Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1 Gilingan Padi


Pengertian unit penggilingan padi adalah berdasarkan peraturan
pemerintah (PP) No. 65 tahun 1971 adalah satu perangkat lengkap yang
digerakkan tenaga mesin untuk menggiling padi atau gabah menjadi beras sosoh.
Ada enam jenis unit penggilinga padi yang diklasifikasi menurut kelengkapan
mesin dan kuantitas kapasitasnya
Penggilingan padi besar (PPB) mempunyai ciri – ciri : 1. Mesin- mesinnya
lengkap dan terdiri atas mesin perontok, pecah kulit, padi sepator, pemutih
(polisher), grader, elevator, disatu tempat dan ke 2 kapasitas produksi riilnya lebih
besar dari pada 0,7 ton beras perjam.
Pengilingan padi kecil (PPK) mempunyai ciri – ciri : 1. Mesin atas dua
unit terpisah yang dipasang terpisah, yaitu pemecah kulit (husker) dan pemutih. 2.
Proses pemindahan dari alat yang satu ke alat yang lainnya menggunakan tenaga
manusia dan ke 3. Kapasitas produksi riilnya 0,3 ton per jam.
Rice Milling Unit (RMU) merupakan mesin penggilingan yang mempunya
ciri kebalikan dari PPK, yaitu mesin pecah kulit dan pemutih menjadi satu
kesatuan, pemindahan bahan baku dari satu mesin ke mesin lain tidak
menggunakan tenaga manusia tetapi elevator. Meskipun demikian, produksinya
rillnya sama dengan PPK.

1.2 Definisi dan Pengertian Padi


Tumbuhan yg menghasilkan beras, termasuk jenis Oryza (Oryza sativa L.)
adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia.
Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan
untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa
disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk
ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar
1500 SM.

6
7

Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.


Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan
untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga ( genus ) yang sama, yang biasa
disebut sebagai padi liar.Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua
serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber
karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Ciri – Ciri Umum :
Padi tengah diambil dari persemaian untuk ditanam di sawah. Padi
termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae ( Sinonim : Graminae atau
Glumiflorae ). Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur
serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun
sempurna dengan pelepah regak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga
hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang;
bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang
terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau
kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hamper bulat
hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang
dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospremium
yang dimakan orang.
Padi yang siap untuk di giling harus dengan tingkat kekeringan 12%-14%
untuk menghasilkan hasil yang bagus dan tidak hancur saat digiling. Untuk
pengeringan padi lebih baik dikeringkan dalam 1 hari, apabila dikeringkan dalam
2 hari otomatis padi yang digiling akan berubah warna sedikit kehitaman.

1.3 Mesin Pecah kulit


Mesin ini membersihkan kulit gabah/ sekam yang tercampur dalam beras
pecah kulit. Mesin pengupas yang tersedia adalah jenis Engelberg, jenis rol karet,
jenis under runner stone disc dan jenis sentrifucal. Mesin pengupas gabah yang
paling umum digunakan saat ini adalah jenis roll karet, karena daya guna yang
tinggi, efisien, mudah digunakan dan sederhana perawatannya. Terdapat 2 buah
rol karet yang berputar berlawanan dengan kecepatan putar yang berbeda. Jarak
8

antara 2 rol karet dapat diatur tergantung jenis gabah yang akan dikupas, biasanya
2/3 besarnya gabah. Diameter kedua rol karet sama bervariasi 300 – 500 mm dan
lebar 120-500 mm.

1.4 Mesin Polisher


Hasil panen padi dari sawah disebut gabah. Gabah tersusun dari 15-30%
kulit luar (sekam), 4-5% kulit ari, 12-14% katul, 65-67% endosperm dan 2-3%
lembaga. Sekam membentuk jaringan keras sebagai perisai pelindung bagi butir
beras terhadap pengaruh luar. Kulit ari bersifat kedap terhadap oksigen, CO2 dan
uap air, sehingga dapat melindungi butir beras dari kerusakan oksidasi dan
enzimatis.
Lapisan katul merupakan lapisan yang paling banyak mengandung vitamin
B1. Selain itu katul juga mengandung protein, lemak, vitamin B2 dan niasin.
Endosperm merupakan bagian utama dari butir beras. Komposisi utamanya adalah
pati. Selain pati, endosperm juga mengandung protein dalam jumlah cukup
banyak, serta selulosa, mineral dan vitamin dalam jumlah kecil. Sekam
merupakan 15-30% bagian gabah. Fungsi sekam antara lain melindungi kariopsis
dari kerusakan, serangan serangga dan serangan kapang. Sekam terdiri dari palea
dan lemma. Struktur palea/lemma yaitu epidermis luar, sklerenimia (mengandung
lignin), parenkimia, dan epidermis dalam. Kariopsis terdiri dari kulit luar dan
endospem. Kulit luar terdiri dari perikarp (10µm), seed coat (0.5µm), nucellus
(2.5µm), dan aleuron (5.0µm). Sedangkan endosperm terdiri dari sub aleuron, pati
dan terdapat rongga udara pada beras pera sehingga mudah patah waktu digiling.

1.5 Definisi Bekatul


Bekatul atau juga disebut katul adalah hasil dari gilingan kulit padi yang
digiling halus hampir seperiti debu yang lembut dan juga ada yang kasar. Katul
tersendiri merukapan limbah yang dihasilkan dari gilingan padi dan katul ini
bukanlah limbah yang harus dibuang begitu saja. Katul ini bisa bermanfaat untuk
dimakan ternak dan bisa di jual dengan harga yang lumayan.
9

1.6 Definisi Silo


Silo adalah struktur yang digunakan untuk menyimpan bahan curah (bulk
materials). Silo umumnya digunakan di bidang pertanian sebagai penyimpan biji-
bijian hasil pertanian dan pakan ternak. Di luar bidang pertanian, silo digunakan
untuk menyimpan batu bara, semen, potongan kayu, dan serbuk gergaji. Ada tiga
jenis silo yang banyak digunakan hingga saat ini, yaitu tipe menara, bunker, dan
karung.
Dalam memuat bahan curah ke dalam silo, diperlukan mekanisme elevator
biji-bijian seperti konveyor (konveyor sabuk, konveyor udara, konveyor ember),
auger, dan hopper tergantung pada jenis bahan curah yang dimuat. Pengisian
dilakukan dari tingkat paling atas, sehingga yang masuk lebih dulu akan berada di
bawah. Sedangkan pengambilan bahan curah dilakukan dari bawah.
Tergantung pada bahan yang dimuat, pengendalian lingkungan di dalam
bisa bervariasi. Pengendalian kadar air di udara diperlukan dan disesuaikan
dengan kadar air kesetimbangan bahan jika menginginkan waktu penyimpanan
yang lama. Pengendalian jenis dan kadar gas di dalam silo diperlukan jika bahan
mudah bereaksi dengan gas tertentu seperti oxigen. Pengendalian kadar gas juga
diperlukan jika silo digunakan untuk proses fermentasi, aerob maupun anaerob.

1.7 Pembuatan Alat


1.7.1 Merancang Tingkatan Sistem Produk ( Sytem Level Desain)
Tahapan ini meliputi pendefinisi arsitektur dan pembagian produk atas
komponen – komponennya juga pendefinisian skema perakitan terahir untuk
produk tersebut. Outputnya berupa komponen penyusun produk, spesifikasi tiap
komponen produk dan precedence diagram yang menggambarkan ketertarikan
aktifitas pada lini perakitan.
Tahap ini terdapat ketertarikan dengan yang disebut “ arsitektur produk”
dan “ pembagian produk atas komponen-komponen penyusun produk”
Arsitektur produk adalah suatu skema yang menunjukan bagaimana
elemen – elemen fungsional dari suatu produk disusun dalam chunk dan
10

bagaimana chunk – chunk itu berinteraksi. Chunk adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan suatu kelompok komponen yang melakukan
fungsi tertentu pada produk itu (Ulrick ; 1995).
Terdapat 2 macam arsitektur produk yaitu:
1. Arsitektur produk modular bahwa setiap chunk melakukan satu atau sedikit
fungsi dari keseluruahan fungsi penyusun produk. Dan interaksi yang terjadi
antara chunk didefinisikan dengan baik dan umumnya fundamental pada
fungsi – fungsi utama produk. Contoh : produk central procesing unit (CPU)
terdiri atas item item yang berdiri sendiri tapi memiliki hubungan yang jelas
satu sama lain, yaitu antara hard disc, floppy disc, sound card, dsb tersusun
terpisah namun saling bekerja sama. Keuntungannya mudah untuk dibongkar
pasang, dimodifikasi tanpa mempengaruhi yang lain.
2. Aritektur produk integral: bahwa setiap chunk melaksakan lebih dari 1
elemen fungsional produk. Serta interaksi antar chunk tidak didefinisikan
secara jelas dan mungkin kurang penting terhadap fungsi- fungsi utama dari
produk.
Dan berikut adalah langkah-langkah membuat arsitektru produk:
a. Buat skema produk, berupa skema yang meliputi elemen-elemen fisik dan
fungsional.
b. Kelompokkan elemen-elemen tersebut untuk dijadikan chunk.
c. Membuat lay-out geometri kasar.
d. Mengidentifikasi intreraksi- interaksi yang bersifat fundamental dan
insidental
e. Interaksi fundamental, merupakan interaksi yang direncanakan dan
seharusnya dipahami dengan baik bahkan permulaan pembuatan skema
Interaksi insidental, merupakan interaksi yang muncul karena implementasi
fisik khusus dari elemen-elemen fungsional atau karena pengaturan geometrik
dari chunk-chunk yang ada.
11

1.7.2 Desain Detail


Tahap ini meliputi spesifikasi lengkap mengenai bentuk geometri produk
dan komponennya, bahan yang digunakan, serta ukuran dan toleransinya dari
seluruh part penyusunn komponen dan produknya, serta standar ukuran untuk part
yang dibeli atau dipesan, termasuk pula proses pengerjaan dan peralatan maupun
mesin yang digunakan untuk seluruh part, rencana proses produksi untuk lini
produksi maupun perakitan.

1.7.3 Uji Coba dan Evaluasi


Tahap ini meliputi pembuatan produk percontohan (prototype) untuk
dievaluasi sebelum dilakukan proses produksi. Dikenal ada 3 macam pembagian
prototype ini yaitu:
a. Berdasarkan alam/sifatnya, ada 2 macam :
1) Prototype fisik : merupakan objek yang dilihat dan dipegang (tangible).
2) Prototype analitik : merupakan prototype non tangible, seperti model
matematika, 3D Vidio image, simulasi dll.
b. Berdasrkan cakupannya ada 2 macam :
1) Prototype terfokus :menggambarkan hanya sebagian dari produk untuk
memenuhi kepentingan tertentu.
2) Prototype komprehensif : mengggambarkan seluruh bagian produk,
meliputi seluruh fungsi dan features.
c. Merupakan isitilah yang kerap di gunakan ada 2 macam:
1) α prototype : prototype yang dibuat untuk melihat part dari produk yang
diharapkan, part memiliki bentuk geometri dan material yang identik
dengan akan diproduksi tetapi prototype ini tidak dibuat seperti proses
yang sebenernya. Tujuan dari α prototype ini adalah untuk melihat
apakah produk dapat bekerja seperti yang diharapkan.
2) β prototype : prototype yang dibuat sesuai dengan proses sesungguhnya
tetapi mungkin tidak dirakit dengan proses perakitan yang seharusnya.
12

Tujuan dari β prototype ini adalah untuk melihat performanci dan


keandalan produk dalam rangka mengidentifikasi perubahan – perubahan
yang perlu dilakukan untuk produk akhir.

1.7.4 Uji Coba Proses Produksi


Tahap ini bertujuan untuk melatih para pekerja dan untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi ketika produk itu dicoba untuk dibuat.

1.7.5 Perancangan dan Pengembangan Produk


Kegiatan ini merupakan kegiatan yang memerlukan banyak biaya. Namun
saat ini banyak perusahaan yang melakukan pengembangan produk untuk dapat
menumbuhkan dan melangsungkan hidup perusahaan. Sofjan Assaury
mengemukakan pendapatnya mengenai pengembangan produk (2004) sebagai
berikut:
Pengembangan produk merupakan kegiatan atau aktifitas yang dilakukan
dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik
sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih
besar”.Pengembangan produk yang dilakukan perusahaan tidak harus merupakan
sesuatu yang baru di mata konsumen.Selain itu produk dapat dikatakan baru
apabila produk tersebut telah dihasilkan oleh perusahaan, tetapi diperbaiki dan
dimodifikasi lagi sehingga nampak baru di mata konsumen.
Menurut Fandy Tjiptono (2008), suatu perusahaan yang ingin melakukan
pengembangan produknya dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1. Produk yang benar-benar inovatif atau unik.
2. Produk pengganti yang berbeda dengan yang sudah ada.
3. Produk baru bagi perusahaan, tetapi dalam pasar bukan produk baru lagi.
13

2.7.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Pengembangan Produk


Menurut Kotler (2005), faktor-faktor yang mendorong pelaksanaan
pengembangan produk adalah :
1. Perubahan kebutuhan konsumen
Kebutuhan konsumen senantiasa berubah, yang antara lain disebabkan oleh
meningkatnya pendapatan dan tingkat pendidikan.
2. Kemajuan teknologi
Dengan semakin berkembangnya teknologi, maka akan semakin mendorong
perusahaan untuk melakukan pengembangan produk. Kecanggihan teknologi
memegang peranan penting dalam usaha pengembangan produk, karena
selain menjangkau pasar yang lebih luas, para pesaing akan lebih sulit untuk
menyaingi produk perusahaan.

2.8 Ergonomi
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dua kata yaitu
“ergon” berarti kerja dan “nomos” berarti aturan atau hukum. Jadi secara ringkas
ergonomi adalah suatu aturan atau norma dalam sistem kerja. Di Indonesia
memakai istilah ergonomi, tetapi dibeberapa negara seperti di Skandinavia
menggunakan istilah “Bioteknologi”sedangkan di negara Amerika
menggunakan istilah “Human Engineering” atau “Human Factors Engineering”.
Namun demikian, kesemuanya membahas hal yang sama yaitu tentang
optimalisasi fungsi manusia terhadap aktivitas yang dilakukan. Dari pengalaman
menunjukkan bahwa setiap aktifitas atau pekerjaan yang dilakukan, apabila tidak
dilakukan secara ergonomis akan mengakibatkan ketidaknyamanan, biaya tinggi,
kecelakaan dan penyakit akibat kerja meningkat, performansi menurun yang
berakibat kepada penurunan efisiensi dan daya kerja. Dengan demikian,
penerapan ergonomic disegala bidang kegiatan adalah suatu keharusan. Secara
umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah:
a. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
14

b. Meningkatkan kesejahteraan social melalui peningkatan kualitas kontak


sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif
maupun setelah tidak produktif.
c. Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek
teknis, ekonomis, anthropologis dan budaya dari setiap system kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari
kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk –
produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia
memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka
panjang pada saat beerhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerja
yang berupa perangkat keras atau perangkat lunak (Wignjososebroto,
1979;54)
Maksud dan tujuan dari disiplin ergonomi adalah mendapatkan suatu
pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia
dengan teknologi desain produk- produknya sehingga dimungkinkan adanya suatu
rancangan system manusia-mesin (teknologi) yang optimal. Dengan demikian
disiplin ergonomi melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatau sistem
dengan pemecahan-pemecahan masalah melalui proses pendekatan pula.
Tujuan pokok adalah terciptanya desain sistem manusia – mesin yang
terpadu sehingga efektifitas dan efisiensi kerja bisa tercapai secara optimal.
Mengaplikasiin aspek-aspek ergonomi atau human enginring, maka dapat
dirancang sebuah sistem kerja yang dapat oprasikan oleh rata-rata manusia.
Disiplin ergonomi khususnya yang berkaitan dengan pengukuran dimensi ukuran
tubuh manusia (anthropometri) telah menganalisa, mengafaluasi dan
membukukan jarak jangkau yang memungkinkan rata-rata manusia untuk
melakukan kegiatan dengan mudah dan gerakan-gerakan sederhana. Suatu sistem
kerja orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersdebut dengan baik, yaitu
15

mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu secara efektif, efisien
aman dan nyaman.
2.8.1 Anthropometri dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja
Isitilah anthropometri berasal dari “anthro” yang berati manusia dan
“matri” yang berati ukuran secara definitif anthropometri dapat diartikan sebagai
studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada
dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb) berat dan lain-lain yang
berbeda dengan satu yang lain. Anthripomatri secara luas akan digunakan sebagai
pertimbanga-pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk maupun
sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.
Dan anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas
antara lain dalam hal: (Wignjososebroto, 1979;60)
a. Perancangan area kerja
b. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas, dan
sebagainya.
c. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi/meja,
komputer,dan lain-lain.
d. Perancangan lingkungan fisik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan
menetukan bentuk, ukuran dan dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk
yang dirancang dan manusia akan mengoprasikan produk tersebut. Dalam kaitan
ini perancangan produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dan
populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangan tersebut.
Secara umum sekurang-kurangnya 90%-95% dari populasi yang menjadi target
dalam kelompok pemakai produk haruslah mampu menggunakan dengan layak.
Kemampuan penyusuaian suatu produk merupakan satu prasyarat yang amat
penting dalam proses perancangan, terutama produk-produk yang berorientasi
ekspor.

2.8.2 Data Anthropometri dan Cara Pengukurannya


Manusia pada umumnya akan berbeda – beda dalam hal bentuk dan
dimensi ukuran tubuhnya. Disini ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi
16

ukuran tubuh manusia, sehingga sudah smestinya seseorang perancang produk


harus memperhatikan faktor-foktor tersebut yang antara lain adalah:
a. Umur
Secara umum dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah
besar seiring dengan bertambahnya umur yaitu sejak aawal kelahiran sampai
umur 20 tahun.
b. Jenis kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki pada umumnya akan lebih besar
dibandingkan dengan wanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu
seperti pinggul, dada, dan sebagainya.
c. Suku/ bangsa
Setiap suku bangsa maupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik
yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
d. Posisi tubuh
Sikap atau posisi standar tubuh akan berpengaruh terhadap ukuran oleh
sebab itu posisi tubuh standar harus diterapkan untuk survei pengukuran.

2.8.3 Aplikasi Distribusi Normal Dalam Penerapan Data Anthropometri


(Deskripsi, 2004)Data anthropometri jelas diperlukan agar supaya
rancangan suatu produk bisa susuai dengan orang yang mengoprasikannya.
Ukuran tubuh yang diperlukan pada hakekatnya tidak sulit diperoleh dari
pengukuran secara individual, seperti halnya yang dijumpai untuk produk yang
dibuat berdasarkan pemesanan (job order). Situasi ini menjadi berubah manakala
lebih banyak lagi produk standar yang harus dibuat untuk mengoprasikan oleh
banyak orang, permasalahan yang ditimbulkan disini adalah ukuran siapakan yang
menantinya akan dipilih sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada.
Mengingat ukuran individu yang bervariasi atau dengan yang lainnya maka
diperlukan penetapan data anthropometri yang sesuai dengan populasi yang
menjadi target sasaran produk tersebut.
Untuk penetapan data anthropometri ini, pemakaian distribusi normal akan
umum ditetapkan.dalam statistik distribusi normal dapat diformulasikan
17

berdasarkan harga rata-rata dan simpangan standar dara data yang ada. Dari yang
ada tersebut, maka “presentilles” dapat disesuaikan dengan probalitas distribusi
normal. Presentil adalah suatu nilai yang menunjukan presentase tertentu dari
orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut (Wignjososebroto,
1979;66-67).
Pada data anthropometri dinyatakan dalam persentil, populasi yang ada
dibagi untuk kepentingan studi menjadi seratus ketegori presentase yang
diurutkan dari nilai yang terkecil sampai yang terbesar untuk satu ukuran tubuh
tertentu. Sebagai contoh 95-th persentile akan menunjukan 95% populasi akan
berbeda pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antopomatri angka 95-th akan
menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan 5-th sebaliknya akan
menunjukan ukuran “terkecil”

2.8.4 Aplikasi Data Anthropometri Dalam Perancangan Produk.


Dalam anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam
anggota tubuh manusia dalam presenctiles tertentu sangat besar manfaatnya untuk
merancang suatu produk yang nantinya susuai dengan ukuran tubuh manusia yang
akan mengoprasikannya, maka prinsip prinsip apa yang harus diambil dalam
aplikasi antripomatri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan
sebagai berikut : (Wignjososebroto, 1995)
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim disini
rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu :
a. Sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim
dalam arti terlalu besar atau terlalu kecil bila dibandingkan rata-ratanya
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada).
2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioprasikan diantara ukuran tertentu
Prinsip ini digunakan untuk merancang suatu fasilitas tersebut agar
bisa menampung atau bisa dipakai dengan enak dan nyaman oleh semua
orang yang memerlukannya. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan
18

yang flesibel, maka anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam


rentang nilai precentiles 5 sampai dengan 95.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata
Pripsip ini digunakan apabila perancangan didasarkan terhadap rata-
rata ukuran manusia. Problem rokok yang dihadapi dalam hal ini justru
sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata-rata disini produk
dirancang dan dibuat mereka yang berukuran sedikit rata-rata.

Gambar 2.1. pengukuran tubuh posisi berdiri

Tabel 2.1. Cara pengukuran dimensi tubuh manusia


No Data Yang Diukur Cara Pengukuran
Tinggi badan Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang
1 tegak paling atas sementara subyek berdiri tegak dengan mata
memandang lurus ke depan.
Tinggi mata Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian
2 berdiri dalam (dekat pangkal hidung). Subyek berdiri tegak dan
memandang lurus ke depan.
19

No Data Yang Diukur Cara Pengukuran


Tinggi bahu Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang menonjol
3
berdiri pada saat subyek berdiri tegak.
Tinggi pinggang Ukur jarak vertikal dari lantai sampai pinggang pada saat
4
berdiri subyek berdiri tegak.
Tinggi siku Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara
5 berdiri lengan atas dan lengan bawah. Subyek berdiri tegak
dengan kedua tangan tergantung secara wajar.
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai
Tinggi duduk
6 ujung atas kepala. Subyek duduk tegak dengan pandangan
tegak
lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai
Tinggi duduk ujung atas kepala. Subyek duduk normal dengan
7
normal pandangan lurus ke depan dan lutut membentuk sudut
siku-siku.
Tinggi bahu Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai
8 duduk ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subyek duduk
tegak.
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk sampai
Tinggi siku
ujung bawah siku kanan. Subyek duduk tegak dengan
9 duduk
lengan atas vertikal disisi badan dan lengan bawah
membentuk sudut siku-siku.
Tebal paha Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas
10
duduk sampai permukaan atas pangkal paha.
Panjang lengan Subyek berdiri tegak, tangan di samping, ukur jarak dari
11
Bawah siku sampai pergelangan tangan.
Tebal paha Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas
12
duduk sampai permukaan atas pangkal paha.
Tinggi lutut Ukur jarak vertikal dari lantai sampai lutut pada saat
13
berdiri subyek berdiri tegak.
Tinggi Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah paha.
14
popliteal
Ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas. Subyek
15 Lebar Bahu duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan
lengan bawah direntangkan ke depan.
Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian
16 Lebar Pinggul terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul sisi
kanan.
Panjang jari Diukur dari masing-masing pangkal ruas jari sampai
17
1, 2, 3, 4, 5 ujung jari. Jari-jari subyek merentang lurus dan sejajar.
Rentangan Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan kiri
18
tangan sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subyek berdiri
20

No Data Yang Diukur Cara Pengukuran


tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal ke
samping sejauh mungkin.
Tebal dada Subyek berdiri tegak, ukur jarak dari dada (bagian ulu
19
berdiri hati) sampai punggung secara horizontal.
Lebar kepala Diukur dari bagian samping kepala sedikit di atas telinga
20
sampai bagian samping kepala lainnya.
Diukur dari ujung jari tengah sampai pangkal pergelangan
Panjang telapak
21 tangan.
tangan

Lebar maksimal Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung kelingking dengan
22
telapak tangan direntangkan semaksimal mungkin.
23
Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari
Jangkauan tangan tengah. Subyek berdiri tegak dengan beetis, pantat dan
24
ke depan/atas punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara
horizontal ke depan/atas.
Menimbang dengan posisi normal diatas timbangan
25 Berat badan
badan.
Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari
Jangkauan tangan tengah. Subyek berdiri tegak dengan beetis, pantat dan
26
ke depan/atas punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara
horizontal ke depan/atas.

Data dari hasil pengukuran digunkan sebagai data untuk perancangan


peralatan, mengingat bahwa keadaan dan ciri-ciri manusia dipengaruhi oleh
banyak faktor, sehingga satu dengan yang lainnya.

2.9 Anthrophometri
Istilah anthropometri berasal dari kata “anthropos (man)” yang berarti
manusia dan “metron (measure)” yang berarti ukuran (Bridger, 1995).
Menurut Stevenson (1989, dalam Nurmianto, 1991), anthropometri adalah
satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh
manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan, serta penerapan dari data tersebut untuk
penanganan desain.
Secara definisi anthropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Manusia pada dasarnya
21

akan memiliki bentuk, ukuran, berat dan lain yang berbeda satu dengan lainnya
(Wignjosoebroto,2003).
Ruang lingkup anthrophometri yaitu :
a. Anthropometri Statis/struktural berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh
manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi yang dibakukan. Misalnya
tinggi badan, panjang lengan, tinggi siku, tebal paha, dan lain sebagainya.
b. Anthropometri Dinamis/fungsional berhubungan dengan pengukuran
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau
memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi selama manusia
melakukan pekerjaannya, misalnya ketika memutar stir mobil, merakit
komponen, dan lain sebagainya.

2.10 Persentil
Sebagian besar data anthrophometri dinyatakan dalam bentuk persentil.
Suatu populasi untuk kepentingan studi dibagi dalam seratus kategori prosentasi,
dimana nilai tersebut akan diurutkan dari terkecil hingga terbesar pada suatu
ukuran tubuh tertentu. Persentil menunjukkan suatu nilai prosentase tertentu dari
orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Apabila dalam
mendesain produk terdapat variasi untuk ukuran sebenarnya, maka seharusnya
dapat merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat mampu
menyesuaikan (adjustable) dengan suatu rentang tertentu. Oleh karena itu, untuk
penetapan anthrophometri dapat menerapkan distribusi normal (Wignjosoebroto
dalam Wiranata, 2011).
Tabel 2.2. Macam persentile dan cara perhitunganya dalam distribusi normal.
Persentile Perhitungan
1-St x - 2.325 x
2.5-th x – 1.96 x
5-th x – 1.64 x
10-th x -1,28 x
50-th x
90-th x+ 1.28 x
95-th x+1,645 x
97.5-th x+ 1,96 x
99-th x+ 2.325 x
22

Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam


anggota tubuh manusia dalam percentiler tertentu akan sangat besar manfaatnya
pada saan perancangan produk ataupun fasilitaas kerja akan dibuat. Agar
rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang
akan mengoperasikannya, maka prinsip – prinsip apa yang harus diambil di dalam
aplikasi data anthropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti
diuraikan berikut ini :
1. Prinsip Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim
Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran
produk, yaitu :
a. Bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi
ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata
– ratanya
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain
(mayoritas dari populasi yang ada)
Agar bisa memenuhi kebutuhan pokok tersebut maka ukuran yang
diaplikasikan ditetapkan dengan cara :
a. Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan
produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar seperti
95-th percentile
b. Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan
nilai percentile yang paling rendah (5-th) dari distribusi data
anthropometri yang ada. Secara umum aplikasi data anthropometri untuk
perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th
percentile untuk dimensi maksimum dan 95-th untuk dimensi
minimumnya.
2. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioprasikan Diantara Rentang
Ukuran Tertentu.
Disini rancangan bisa dirubah – rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh.
Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini
23

maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-
th s/d 95-th percentile
3. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata – Rata.
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata – rata ukuran
manusia.Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka
yang berbeda dalam ukuran rata – rata. Berkaitan dengan aplikasi data
anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas
kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah
– langkah sebagai berikut :
1. Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana
nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam perancangan tersebut.
3. Tentuka populasi terbesar yang harus di antisipasi, diakomodasikan dan
menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
4. Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan
tersebut untuk individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel,
ataukah ukuran rata – rata.
5. Pilihlah persentase populasi yang harus diikuti ; 5%, 50% 95%.
6. Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya tetapkan
nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai