Anda di halaman 1dari 8

FARMAKOTERAPI 1

“LUNG CANCER”

OLEH

NAMA : RISKA AMELIA PUTRI


NIM : O1A117056
KELAS :D
DOSEN : apt. SUNANDAR IHSAN, S.Farm., M.Sc.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
A. Pendahuluan
Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang
tidak terkontrol pada jaringan paru-paru. Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat
menyebar ke luar dari paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke jaringan
yang terdekat atau bagian tubuh yang lainnya. Sebagian besar kanker yang mulai di paru-
paru, yang dikenal sebagai kanker paru primer, adalah karsinoma yang berasal dari
sel epitelium. Jenis kanker paru yang utama adalah SCLC (kanker paru sel kecil), atau
disebut juga kanker sel gandum, dan NSCLC (kanker paru non-sel-kecil). Gejala paling
umum adalah batuk (termasuk batuk darah), berat badan turun dan sesak napas.
B. Penyebab Kanker Paru-Paru
1. Paparan benzopyrene
Benzopyrene bersifat karsinogenik. Salah satu media yang bisa menghantar zat ini ialah
udara. Benzopyrene dapat ditemukan pada asap rokok, asap kendaraan atau asap dari
pembakaran hutan.
2. Paparan zat kimia
Beberapa jenis pekerjaan yang berkaitan dengan zat kimia punya risiko terkena kanker
paru. Terdapat beberapa jenis zat kimia yang bersifat karsinogenik antara lain, radon,
asbes, arsenik, senyawa nikel, produk batubara, limbah diesel serta eter chloromethyl.
3. Riwayat keluarga
Bila ada anggota keluarga yang pernah mengidap kanker paru, maka ada kontribusi besar
terhadap anggota keluarga lain untuk terkena penyakit serupa. Namun, hal ini bisa
diimbangi dengan menghindari faktor risiko lain sehingga memperkecil kemungkinan
untuk terkena kanker paru.
4. Riwayat penyakit paru
Kanker paru bisa menyerang seseorang yang pernah mengidap penyakit paru kronis.
Penyakit paru kronis yang dimaksud antara lain, TBC, bronkitis kronis, dan Penyakit
paru Obstruktif kronik (PPOK). Penyakit paru mampu menyebabkan peradangan dan
jaringan parut di paru sehingga memicu kanker.
5. Pola makan tidak seimbang
Sebenarnya tubuh punya mekanisme untuk memperbaiki sel yang rusak akibat paparan
zat kimia atau polusi. Namun, tubuh tak mampu terus-terusan memperbaiki diri jika
paparan terus terjadi apalagi tak diimbangi dengan asupan gizi seimbang. Oleh
karenanya, diperlukan pola makan tepat agar asupan gizi bisa memenuhi kebutuhan
tubuh (Tim editor, 2016).
C. Clinical Case
Ny. Mc umur 85 tahun mengalami batuk sedang yang berdahak tidak disertai darah dia juga
mengalami demam dan nafas pendek-pendek. Pergi ke dokter dan menerima antibiotik untuk
kemungkinan pneumonianya.
Hasil radiogram ada infiltrat pada lobus kiri atas paru dengan hasil CT scan ditemukan massa
6 x 3 x 3,6 dan sudah menyebar bagian suporior kiri hilum.
Terlihat adanya adenopati berupa jaringan parut ukuran 14 x 9 mm bagian mediastinal dan
beberapa nodul atau kelenjar limfe.
Hasil biopsi ; tipehistologi sel yaitu adenokarsinoma, hasil tes patologi yaitu grade 3 dari 4,
metastase pada bagian kontralateral paru.
Riwayat penyakit hipertensi dan hyperlipidemia. Pernah hemangioma umur 23 tahun, kanker
serviks umur 25 tahun. Tidak pernah merokok.
Data laboratorium: Hb = 11,3 g/dl,
WBC = 5.200 cells/ul
Platelet = 245.000 cells/ul
Sodium normal = 14,3 mEg/L
Potasium normal = 4,4 mEg/L
Kreatinin = 1,08 mg/dl dan Clcr = 48 mL/menit
Status performen = 0-1
Tentukan permasalahan utama pasien dan bagaimana tata laksana terapi pasien? jika hasil
analisis status mutasi gen yaitu positif mutasi dengan wiltype EGFR bagaimana terapinya ?

1. Subjek
Ny Mc. 85 tahun dengan gejala batuk sedang yang berdahak tidak disertai darah dia
juga mengalami demam dan nafas pendek-pendek . Pergi ke dokter dan menerima antibiotik
untuk kemungkinan pneumonianya. Data yang dapat diperoleh berupa:
a. Riwayat penyakit, dalam kasus ini hipertensi dan hyperlipidemia. Pernah
hemangioma umur 23 tahun, kanker serviks umur 25 tahun.
b. Riwayat social, dalam kasus ini pasien tidak merokok.
2. Objek
1. Hasil pemeriksaan, dalam pemeriksaan pasien pada laboratorium meliputi, yaitu:
Hb = 11,3 g/dl,
WBC = 5.200 cells/ul
Platelet = 245.000 cells/ul
Sodium normal = 14,3 mEg/L
Potasium normal = 4,4 mEg/L
Kreatinin = 1,08 mg/dl dan Clcr = 48 mL/menit
Status performen = 0-1
2. Hasil biopsi, tipehistologi sel yaitu adenokarsinoma, hasil tes patologi yaitu grade 3
dari 4, metastase pada bagian kontralateral paru
3. Hasil radiogram ada infiltrat pada lobus kiri atas paru dengan hasil CT scan
ditemukan massa 6 x 3 x 3,6 dan sudah menyebar bagian suporior kiri hilum.

3. Assesment

Berdasarkan uraian diatas nyonya Nc mengalami kanker paru stadium IV, karena pada stage
IV mengalami :
1. T2 ukuran tumor lebih dari 3 cm tetapi kurang dari 7 cm, dan T 4 tumor ukuran apapun
yang menyebar ke jaringan tubuh lainya.
2. N2 Metastasis di peribronkial ipsilateral dan / atau kelenjar getah bening hilar, N2
Metastasis di mediastinal ipsilateral dan / atau kelenjar getah bening subcarinal,
N3metastasis di mediastinal kontralateral, kontralateral, scalene hilar, ipsilateral atau
kontralateral, atau nodus limfa supraklavikula.
3. M1 mengalami metastasi
4. Kesimpulanya pasien mengalami kanker paru-paru stadium IV dengan tipe NSCL
adenocarsinoma dengan mutasi wiltype EGFR dengan non squmouse.
5. Problem dalam kasus ini bahwa pasien hanya menerima antibiotik untuk kemungkinan
pneumonia, namun pasien telah mengalami kanker paru stadium lanjut dan sudah
menyebar di area superior kiri. Sehingga perlu rekomendasi obat penunjang unuk
penyakit kanker paru.

4. Planning
a. Tujuan
Yaitu untuk menjaga atau meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang
kelangsungan hidup, jika memungkinkan (Dipiro, 2011)
1. Strategi terapi
Sekitar dua pertiga pasien NSCLC datang dengan penyakit lanjut (stadium IIIB atau
IV yang tidak dapat dioperasi) pada saat diagnosis. Tumor lanjut ini tidak dapat direseksi
secara operasi sebagai akibat dari disebarluaskan (beberapa situs) penyakit metastasis atau
situs metastasis yang tidak untuk operasi. Kemoterapi adalah terapi lini pertama untuk
sebagian besar pasien NSCLC tingkat lanjut. Maksud dari kemoterapi adalah untuk
meredakan rasa sakit gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan meningkatkan durasi bertahan
hidup. Peningkatan tingkat respons, sedikit peningkatan dalam kelangsungan hidup,dan
penurunan profil toksisitas yang diamati pada banyak yang lebih baru agen kemoterapi dan
rejimen kombinasi telah membuat para ahli setuju bahwa sebagian besar pasien dengan
penyakit stadium IV harus menerima di Setidaknya satu rejimen kemoterapi. Yang Non-Kecil
Kelompok Kolaborasi Kanker Paru Sel melaporkan hasil penting dari meta-analisis besar
yang mencakup lebih dari 25 tahun dan 52 uji klinis kemoterapi dalam pengelolaan NSCLC.
Diberikan untuk total empat hingga enam siklus pada pasien yang NSCLC stabil atau
merespons kemoterapi. pemberian kemoterapi sampaiperkembangan penyakit tidak memiliki
manfaat klinis yang signifikan dalam kelangsungan hidup,tingkat respons, atau kualitas
hidup, tetapi peningkatan toksisitas dibandingkanuntuk administrasi empat siklus. Sehingga
digunakan terapi kemoterapi dan target terapi yang digunakan yaitu kombinasi carboplatin
dan erlotinib.
b. Tatalaksana Terapi
Tatalaksana terapi kanker paru adalah menggunakan kombinasi kemoterapi
carboplatin dan erlotinib. Pemilihan obat carboplatin digunakan sebagai terapi kemoterapi
yang memiliki efek samping tidak membahayakan pada pasien sehingga cocok untuk
digunakan pada pasien lansia dan aman pada ginjal. Pemilihan obat erlotinib digunakan
sebagai obat yang bekerja pada tipe kanker paru non sqomouse dan langsungpada target aksi
sel kankernya. Kombinasi dua obat kemoterapi ini akan memaksimalkan pengobatan karena
aksi cepat menghambat pertumbuhn sel kanker langsung pada DNA.
Carboplatin
Indikasi : Untuk memperlambat atau meghentikan pertumbuhan sel kanker.
Termasuk golongan kelas cytoxic chemoteraphy.
Dosis : Carboplatin dosis awal : 10 mg/mL diberikan dengan injeksi intra
vena
Erlotinib
Indikasi : Kemoterapi penyakit kanker paru non-squomous
Dosis : 150 mg diminum sekali sehari, durasi terapinya sampai penyakit
membaik atau acceptable.
5. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
a. Untuk mengurangi resiko keracunan pasien dengan pengobatan carboplatin maka harus
diperhatikan interaksi obat carboplatin degan makanan atau minuman yang dikonsumsi.
b. Apabila anda melupakan satu dosis obat cispalatin ini minum sesegera mungkin namun
bila sudah mendekati waktu dosis berikutnya lewati dosis yang terlupakan dan
kemabali ke jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.
c. Efek samping yang ditimbulkan adalah Nyeri dada, batuk, tinja yang berwarna hitam
dan berdarah, demam, radang tenggorokan, sakit perut ringan, mual muntah dan diare
serta terjadi penurunan berat badan.
6. Monitoring
a. Monitoring mutasi gen dengan memperhatikan nilai WBC
b. Monitoring efek samping obat bila terjadi reaksi obat yang tidak diingankan segera
hubungi dokter/apoteker untuk ditindak lanjuti
c. Monitoring kadar kreatinin, meskipun masih dalam rentang normal namun perlu
dimonitoring untuk menyesuaikan dosis obat yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Allderdge, B.K., Robin L.C., Michael E.E., Joseph G., Pamala A.J., Wayne A.K dan Bradley
R.W., 2013, Applied Therapeutics The Clinical Use of Drugs Tenth Edition, Wolters
Kluwer : USA.

Dipiro J.T., Robert L.T., Gary C.Y., Gary R.M., Barbara G.W dan Michael P.L., 2011,
Pharmacotherapy a Pathophisiologic Approah EiGHT Edition, MC Graw Hill : New
York.

Tim editor, 2016, Kanker Paru: Sebuah Kajian Singkat, Crit and Emerg Med, vol. 4(1).

Anda mungkin juga menyukai