Bab II
Bab II
LANDASAN TEORI
6
7
antara 2 rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya
2/3 besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama bervariasi 300 – 500 mm dan
lebar 120-500 mm.
bagaimana chunk – chunk itu berinteraksi. Chunk adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan suatu kelompok komponen yang melakukan
fungsi tertentu pada produk itu (Ulrick ; 1995).
Terdapat 2 macam arsitektur produk yaitu:
1. Arsitektur produk modular bahwa setiap chunk melakukan satu atau sedikit
fungsi dari keseluruahan fungsi penyusun produk. Dan interaksi yang terjadi
antara chunk didefinisikan dengan baik dan umumnya fundamental pada
fungsi – fungsi utama produk. Contoh : produk central procesing unit (CPU)
terdiri atas item item yang berdiri sendiri tapi memiliki hubungan yang jelas
satu sama lain, yaitu antara hard disc, floppy disc, sound card, dsb tersusun
terpisah namun saling bekerja sama. Keuntungannya mudah untuk dibongkar
pasang, dimodifikasi tanpa mempengaruhi yang lain.
2. Aritektur produk integral: bahwa setiap chunk melaksakan lebih dari 1
elemen fungsional produk. Serta interaksi antar chunk tidak didefinisikan
secara jelas dan mungkin kurang penting terhadap fungsi- fungsi utama dari
produk.
Dan berikut adalah langkah-langkah membuat arsitektru produk:
a. Buat skema produk, berupa skema yang meliputi elemen-elemen fisik dan
fungsional.
b. Kelompokkan elemen-elemen tersebut untuk dijadikan chunk.
c. Membuat lay-out geometri kasar.
d. Mengidentifikasi intreraksi- interaksi yang bersifat fundamental dan
insidental
e. Interaksi fundamental, merupakan interaksi yang direncanakan dan
seharusnya dipahami dengan baik bahkan permulaan pembuatan skema
Interaksi insidental, merupakan interaksi yang muncul karena implementasi
fisik khusus dari elemen-elemen fungsional atau karena pengaturan geometrik
dari chunk-chunk yang ada.
11
2.8 Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dua kata yaitu
“ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas
ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia
memakai istilah ergonomi, tetapi dibeberapa negara seperti di Skandinavia
menggunakan istilah “Bioteknologi”sedangkan di negara Amerika
menggunakan istilah “Human Engineering” atau “Human Factors Engineering”.
Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu tentang
optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan. Dari pengalaman
menunjukkan bahwa setiap aktifitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak
dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi,
kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang
berakibat kepada penurunan efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian,
penerapan ergonomic disegala bidang kegiatan adalah suatu keharusan. Secara
umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
14
mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu secara efektif, efisien
aman dan nyaman.
2.8.1 Anthropometri dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Isitilah anthropometri berasal dari “anthro” yang berati manusia dan
“matri” yang berati ukuran secara definitif anthropometri dapat diartikan sebagai
studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada
dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb) berat dan lain-lain yang
berbeda dengan satu yang lain. Anthripomatri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbanga-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.
Dan anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas
antara lain dalam hal: (Wignjososebroto, 1979;60)
a. Perancangan area kerja
b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas, dan
sebagainya.
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja,
komputer,dan lain-lain.
d. Perancangan lingkungan fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menetukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia akan mengoprasikan produk tersebut. Dalam kaitan
ini perancangan produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dan
populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut.
Secara umum sekurang-kurangnya 90%-95% dari populasi yang menjadi target
dalam kelompok pemakai produk haruslah mampu menggunakan dengan layak.
Kemampuan penyusuaian suatu produk merupakan satu prasyarat yang amat
penting dalam proses perancangan, terutama produk-produk yang berorientasi
ekspor.
berdasarkan harga rata-rata dan simpangan standar dara data yang ada. Dari yang
ada tersebut, maka “presentilles” dapat disesuaikan dengan probalitas distribusi
normal. Presentil adalah suatu nilai yang menunjukan presentase tertentu dari
orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut (Wignjososebroto,
1979;66-67).
Pada data anthropometri dinyatakan dalam persentil, populasi yang ada
dibagi untuk kepentingan studi menjadi seratus ketegori presentase yang
diurutkan dari nilai yang terkecil sampai yang terbesar untuk satu ukuran tubuh
tertentu. Sebagai contoh 95-th persentile akan menunjukan 95% populasi akan
berbeda pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antopomatri angka 95-th akan
menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan 5-th sebaliknya akan
menunjukan ukuran “terkecil”
Lebar maksimal Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung kelingking dengan
22
telapak tangan direntangkan semaksimal mungkin.
23
Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari
Jangkauan tangan tengah. Subyek berdiri tegak dengan beetis, pantat dan
24
ke depan/atas punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara
horizontal ke depan/atas.
Menimbang dengan posisi normal diatas timbangan
25 Berat badan
badan.
Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari
Jangkauan tangan tengah. Subyek berdiri tegak dengan beetis, pantat dan
26
ke depan/atas punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara
horizontal ke depan/atas.
2.9 Anthrophometri
Istilah anthropometri berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti
manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995).
Menurut Stevenson (1989, dalam Nurmianto, 1991), anthropometri adalah
satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh
manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan, serta penerapan dari data tersebut untuk
penanganan desain.
Secara definisi anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya
21
akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain yang berbeda satu dengan lainnya
(Wignjosoebroto,2003).
Ruang lingkup anthrophometri yaitu :
a. Anthropometri Statis/struktural berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi yang dibakukan. Misalnya
tinggi badan, panjang lengan, tinggi siku, tebal paha, dan lain sebagainya.
b. Anthropometri Dinamis/fungsional berhubungan dengan pengukuran
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau
memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi selama manusia
melakukan pekerjaannya, misalnya ketika memutar stir mobil, merakit
komponen, dan lain sebagainya.
2.10 Persentil
Sebagian besar data anthrophometri dinyatakan dalam bentuk persentil.
Suatu populasi untuk kepentingan studi dibagi dalam seratus kategori prosentasi,
dimana nilai tersebut akan diurutkan dari terkecil hingga terbesar pada suatu
ukuran tubuh tertentu. Persentil menunjukkan suatu nilai prosentase tertentu dari
orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Apabila dalam
mendesain produk terdapat variasi untuk ukuran sebenarnya, maka seharusnya
dapat merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat mampu
menyesuaikan (adjustable) dengan suatu rentang tertentu. Oleh karena itu, untuk
penetapan anthrophometri dapat menerapkan distribusi normal (Wignjosoebroto
dalam Wiranata, 2011).
Tabel 2.2. Macam persentile dan cara perhitunganya dalam distribusi normal.
Persentile Perhitungan
1-St x - 2.325 x
2.5-th x – 1.96 x
5-th x – 1.64 x
10-th x -1,28 x
50-th x
90-th x+ 1.28 x
95-th x+1,645 x
97.5-th x+ 1,96 x
99-th x+ 2.325 x
22
maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-
th s/d 95-th percentile
3. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata – Rata.
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata – rata ukuran
manusia.Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka
yang berbeda dalam ukuran rata – rata. Berkaitan dengan aplikasi data
anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas
kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah
– langkah sebagai berikut :
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana
nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam perancangan tersebut.
3. Tentuka populasi terbesar yang harus di antisipasi, diakomodasikan dan
menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan
tersebut untuk individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel,
ataukah ukuran rata – rata.
5. Pilihlah persentase populasi yang harus diikuti ; 5%, 50% 95%.
6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya tetapkan
nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.