Anda di halaman 1dari 9

2128 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No.

2, 2018, halaman 2128 – 2136

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA UNTUK MENGUKUR


KOMPETENSI SISWA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM KIMIA DI SMA/K

Pintaka Kusumaningtyas*, Runita Eka Yusvitasari dan Abdul Majid


Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Mulawarman
Jl. Muara Pahu, Kampus Gunung Kelua, Samarinda,75123
E-mail:pipin.sahid@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian kinerja untuk


mengukur kompetensi siswa dalam kegiatan praktikum kimia di SMA/K. Metode yang
digunakan adalah Research and Development (R & D), yang terdiri atas tahap pengembangan,
validasi, dan uji coba terbatas. Pengembangan instrumen diawali dengan analisis kebutuhan
menggunakan metode triangulasi, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji coba
terbatas dilakukan di SMA N 4 Samarinda dan SMK Farmasi Samarinda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa instrumen penilaian kinerja memiliki validitas logis, isi, dan empiris yang
baik, serta memiliki validitas konstruk yang baik (r > 0,3), memiliki reliabilitas konsistensi
eksternal dan internal yang sangat baik (rata-rata koefisien reliabilitas = 0,933) dan memiliki
praktikabilitas yang sangat baik (respon positif sebesar 90%). Instrumen penilaian kinerja yang
dikembangkan dapat mengukur 4 kompetensi dasar siswa dalam melakukan kegiatan
praktikum, yaitu: merencanakan, melaksanakan, partisipasi, dan evaluasi, yang terbagi dalam
3 jenis instrumen penilaian, yaitu instrumen penilaian kegiatan pre–lab, praktikum, dan laporan.

Kata kunci: pengembangan, instrumen penilaian kinerja, kompetensi siswa, praktikum kimia

ABSTRACT

This study aimed to develop a performance assessment instrument for assessing the
student’s competencies in chemical practicum activities at SMA/K. The design used in this study
was the Research & Development (R & D), which consist of development, validation, and limited
testing stages. The instrument development was begun by needs analysis using triangulation
method, i.e., interview, observation and documentation. Limited testing was conducted in SMA
N 4 Samarinda and SMK Farmasi Samarinda. Results showed that the performance
assessment instrument have a good logical, content, and empirical validities, have a good
construct validity (r > 0.3), have a very good external and internal consistency (means of
reliability coefficient = 0.933), and have a very good practicability (positive response of 90%).
The developed performance assessment instrument can assess 4 basic competency of student
in conducting practicum activities, i.e. planning, doing, participation, and evaluation, divided in 3
types of assessment instruments, i.e. pre-lab activity, practicum activity, and report assessment
instruments.

Keywords: development, performance assessment instrument, student’s competency,


chemical practicum

PENDAHULUAN (Hofstein, 2004). Untuk mengukur


Dalam pembelajaran kimia, kegiatan kompetensi dan hasil belajar siswa dalam
praktikum atau demonstrasi diperlukan kegiatan praktikum tersebut, penilaian atau
untuk membuat konsep yang abstrak evaluasi dalam proses belajar mengajar
menjadi konkrit/ nyata, dan pembelajaran sangat penting untuk memantau proses,
kimia di laboratorium telah dikembangkan kemajuan, dan perbaikan hasil belajar
dan diimplementasikan sejak 1970 siswa secara berkesinambungan. Penilaian
Pintaka Kusumaningtyas, dkk., Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Untuk .... 2129

selama kegiatan praktikum siswa di juga hanya mengukur satu pokok bahasan
laboratorium termasuk ke dalam penilaian saja, sehingga sulit diimplementasikan bagi
kinerja karena mengevaluasi aspek guru yang melakukan praktikum dengan
psikomotorik siswa. Oleh karena itu, pokok bahasan berbeda. Oleh karena itu,
instrumen penilaian kinerja siswa selama tujuan penelitian ini adalah
kegiatan praktikum berlangsung diperlukan mengembangkan instrumen penilaian
untuk mengukur kemampuan siswa dalam kinerja untuk mengukur kegiatan praktikum
bekerja di laboratorium. sebelum, saat, dan sesudah kegiatan
Fakta di lapangan bahwa guru tidak berlangsung, serta bersifat general
melakukan penilaian kinerja secara autentik sehingga dapat disesuaikan dengan materi
pada kegiatan praktikum disebabkan percobaan yang dipraktikumkan. Adanya
karena penilaian yang dilakukan hanya instrumen ini diharapkan dapat membantu
berdasarkan pengamatan sekilas dan guru dalam melakukan penilaian kinerja
keaktifan siswa saja, sehingga penilaian agar kompetensi siswa yang diharapkan
yang dilakukan tidak mencakup dapat tercapai.
keseluruhan kompetensi mata pelajaran
kimia yang diharapkan. Penilaian hanya METODE PENELITIAN
dilakukan berdasarkan interaksi siswa Metode yang digunakan dalam
dengan guru dan laporan praktikum. Hal ini penelitian ini adalah penelitian dan
dikarenakan guru mengalami kesulitan pengembangan (Research and
dalam menilai seluruh siswa seorang Development, R&D) yang sesuai dengan
diri.Oleh karena itu, instrumen penilaian model R&D yang dikembangkan oleh Borg
kinerja yang dapat digunakan secara & Gall (1983) dan dimodifikasi
mudah oleh guru dalam menilai seluruh menggunakan metode pengembangan
siswa dalam waktu singkat sangat instrumen yang dikembangkan oleh
diperlukan. Sugiyono (2010) dan Endang (2011) serta
Meskipun beberapa jenis instrumen diselaraskan dengan tujuan dan kondisi
penilaian kinerja pada kegiatan praktikum di penelitian yang sebenarnya. Produk dari
laboratorium telah dikembangkan (Wayan penelitian ini adalah instrumen penilaian
dan Dantes, 2009; Lis, 2009; Fatimah, kegiatan praktikum kimia untuk jenjang
2012; Sayyidiyah, 2012; Jumaini, 2013; SMA/MK.Langkah-langkah pengembangan
Ligani et al., 2016; Nahadi et al., 2016; yang dilakukan terdiri atas 3 tahap, yaitu
Redhana dan Merta, 2017), namun studi pendahuluan, perancangan dan
instrumen yang dikembangkan tersebut pengembangan instrumen, sertaevaluasi
hanya mengukur kinerja siswa pada saat instrumen. Namun dalam penelitian ini,
kegiatan berlangsung (kegiatan praktikum), tahap evaluasi instrumen hanya sampai
sedangkan proses sebelum dan sesudah pada tahap uji coba terbatas yang
kegiatan tidak diukur. Selain itu, instrumen dilakukan pada SMA N 4 Samarinda dan
penilaian kinerja yang telah dikembangkan SMK Farmasi Samarinda.
2130 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2128 – 2136

Pada tahap studi pendahuluan, pembeda, reliabilitas, dan praktikabilitas


identifikasi permasalahan dalam menilai instrumen yang telah dikembangkan.
kegiatan praktikum dan aspek-aspek Validitas konstruk diuji menggunakan
penilaian yang diperlukan dalam analisis korelasi regresi (momen product),
pengembangan instrumen dilakukan yaitu dengan mengkorelasikan antar skor
melalui kegiatan survey/ observasi, item instrumen dalam suatu item dan
wawancara, dokumentasi, dan analisis mengkorelasikan skor item dengan skor
SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, total. Apabila korelasi tiap item tersebut
Threats) terhadap 3 orang guru kimia, 2 positif dan besarnya lebih dari 0,30 maka
orang laboran, dan 30 orang siswa. Pada item tersebut memiliki validitas konstruk
tahap perancangan, instrumen penilaian yang baik (Arikunto, 2009). Uji daya
kinerja praktikum kimia dirancang pembeda dilakukan menggunakan uji t
berdasarkan standar kompetensi (SK), dengan mengambil sebanyak 27%
kompetensi dasar (KD), indikator mata kelompok yang nilainya tinggi dan 27%
pelajaran, tujuan atau kompetensi yang kelompok yang nilainya rendah (Sugiyono,
ingin dicapai setiap percobaan dan hasil 2010). Pengujian reliabilitas instrumen yang
diskusi antara peneliti, guru kimia serta dilakukan di SMA N 4 Samarinda dan SMK
pakar di bidang pendidikan kimia. Farmasi Samarinda menggunakan internal
Instrumen penilaian kinerja yang disusun consistency, yaitu dengan teknik belah dua
juga disesuaikan dengan kondisi sekolah (Split Half) yang dianalisis dengan rumus
dan kebutuhan guru sebagai pengguna. Spearman Brown (Sugiyono, 2010).
Pada tahap pengembangan instrumen, Reliabilitas eksternal hanya dilakukan di
validasi rancangan instrumen dilakukan SMA N 4 Samarinda dengan menggunakan
oleh 3 orang pakar di bidang pendidikan analisis korelasi gabungan. Reliabilitas
kimia.Setelah melalui proses revisi, gabungan tidak dilakukan di SMK Farmasi
instrumen yang telah dinyatakan valid Samarinda karena sampel hanya terdiri
selanjutnya dievaluasi pada tahap uji coba atas 1 kelas dan penilaian kinerja hanya
terbatas. dilakukan untuk 1 percobaan.
Pada tahap uji coba terbatas, subjek
penelitian terdiri atas seluruh siswa kelas XI HASIL DAN PEMBAHASAN
IPA 1 dan XI IPA 2 pada SMA N 4 Studi pendahuluan
Samarinda dan seluruh siswa kelas XI–B Hasil wawancara dengan guru kimia,
pada SMK Farmasi Samarinda. Uji coba laboran, dan beberapa siswa di SMA N 4
terbatas yang dilakukan di SMA N 4 Samarinda dan SMK Farmasi Samarinda
Samarinda terdiri atas 3 percobaan, memberikan informasi mengenai teknis
sedangkan di SMK Farmasi Samarinda pelaksanaan kegiatan praktikum kimia yang
hanya terdiri atas 1 percobaan. Uji coba dilakukan pada kedua sekolah tersebut,
dilakukan untuk mengetahui validitas, daya yang terbagi menjadi 3, yaitu: (1) kegiatan
pre-laboratorium (pre–lab), (2) kegiatan
Pintaka Kusumaningtyas, dkk., Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Untuk .... 2131

praktikum, dan (3) penyusunan laporan dijadikan sebagai acuan baku dalam
praktikum. Penilaian yang dilakukan oleh melakukan penilaian terhadap kompetensi
guru kimia di SMA N 4 Samarinda hanya siswa dalam kegiatan praktikum. Dengan
dilakukan pada kegiatan pre–lab dan adanya instrumen penilaian kinerja
praktikum, sedangkan penilaian yang diharapkan guru dapat mengubah sistem
dilakukan oleh guru kimia di SMK Farmasi sistem penilaian yang selama ini masih
Samarinda dilakukan pada kegiatan berupa penilaian afektif menjadi penilaian
praktikum dan penyusunan laporan. kinerja yang autentik.
Di SMA N 4 Samarinda, penilaian
kegiatan pre–lab dilakukan secara individu Rancangan Instrumen Penilaian Kinerja
melalui tanya jawab secara lisan, Praktikum Kimia
sedangkan kegiatan praktikum dinilai Rancangan instrumen penilaian kinerja
secara berkelompok dengan kisaran nilai harus mencakup seluruh kompetensi setiap
70–80. Berbeda dengan penilaian percobaan, sehingga kompetensi siswa
praktikum di SMK Farmasi Samarinda, secara individu atau kelompok dapat
kegiatan praktikum dilakukan secara terukur. Oleh karena kondisi guru yang
berkelompok, sedangkan laporan praktikum tidak bekerja dalam tim selama
dinilai secara individu. Semua penilaian membimbing dan menilai kegiatan
hanya berupa penilaian afektif yang praktikum, maka instrumen penilaian
dilakukan berdasarkan keaktifan siswa kinerja yang dikembangkan harus dapat
saja. Pada tahap ini, permasalahan dilakukan sendiri oleh guru. Selain itu, guru
mengenai kesulitan dalam melakukan selaku pengguna juga menginginkan agar
penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum instrumen penilaian kinerja yang
kimia berhasil diidentifikasi, sebagai berikut: dikembangkan mencakup beberapa hal
(1) Tenaga pengajar bukan tim, sehingga berikut, yaitu: (1) aspek yang dinilai tidak
pada saat praktikum hanya ada satu guru terlalu banyak, tetapi dapat mengukur
saja yang mengamati dan memberi kompetensi siswa secara menyeluruh, (2)
penilaian sehingga jika penilaian dilakukan setiap instrumen penilaian kinerja dibuat
secara individu maka akan membutuhkan menjadi 3 instrumen yang terpisah, yaitu:
waktu yang lama, (2) Tidak ada format atau instrumen penilaian untuk kegiatan pre–lab,
bentuk penilaian autentik sehingga guru praktikum, dan laporan, sebab aspek yang
hanya melakukan penilaian dengan dinilai pada setiap instrumen berbeda, dan
mengingat dan menandai siswa yang aktif (3) pedoman penskoran setiap instrumen
pada daftar hadir. Akibatnya nilai siswa harus jelas.
tidak menggambarkan kompetensi yang Untuk memperoleh justifikasi
telah dicapai. konseptual dari instrumen penilaian kinerja
Berdasarkan hasil studi pendahuluan, yang dikembangkan, pengujian instrumen
sebagian besar guru sangat mengharapkan dilakukan sebanyak 2 kali oleh 3 orang tim
adanya format penilaian kinerja yang dapat pakar, yaitu sebelum dan sesudah
2132 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2128 – 2136

perbaikan instrumen. Setelah instrumen penilaian pre–lab secara cepat. Apabila


dinyatakan valid secara isi, logis, dan rentang skalanya terlalu banyak, maka
konstruk oleh para pakar tersebut, penilaian menjadi tidak efektif karena waktu
instrumen penilaian kinerja selanjutnya yang diperlukan untuk melakukan penilaian
disusun sedemikian rupa agar pengguna menjadi lebih lama, padahal alokasi waktu
mudah memahami dan menggunakannya. untuk melakukan kegiatan pre–lab hanya
Tabel 1 menunjukkan format instrumen 10 menit. Dalam pelaksanaannya,
penilaian kinerja untuk kegiatan pre–lab pengguna hanya memberi tanda contreng
yang digunakan untuk penilaian individu. (√) pada kolom yang tersedia dalam
Instrumen penilaian pre–lab pada penelitian instrumen penilaian tersebut. Adapaun
ini menggunakan skala bertingkat (rating kriteria yang digunakan dalam pedoman
scale) dengan rentang skala 1–3 yang penskoran kegiatan pre-lab dapat dilihat
bertujuan agar guru dapat melakukan pada Tabel 2.
.
Tabel 1. Format instrumen penilaian kegiatan pre-lab

LEMBAR PENILAIAN PRE-LAB


Judul Percobaan :
Kelas :

Aspek yang dinilai


Menjelaskan Menjelaskan teori
Menyebutkan
Menyebutkan teori dasar, dasar, misalnya Menjelaskan
Nama bahan utama
No. tujuan misalnya menyebutkan prinsip
Siswa yang digunakan
percobaan menjelaskan perbedaan titran prosedur kerja
pada percobaan
pengertian titrasi dan titrat
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.

Untuk penilaian saat kegiatan kegiatan praktikum dapat dilihat pada Tabel
praktikum berlangsung, penilaian dilakukan 3.
secara berkelompok dan hanya ada satu Penilaian laporan praktikum
guru yang melakukan penilaian, sedangkan dilakukan secara individu. Atas dasar
terdapat 10 aspek yang harus dinilai, pertimbangan jumlah siswa yang banyak,
sehingga instrumen penilaian praktikum maka aspek yang dinilai pada instrumen
dikembangkan menggunakan skala penilaian laporan hanya 3 aspek dan skala
Guttman, yaitu “Ya” atau “Tidak” (Sugiyono, yang digunakan adalah skala Likert dengan
2010). Skala ini lebih memudahkan guru rentang skala 1–5 agar dapat lebih
dalam melakukan penilaian, sebab tidak memudahkan guru dalam memeriksa
ada pedoman penskoran dan guru hanya laporan. Dengan skala Likert ini, guru
memberi tanda cek (√) pada instrumen diharapkan mampu mengukur kemampuan
penilaian.Format instrumen penilaian siswa secara komprehensif dalam
membuat laporan.Format instrumen
Pintaka Kusumaningtyas, dkk., Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Untuk .... 2133

laporan yang telah dikembangkan dapat digunakan dalam pedoman penskoran


dilihat pada Tabel 4. Adapun kriteria yang laporan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 2. Panduan penskoran kegiatan pre-lab

PEDOMAN PENSKORAN PRE-LAB


No Aspek yang Dinilai Skor Kriteria
1 Tidak bisa menyebutkan tujuan percobaan yang akan dilakukan
Menyebutkan tujuan Bisa menyebutkan tujuan percobaan yang akan dilakukan, tetapi
2
1 percobaan yang akan tidak lengkap.
dilakukan Bisa menyebutkan tujuan percobaan yang akan dilakukan
3
dengan lengkap.
1 Tidak bisa menjelaskan pengertian indikator asam basa
Menjelaskan
Bisa menjelaskan pengertian indikator asam basa, tetapi tidak
2 pengertian indikator 2
tepat.
asam basa
3 Bisa menjelaskan pengertian indikator asam basa dengan tepat.
1 Tidak bisa menyebutkan indikator yang digunakan
Menyebutkan indikator
3 2 Bisa menyebutkan indikator yang digunakan, tetapi kurang tepat
yang digunakan
3 Bisa menyebutkan indikator yang digunakan dengan tepat.
Tidak bisa menjelaskan prinsip prosedur kerja yang akan
1
dikerjakan.
Menjelaskan prinsip
Bisa menjelaskan prinsip prosedur kerja yang akan dikerjakan,
4 prosedur kerja yang 2
tetapi kurang tepat.
akan dikerjakan
Bisa menjelaskan prinsip prosedur kerja yang akan dikerjakan
3
dengan tepat.
Bisa menyebutkan 1 contoh bahan alam yang dapat digunakan
Menyebutkan contoh 1
sebagai indikator asam basa
bahan alam yang
Bisa menyebutkan 2 contoh bahan alam yang dapat digunakan
5 dapat digunakan 2
sebagai indikator asam basa
sebagai indikator asam
Bisa menyebutkan 3 atau lebih contoh bahan alam yang dapat
basa 3
digunakan sebagai indikator asam basa

Uji Coba Terbatas tersebut reliabel. Nilai skor pebelajar pada


setiap instrumen penilaian yang diperoleh
Hasil uji coba terbatas yang dilakukan
masing-masing siswa cukup beragam dan
di SMA N 4 Samarinda dan SMK Farmasi
dapat menggambarkan kemampuan siswa
Samarinda menunjukkan bahwa seluruh
yang sebenarnya.Nilai yang diperoleh ini
aspek yang dinilai pada kegiatan pre–lab,
bersifat obyektif, karena aspek yang dinilai
praktikum, dan laporan dinyatakan memiliki
jelas dan autentik.
validitas konstruk yang kuat (r > 0,30).
Berdasarkan analisis angket respon
Instrumen penilaian kinerja untuk mengukur
siswa terhadap instrumen penilaian yang
pencapaian kompetensi siswa dalam
digunakan oleh guru dalam menilai
kegiatan praktikum kimia juga dinyatakan
kegiatan praktikum, tanggapan siswa
valid dan semua butir item instrumen
tentang penilaian dan kegiatan praktikum
memiliki validitas butir item yang baik. Hasil
kimia, yaitu sebanyak 85,5% siswa setuju
uji reliabilitas instrumen menunjukkan
dengan penilaian pre–lab dan laporan
hubungan yang positif dan signifikan
secara individu, serta penilaian praktikum
dengan nilai rata-rata koefisien reliabilitas
secara kelompok karena dapat mengukur
sebesar 0,933, sehingga dapat dinyatakan
kemampuan masing-masing siswa dengan
bahwa seluruh instrumen penilaian kinerja
2134 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2128 – 2136

baik. Apabila semua penilaian dilakukan siswa yang aktif. Respon siswa ini dapat
secara berkelompok, maka ada saja siswa mempengaruhi reliabilitas dan validitas
yang malas atau tidak berpartisipasi tetapi suatu instrumen penilaian yang telah
tetap memperoleh nilai yang sama dengan diterapkan (Dorman dan Knighley, 2006).

Tabel 3. Format instrumen penilaian saat kegiatan praktikum

LEMBAR PENILAIAN KINERJA SISWA DALAM KEGIATAN PRAKTIKUM KIMIA


Percobaan :
Nama / Kelompok :
Kelas :
Asisten / Observer :

Pelaksanaan
No Aspek yang di nilai
Ya Tidak
1 Menyiapkan bahan-bahan dengan baik (tidak berceceran dan sesuai kebutuhan)
2 Mengamati perubahan pada kertas lakmus yang digunakan dengan benar
3 Menentukan sifat larutan asam atau basa berdasarkan indikator dengan benar
4 Melakukan prosedur ekstraksi dengan benar
5 Mencatat hasil pengamatan dengan benar dan lengkap
6 Melakukan percobaan dengan tertib dan tenang.
7 Menjaga kebersihan dan keselamatan kerja.
8 Terlibat secara aktif dalam kegiatan praktikum
Bekerja secara kelompok
9
Bekerja dengan serius dan antusias
10

Petunjuk : Berilah tanda cek (√) pada kolom pelaksanaan !


*Penilaian individu

Nama siswa yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan :


1.
2.

Hasil analisis angket respon guru penilaian, sehingga penilaian dapat


terhadap penerapan penilaian kinerja dilakukan secara obyektif. Adanya
praktikum di SMA N 4 Samarinda dan SMK pedoman penskoran yang jelas dan
Farmasi Samarinda menunjukkan bahwa dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang
sebesar 90% guru setuju dengan instrumen jelas membuat instrumen penilaian kinerja
penilaian kinerja yang dikembangkan ini mudah digunakan dan mudah dipahami
karena kemudahan dalam pelaksanaan. oleh guru.nHasil analisis angket tersebut
Instrumen penilaian kinerja ini hanya menunjukkan bahwa instrumen penilaian
berupa lembaran kertas yang tidak terlalu kinerja ini memiliki praktikabilitas yang
banyak dan aspek-aspek penilaiannya sangat baik dengan respon positif sebesar
sudah tertera secara jelas. Instrumen 90%.
penilaian kinerja yang dikembangkan juga Instrumen penilaian kinerja yang
dapat membantu guru dalam melakukan dikembangkan dalam penelitian ini
Pintaka Kusumaningtyas, dkk., Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Untuk .... 2135

mencakup 4 aspek kompetensi dasar yang praktikum yang telah dikembangkan untuk
dinilai, yaitu: (1) merencanakan, meliputi mengukur pencapaian kompetensi siswa
menyebutkan tujuan percobaan, pada praktikum kimia di SMA/MK memiliki
menjelaskan teori dasar, menjelaskan validitas logis, isi, dan konstruk yang sangat
prinsip kerja, dan menyebutkan bahan baik, memiliki reliabilitas eksternal dan
utama yang akan digunakan, (2) internal konsistensi yang baik, memenuhi
melaksanakan, meliputi menyiapkan syarat praktikabilitas yang baik, serta
bahan-bahan dengan baik (tidak mampu mengukur 4 kompetensi dasar
berceceran dan sesuai kebutuhan), aplikasi siswa dalam kegiatan praktikum, yaitu:
teori contohnya melakukan prosedur merencanakan, melaksanakan, partisipasi,
ekstraksi dengan benar, mencatat hasil dan evaluasi, yang dikembangkan dalam 3
pengamatan dengan benar dan lengkap, jenis instrumen penilaian kinerja praktikum,
melakukan percobaan dengan tertib dan yaitu pre–lab, praktikum, dan laporan.Untuk
tenang, dan menjaga kebersihan dan perbaikan dan penyempurnaan instrumen
keselamatan kerja, (3) partisipasi, meliputi penilaian kinerja praktikum kimia ini, uji
terlibat secara aktif dalam kegiatan coba lebih lanjut perlu dilakukan pada
praktikum, bekerja secara kelompok, dan populasi dan sampel yang lebih luas.
bekerja dengan serius dan antusias, dan
(4) evaluasi, meliputi menulis laporan UCAPAN TERIMA KASIH
berdasarkan sistematika yang benar, Ucapan terimakasih disampaikan
menjelaskan hasil pengamatan dengan kepada Kepala Sekolah SMA N 4
teori, dan menarik kesimpulan dengan Samarinda dan SMK Farmasi Samarinda
benar. Kemampuan merencanakan beserta segenap staf pengajar kimia yang
terdapat dalam aspek yang dinilai pada ikut terlibat dalam pengembangan dan uji
kegiatan pre–lab, melaksanakan dan coba instrumen penilaian dalam penelitian
partisipasi terdapat dalam aspek yang ini.
dinilai pada kegiatan praktikum, sedangkan
evaluasi terdapat dalam aspek yang dinilai DAFTAR PUSTAKA
pada kegiatan penyusunan laporan.
Arikunto, S., 2009, Dasar-dasar Evaluasi
Adanya 4 kompetensi dasar yang dinilai Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
dalam instrumen kinerja yang
Borg, W.R. dan Gall, M.D., 1983,
dikembangkan ini, penilaian kegiatan Educational research: An
introduction (4thed.), New York:
praktikum kimia dapat dilakukan secara
Longman.
autentik.
Dorman, J. dan Knightley, W., 2006,
Development and Validation of an
SIMPULAN Instrument to Assess Secondary
Berdasarkan hasil penelitian dan School Students’ Perceptions of
Assessment Tasks. Educational
pembahasan, maka dapat disimpulkan Studies, Vol 32, No 1, Hal 47–58.
bahwa instrumen penilaian kinerja
2136 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol 12, No. 2, 2018, halaman 2128 – 2136

Endang, M., 2011, Metode Penelitian Lis, P., 2009, Pengembangan Instrumen
Terapan Bidang Pendidikan, Performance Assessment Sebagai
Bandung: Alfabeta. Bentuk Penilaian Berkarakter
Kimia. Skripsi. Unversitas Negeri
Fatimah, S., 2012, Penerapan Self dan Yogyakarta.
Peer Assessment pada Penilaian
Kinerja Praktikum Titrasi Asam Nahadi, Firman, H., dan Yulina, E., 2015,
Basa. Skripsi. Universitas Performance Assessment
Pendidikan Indonesia. Instrument to Assess The Senior
High Students’ Psychomotor for
Hofstein, A., 2004, The Laboratory in The Salt Hydrolysis Material,
Chemistry Education: Thirty Years Proceedings of International
Of Experience With Developments, Seminar on Mathematics, Science,
Implementation, and Research, and Computer Science Education
Journal Chemistry Education: (MSCEIS 2015), AIP Conference
Research and Practice, Vol 5, No 3, Proceeding 1708, 040005-1–
Hal 247–264. 040005-7; doi: 10.1063/1.4941155.

Jumaini, S., 2013, Pengembangan Redhana, I. W. dan Merta, L. M., 2017,


Instrumen Penilaian Aspek Green chemistry practicum to
Psikomotorik pada Praktikum Kimia improve student learning outcomes
SMA/MA Kelas XI Materi Faktor- of reaction rate topic, Cakrawala
faktor yang Mempengaruhi Laju Pendidikan, Vol 36, No 3.
Reaksi Berdasarkan Standar Isi
2006. Skripsi. Universitas Negeri Sugiyono, 2010, Metode Penelitian
Surakarta. Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
Bandung: Alfabeta.
Ligani, S., Anbessa, B., dan Kere, B., 2016,
Assessments of students’ practical Wayan dan Dantes, 2009, Pengembangan
skill in laboratory: a case study in Instrumen Penilaian Unjuk Kerja
second year chemistry students of Penelitian Ilmiah dan Kegiatan
Bule Hora University, Ethiopa, Laboratorium Rumpun Pelajaran
International Journal for educatiobal Sains. Jurnal Pendidikan dan
Studies, Vol 9, No 1. Pengajaran, Vol 42, No 3, Hal 222–
233.

Anda mungkin juga menyukai