Anda di halaman 1dari 3

Teror

Media sosial yang awalnya tempat membagiakan kenangan indah, malah


membagikan keseharian kita seperti buku harian. Tak terkecuali aku, namaku Nana siswa
kelas 2 SMA favorite di kotaku. Orang – orang biasa memanggilku dengan sebutan
selebgram.

Pengikutku di Ig sudah mencapai 1 juta loh. Padahal aku bukan artis, tetapi entah
mengapa orang – orang sangat menyukaiku. Awalnya memang terasa aneh saat orang
yang tidak kamu kenal dan bahkan belum pernah bertamu, tau tentang kehidupanmu
apalagi aku memiliki disolder. Aku didiagnosa oleh psikiaterku memiliki bipolar, Tapi
lama kelamaan, aku mulai terbiasa dengan hal ini dan menyukainya. Para pengikutku
selalu perhatian terhadap apa yang kulakukan, mulai dari makanan yang kumakan,
pakaian yang kukenakan, bahkan teman – teman yang hangout bersamaku. Tapi akhir –
akhir ini ada satu orang dari pengikutku yang sering mengirim pesan – pesann aneh dan
berbau sexsual. Itu sangat menggangguku, apalagi saat dia mengaku sebagai fans beratku
tapi disatu sisi dia memata – mataiku seperti orang aneh. Jadi agar tidak terganggu aku
blokir saja Ig nya.

Hari ini merupakan akhir pekan, biasanya aku dan teman dekatku Jia
menghabiskan waktu bersama. Tapi entah kenapa akhir – akhir ini Jia sulit sekali untuk
diajak ketemu, bahkan hanya chat saja tidak membalas, yaa mungkin dia sibuk dengan
kegiatan disekolah barunya. Makhlum dia sekarang menjadi murid pindahan, karena
harus ikut orang tuanya. Tapi yang membuatku kesal, Jia tiba – tiba membatalkan janji
yang sudah kami buat dengan susah payah. Hebatnya aku tidak hilang akal untuk bertemu
Jia, aku mencoba mendatangi rumahnya yang baru sekaligus memberinya kejutan.

( membunyikan bel rumah Jia)

“ Jia........... where are you ?” teriakku.

Suasana dirumahnya hening seperti biasa, layaknya rumah yang tak berpenghuni.
Akhirnya karena lama menunggu dan penasaran aku langsung masuk dan mendatangi Jia
dikamarnya seperti kebiasaanku.

“ Hei! Kamu kenapa sih ? kok tiba – tiba jadi hilang kabar gini dan nggak bisa
dihubungi ? kamu lagi ada masalah apa ? ” tanyaku begitu panjang.
“ Tidak, aku hanya harus menyelesaikan proyekku ini. Jadi kamu nggak usah
terlalu khawatir gitu dong.” Jelasnya.

“ Gimana nggak khawatir coba ? kamu yang biasanya selalu rutin ngechat bahkan
nelpon. Tiba – tiba tidak bisa dihubung? “ jawabku kesal.

“ Hmmm “ Jia membalas dengan helaan napas.

Akhirnya kami memutuskan untuk menghabiskan waktu akhir pekan hanya


menonton serial netflix kesukaan kami Once Upon A Time. Ditengah film tiba – tiba
muncul notif yang tak berhenti dari handphone Jia.

“ Apa kau tidak ada niat untuk mengangkatnya saja ? “ tanyaku

“ Ahhh paling dari nomor tak dikenal “ jawab Jia pede.

Setelah berhenti berdering, tiba – tiba saja, yidak ada angin ataupun hujan. Jia
mengajkku untuk berhenti saja atau istirahat dulu bermain Ig. Dengan cepat aku menolak,
mana bisa aku hidup tanpa memainkan instagram yang sudah menjadi bagian dari
kehidupanku.

“ Mana mungkin aku berhenti, lagian kau kan tau aku mendapatkan banyak
pekerjaan melalui ini semua “ jelasku tegas.

“ Tapi apa kau tidak takut dengan kabar teror instagram yang sedang viral akhir –
akhir ini ? “ tanya Jia.

“ Entahlah, aku tidak terlalu percaya dengan hal semacam itu. Mana mungkin
melalui instagram orang dapat berbuat kejahatan yang begitu parar, menculik
memperkosa dan bahkan perdagangan manusia dan organ – organ dalam. Haah
rasanya tidak mungkin “ pikirku.

“ Na, kita tidak tau kan. Diantara 1 juta pengikutmu itu tidak semuanya waras.
Bisa saja satu diantar mereka terlibat dalam kasus teror ini “ jelas Jia.

“ Ohhh... jadi ini alasan kau berhenti memainkan Ig mu dan bahkan sulit untuk
dihubungi. Apa kau takut dengan kabar burung itu ? “ jawabku menganggap
remeh.
“ Yaa itu salah satu alasanku, kau bisa lihatkan orang – orang yang hilang itu
banyak dari teman hangout kita. Jadi lebih baik mencegah dari pada mengobati
bukan ? tapi semua balik lagi denganmu. Jika kamu merasa aman, kam tidak
perlu memusingkan perkataanku tadi “ tegas Jia.

“ Dan aku merasa sedang diikuti belakangan ini, kau tahu ? “ tambah Jia.

Tidak lama setelah perbincangan menegangkan tadi, tiba – tiba terdengar bunyi
bel dari bawah rumah, padahal sudah jam 00.00 atau tengah malam. Aku mencoba
melihat keluar melalui jendela, tapi anehnya tidak ada siapa - siapa.

Esok harinya saat sudah sampai di rumah, aku mendapat kabar duka dari tteman
– temanku. Mereka mengatakan Jia meninggal dunia, karena dibunuh. Saat ini yang
terlintas dibenakku hanya satu, aku merasa menyesal dan takut, apakah aku akan
ketahuan ?.

Anda mungkin juga menyukai