DISUSUN OLEH:
NIM : 2020207209209
2020/2021
BAB I
LAPORAN KASUS FIKTIF
KASUS 1
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK)
Tn. L, usia 65 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan tani masuk IGD RS di Negeri Awan
pada tanggal 25 April 2021 pukul 18.00 WIB diantar oleh Tn. T, hubungan dengan pasien anak
kandung, didapatkan data : pasien mengeluh sesak napas dan batuk tapi dahak sulit dikeluarkan.
Terdengar suara gurgling, wheezing di seluruh lapang paru, napas cepat dan dangkal, anoreksia
dan mual. TD 170/100 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas 32 x/menit, suhu
37,8 ℃. SpO2 93%. X-ray : bronchitis kronik dengan PPOK. Hb 12 g/dL, leukosit 12.000 /uL,
eritrosit 4,2 juta/µl, hematokrit 46 %. Terapi yang telah diberikan : O 2 5 LPM dengan nasal
kanula, IVFD RL 10 TPM + Aminofilin 1 amp, nebulizer combivent + pulmocort 1 amp, N
asetyl cysteine 1x1, furosemid 2x1, amlodipin 2x1, sucralfat syrup 3x1, ranitine 1 amp/12 jam.
Pasien dipindahkan ke ruang rawat inap.
Saat dilakukan pengkajian tanggal 26 April 2021 pukul 07.00 WIB, keluhan utama yang
dirasakannya adalah sesak napas. Sesak napas dirasakan terus-menerus, rasa sesaknya dirasakan
seperti terhimpit benda berat, Sesak napasnya berkurang jika diberikan setelah di nebulizer dan
diberikan oksigen dalam posisi setengah duduk, bertambah bila banyak bergerak. Keluhan
penyertanya batuk dan dahak masih sulit dikeluarkan.
Keluarga Tn. L mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, memiliki riwayat penyakit
asma bronkhiale dan juga memiliki penyakit nyeri sendi kronis, Pasien tidak pernah di rawat dan
dioperasi di RS. Jika sakit pasien diberikan obat oleh anaknya dan sembuh. Keluarga
mengatakan bahwa 2 hari yang lalu pasien terpapar polusi debu dan minum es yang dibelikan
istrinya, satu hari kemudian pasien mengeluh sesak napas berat dan batuk-batuk dan akhirnya
dibawa oleh keluarga ke RS.
Keluarga Tn. L mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit
keturunan atau penyakit menular. Tn. L mengatakan cemas kalau penyakitnya tidak sembuh dan
menjadi lebih parah. Keluarga sering menanyakan perkembangan kondisi Tn. L kepada dokter
dan perawat. Pasien selama di rawat di RS selalu ditemani oleh anak kandungnya, hubungan
antara orang istri dan anak kandungnya baik dan tidak ada konflik. Tn. L sebelum sakit selalu
menjalankan sholat 5 waktu, namun saat sakit hanya bisa berdoa. Perawat selalu memberikan
pelayanan kepada pasien dan keluarga, dan perawat selalu menjaga privacy pasien.
Pasien mengatakan masih merasakan sesak napas dan batuk. Batuknya berdahak kental dan sulit
dikeluarkan, tidak nafsu makan dan kadang-kadang mual. Pasien tampak lemah, kesulitan
bernapas, pasien bedrest di tempat tidur. Pasien hanya berbaring dengan posisi semi fowler.
Perawat dan keluarga membantu aktivitas sehari-hari pasien, perawat melibatkan keluarga dalam
merencanakan program tindakan yang akan dilakukan pada pasien. TB/BB : 165 cm/65 kg.
Kedaaan umum : tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS E4V5M6, tampak gelisah,
TD 160/100 mmHg, frekuensi napas 30 x/menit, frekuensi nadi 104 x/menit, suhu 38,2 ℃. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan : konjungtiva an anemis, pernapasan lebih cendrung menggunakan
mulut (pursed-lip), pernapasan cepat dan dangkal, pergerakan dinding dada simetris, suara
gurgling (+), suara ronchi (+), suara wheezing terdengar pada seluruh lapang paru. Suara perkusi
pada dada sonor, tidak ada nyeri tekan atau nyeri ketuk. Akral hangat, nadi teraba kuat dan
teratur.
batuk efektif dan suara tidur ditinggikan 60 -90 derajat. ekspansi paru bisa