M2 FJ M2 M0 ODdl NJ Ay Ym E1 Yj Iz NZ Y2 ZM NL OWZk Y2 JL ZDQX ZDLH ODA5 MW
M2 FJ M2 M0 ODdl NJ Ay Ym E1 Yj Iz NZ Y2 ZM NL OWZk Y2 JL ZDQX ZDLH ODA5 MW
1231
Ind
P I
III
KATASAMBUTAN
1. DEPARTEMEN KESEHATAN
Drs. Abdul Muchid, Apt
Dra. Fatlmah Umar, Apt, MM
Dra. Chusun, Apt, M. Kes
Dra. Nur Ratih Pumama,Apt, M.SI
Dra. SitI Nurui Istlqomah, Apt
Drs. Masrul, Apt
Sri BIntang Lestari, S.Si, Apt
Fachriah Syamsuddin, S.SI, Apt
DwI Retnohidayanti, AMF
Dina Sintia Pamela, S.Si. Apt
4. PROFESi
DR. Ernawati Sinaga, Apt, MS
Drs. Aral St. Iskandar, Apt, MM
5. PRAKTISI APOTEK
Dra. Leiza Bakhtiar, M.Pharm
Vane Srie Herliany, S.Si, Apt
VII
DAFTAR iSI
PERNYATAAN i
KATA PENGANTAR iii
KATA SAMBUTAN DIRJEN BINA KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN v
TIM PENYUSUN vil
DAFTAR ISI Ix
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH xl
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 5
1.3 Sasaran 5
BAB IISINDROM KORONER AKUT 6
2.1 Definlsl 6
2.2 Patogenesis SKA 7
2.3 Diagnosis 17
2.4 Stratlfikasi RIsiko 25
2.5Triase 28
BAB III PENATALAKSANAAN 31
3.1 Tata Laksana Secara Umum 31
3.2 Tata Laksana Sebelum ke Rumah Sakit 32
3.3 Tata Laksana di Rumati Sakit 33
3.4 Tata Laksana Pasien NSTEMi 36
3.5 Tata Laksana Pasien STEMi 47
BAB IV FARMAKOTERAPi 60
4.1 Terapi Farmakologi 60
4.2 Terapi Non Farmakologi 90
BABV RENCANAASUHAN KEFARMASIAN 95
BAB VI PENUTUP 115
BAB VII DAFTAR PUSTAKA 126
LAMPIRAN 116
IX
DAFTARISI
Daftar Gambar
Gambar 1 Spektrum Sindrom Koroner Akut 7
Gambar 2 Petjalanan Proses Aterosklerosis {Initiation,
Progression dan Complication) pada Plak
Aterosklerosis 9
Gambar 3 Karakteristik plak yang rentan/Ztidak stabil(vulnurabie). 10
Gambar 4 EKG dari Pasien SKA(NSTEMI) 24
Gambar 5 Algoritma Untuk Triase dan Tata Laksana SKA 30
Gambar6 Terapl Antitrombotik 68
Daftar Tabel
label 1 Patogenesis Pada Berbagai Manifestasi Klinlk SKA 12
Tabel 2 Penyebab APTS/NSTEMI 14
Tabel 3 Tlga Penampilan Kllinis Umum 18
Tabel 4 Petanda Biokomia Jantung Untuk Evaluasi dan Tata
Laksana SKA tanpa Elevasi Segmen ST 22
Tabel 5 Spektmm Kllnis Sindrom Koroner 23
Tabel 6 Kriteria Risiko Tinggi dan Rendah tertiadap Kematlan
atau Infark Miokard Akut(IMA) 28
Tabel 7 Prinslp Terapl pada Pasien SKA 60
Tabel 8 Rekomendasi Dosis Golongan NItrat 63
Tabel 9 Rekomendasi Dosis Golongan Penyekat 64
Tabel 10 Rekomendasi Dosis Golongan Antagonis Kaisium 66
Tabel 11 Rekomendasi Dosis Morfin 67
Tabel 12 Keunggulan Low Molecular Weight Heparin(LMWH) 75
Tabel 13 Low Molecular Weight Heparin(LMWH)dan Rasio
Antifaktor Xa:Antifaktor Ila 76
Tabel 14 Rekomendasi Dosis UFH / LMWH 78
Tabel 15 Terapl Inhibitor Reseptor Glikoprotein llb/llla 84
Tabel 16. Empat Prinslp Dasar Tujuan dari Rencana
Pharmaceutical Care 95
Tabel 17 Faktor-Faktor Risiko PJK atau SKA 108
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
(1) Angina:
- Angina pektoris merupakan suatu manifestasi
klinis dari penyakitjantung koroner berupa rasa
nyeri atau tidak nyaman di dada, akibat
berkurangnya pasokan oksigen ke daerah otot
jantung. Kata angina berasal dari kata "Anchein"
bahasa yunani yang berarti "tercekik", untuk
menerangkan rasa tidak nyaman, dapat pula
berupa seperti rasa ditindih, diremas atau rasa
berat. Sedangkan kata pectoris berarti dada.
- Angina pektoris diklasifikasikan ada yang
stabil dan tidak stabii.
- Angina pektoris stabil disebabkan iskemi
miokard yang timbul bila ada aktifitas fisik atau
stress psikologis dan hilang bila beristirahat.
- Angina pektoris tidak stabil adalah nyeri dada
yang terjadi pada aktifitas fisik biasa dan tidak
hiiang dengan istirahat. Jenis ini yang berbahaya
dan perlu penanganan serius.
(2) Elektrokardiogram (EKG):
Merupakan rekaman aktivitas listrik jantung
yang dapat mendeteksi gangguan irama jantung,
tanda-tanda iskemia dan gangguan lainnya.
(3) Treadmil test:
Menilai reaksi kerja jantung saat aktivitas
XI
(4) Ekokardiogram:
Menilai struktur anatomi jantung dan ruang-
ruangnya serta untuk menilai aktivitas kerja
otot jantung
(5) AngiografI koroner:
Untuk melihat pembuluh darah jantung yang
terlibat dan besarnya penyumbatan yang
teijadi.
(6) Myocardial perfusion imaging:
Memberikan informasi tentang keadaan sei
se! otot jantung.
(7) Coronary Artery Bypas Grafting
(CABG)/Operasi By-pas:
Suatu tindakan operasi untuk membuat jalan
pintas pembuluh darah untuk menggantikan
pembuluh darah jantung yang mengalami
sumbatan atau penyempitan
(8) Kateterisasi:
Pemasukan kateter ke dalam alat tubuh
berongga atau saluran
(9) Invasif:
Metode pemeriksaan yang memerlukan
tindakan penyayatan, bedah,dan memasukkan
benda ke dalam tubuh
(10) Non Invasif:
Metoda pemeriksaan dengan tidak memasukan
sesuatu ke dalam tubuh
XII
(11) Percutaneous Trans Luminal Coronary
Angioplasty(PICA):
Melebarkan pembuluh darah yang menyempit
dengan kateter balon
(12) PCI:
Percutaneous Coronary Intervention
(13)PJK:
Penyakit Jantung Koroner
(14)SKA:
Sindrom Koroner Akut
(15)Trombus:
Bekuan darah pada arteri
XIII
BABl
PENDAHULUAN
BAB II
2.1. DeflnisI
Sindrom Koroner Akut(SKA)adalah suatu istilah atau
terminologi yang digunakan untuk menggambarkan
spektrum keadaan atau kumpulan proses penyakit yang
meiiputi angina pektorls tidak stabil/APTS {unstable
anginaiuk),Infark miokard gelombang non-Q atau infark
mlokard tanpa elevasi segmen ST (Non-ST elevation
myocardial infarctioni NSTEMI), dan Infark miokard
gelombang Q atau infark miokard dengan elevasi segmen
ST(ST elevation myocardial Infarctlon/STEMI)(Gambar
1). ARTS dan NSTEMI mempunyai patogenesis dan
presentasi klinik yang sama, hanya berbeda dalam
derajatnya. Bila ditemui petanda biokimla nekrosis
miokard (peningkatan troponin I, troponin T, atau CK-
MB) maka diagnosis adalah NSTEMI; sedangkan bila
petanda biokimla ini tidak menlnggi. maka diagnosis
adalah ARTS.
Rada ARTS dan NSTEMI pembuluh darah terllbat tidak
mengalami oklusi total/ oklusi tidak total {patency),
sehlngga dibutuhkan stabllisasi plak untuk mencegah
progresi, trombosis dan vasokonstrlksl. Renentuan
troponin \fT ciri paling sensitif dan speslflk untuk nekrose
miosit dan penentuan patogenesis dan alur
pengobatannya. Sedang kebutuhan miokard tetap
dipengaruhi obat-obat yang bekerja terhadap kerja
jantung, beban akhir, status inotroplk, beban awal untuk
mengurangi konsumsi O2 miokard. ARTS dan NSTEMI
merupakan SKA yang ditandai oleh ketldakselmbangan
pasokan dan kebutuhan oksigen miokard. Renyebab
utama adalah stenosis koroner akibat trombus non-
oklusif yang terjadi pada plak aterosklerosis yang
mengalami erosi, fisur, dan/atau ruptur.
:5l3S*lii5rOHlF:l$D5HfflBroSM
STEM
APIS
INFARK MIOKARD
8
Kalau plak tadi pecah, robek atau terjadi perdarahan
subendotel, mulailah proses trombogenik, yang
menyumbat sebagian atau keseluruhan suatu pembuiuh
koroner. Pada saat inilah muncul berbagai presentasi
klinik seperti angina atau infark miokard. Proses
aterosklerosis ini dapat stabll, tetapi dapat juga tidak
stabil atau progresif. Konsekuensi yang dapat
menyebabkan kernatian adaiah proses aterosklerosis
yang bersifat tidak stabil /progresif yang dikenal juga
dengan SKA (Gambar 2 ).
Ttirotnbosis
I Unitablt
! Jnflina ACS
I Ml
Itehctnic
itraV alTIA
Critit Jl Itg
Atherosclerosis Uchtmu
inuinuUat
cluidifAttan
Stable angina/
interintttent claudicatlon
Llpia.«leh Cora
10
Erosi, fisur, atau ruptur plak aterosklerosis(yang sudah
ada dalam dinding arterl koronaria) mengeluarkan zat
vasoaktif(kolagen, inti lipid, makrofag dan tissue factor)
ke dalam aiiran darah, merangsang agregasi dan adhesi
trombosit serta pembentukan fibrin, membentuk trombus
atau proses trombosis. Trombus yang terbentuk dapat
menyebabkan oklusi koroner total atau subtotal. Oklusi
koroner berat yang terjadi akibat erosi atau ruptur pada
plak aterosklerosis yang relatif kecil akan menyebabkan
angina pektoris tidak stabil dan tidak sampai menimbulkan
kematian jaringan. Trombus biasanya transien/labil dan
menyebabkan oklusi sementara yang berlangsung antara
10-20 menit(Tabel 1).
11
NO MANIFESTASI PATOGENESIS
KLINIKSKA .
12
Sekarang semakin diyakini dan lebih jelas bahwa
trombosis adalah sebagai dasar mekanisme tetjadinya
SKA, trombosis pada pembuluh koroner terutama
disebabkan oleh pecahnya vulnerable plak aterosklerotik
akibat fibrous cups yang tadlnya bersifat protektif menjadi
tipis, retak dan pecah. Fibrous cups bukan merupakan
laplsan yang statik, tetapl seialu mengalami remodeling
akibat aktivitas-aktivitas metabolik, disfungsi endotel,
peran sel-sel inflamasi, gangguan matriks ekstraselular
atau extra-cellular matrix(ECM)akibat aktivitas matrix
metailo proteinases (MMPs) yang menghambat
pembentukan kolagen dan aktivitas inflammatory
cytokines.
13
endoteiin-1, tromboksan A2, prostaglandin H2. Pada
disfungsi endotel, faktor kontraksi lebih dominan dari
pada faktor relaksasi. Pada plak yang mengaiami disrupsi
terjadi platelet dependent vasocontrictlon yang
diperantarai oleh serotonin dan tromboksan A2, dan
thrombin dependent vasoconstn'ction diduga akibat
Interaksl langsung antara zat tersebut dengan sel otot
polos pembuluh darah.
NO PENYEBAB APTS/NSTEMI
14
2.2.1. Trombus tidak oklusif pada piak yang sudah
ada
15
2.2.4. Inflamasi dan/atau infeksi
16
2.3. DIAGNOSIS
2.3.1. Riwayat/Anamnesis
17
dingin, dan sesudah makan
18
mengidenttfikasi faktor pencetus dan kondisi lain sebagai
konsekuensi dari APTS/NSTEMI. Hipertensi tak
terkontrol, anemia, tirotoksikosis, stenosis aorta berat,
kardiomiopati hipertropik dan kondisi lain, seperti penyakit
paru.
2.3.3. ElektrokardiografI
19
• Angina pektoris tidak stabil: depresi segmen ST
dengan atau tanpa InversI gelombang T, kadang-
kadang elevasi segmen ST sewaktu nyerl, tidak
dijumpai gelombang Q.
20
REKOMENDASI
PETANDA KEUNGGULAN KEKURANGAN
KLINIK
21
REKOMENDASI
PETANDA KEUN6GULAN KEKURANGAN
KUNIK
22
negatif saat <6jam harus diuiang saat 6-12jam setelah
onset nyeri dada. Pemeriksaan troponin jantung dapat
dilakukan di laboratorium kimia atau dengan peralatan
sederhana / bediside. Jika dilakukan di laboratorium.
hasilnya harus dapat diketahui dalam waktu 60 menit.
23
liXlW
to
3. Jeniskelamin
4. Usia
25
pemakaian fasilitas seperti:
Rekomendasi
26
Kriteria untuk risiko tlnggi dan rendah terhadap kematian
atau Infark Miokard Akut(IMA)
Risiko Tinggi
27
Risiko Rendah
2.5. Triase
28
• Apakah nyeri dada dirasakan seperti menusuk atau
menekan (curiga angina)?
• Apakah nyeri (kearah angina) menjalar ke bagian tubuh
lain?
29
Sbdrara Koraocr Akot
dada,riwaytl kehdiaii ytng Um Bcnkan 300 mg ASA
dikunyah dm nitrat
EKO I2fadtpai
Pctoidiibialanaa
« Nyoi^adameneuip
•PeUndabiokimiaM ' Pcundabidctniia(+)
' NyaridailamaHap
Obacrrad padao
* lUcaiiapciulMhai •PttikaEXGnitl
EKO *Ubaji pttaola bioUnia 6-12
* Pc(andabiokitnia(-) itn icubh onxt nvoi didi
* Nytridadatwoelap
PMiradipulangkan rfsitotinggi
Ritikoremlah
Evtluast di niangan
30
BAB 111
PENATALAKSANAAN
31
pasien dengan disfungsi sistolik faal ventrikel kiri atau
gagai jantung dan pada pasien dengan diabetes. Dapat
diperiukan intra-aortic ballon pump bita dUemukan Iskemia
berat yang menetap atau beruiang walaupun telah
diberikan terapi medik atau bila terdapat instabilitas
hemodlnamlk berat.
32
/ Jika mungkin periksa petanda biokimia
33
1. Dalam 10 menit pertama harus selesai
dilaksanakan adaiah:
34
- terapi trombolitik bila waktu mulai nyeri dada
sampai terapi <12jam, usia < 75 tahun dan
tidak ada kontraindikasi.
35
3.4. TATA LAKSANA PASIEN NSTEMI
Diagnosa Risiko: ^
Berdasarkan diagnosa dari UA atau NSTEMI.
level risiko akan kematian dan iskemia kardiak
non fatal hams dipertimbangkan I didiagnosa.
Pengobatan dilakukan berdasarkan Jpvel risiko
Inl.
Diagnosa suatu risiko Itu multlvariable, berikut in!
adalah prosedur/tahapan garls besarnya.
Pasien disadari memiliki risiko tinggi
Jlka satu atau leblh dari hal-hal dl bawah inl teijadl
pada pasien, hal-hal tersebut diantaranya
adalah:
Iskemia bemlang. Dapat muncul balk itu bempa
sakit dada bemlang atau pembahan segmen ST
yang dinamik yang terlihat pada profil EKG.
(Depresi segmen ST atau penaikan segmen ST
sementara), terjadinya sakit dada saat istirahat
> 20 menit, peningkatan level marker cardiac
(CK-MB, Troponin T atau I, Protein reactive C),
pengembangan ketidakstabilan hemodinamik
dalam periode observasi, Aritmia mayor (fibrilasi
ventricular, kebemlangan tachycarida ventrikular)
atau disfungsl ventricular kiri. Angina tak stabil
post-Infarction dini, thrombus pada angiografi.
Pasien risiko rendah
Tidak ada sakit dada berulang saat periode
observasi, tidak ada tanda angina saat istirahat,
tidak ada peningkatan troponin atau marker
biokimia lain, EKG normal atau tidak ada
perubahan selama episode ketidaknyamanan
dada.
36
Terlihat peningkatan _^erdiagnosa terjadinya^ f Ttdak ada
segmen ST pada EKG' I sindrom koroner akut peningkatan segmen
(SKA) ST pada EKG
Mengacu pada:
penatalaksanaan Pasien Risiko Rendah Fasten Risiko Tinggi
[encana pengobatan Ml,
37
Pengobatan Untuk Fasten Berisiko Tinggi
• Istirahat di kasur dengan monitoring EKG yang tetap
beriangsung
• Suplemen oksigen untuk mempertahankan kejenuhan
02>90%.
Pengobatan sakit Iskemia
Nitrat
• Tablet sublingual atau spray (max 3 dosis)
• Jlka sakit tidak berkurang, lanjutkan dengan
pemakaian IV
• Nitrogiiserin IV lazimnya diganti dengan nitrat oral
dalam 24 jam periode bebas sakit
• Regimen dosis oral seharusnya memiliki interval
bebas nitrat untuk mencegah berkembangnya
toleransi
• Kontraindikasi pada pasien yang menerima sildenafil
dalam 24 jam yang lalu
• Gunakan dengan perhatian pada pasien dengan
gagal RV
P-bloker
• Direkomendasikan jika tidak ada kontraindikasi
• Jika sakit dada berianjut, gunakan dosis pertama IV
yang diikuti dengan tablet oral
• Semua ^-bloker itu keefektifannya sama, tetapi ^
bloker tanpa aldivitas simpatomimetik intrinsik lebih
disukai
Morfin sulfat
• Direkomendasikan jika sakit tidak kurang dengan
terapi anti iskemia yang cukup dan jika terdapat
kongesti dengan pulmonary atau agitasi parah
• Dapat digunakan dengan nitrat selama tekanan darah
dimonitor
1-5 mg IV setiap 5-30 menit jika diperlukati^
38
. Perlu diberikan juga obat anti muntah
. Penggunaan disertai perhatian jika hipotensi pada
penggunaan awal nitrat
Pilihan Pengobatan Lain Untuk Iskemia:
Antagonis Kalsium
. Dapat digunakan ketika ^-bloker kontra indikasi(verapamil
& diltiazem lebth disukai)
. Antagonis kalsium dihidropiridin dapat digunakan pada
pasien yang sulit sembuh hanya seteiah gaga!
menggunakan nitrat dan P-bloker.
Inhibitor ACE
39
Pengobatan Untuk Pasien Berisiko Tinggi
Prosedur invasive
• lntm-aor^ccounteipulsation(\ABP)6\se(i\akaT\ untuk
pasien yang sulit mencapai terapi obat secara
maksimal & mereka yang menggunakan catheterisasi
kardiak.
• Percutaneous coronary intervention (PCI) atau
coronary artery bypass graft(CABG)dapat dibuat
untuk nienyembuhkan iskemia berlanjut atau bemlang
& untuk membantu mencegah perkembangan
menjadi Ml atau kematian.
• Indikasi & metode yang disukai adalah berada diluar
prosedur ini, biasanya berdasarkan atas hasil dari
suatu angiografi.
40
Tindakan Pencegahan Sekunder:
Perubahan pola hidup
Senyawa penurun lipid
Inhibitor HMG-CoA reduktase & diet untuk LDL-o2,6
mmol/L(100mg/DI)
Fibtar atau niasin jika HDL-c<1 mmol/L (40 mg/dL)
muncul sendiri atau dalam kombinasi.
Follow up:
Revascularizatlon pasien dapat kembati dalam
2-6 minggu
Pasien risiko tinggi dapat kembali dalam 1-2
minggu
41
/Tjitrat
GItseril trinitrate (nitrogliserin) : tablet 500 mra atau spray 0,4
mg SL setiap^menitsampai
s^lt bertienti atau jika efek
samping «supervene»
(maksimal 3 dosis)
Isosorbid dinitrat spray : 1-3 spray dari 1,25 mg ke
dalam lubang buccal ada
Interval 30 detik ketlka
menahan nafas.
Isosorbid dinitrat ; 5-10 mg tablet SL setiap 5-10
menit sampai rasa sakit nilang.
(Max 3 dosIs dalam 15-30
menit).
Gllseril trinitrate (nitrogliserin) : awal 5 mcg/menit infusan IV.
Bertamb^ Iv meniadi 5
mcg/menIt, menlngkat 10
mco/min setiap 3-5 menit(max
200mcg/menlt). Isosorbid
dinitrate IV infusan 2-10
mg/jam IV.
Direkomendasikan berubah ke dosIs dalam 24jam selama gejala
dlkontrol sesual kebutuhan dalam rangka untuk mencegah
toleransl.
Oral & tropical
Isosorbid dinitrate
Pelepasan cepat 10-40 mg per oral bid-qld
Pelepasan lambat 20 mg per oral bid-tid atau 40
mg per oral seharl sekall-bid
Isosorbid mononltrat
Pelepasan sedang 20-40 per oral bid
Pelepasan lambat 40-120 mg per oral sekali
seharl
Nitroglycerin capsul 2,5-7,5 mg per oral bid-tid
Nitroglycerin transdermal patch 5-20 mg.24 Jam patch
digunakan tropical sekall
seharl periode patch-on darl
12-16 jam & penode patch-off
darl 8-12jam.
Semua terapi nitroglycerin harus termasuk periode bebas nitrat
(8-2jam/hari)untuk mencegah
toleransl. Penggunaan
sildenafil kontraindikasi pada
pasien yang mengkonsumsl
nitrat. Gunakan dengan
perhatian bagl pasien dengan
kegagalan RV. ^
42
^•bloker iV
Atenolol ; 5 mg IV diatas 5 menit & diulang 1x dosis
5-10 menit kemudlan. DilkutI dengan oral
50-1OOmg. PO sekali sehari dimulal 1-2
jam setelan dosis IV(senyawa aksi panjang
hanya direkomendasikan untuk pasien
yang dapat toleransi)
Metoprolol : 5mg IV diatas 1-2 menit diulang setiap 5
menit untuk total awal dosis 25 mg. Jika
ditoleransikan terapi oral dimulai 15 menit
setelah dosis IV terakhir pada 25-50 mg
PO quater 6-8jam kemudlan pemeliharaan
dosis oral dari 100 mg PO 2 kali sehari.
Propranolol : 0,2-1 mg IV kemudlan terapi oral mulai
dalam 1-2 jam pada 40-80 mg PO setiap
6-8jam.
Kontraindikasi: bradikardia parah, blok AV derajat 2^-3"',
gaga!LV parah
V
43
P*bloker oral
Target kecepatan jantung istirahat adalah 50-60 detak/menit.
Acebutolol 20 mg peroral 2x sehari pada awal.(max
1200m^arj)
Aiprenolol 50-100 mg peroral 4x sehari
Atenolol 50-100 mg peroral 1 kail sehari atau 50mg
peroral 2 kali sehari(naik menjadi 200 mg/hari)
Carteolol 10-15 mg/harl peroral dalam dosis terbagi 2-3
(max SOmg/hari)
Carvedilol 12,5 g/hari peroral 2x sehari awal. Meningkat
menjadi 25 mg per oral 2 kali sehari setelah 2
hari.
Celiprolol 200-400 mg per oral Ixsehari
Metoprolol :
Pelepasan cepat: 25 mg peroral 2 kail sehari pada awal.
Meningkat menjadi 100-40 mg/hari dalam dosis
terbagi 2-3
Pelepasan lambat 50-400 mg peroral 1x sehari
Nadolol 40 mg peroral 1 kali sehari. Dapat meningkat
menjadi 160-240 mg/hari
Oxprenolol 80-160mg/hari peroral dalam dosis terbagi 2-
3 max 320 mg perhari
Pindolol 2,5-5mg peroral 3xsehari. Dapat meningkat
menjadi 10 mg peroral 3 kali sehari
Propranolol:
Pelepasan cepat: 40 mg peroral 2xsehari-3xseharl awal.
Dapat meningkat menjadi 120-320 mg/hari
dalam 2-4 dosis terbagi.
Pelepasan lambat:80 mg PO Ixsehari awal. Dapat meningkat
menjadi 160-240 mg peroral 1 x sehari
Timolol : 5mg PO 2xsehari awal. Dapat meningkat
menjadi 15-4mg/hari dalam dosis terbagi.
Kontra indikasi: bradikardia parah, Biok AV tingkat 2nd-3rd,
gagal LV parah
44
^Terapi Antiplatelet Oral
Aspirin
Klopidogrel
Dosis awal 30 mg peroral sebagai dosis tunggal
45
Heparin
Heparin bobot molekul rendah
Dalteparin : 120 iu/kg subkutan setiap 12 jam (max 10.000
iU setiap 12jam)untuk lebth daii 6 hari
Enoxaparin: 1 m^g subkutan setiap 12jam(dapatdigunakan
sebagai bolus 30mg)sampai pasien stabil
Nadroparin 88: anti-xa lU/kg subkutan setiap 12jam untuk
lebih dari 6 hari
Heparin tak terfraksinasi 60-10u/kg bolus IV(max 5000 IU)
diikuti dengan 12-15 lU/kg/harf IV (max 1000 u/hari)
Do^s diatur untuk mencapaiPTT 1,5-2,5 kontrol waktu. PTT
dapat diukur 6 jam setelah perubahan dosis apapun.
LMWH sama efektifnya dengan UFH. LMWH berguna oleh
karena ketidakperluan monitoring. Kemudahan mte pemberian
subkutan, peningkatan ketersediaan hayati, waktu paruh
plasma lebih lama & efek antlkoagulan yang terpredlksl. Dua
penelltlan kllnik telah menyedlakan data keuntungan LMWH
(enoxaparin) dl atas UFH ketlka digunakan sebagai regimen
/
46
3.5. TATA LAKSANA PASIEN STEMI
47
intravena, dapat diulang tiap lima menit sampal
dosis total 20 mg,atau Petidin 25-50 mg intravena,
atau Tramadol 25-50 mg intravena. Nitrat
sublingual/patch, intravena jika nyeri berulang
dan berkepanjangan.
6). Terapi reperfusi (trombolitik)streptokinase atau tPa:
• Tujuan: door to needle time < 30 menit, door to
dilatation < 60 mnt.
• Rekomendasi:
48
/ Diberikan intravena pada pasien yang
menjalani terapi reperfusi dengan alteplase:
dosis yang direkomendasikan 70 UI/kgBB
boius pada saat mulai infus alteplase,
dilanjutkan lebih dari 48 jam terbatas hanya
pada pasien dengan risiko tinggi terjadi
tromboemboli sistemik atau vena.
49
kontraindikasi. Penghambat ACE terutama pada:
IMA iuas atau anterior, gaga!jantung tanpa hipotensi,
rlwayat Infark miokard. Antagonis kalsium: diltiazem
pada IMA non-Q.
Rekomendasi ACC/AHA yang baru tahun 2002,
menganjurkan untuk memberikan klopidogrel bersama
aspirin pada semua pasien SKA dl samping terapl
standar. Juga dianjurkan pemberian LMWH untuk
menggantikan peran heparin pada semua pasien SKA
baik untuk pasien yang dirawat konservatif maupun
mereka yang akan dilakukan tindakan invasif. Pada SKA
yang risiko tinggi perlu dipertimbangkan tindakan invasif
dini. Dari beberapa penelitian menganjurkan, pasien
IMA yang diberi terapi fibrinolitik juga diberi tambahan
LMWH enoksaparin bersama-sama aspirin.
50
• Diltiazem atau verapamil intravena untuk
menuainkan respons ventrikel cepatjika penyekat
beta merupakan kontraindikasi atau tidak efektif
• Hams diberikan heparin
FIbrilasI Ventrikel
51
mg/menit (30-50 mikrogram/kg/menit).
52
5 ug/menit, dosis demikian bertahap sampai
tekanan arteri sistolik turun 10-15% tapi tidak
kurang dari 90 mmHg
• Penghambat ACE
• Digitalis biia ada fibrilasi atria!
Edema Paru Akut
53
Obat untuk menstabilkan keadaan klinis dan
hemodinamik:
54
3)., Syok Kardiogenik
• Terapi 02
• Norepinefrin intravena 8-12 ug/menit sampai
tekanan arteri sistolik menlngkat sekurang-
kurangnya 80 mmHg
• Selanjutnya dapat diberikan dopamine 5-15
ug/kgBB/menit
• Jika tekanan arteri sistolik mencapai 90 mmHg
dobutamin Intravena dapat diberikan
bersamaan untuk mengurangi dosis dopamine
• Revaskularisasi arteri koroner segera. jika
sarana tersedia
5). Perikarditis
• Aspirin (160-325 mg/hari): merupakan
pengobatan terpilih
• Indometasin, ibuprofen
• Kortikosterold
55
3.5.3. Terapi Infark/lskemia Ventrikel Kanan
1) Pertahankan preload ventrikel kanan :
• Loading volume (infus NaCI 0,9%): 1-2 liter
calran jam I selanjutnya 200 ml/jam (target
kanan atrium kanan >10 mmHg (13,6 cm
H20).
• Hindari penggunaan nitrat dan diuretik
• Pertahankan sinkroni A-V: Pacu Jantung
sekuensial A-V pada blok jantung derajat tinggi
simtomatik yang tidak respons dengan atropln.
• KardloversI segera pada SVT dengan
gangguan hemodinamlk yang nyata.
2) Berikan inotropik:
4). ReperfusI
• Obat trombolltik
56
tertentu dengan penyakit multivesel.
Penatalaksanaan pasien IMA gelombang Q dan non-Q
pada dasarnya sama, hanya terapi trombolitik belum
direkomendaslkan untuk IMA non-Q.
57
1,5-2,5 kontrol. Biasanya diberlkan 3-5 hari
tergantung respon klinis.
58
deltiazem bila ditemukan: hipertensi, iskemia
refrakter, angina varian.
KateterlsasI jantung segera dllakukan pada pasien
dengan episode iskemia berat > 1 kali dan
berkepanjangan (> 20 menit), temtama yang disertai
dengan: edema paru akut, regurgitasi mitral baru atau
perburukan, hipotensi, perubahan ST-T baru.
59
BAB IV
FARMAKOTERAPI
60
dari efek yang merugikan penyakit jantung (kematian,
nonfatal infark miokardial, dan kebutuhan untuk
revaskuiarisasi), dan segera defibrilisasi biia terdapat
ventricular fibrillaWon (VF).
Adapun keiompok obat yang sering digunakan pada
pengobatan kasus SKA, secara optimal adalah; anti-
iskemlk, antitrombin/antikoaguian, antlplatelet,
trombolltlk/fibrinolitik serta obat tambahan yakni ACE-
Inhibitor dan obat-obat penekan lemak.
ACC/AHA daiam pedoman merekomendaslkan, terapl
awai untuk SKA iaiah pemberlan aspirin, kiopidogrei,
dan heparin atau low molecular weight heparin, penyekat
beta dan nitrat. Lalu dilakukan penilaian risiko dengan
melihat keadaan klinis, EKG dan laboratorium. Untuk
pasien dengan risiko tinggi seperti perhubungan segmen
ST, troponin positif, TIMI risk score lebih dari 3, perlu
diberikan obat GP llb/llla inhibitor. Dianjurkan strategi
invasif untuk pasien yang mempunyai risiko tinggi dan
strategi konservatif untuk pasien dengan risiko rendah.
Untuk penderita IMA direkomendasikan penggunaan
fibrlnolitik/trombolitik disamping pemakaian obat-obat
sebagaimana pada penderita ARTS/ NTEMI.Sedangkan
penggunaan jangka panjang digunakan formula terapi
berupa aspirin, penyekat t^eta, ACE-lnhibitor, dan Statin.
4.1.1. Terapi Antl-lskemik
61
dengan monitoring EKG kontinu untuk iskemik yang
maslh berlanjut dan direksi aritmla bag! paslen-pasien
defngan risiko tinggi. Oksigen harus diberikan pada
semua pasien untuk mempertahankan saturasi 02 >
90%.
4.1.1.1. Nitrat
62
4. Menurunkan kecendrungan vasospasme, serta
5. Potensial dapat menghambat agregasi trombosit.
Pada APIS, preparat intravena disarankan dipakai lebih
dulu karena penggunaannya dan titrasi dosisnya mudah
serta bila diinginkan efeknya segera hilang bila infus
dihentikan. Pemberian intravena diiaksanakan dengan
titrasi ke atas (dosis iebih besar) sampai keluhan
terkendali atau sampai timbul efek samping (terutama
nyeri kepala atau hipotensi). Preparat oral kurang
disarankan pada terapi pemula karena pengaturan
dosisnya lebih sulit. Keberatan terapi intravena adalah
karena penggunaan terus menerus mudah menyebabkan
toleransi setelah 24jam. Belum jelas mengapa toleransi
mudah timbul, tetapi hal ini diperkirakan disebabkan
karena produksi superoksida dan endotelin dari pembuluh
darah yang berlebihan. Bila takifilaksis terjadi, hal ini
dapat diatasi dengan menaikkan dosis, atau mengubah
cara pemberiannya menjadi oral dan mengadakan masa
bebas nitrat 6 sampai 8 jam. Penambahan obat
antioksidan, khususnya vitamin C, dilaporkan juga
mencegah toleransi nitrat. Altematif lain nitrat adalah
nitrate like drugs, seperti sydnonimines atau K-channei
agonists
Dosis yang direkomendasikan
Obat Rute Dosis Onset
Nitrogliserin, gliseril Intravena 5-200 if/nien!t 1 menit
tiinitrat Subllngual 0.3-0.6, dapat diulangi s/d 5 2menit
kali,tiap5fnerat
Patch transdeima! 5-10 mg selama 24jam 1-2 menit
Isosorbid dinitrat Intravena 125-5 mg/jam 1 menit
Subllngual 2.5-10 tng^am 34 menit
Isosoffoid mononitrat Oral 20-30 mg,2-3 kali/hari s/d 120mg 30-60 menit
dalam dosis terbagi
Tabel 8. Rekomensasi Dosis Golongan Nitrat
63
4.1.1.2. Penyekat-p
Penyekat-p jelas sudah terbukti menurunkan angka
kematian pasien infark jantung dan hal ini terutama
karena penyekat- menurunkan kebutuhan oksigen
miokard. Data yang mendukung penggunaan Penyekat-
pada ARTS tidak banyak. Pada metanalisis 4700 pasien
ARTS oleh Yusuf dkk, Penyekat- menurunkan risiko
Infark miokard sebesar 13% (p<0.04). Karena
patogenesis ARTS dan Infark miokard amat mirip,
penyekat- disarankan untuk digunakan pula pada ARTS.
Penyekat- secara kompetltif menghambat efek
katekolamin pada reseptor beta. Penyekat beta
mengurangi konsumsl oksigen miokard melalui
pengurangan kontraktllltas miokard, denyutjantung (laju
sinus), konduksi AV dan tekanan darah sistollk. Blla
tIdak ada kontralndlkasi, pemberian penyekat beta hams
dimulai segera. Penyekat beta tanpa aktivltas
simpatomlmetik leblh disukai,seperti metoprolol, atenolol,
esmolol atau bisoprolol. Kontralndlkasi penyekat beta
adalah blok AV derajat 2 atau 3, asma, gaga!jantung
yang dalam keadaan dekompensasi dan penyakit arteri
perifer yang berat.
64
Tidak ada perbedaan bermakna dalam memanfaatkan
klinis dari berbagai jenis Penyekat-(oral atau intravena,
bekerja jangka pendek atau jangka panjang).
Penggunaan penyekat- harus berhati-hati terhadap
kemungkinan adanya kontraindikasi dan bila ada
kemungkinan ini maka harus dipillh obat penyekat-
dengan masa kerja pendek. Terapi oral ditujukan untuk
mencapai target denyut jantung 50-60/ menlt.
Indikasi:
65
DosIs yang direkomendaslkan
66
(penurunan mortalitas dan reinfark 30% pada pasien
yang mendapat diitiazem dibandingkan plasebo selama
masa pemantauan 25 bulan). Penjelasan hal ini
memungkinkan karena pada pasien dengan faal sistollk
normal, obat ini menurunkan frekuensi jantung,
menurunkan kontaktilitas jantung, serta menurunkan
afterload.
4.1.1.4 Morfin
67
Efek samping seperti hipotensi temtama pada pasien
dengan kekurangan cairan, mual, muntah dan depresi
pemafasan kadang-kadang terjadl. Naloxone (0.4 - 2
mg IV) dapat diberlkan sebagai antidotum biia teijadi
overdosis morfln dengan depresi pemafasan dan/ atau
sirkuiasl.
ASA + ASA +
Klopidogrel + Klopidogrel* +
LMWHSKatanUFHlV LMWHSKatanUFHIV +
Antagonb GFUb/nia IV
68
4.1.2.1. Obat Antitrombotik Oral
69
Dari percobaan lain yang sama dan terandomisasi dari
terapi antitrombotik, didapatkan penurunan yang
bermakna dari kematlan, IMA dan stroke dengan
penggunaan jangka panjang anti trombotik pada pasien
yang berbeda-beda kategori.
70
Thienopyridines telah diakui dan disetujui sebagai
antltrombotik oral.
TIklopidin
71
pertama. Jlka terjadi netropenia (<1500 netrophll/mm3)
atau trombositopenia (<100.000 tromboslt/mm3),
tiklopidin hams dihentikan dan pemeriksaan darah hams
dimonitor sampai kembaii ke nilai normal. Pasien hams
diiaporkan segera jlka terjadi demam.tenggorokan gatal
atau luka di mulut(yang berkaltan dengan netropenia).
Klopidogrel
72
Dosis yang direkomendasikan
Dosis awal ASA 300 mg, dan Klopidogrel SOOmg*
Dosis pemeliharaan ASA 75-150 mg seumur hidup, dan
Klopidogrel 75 mg selama 1 tahun*
73
4 trombosit (platelet faktor 4). Kesemuanya In!
menurunkan efek antibiotik UFH. Selain itu UFH dapat
pula menyebabkan indiosinkrasi dan trombosltopenia
74
dipakai. Hal Ini antara lain disebabkan oleh perbedaan
raslo antlfaktor Xa antifaktor Ila. Makin tinggi rasio, makin
balk efeknya sedangkan raslo rendah akan memberikan
efek samping seperti UFH biasa.
No Keunggulan
1. Mengurangi Ikatan pada protein pengikat heparin
2. Efek yang dapat diprediksi lebih baik
3. Tidak membutuhkan pengukuran APTT
4. Pemakaian subkutan, menghindari kesulitan dalam pemakalan
secara IV
75
UFH. Terapl diberikan 2-8 hari (rata-rata 2.6 hari).
Penyelidikan ini membuktikan bahwa end point gabungan
kematlan, infark jantung atau angina berulang iebih
sedikit dengan enoksaparin dibandlngkan UFH pada
hari ke-14(kekerapan 16.6% vs 19.8%; p = 0.016)dan
pada hari ke-30(19.8% vs 23.3%;p=0.016) manfaat balk
ini temyata masih dijumpai setelah kurun waktu 1 tahun,
dimana kekerapan tersebut Iebih rendah 3.7/100 pasein
LMWH Berat Molekul Rasio anti Xa:antilla
76
menumnkan end-point kardlal 3 per 100 tanpa disertal
risiko perdarahan berarti.
77
Dosis yang dlrekcmendaslkan
UFH Bolus IV 60-70 U/kg (maksimum 5000 u)
infus 12 U/kg/|am (maksimum 1000 U/jam
Target APTT 1,5-2,0 kail atau tepatnya 60 - 80 detlkUFH
Harus daiam monitoring dan pengukuran
LMWH Enoxaparin 1 mg/kg, SC, bid
(Lavenox)
Nadrcparin 0,1 mi/10 kg, SC, bid
(Fraxiparine)
78
10% pada 35 hari. Derajat penurunan ini mencapai
kemaknaan statistik pada 72jam dan 7 hari, serta berada
dalam batas kemaknaan statistik (p = 0.057) pada 35
hari. Terapi inogatran tidak secara bermakna menekan
end point gabungan kematian,infarkjantung, atau angina
refrakter dibandingkan dengan UFH. Hirudin dapat
dipakai pada pasien dengan trombositopenia akibat
heparin
79
10 minggu setelah terjadlnya APTS memberikan hasil
baik secara klinik dan angiografik dibandingkan
monoterapi aspirin tanpa disertai kecenderungan
pendarahan yang meningkat.
80
Reseptor glikoprotein llb/llla yang diaktivasi akan
berikatan dengan fibrinogen dan membentuk rantai
dengan trombosit yang diaktivitasi dan dengan demikian
terjadilah trombus. Jadi berbeda dengan obat anti-
trombosit lain yang hanya beketja pada sebagian dari
berbagai tahapan teijadinya agregasi trombosit, inhibitor
giikoprotein llb/llla beketja pada tahapan akhir adhesi,
aktivitas, dan agregasi trombosit. Tiga kelompok
terpenting obat golongan ini adalah murine-human
chimeric antibiodies(misalnya abxicimab), peptida sintetik
(misalnya eptlfibatide), dan nonpeptida sintetik(misalnya
trifiban dan lamifiban).
81
angiografi dan PCI ditunda sampal obat dihentikan
setelah 48 jam.
82
penggunaan antagonis reseptor GP llb/llla dengan
berbagai alasan dan pertimbangan antara lain;
Berdasarkan data klinis terkini, tirofiban dan eptifibatlde
harus dipertlmbangkan sebagai tambahan dari aspirin,
kiopidogrei dan UFH / LMWH, untuk penggunaan
upstream pada pasien APTS/NSTEMI dengan iskemi
yang berkepanjangan atau kondisi risiko tinggi lainnya.
83
sampai dipulangkan darl RS
/ Blla dilakukan PCi, infus harus
diteruskan sampai 96 jam
PCI
84
jantung, serta pendarahan bila diberikan pada pasien
APIS atau NSTEMI.
85
heparin. Reperfiisi di pembuluh darah besartidak selalu
disertai reperfusi di tingkat sirkulasi mikrovaskular.
86
Penyelldlkan Heart Outcome Prevention Evaluation
(HOPE)membuktikan bahwa pada pasien berisiko tinggi
tanpa kemunduran faal ventrikel atau gagal jantung,
ramipril menurunkan kematian kardiovaskuler 25% dan
infark jantung 20% dalam masa pemantauan 4-6 tahun.
87
Secara garis besar obat penghambat ACE mempunyai
efek kardioprotektifdan vaskuloprotektifterhadap Jantung
dan Vaskular. Pada jantung ACE-I efeknya dapat
menumnkan afterioad dan preload, menurunkan massa
ventrike! kiri, menurunkan stimulasi simpatis, serta
menyeimbangkan kebutuhan dan suplai oksigen. Pada
vaskular ACE-I dapat berefek antihipertensi, mempert)aiki
kelenturan arterial, memperbalkl fungsl endotei,
antitrombogenik langsung, antimlgrasi dan antiproliferatif
terhadap sel otot polos, neutrophil dan sel mononuclear,
antltrombosit, dan meningkatkan fibrinollsis endogen.
88
penderlta PJK dengan fungsl ventrikel kirl normal.
Statin
89
Dan penelitian juga membuktikan penurunan kadar
lemak atau kolesterol secara agresif oleh obat golongan
statin sangat bermanfaat dalam menekan atau
mengurangi kejadian-kejadlan koroner akut. Diiaporkan
juga. pemberian statin sesudah serangan SKA temyata
dapat mengurangi lesi aterosklerosis teiah diteiiti secara
quantitative coronary angiography, disamping perbaikan
gejala klinisnya. Diperkirakan dengan pemberian statin
secara dini sesudah serangan jantung dapat mengurangi
kemungkinan pembentukan lesi baru, mengurangi
kemungkinan progresi menjadi oklusi. Studi MIRACL
juga membuktikan manfaat pemberian dini atorvastatin
80 mg pada pasien SKA, dapat mencegah rekurensi
serangan iskemlk.
Statin juga temyata dapat memperbaiki fungsi endotel
(RICIFE trial), menstabilkan plak, mengurangi
pembentukan trombus, bersifat antHnflamasi, dan
mengurangi oksidasi lipid (pleotrophic effect). Sekarang
ini pemberian obat hipolipidemik atau goiongan statin
mempakan salah satu strategi yang sedang berkembang
pada pengobatan SKA secara optimal.
Pemberian statin sebaiknya dimulai lebih awal sebelum
pulang dari rumah sakit. Pasien dengan kadar LDL
normal (kolesterol LDL 100 mg/dl) tetapi kadar HDL
rendah,lebih balk diterapi dengan fibrat. Statin sebaiknya
diteruskan untuk mendapatkan keuntungan terhadap
kelangsungan hidup jangka panjang.
4.2. Terapi Non-Farmakofogi
4.2.1. Tindakan RevaskulaiisasI
90
koroner atau percutaneous transluminal coronary
angioplasty/ PICA)dan tindakan terkait seperti misalnya
pemasangan stent, aterektomi rotablasi, dan aterektomi
direksional)
91
Kadang-kadang ditemui pasien dengan penyakit banyak
pembuluh (multivessel disease) dimana tindakan
revaskularissi total tidak memungkinkan dengan PCI,
akan tetapi CABG mengandung risiko tinggi. Pada
keadaan in! dapat diterapkan strategi hanya memperbaiki
lesi yang menyebabkan SKA (culprit lesion).
92
fungsl-fungsi organ tubuhnya. Karena itu untuk
meningkatkan kemampuan organ itu paling tidak
mendekati kondisi semula dilakukan rehabilitasi medik
dengan maksud untuk mengoptimalkan fisik, fisiologi
dan sosial pada pasien-pasien yang sebelumnya
menderita kejadian kardiovaskular.
2. Pelaksanaan fisioterapi
3. Pelaksanaan monitoring telemetri
4. Program Rehabilitasi Fase II dan III
5. Rehabilitasi Pasca MCl atau Pasca Operasi di
ruang rawat
6. Treadmill analyser/Ergocycle analyzer
7. Holter
8. Lead Potensial
9. Vektor
Tujuan:
93
- Untuk membantu pasien secara bertahap kembali
pada tingkat aktivitas sebeiumnya.
- Untuk memastikan kepatuhan pada terapi medis.
- Untuk memberikan pengetahuan tentang PJK
kepada pasien dan keluarga.
• Berhenti merokok
• Pasien yang berhenti merokok akan
menurunkan angka kematlan dan Infark dalam
1 tahun pertama.
• Beratbadan
94
BABV
4 Penelltlan
95
tersebut. Karena biasanya penderita yang menggunakan
banyak obat dan mengalami multiple disease, merupakan
faktor yang dapat meningkatkan terjadlnya dmg induced
disease, interaksl, efek samping obat dan kurang
efisiennya proses pengobatan.
5.2.1. IGD/UGD
96
dan memastikan ketersediaan dan distribusi barang-
barang kefarmasian untuk teriaksananya
terapi/penatalaksanaan pasien SKA secara optimal.
97
4. Memberikan konsultasi pada pasien perihal pota
hidupnya (seperti diet, merokok dll) untuk memastikan
bahwa dia tidak mengkompromikan pengobatannya
dalam cara apapun.
98
sakit dan resolusi pada depresi ST pada EKG pasien,
dan yakinkan/pastikan bahwa dosis dititrasi dengan
benarsehingga pasien tidak mengaiami/terkena efek
samping dari in^s.
3. Jeiaskan pada pasien kenapa pengobatan selanjutnya
tidak mengontrol gejalanya dan memberikan jaminan
kepada pasien bahwa akan ada tindakan ke depannya
yang dapat dllakukan untuk mengontrol sakit dadanya.
a. Fibrilasi atrium
99
memberikan masukan lain sebagal tenaga
profesional kesehatan terhadap tanda dan
atau gejala dari tokslsltas digoksin.
100
mempertahankan asupan aikohol, tidak merokok dan
melakukan olahraga sedang secara teratur dan
terukur.
I. Tentang Obat-obatan
101
pengurangan rasa sakit tablet ke-dua dan ke-tlga
bisa dikonsumsi dengan interval 5 menit. Jika
setelah penggunaan 3 tablet rasa sakit tidak juga
berkurang, penderita harus mencari tim medis.
102
i. Tablet tidak boleh digunakan bersamaan dengan
obat goiongan Siidenafil (Viagra), atau obat-obat
yang digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksl.
2. Isosorbid mononitrat
3. Aspirin
103
OTC lain yang mengandung aspirin tidak boleh
digunakan. Suplai aspirin dosis rendah kemudian dapat
didapat melalui resep GP atau membeii dari apotek.
Aspirin paling baik digunakan bersama makanan untuk
mencegah iritasi lambung.
4. BIsoprolol
104
pasien-pasien yang mempunyal risiko tinggi
iskemia.
5. ACE-I
6. Statin
106
Ketidakpatuhan
106
dimana oksigen bagi otot jantung sangat tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme sel-selnya.
2. Pencegahan
107
menyebabkan PJK/SKA di sepanjang hidup kita secara
konsisten dan berkesinambungan. Dan menjelaskan
hubungan antara faktor-faktor risiko dengan timbulnya
PJK atau SKA.
4 Kurang olahraga
5 Diabetes
108
Yang kedua adalah faktor-faktor risiko yang
sesungguhnya dapat dimodifikasi, dihindah dan
dikendalikan. Yang utama adalah kolesterol, hipertensi
dan rokok. Di samping itu juga diabetes, stres, kurang
berolahraga, dan sebagainya.
109
pemeriksaan darah rutin, analisa gas darah, enzim
jantung, Radar profil lemak darah, dan faktor pembekuan
ada tindakan-tindakan yang dilakukan pada pasien yang
harus diketahui oleh apoteker yang biasa dilaksanakan
pada pasien jantung. SepertI tindakan EKG, Treadmil
test. Ekokardiogram, Angiografi koroner dan Myocardial
perfusion Imaging. Yang dikenai juga dengan tindakan
diagnostik non invasif serta diagnostik invasif dan non
bedah.
Elektrokardiogram (EKG).
Merupakan rekaman aktivitas listrik jantung yang dapat
mendeteksi gangguan irama jantung, tanda-tanda
iskemia dan gangguan lainnya.
Treadmil test
110
5.3. Pasien Rawat Jalan/Apotek (komunitas).
5.3.1. Tujuan
5.3.1.1. Umum:
5.3.1.2. Khusus:
ill
mekanlsme dasar PJK dan rasionalitas
pengobatannya.
8. Untuk mendukung dan mempertahankan gaya hidup
sehat dan untuk mendorong paslen untuk
memodifikasi faktor lisiko serta memiliki rasa percaya
diri dan optimisme.
5.3.2.1. Umum:
112
sublingual; diletakan dibawah lidah, dli
113
^ Informasikan agar obat dijauhkan darjJangkauan
anak, di tutup rapat-rapat terhindar cahaya
matahari dan sebagainya . ,. - <
5.3.2.2. Khusus: v ,
114
BAB VI
PENUTUP
115
LAMPIRAN
116
Pemberian Obat Anti Iskemia
Kelas lia
117
3. Intra-aortic balloon pump untuk pasien dengan tanda-
tanda iskemia berat walaupun telah diberi obat secara
intensif, atau biia ada gangguan hemodinamik.
Kelas lib
Kelas III
118
ditambahkan pada aspirin secepatnya dan diberikan
untuk paling sedikit 1 bulan (A)dan dapat diberikan
sampai 9 bulan (B).
4. Pada pasien yang direncanakan dilakukan
Percutaneous Coronary Intervention (PCI), klopidogrel
diberikan secepatnya untuk paling sedikit 1 bulan(A)
dan dilanjutkan untuk 9 bulan pada pasien yang tidak
mempunyai risiko tinggi untuk pendarahan.
Kelas lla
119
antikoagulan pada pasien dengan angina tak stabil
atau miokard infark tanpa elevasi segmen ST kecuali
pasien akan dllakukan CABG dalam waktu 24jam
Kelas lib
Kelas III
Kelas I
120
b. Troponin yang meningkat
Kelas lla
Kelas III
121
peserta yang luas,misalnya penyakit hati, gagal paru
atau adanya keganasan.dimana risiko revaskularisasi
tidak lebih besar dari keuntungan yang didapat.
Kelas I
122
4. Semua pasien sebaiknya diberi obat nitrogliserin,
untuk dipakai bila mendapat serangan angina {level
of evidence:C).
123
Terapi Medikamentosa Jangka Panjang
Rekomendasi
KelasI
Rekomendasi
Kelas 1
124
b. HMG-CoA reductase Inhibitor untuk LDL kolesterol
dl atas 130 mg%(A)
Kelas lla
125
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
126
(8) HOPE(The Outcomes Prevention Evaluation)Study
Investigator-Effects OfAn Angiotensin-Converting-
Enzyme Inhibitor, Ramipril On Cardiovascular Event
In High-Risk Patien. N EngI J Med 2000; 342:145-
153
127
(16)Maarten L Simoons, Eric Boersma, Coen van der
Zwan, Jaap W Deckers. The Challenge Of Acute
Coronary Syndromes. Lancet 1999;353(suppi 11):1-
4.
128
(23)Ridker PM. Role of Inflammation In The
Development OfAtherosclerosis. Implications For
Clinical Medicine. Eur Heart J 2000;2 (suppi D):
D57-D59Worid Health Organization. Global Strategy
On Diet, Physical Activity And Health: Cardiovascular
disease(CVD). Geneva,2003
(24)Russel Ross. Arherosclerosls-An Inflammatory
disease. N EngI J Med 1999; 340: 115-126
(25)Scandinavian SImvastatIn Survival Study Group :
Randomized Trial Of Cholesterol Lowering In 4444
Patients With Coronary Heart Disease: The
Scandinavian SImvastatIn Survival Study (4S).
Lancet 1994; 344:1383-1389.
(26)Tata Laksana SIndrom Koroner Akut Tanpa ST-
Elevasl. Pedoman Perhlmpunan Dokter Speslalls
Kardlovaskular Indonesia 2004
129