Oleh :
NAMA : NURFAIDAH
NIM : D1B120130
KELAS : 02 ALIH JENJANG
FAKULTAS FARMASI
PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
berjudul “Replikasi Sel, Transkripsi DNA, dan Translasi Gen” dapat diselesaikan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Sel.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Juaella Yustisi M.Si., Apt yang telah membimbing selama perkuliahan sehingga
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Nurfaidah
DAFTAR ISI
SAMPUL
……………………………………………………………………….. ......i
KATA
PENGANTAR………………………………………………………………. .....ii
DAFTAR ISI….
………………………………………………………………..............…iii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………....
A. Latar
Belakang……………………………………………………………............
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………........
C. Tujuan
…………………………………………………………………….................
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA………………………………………………………
A. Proses Replikasi Sel ………………………………………………….............l
B. Proses Transkripsi DNA ………………………………………………….....
C. Proses Translasi Gen …………………………………………………….......
a) Tahap – Tahap Translasi ………………………………………….....
b) Struktur dan Fungsi tRNA ………………………………………. .....
c) Sintesis tRNA aminoasil ………………………………………….......
d) Ribosom ………………………………………………………….................
BAB 3
PENUTUP…………………………………………………………………........
A. Kesimpulan
………………………………………………………………..............
B. Saran
……………………………………………………………………...................
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………….......
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DNA mengontrol metabolisme dengan memerintahkan sel untuk
menghasilkan enzim spesifik dan protein lain. Percobaan Beadle dan Tatum
pada strain mutan Neurospora memunculkan hipotesis satu gen-satu enzim,
yang kemudian dimodifikasi menjadi satu gen-satu polipeptida. Suatugen
menentukan urutan asam amino rantai polipeptida.
Transkripsi adalah sintesis RNA yang diarahkan oleh DNA. Sintesis RNA
pada cetakan DNA dikatalis oleh enzim RNA polimerase. Sintesis ini
mengikuti aturan pemasangan basa yang sama seperti replikasi DNA ,
terkecuali bahwa pada RNA, urasil menggantikan timin. Promoter, urutan
nukleotida spesifik pada bagian start suatu gen, memberi sinyal untuk
menginisiasi sintesis RNA. Faktor transkripsi (protein) membantu RNA
polimerase eukariotik mengenali urutan promotor. Transkripsi terus
berlangsung hingga urutan RNA tertentu memberin sinyal terminasi.
Translasi adalah sintesis polipeptida yang diatur oleh RNA. Saat molekul
mRNA meluncur melalui ribosom, kodon-kodon ditranslasi satu per satu
menjadi asam-asam amino. Interpreternya adalah molekul tRNA. Setelah
mengambil asam amino spesifik, tRNA berjajar dengan bantuan triplet
antikodonnya di kodon komplementer pada mRNA. Pelekatan asam amino
pada spesifik pada bagian tRNA tertentu merupakan proses yang digerakan
ATP yang dikatalis enzim sintetase tRNA-aminoasil. Translasi terdiri dari 3
tahap yaitu aktivasi, berupa penambahan asam amino pada tRNA. Kemudian,
terjadi inisiasi dan elongasi yang ditandai dengan penambahan asam amino
baru dengan peptidyl transferase. Akhirnya proses akan berhenti di tahap
terminasi. Ribosom mengkoordinasikan ketiga tahap translasi : inisiasi,
elongasi dan terminasi. Setiap ribosom terdiri dari dua sub unit yang terbuat
dari protein dan RNA ribosom (rRNA). Ribosom memiliki tempat pengikatan
untuk mRNA; tempat P dan A yang mengikat tRNA yang bersebelahan begitu
asam amino dihubungkan dalam rantai polipeptida yang sedang tumbuh; dan
tempat E untuk pelepasan tRNA.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses Replikasi Sel?
2. Bagaimana proses Transkripsi DNA?
3. Bagaimana proses Translasi Gen?
C. Tujuan
1. Mengetahui proses Replikasi Sel ?
2. Mengetahui proses Transkripsi DNA ?
3. Mengetahui proses Translasi Gen ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Replikasi Sel
Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah secara
mitosis, tiap-tiap sel hasila pembelahan mengandung DNA penuh dan identik
seperti induknya.Dengan demikian, DNA harus secara tepat direplikasi
sebelum proses pembelahan dimulai. Hipotesis mengenai replikasi DNA
dikemukakan setelah muncul model DNA heliks ganda. Replikasi DNA dapat
terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida
lama (Ayu, 2007).
Proses komplementasi pasangan basa menghasilkan suatu molekul DNA
baru yang sama dengan molekul DNA lama sebagai cetakan. Kemungkinan
terjadinya replikasi dapat melalui tiga model. Model pertama adalah model
konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi sebagai
cetakan untuk dua dua rantai DNA baru.
Model kedua disebut model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama
terpisah dan rantai baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-
masing rantai DNA lama tersebut.Model ketiga adalah model dispersif, yaitu
beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebgai cetakan untuk
sintesis rantai DNA baru.
Model semikonservatif
Model Konservatif
Model Dispersive
Model semikonservatif merupakan model yang tepat untuk proses
replikasi DNA. Replikasi DNA semikonservatif ini berlaku bagi organisme
prokariot maupun eukariot. Pada replikasi semikonservatif tangga berpilin
mengalami pembukaan terlebih dahulu sehingga kedua untai polinukleotida
akan saling terpisah. Namun, masing-masing untai ini tetap dipertahankan dan
akan bertindak sebagai cetakan (template) bagi pembentukan untai
polinukleotida baru. Sementara itu, pada replikasi dispersif kedua untai
polinukleotida mengalami fragmentasi di sejumlah tempat. Kemudian,
fragmen-fragmen polinukleotida yang terbentuk akan menjadi cetakan bagi
fragmen nukleotida baru sehingga fragmen lama dan baru akan dijumpai
berselang-seling di dalam tangga berpilin yang baru.
a) Replikasi DNA prokariot
Replikasi DNA kromosom prokariot, khususnya bakteri, sangat
berkaitan dengan siklus pertumbuhannya. Daerah ori pada E. coli,
misalnya, berisi empat buah tempat pengikatan protein inisiator DnaA,
yang masing-masing panjangnya 9 pb. Sintesis protein DnaA ini sejalan
dengan laju pertumbuhan bakteri sehingga inisiasi replikasi juga sejalan
dengan laju pertumbuhan bakteri.
Pada laju pertumbuhan sel yang sangat tinggi, DNA kromosom
prokariot dapat mengalami reinisiasi replikasi pada dua ori yang baru
terbentuk, sebelum putaran replikasi yang pertama berakhir.
Akibatnya, sel-sel hasil pembelahan akan menerima kromosom yang
sebagian telah bereplikasi.
Protein DnaA membentuk struktur kompleks yang terdiri atas 30
hingga 40 buah molekul, yang masing-masing akan terikat pada molekul
ATP. Daerah ori akan mengelilingi kompleks DnaA-ATP tersebut. Proses
ini memerlukan kondisi superkoiling negatif DNA (pilinan kedua untai
DNA berbalik arah sehingga terbuka). Superkoiling negatif akan
menyebabkan pembukaan tiga sekuens repetitif sepanjang 13 pb yang kaya
dengan ATP sehingga memungkinkan terjadinya pengikatan protein
DnaB, yang merupakan enzim helikase, yaitu enzim yang akan
menggunakan energ ATP hasil hidrolisis untuk bergerak di sepanjang
kedua untai DNA dan memisahkannya.
Untai DNA tunggal hasil pemisahan oleh helikase selanjutnya
diselubungi oleh protein pengikat untai tunggal atau single-stranded
binding protein (SSB) untuk melindungi DNA untai tunggal dari
kerusakan fisik dan mencegah renaturasi. Enzim DNA primase kemudian
akan menempel pada DNA dan menyintesis RNA primer yang pendek
untuk memulai atau menginisiasi sintesis pada untai pengarah. Agar
replikasi dapat terus berjalan menjauhi ori, diperlukan enzim helikase
selain DnaB. Hal ini karena pembukaan heliks akan diikuti oleh
pembentukan putaran baru berupa superkoiling positif. Superkoiling
negatif yang terjadi secara alami ternyata tidak cukup untuk
mengimbanginya sehingga diperlukan enzim lain, yaitu topoisomerase tipe
II yang disebut dengan DNA girase. Enzim DNA girase ini merupakan
target serangan antibiotik sehingga pemberian antibiotik dapat mencegah
berlanjutnya replikasi DNA bakteri. Seperti telah dijelaskan di atas,
replikasi DNA terjadi baik pada untai pengarah maupun pada untai
tertinggal. Pada untai tertinggal suatu kompleks yang disebut primosom
akan menyintesis sejumlah RNA primer dengan interval 1.000 hingga
2.000 basa.
Primosom terdiri atas helikase DnaB dan DNA primase.
Primer baik pada untai pengarah maupun pada untai tertinggal akan
mengalami elongasi dengan bantuan holoenzim DNA polimerase III.
Kompleks multisubunit ini merupakan dimer, separuh akan bekerja pada
untai pengarah dan separuh lainnya bekerja pada untai tertinggal. Dengan
demikian, sintesis pada kedua untai akan berjalan dengan kecepatan yang
sama. Masing-masing bagian dimer pada kedua untai tersebut terdiri atas
subunit a, yang mempunyai fungsi polymerase sesungguhnya, dan subunit
e, yang mempunyai fungsi penyuntingan berupa eksonuklease (3’----------
5’). Selain itu, terdapat subunit b yang menempelkan polimerase pada
DNA.
Begitu primer pada untai tertinggal dielongasi oleh DNA polimerase
III, mereka akan segera dibuang dan celah yang ditimbulkan oleh
hilangnya prime tersebut diisi oleh DNA polimerase I, yang mempunyai
aktivitas polimerase 5’-----3’,eksonuklease 5’-------3’, dan eksonuklease
penyuntingan 3’ -----5’. Eksonuklease 5’-----3’ membuang primer,
sedangkan polimerase akan mengisi celah yang ditimbulkan. Akhirnya,
fragmen-fragmen Okazaki akan dipersatukan oleh enzim DNA ligase.
Secara in vivo, dimer holoenzim DNA polimerase III dan primosom
diyakini membentuk kompleks berukuran besar yang disebut dengan
replisom. Dengan adanya replisom sintesis DNA akan berlangsung dengan
kecepatan 900 pb tiap detik Kedua garpu replikasi akan bertemu kira-kira
pada posisi 180°C dari ori. Disekitar daerah ini terdapat sejumlah
terminator yang akan menghentikan gerakan garpu replikasi. Terminator
tersebut antara lain berupa produk gen tus, suatu inhibitor bagi helikase
DnaB. Ketika replikasi selesai, kedua lingkaran hasil replikasi masih
menyatu. Pemisahan dilakukan oleh enzim topoisomerase IV. Masing-
masing lingkaran hasil replikasi kemudian disegregasikan ke dalam kedua
sel hasil pembelahan.
b) Replikasi DNA Eukariot
Pada eukariot replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam
interfase. Untuk memasuki fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein
kompleks yang disebut siklin dan kinase tergantung siklin atau cyclin-
dependent protein kinases (CDKs), yang berturut-turut akan diaktivasi
oleh sinyal pertumbuhan yang mencapai permukaan sel. Beberapa CDKs
akan melakukan fosforilasi dan mengaktifkan protein-protein yang
diperlukan untuk inisiasi pada masing-masing ori.
Berhubung dengan kompleksitas struktur kromatin, garpu replikasi
pada eukariot bergerak hanya dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum
melakukan penyalinan, DNA harus dilepaskan dari nukleosom pada garpu
replikasi sehingga gerakan garpu replikasi akan diperlambat menjadi
sekitar 50 pb tiap detik. Dengan kecepatan seperti ini diperlukan waktu
sekitar 30 hari untuk menyalin molekul DNA kromosom pada kebanyakan
mamalia
Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 hingga 50 replikon
mengalami inisiasi secara serempak pada waktu tertentu selama fase S.
Deretan yang mengalami inisasi paling awal adalah eukomatin, sedangkan
deretan yang agak lambat adalah heterokromatin. DNA sentromir dan
telomir bereplikasi paling lambat. Pola semacam ini mencerminkan
aksesibilitas struktur kromatin yang berbeda beda terhadap faktor inisiasi
Seperti halnya pada prokariot, satu atau beberapa DNA helikase dan
SSB yang disebut dengan protein replikasi A atau replication protein A
(RP-A) diperlukan untuk memisahkan kedua untai DNA. Selanjutnya, tiga
DNA polimerase yang berbeda terlibat dalam elongasi. Untai pengarah
dan masing-masing fragmen untai tertinggal diinisiasi oleh RNA primer
dengan bantuan aktivitas primase yang merupakan bagian integral enzim
DNA polimerase a. Enzim ini akan meneruskan elongasi replikasi tetapi
kemudian segera digantikan oleh DNA polimerase d pada untai pengarah
dan DNA polimerase e pada untai tertinggal. Baik DNA polimerase d
maupun e mempunyai fungsi penyuntingan. Kemampuan DNA polimerase
d untuk menyintesis DNA yang panjang disebabkan oleh adanya antigen
perbanyakan nuclear sel atau proliferating cell nuclear antigen (PCNA),
yang fungsinya setara dengan subunit b holoenzim DNA polimerase III
pada E. coli. Selain terjadi penggandaan DNA, kandungan histon di dalam
sel juga mengalami penggandaan selama fase S.
Mesin replikasi yang terdiri atas semua enzim dan DNA yang
berkaitan dengan garpu replikasi akan diimobilisasi di dalam matriks
nuklear. Mesin-mesin tersebut dapat divisualisasikan menggunakan
mikroskop dengan melabeli DNA yang sedang bereplikasi. Pelabelan
dilakukan menggunakan analog timidin, yaitu bromodeoksiuridin (BUdR),
dan visualisasi DNA yang dilabeli tersebut dilakukan dengan
imunofloresensi menggunakan antibodi yang mengenali BudR.
Ujung kromosom linier tidak dapat direplikasi sepenuhnya karena
tidak ada DNA yang dapat menggantikan RNA primer yang dibuang dari
ujung 5’ untai tertinggal. Dengan demikian, informasi genetik dapat hilang
dari DNA. Untuk mengatasi hal ini, ujung kromosom eukariot (telomir)
mengandung beratus-ratus sekuens repetitif sederhana yang tidak berisi
informasi genetik dengan ujung 3’ melampaui ujung 5’. Enzim telomerase
mengandung molekul RNA pendek, yang sebagian sekuensnya
komplementer dengan sekuens repetitif tersebut. RNA ini akan bertindak
sebagai cetakan (templat) bagi penambahan sekuens repetitif pada ujung
3’. Hal yang menarik adalah bahwa aktivitas telomerase mengalami
penekanan di dalam sel-sel somatis pada organisme multiseluler, yang
lambat laun akan menyebabkan pemendekan kromosom pada tiap generasi
sel. Ketika pemendekan mencapai DNA yang membawa informasi
genetik, sel-sel akan menjadi layu dan mati. Fenomena ini diduga sangat
penting di dalam proses penuaan sel. Selain itu, kemampuan penggandaan
yang tidak terkendali pada kebanyakan sel kanker juga berkaitan dengan
reaktivasi enzim telomerase
B. Proses Transkripsi DNA
Transkripsi (dari bahasa Inggris: transcription) dalam genetika adalah
pembuatan RNA dengan menyalin sebagian berkas DNA. Transkripsi adalah
bagian dari rangkaian ekspresi genetik. Pengertian asli "transkripsi" adalah
alih aksara atau penyalinan. Di sini, yang dimaksud adalah mengubah "teks"
DNA menjadi RNA. Sebenarnya, yang berubah hanyalah basa nitrogen timin
di DNA yang pada RNA digantikan oleh urasil (Yuwono, 2005).
Transkripsi adalah suatu proses dimana RNA terbentuk dari hasil
pencetakan DNA. Beberapa faktor turut berperan dalam proses transkripsi ini
seperti RNA polimerase, promotor dan enhancer, faktor transkripsi. (Stryer,
1995).
Transkripsi adalah suatu satuan spesifik dari informasi genetik dalam
DNA yang menyebabkan pembentukan sebuah molekul RNA berserat tunggal
dengan suatu urutan asam basa komplementer terhadap bagian untai DNA
yang ditranskripsikan. Kita dapat membayangkan adanya suatu untai DNA
yang terbagi menjadi bagian-bagian pendek yang saling dihubungkan. Setiap
bagian, atau gen terdiri dari suatu urutan basa yang membuat suatu kode untuk
molekul RNA yang unik. Molekul RNA yang sesuai dengan suatu gene
tertentu, mungkin merupakan salah satu dari tiga tipe RNA, yaitu m-RNA, r-
RNA dan t-RNA (Leccar., 1991).
a) Tahapan Transkripsi DNA
Proses sintesis molekul RNA oleh transkripsi dari cetakan DNA yang
bersangkutan dapat dibagi menjadi beberapa tahap.
Tahap 1
Enzim RNA polimerase terikat pada urutan spesifik dari basa, atau
tanda permulaan, pada permulaan gene sedang mengalami transkripsi.
Tempat-tempat permulaan ini merupakan urutan basa yang kaya akan
pirimidin dan mempunyai sekitar 10 nukleotida. Pengikatan RNA
polimerase pada tempat permulaan menyebabkan terbukanya gulungan
heliks rangkap DNA pada bagian pendeknya. Untuk setiap gene
tertentu, hanya satu untai heliks rangkap berfungsi sebagai cetakan
untuk transkripsinya. RNA polimerase dari E. Coli menghasilkan
semua dari tiga jenis RNA seluler. Pada sel mamalia terbukti bahwa
ada beberapa RNA polimerase yang berbeda. RNA polimerase E. Coli
mempunyai bobot molekuler kira-kira 5 105dan terdiri dari lima sub
satuan.
Tahap 2
Substrat untuk reaksi RNA polimerase, yaitu ATP, GTP, UTP, dan
CTP, merupakan pasangan basa terhadap basakomplementernya pada
satu dari bagian-bagian DNA. Kekhususan dari pasangan basa
memungkinkan DNA untuk bertindak sebagai cetakan pada
penambahan ribonukleosida trifosfat dalam urutan yang benar kepada
untai RNA yang sedang tumbuh. RNA polymerase mengkatalisis
pembentukan hubungan fosfodiester antara ribonukleosida trifosfat dan
ujung 3'- OH dari untai RNA yang sedang tumbuh. Pembebanan yang
diikuti hidrolisis pirofosfat membantu menyediakan gaya pendorong
untuk reaksi ini. Bekerjanya RNA polimerase sama dengan bekerjanya
DNA polimerase 1. Pertumbuhan untai RNA seperti halnya dengan
DNA, berlangsung dalam arah 5'3'
Tahap 3
Sementara RNA polimerase bergerak ke bawah menuruti untai
DNA, maka hibrida RNA/DNA dupleks yang dihasilkan, membuka
kumparannya, dan untai cetakan DNA membentuk kembali heliks
rangkap DNA/DNA yang lebih mantap dengan untai komplementer
kromosomnya. Pada ujung gene, suatu urutan basa khusus
menyebabkan berhentinya transkripsi dan RNA polimerase
melepaskan diri dari molekul DNA. Dalam beberapa hal terbukti
bahwa protein khusus, yaitu faktor p, mungkin terlibat dalam proses
penyelesaian.
Tahap 4
Setelah molekul RNA disintesis, masih mungkin dapat diubah
secara kimiawi. Misalnya telah diketahui bahwa 18 S dan 28 S r-RNA
ribosom mamalia merupakan hasil dari metilasi dan pembelahan
pelopor 45 S yang tunggal. Ini mengingatkan kepada pembentukan
zimogen atau pelopor tak aktif dari protein enzim tertentu. Ada bukti
bahwa molekul t-RNA dihasilkan oleh pembelahan selektif terhadap
molekul RNA yang lebih besar. Tambahan pula, basa-basa yang
kurang penting terutama t-RNA biasa, mungkin merupakan akibat dari
perubahan kimia sesudah terjadi transkripsi dari pelopor t-RNA
(Hughes, 1979)
Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi
sebelumnya. Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan
pemanjangan 50 hingga 60 nukleotida, promoter dapat mengikat RNA
polimerase yang lain. Pada gen-gen yang ditranskripsi dengan cepat
reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga gen tersebut
akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat
penyelesaian yang berbeda-beda.
Secara umum mekanisme transkripsi pada prokariot dan eukariot
hampir sama. Hanya saja, pada prokariot produk langsung transkripsi
atau transkrip primernya adalah mRNA (akan dijelaskan di bawah),
sedangkan pada eukariot transkrip primernya harus mengalami
prosesing RNA terlebih dahulu sebelum menjadi mRNA. Prosesing
RNA ini mencakup dua peristiwa, yaitu modifikasi kedua ujung
transkrip primer dan pembuangan urutan basapada transkrip primer
yang tidak akan ditranslasi (disebut intron). Ujung 5’ dimodifikasi
dengan penambahan guanosin dalam ikatan 5’-5’ yang tidak umum
hingga terbentuk suatu gugus terminal yang dinamakan cap, sedangkan
ujung 3’ dimodifikasi dengan urutanpoliadenosin (poli A) sepanjang
lebih kurang 200 basa. Sementara itu, panjang intron yang harus
dibuang dapat mencapai 50% hingga 90% dari panjang transkrip
primer, tetapi segmen yang mengandung ujung 5’ (gugus cap) tidak
pernah dibuang. Setelah intron dibuang, segmen-segmen sisanya
(disebut ekson) segera digabungkan menjadi mRNA. Pembuangan
intron dan penggabungan ekson menjadi molekul mRNA dinamakan
penyatuan RNA atau RNA splicing.(Mark, 2000).
Keterangan :
- tRNA membawa antikodon AAA & asam amino (fenilalanin)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah
secara mitosis, tiap-tiap sel hasila pembelahan mengandung DNA penuh
dan identik seperti induknya.
Tahap transkripsi adalah tahap dimana pada saat pembentukan
mRNA di dalam nukleus dari DNA template dengan dibantu oleh enzim
polymerase. Proses transkripsi terjadi melalui empat tahap yaitu
pengikatan promoter, inisiasi, elongasi, dan teminasi.
Tahap translasi adalah tahap dimana mRNA keluar dari inti sel dan
bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh ribosom yang terdiri dari sub unit
besar dan sub unit kecil. Proses translasi dapat terjadi melalui tiga tahap
yaitu tahap inisiasi (permulaan), tahap elongasi (pemanjangan) dan tahap
terminasi (penghentian sintesis protein).
B. Saran
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
makalah ini. Saran yang membangun sangat dibutuhkan pada pembuatan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA