakak kandungnya
DO:
1. Klien tampak menyendiri,
tidak dapat memandang
orang lain, dan sering
menunduk
3. DS: Gengguan Halusinasi
1. pasien mengatakan persepsi sensori pendengaran
mendengar suara berbisik
saat duduk atau tidur.
frekuensi bisikan hanya
muncul ketika duduk dan
tidur , bisikan berasal dari
dua telinga baik kanan
maupun kiri
DO:
1. Klien tampak pandangan
kosong, dan sering
melamun
4.3. Diagnosa keperawatan
a. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
4.4.Intervensi keperawatan
Nama klien :Ny. z Nama mahasiswa: Mariance lobo haba
NO TGL DIAGNOSA PERENCANAAN TINDAKAN RASION
KEPERAWA TUJUAN KRITERIA KEPERAWATA AL
TAN EVALUASI N
1. 11 Gangguan TUM : Setelah Bina hubungan
JUNI konsep diri: Klien dilakukan 1x saling percaya
2021 Harga diri memiliki pertemuan dengan
rendah konsep Ekspresi wajah mengungkapkanp
diri: bersahabat, rinsip komnikasi
percaya menunjukan terapeutik
diri yang rasa a. sapa klien
optimal senang,ada dengan ramah
TUK kontak mata , baik verbal
klien mau berjabat maupun
dapat tangan, mau nonverbal
melakukan menjawab b. perkenalkan
hubungan salam, klien diri dengan
sosial mau duduk sopan
secara berdampingan c Tanya nama
bertahap dengan lengkap dan
perawat, mau nama
mengutarakan panggilan
masalah yang yang disukai
dihadapi klien
d jelaskan
tujuan
pertemuan
e jujur dan
menepati janji
f Tunjukan rasa
empati dari
menerima
klien
g beri perhatian
kepada klien
dan
perhatikan
dan aspek
positif yang
dimiliki klien
serta diskusi
kemampan
dan aspek
positif yang
dimiliki klien
Klien Setelah a. diskusikan
dapat dilakukan 1x kemampuan
membina pertemuan dan aspek
hubungan Klien menilai positif yang
saling kemapuan dimiliki klien
percaya kemampuan b. setiap bertemu
yang dapat hindarkan
digunakan klien dari
memberi nilai
negative
c. Utamakan
memberi
pujian yang
realitik
12 SP 2: S: Senang
JUNI 1. klien dapat O:
2021 melakukan hubungan 1. Pasien
sosial secara bertahap mampu
2. Klien dapat membina megenali dan
hubungan saling mengidentifik
percaya asi
3. Klien dapat menilai kemampuan
kemampuan yang dan aspek
digunakan positif yang
4. Klien dapat dimiliki
melakukan kegiatan pasien harga
sesuai dengan kondisi diri rendah
5. Klien dapat 2. klien mampu
memanfaatkan mengikuti
sistem pendukung kegiatan yang
yang ada dikeluarga dipilih
sebanyak 3x
sehari
3. menganjurkan
klien
memasukan
kejadwal
jegiatan
harian
A: Masalah
teratasi
P: Intervensi
dihentikan
Pohon Masalah
core
Harga diri rendah
problem
Diana putri, (2020). Asuhan keperawatan pada pasien skisofrenia dengan masalah
keperawatan harga diri rendah kronis dirumah sakit jiwa Dr. Arif Zainudin
sukarta. http://eprints.umpo.ac.id/6155/