2.1. Dari Sudut Pandang Keilmuan 2.1.1. Pengertian: Bab Ii Tinjauan Teori
2.1. Dari Sudut Pandang Keilmuan 2.1.1. Pengertian: Bab Ii Tinjauan Teori
TINJAUAN TEORI
2.1.1. Pengertian
2.1.3. Gejala
Gejala utama pada klien TBC paru adalah batuk terus menerus dan
berdahak selama 3 minggu atau lebih. Seseorang yang diduga klien
tuberkulosis paru apabila pada orang tersebut ditemukan tanda dan gejala
utama anatara lain :
Batuk
Gejala ini timbul paling dini dan paling banyak ditemukan. Sifat batuk
dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah terjadi
peradangan menjadi produktif (mengeluarkan sputum). Setiap orang yang
datang ke unit pelayanan kesehatan dengan batuk-batuk berdahak selama
tiga minggu atau lebih sebaiknya harus dianggap sebagai tersangka
tuberkulosis paru (suspect tuberkulosis) dan segera diperiksa dahaknya di
laboratorium. Keadaan yang lanjut adalah dapat berupa batuk darah
(hemoptoe), hal ini dikarenakan pembuluh darah yang pecah pada kavitas
atau bisa juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
Sesak nafas dan nyeri dada
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak, sesak
nafas akan ditemukan pada penyalit tuberkulosis paru yang sudah lanjut
dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru. Nyeri dada timbul
bila infiltrasi radang sampai ke pleura hingga menimbulkan pleuritis.
Demam
Demam biasanya subfebris menyerupai influenza, tetapi kadang-kadang
panas dapat mencapai 40-41° c. Panas badan sedikt meningkat pada siang
hari dan sore hari. Panas menjadi lebih tinggi bila proses penyakitnya
berkembang (progresif).
Malaise
Penyakit tuberkulosis paru bersifat radang menahun, gejala malaise sering
ditemukan disertai anoreksia. Badan semakin kurus (BB turun), sakit
kepala, menggigil, nyeri otot dan keringat malam. Gejala rasa kurang enak
badan (malaise) ini makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul
secara tidak teratur.
Gejala-gejala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain
tuberkulosis. Oleh sebab itu setiap orang yang datang ke unit pelayanan
kesehatan dengan gejala tersebut diatas, harus dianggap sebagai seorang
“suspek tuberkulosis” atau tersangka klien TBC, dan perlu dilakukan
pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.
2.1.4. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan dahak mikroskopis
Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis,
menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi
penularan. Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis
dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan berupa
Sewaktu – Pagi – sewaktu (SPS).
S (Sewaktu) : dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang
berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa
sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari
kedua.
P (Pagi) : Dahak dikumpulkan dirumah pada pagi hari kedua,
segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri
kepada petugas di UPK.
S (Sewaktu) : dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua,
saat menyerahkan dahak pagi.
2. Pemeriksaan biakan
Peran biakan dan identifikasi M. Tuberkulosis pada
penanggulangan TB khususnya untuk mengetahui apakah pasien
yang bersangkutan masih peka terhadap OAT yang digunakan.
3. Pemeriksaan tes Resistensi
Tes resistensi tersebut hanya bisa dilakukan di laboratorium yang
mampu melaksanakan biakan, identifikasi kuman serta tes
resistensi sesuai standar internasional , dan telah mendapatkan
pemantapan mutu (Quality Assurance) oleh laboratorium supra
nasional TB. Hal ini bertujuan agar hasil pemeriksaan tersebut
memberikan simpulan yang benar sehingga kemungkinan
kesalahan dalam pengobatan MDR dapat dicegah.
2.1.5.Cara Penularan
Berdasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis,
program pemberantasan Tuberkulosis paru dijelaskan bahwa sumber
penularan adalah penderita Tuberkulosis paru yang di dalam dahaknya
berdasarkan pemeriksaan mikroskopis ditemukan kuman Tuberkulosis atau
Basil Tahan Asam (BTA) (Depkes, 2001). Basil Tuberkulosis memiliki sifat
khas, diantaranya adalah : berukur sangat kecil dan hanya dapat dilihat di
bawah mikroskop dengan panjang 1 – 4 mikron serta lebar antara 0,3 – 0,6
mikron. Berbentuk batang, mempunyai sifat tahan asam (BTA), artinya bila
basil ini diwarnai, warna tersebut tidak akan luntur oleh bahan kimia yang
bersifat asam. Proses berkembang biak basil ini dengan cara melakukan
pembelahan diri membutuhkan waktu 14 – 20 jam. Lingkungan hidup
optimal pada suhu 37 C dan kelembaban 70%. Kuman ini mati oleh sinar
matahari (ultra violet)langsung 5 – 10 menit . Maka dapat disimpulkan bahwa
cara penularan TB Paru sebagai berikut :
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif
Pada waktu bersin atau batuk, pasien menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak
Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak
berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah
percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman.
Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap
dan lembab.
Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut
Factor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan
oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara
tersebut
Sebelum terjadi pada diri kita sebaiknya kita melakukan pencegahan, agar kita
bisa terhindar dari penyakit TBC tersebut. Adapun cara pencegahannya adalah
sebagai berikut:
Tidak meludah disembarang tempat, usahakan meludah ditempat yang
terkena sinar matahari atau ditempat sampah.
Ketika ada seseorang ingin batuk atau bersin sebaiknya anda menutup
mulut untuk menjaga terjadinya penularan penyakit.
Kesehatan badan harus sering di jaga supaya sistem imun senangtiasa
terjaga dan kuat.
Jangan terlalu sering begadang karena kurang istirahat akan melemahkan
sistem kekebalan tubuh.
Jaga jarak aman terhadap penderita penyakit TBC
Sering-seringlah berolahraga supaya tubuh kita selalu sehat.
Lakukan imunisasi terhadap bayi untuk mencegah penyakit TBC
Jemur tempat tidur bagi penderita TBC, karena kuman TBC dapat mati
apabila terkena dengan sinar matahari.
Pengobatan TB
Tujuan pengobatan adalah untuk menyembuhkan pasien , mencgah penularan, dan
mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT (Obat Anti Tuberculosa).
diberikan Pengobatan TB dilakukan dengan prinsip:
OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat
dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Jangan mengunakan OAT dosis tunggal
(monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tetap (OAT-
KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat ,dilakukan
pengawasan langsung (DOT= Directly Observed Treatment) oleh
seorang Pengawas Menelan Obat (PMO)
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap , yaitu tahap intensif dan
lanjutan.
Panduan OAT yang digunakan di Indonesia:
- Katagori 1
2 (HRZE)/ 4(HR)3
- Katagori 2
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
- Katagori Anak
2HRZ/4HR
Disamping kedua katagori diatas, disediakan panduan obat sisipan
(HRZE)
2.2. Dari sudut pandang Antropologi
Di kota Pariaman , Padang, Sumatra Barat , TB atau di kenal dengan
batuk berdarah, menurut kepercayaan orang disana di anggap sebagai
guna-guna atau disebut juga di tingam.