DISUSUN OLEH:
NIM : 2020207209209
2020/2021
BAB 1
LAPORAN KASUS FIKTIF
A. Soal Kasus Fiktif
KASUS 7
GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)
Tn. Y, usia 50 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan pensiunan PNS masuk
IGD pada tanggal 25 April 2021 pukul 08.00 WIB diantar oleh Ny. R, hubungan dengan
pasien istri, didapatkan data : pasien mengeluh sesak nafas, ortopneu, suara ronchi pada
kedua paru, batuk, edema kedua tungkai, vena jugularis meningkat, acites, berkeringat
banyak, akral dingin, mudah lelah dan lemas, anoreksia, dan mual, CRT 3 detik, cemas.
TD 170/100 mmHg, N 110 x/menit, RR 32 x/menit, S 36,2⁰C. Hasil EKG : hipertropi
ventrikel kiri, X-ray : CTR 60% (kardiomegali), SpO2 91%, Hb 11,5 g/dL, leukosit 7000
/uL, eritrosit 3,71 juta/µl, hematokrit 39%. Terapi yang telah diberikan : O2 5 LPM
dengan nasal canula, IVFD RL 20 TPM, ranitidine inj. 50 mg/8 jam, captopril 12,5 mg
(2x1), furosemid 40 mg/12 jam, ISDN 5 mg (2x1), aspilet 80 mg (2x1). Pasien
dipindahkan ke ruang rawat inap jantung.
Saat dilakukan pengkajian tanggal 26 April 2021 pukul 08.00 WIB, pasien
masih mengeluh sesak nafas, rasa sesaknya dirasakan seperti terhimpit benda berat,
sesaknya berkurang bila diberikan oksigen, setelah minum obat dan posisi setengah
duduk, dan bertambah berat bila banyak beraktivitas. Keluhan penyerta : mudah lelah.
Keluarga Tn. Y mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi obat, namun
memiliki penyakit darah tinggi sejak 10 tahun yang lalu dan nyeri dada kiri. Pasien tidak
patuh minum obat anti hipertensi dan diet. Pasien pernah dirawat di puskesmas karena
hipertensi dan tidak ada riwayat dioperasi di RS. Jika sakit pasien berobat ke puskesmas
atau membeli obat di warung saja sembuh. Keluarga mengatakan sebelum masuk RS
sering mengeluh sesak nafas saat aktivitas, dan kemudian pasien dibawa keluarga ke RS.
Keluarga Tn. Y mengatakan didalam anggota keluarganya ada yang memiliki
penyakit keturunan darah tinggi yaitu ayahnya. Anggota keluarga tidak memiliki
penyakit menular maupun penyakit kronik lainnya. Tn. Y mengatakan cemas terhadap
sesak nafasnya yang tiba-tiba dan sangat berat dirasakan. Keluarga sering menanyakan
perkembangan kondisi Tn. Y kepada dokter dan perawat. Pasien selama dirawat di RS
selalu ditemani keluarganya, hubungan antara istri dan anak kandungnya baik dan tidak
ada konflik. Tn. Y sebelum sakit selalu menjalankan sholat 5 waktu, namun saat sakit
hanya bisa berdoa. Perawat selalu memberikan pelayanan kepada pasien dan keluarga,
dan perawat selalu menjaga privacy pasien.
Pasien mengatakan sesak nafas, mudah lelah. Pasien membatasi minum air
karena badannya bengkak, anoreksia dan hanya menghabiskan ½ porsi yang disediakan.
Pasien dapat BAB dan BAK normal. TB/BB 170 cm/65 kg. pasien tampak lemah, cepat
lelah, pasien bedrest ditempat tidur. Pasien hanya berbaring dengan posisi semi fowler
dan sering terbangun dimalam hari karena sesak nafas. Perawat dan keluarga membantu
aktivitas sehari-hari pasien, perawat melibatkan keluarga dalam merencanakan program
tindakan yang akan dilakukan pada pasien.
Keadaan umum : tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS
E4V5M6, tampak gelisah, TD 165/95 mmHg, RR 28 x/menit, N 106 x/menit, S 37,2⁰C.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan : konjungtiva an anemis, pernafasan lebih cenderung
menggunakan mulut (pursed-lip breathing), pernafasan cepat dan dangkal, pergerakan
dinding dada simetris, terdengar suara ronchi pada kedua paru. Suara perkusi pada dada
sonor, nyeri tekan/nyeri ketuk (-), akral hangat, CRT 3 detik, nadi teraba lemah dan tidak
teratur.
Terapi yang telah diberikan :
O2 5 LPM dengan nasal canula
IVFD RL 20 TPM
Ranitidine inj. 50 mg/8 jam
Captopril 12,5 mg (2x1)
Furosemid 40 mg/12 jam
ISDN 5 mg (2x1)
Aspilet 80 mg (2x1)
Digoksin 0,75 mg (1x1)
Ambroxol syp. (3x1)
B. Data fokus
Data subjektif
- Klien mengatakan sesak nafas.
- Klien mengatakan rasa sesaknya seperti terhimpit benda berat.
- Klien mengatakan sesaknya berkurang bila diberikan oksigen, setelah minum obat dan
posisi setengah duduk.
- Klien mengatakan mudah lelah dan lemas.
- Klien mengatakan cemas terhadap sesak nafasnya yang tiba-tiba.
- Keluarga mengatakan klien sering mengeluh sesak nafas saat aktivitas.
- Keluarga mengatakan klien memiliki penyakit darah tinggi dan nyeri dada kiri.
- Keluarga mengatakan klien tidak patuh minum obat anti hipertensi dan diet.
Data objektif
- TTV : TD 170/100 mmHg, N 110 x/menit, S 36,2⁰C, RR 32 x/menit
- Vena jugularis meningkat.
- CRT 3 detik.
- Akral dingin.
- Ortopneu.
- Nadi teraba lemah dan tidak teratur.
- EKG : hipertropi ventrikel kiri.
- X-ray : CRT 60% (kardiomegali).
- SpO2 91%
- Hematokrit 39%.
- Terdengar suara ronchi pada kedua paru.
- Batuk.
- Pernafasan menggunakan mulut (pursed-lip breathing).
- Pernafasan cepat dan dangkal.
- Edema kedua tungkai.
- Acites.
- Klien tampak lemah, cepat lelah.
- Klien bedrest ditempat tidur.
- Aktivitas klien dibantu perawat dan keluarga.
- Klien gelisah.
- Keluarga sering menanyakan perkembangan kondisi Tn. Y
- Terapi yang diberikan :
O2 5 LPM dengan nasal canula
IVFD RL 20 TPM
Ranitidine inj. 50 mg/8 jam
Captopril 12,5 mg (2x1)
Furosemid 40 mg/12 jam
ISDN 5 mg (2x1)
Aspilet 80 mg (2x1)
Digoksin 0,75 mg (1x1)
Ambroxol syp. (3x1)
C. Analisa data
No. Data Masalah Etiologi
1. DS : Penurunan curah Kontraktilitas
- Klien mengatakan sesak nafas. jantung jantung
- Klien mengatakan rasa sesaknya
seperti terhimpit benda berat.
- Klien mengatakan sesaknya
berkurang bila diberikan
oksigen, setelah minum obat dan
posisi setengah duduk.
DO :
- TTV :
TD 170/100 mmHg
N 110 x/menit
S 36,2⁰C
RR 32 x/menit
- Vena jugularis meningkat.
- CRT 3 detik.
- Akral dingin.
- Ortopneu.
- Nadi teraba lemah dan tidak
teratur.
- EKG : hipertropi ventrikel kiri.
- X-ray : CRT 60%
(kardiomegali).
- Terapi yang diberikan :
O2 5 LPM (nasal canula)
Captopril 12,5 mg (2x1)
ISDN 5 mg (2x1)
Aspilet 80 mg (2x1)
Digoxin 0,75 mg (1x1)
Furosemid 40 mg/12 jam
IVFD RL 20 TPM
2. DS : Risiko gangguan Kongesti paru
- Klien mengatakan sesak nafas. pertukaran gas
- Klien mengatakan rasa sesaknya
seperti terhimpit benda berat.
- Klien mengatakan sesaknya
berkurang bila diberikan
oksigen, setelah minum obat dan
posisi setengah duduk.
DO :
- RR 32 x/menit.
- SpO2 91%.
- Ortopneu.
- Terdengar suara ronchi pada
kedua paru.
- Batuk.
- Pernafasan menggunakan mulut
(pursed-lip breathing).
- Pernafasan cepat dan dangkal.
- Klien gelisah.
- Terapi yang diberikan :
O2 5 LPM (nasal canula).
Ambroxol syp. (3x1)
3. DS : Kelebihan volume Retensi cairan
- Klien mengatakan sesak nafas. cairan dan natrium
DO :
- Edema kedua tungkai.
- Acites.
- Vena jugularis meningkat.
- Ortopneu.
- Ht 39%.
- Furosemid 40 mg/12 jam.
- IVFD RL 20 TPM
4. DS : - Ketidakefektifan Menurunnya
perfusi jaringan curah jantung
DO : perifer
- CRT 3 detk.
- Akral dingin.
- Nadi teraba lemah dan tidak
teratur.
5. DS : Intoleransi aktivitas Kelemahan fisik
- Klien mengatakan mudah lelah
dan lemas.
DO :
- Klien tampak lemah, cepat lelah.
- Klien bedrest ditempat tidur.
- Aktivitas klien dibantu perawat
dan keluarga.
6. DS : Ansietas Penyakit kritis
- Klien mengatakan cemas
terhadap sesak nafasnya yang
tiba-tiba.
DO :
- Klien tampak gelisah.
7. DS : Kurang Kurang terpapar
- Keluarga mengatakan klien pengetahuan informasi
sering mengeluh sesak nafas saat tentang penyakit
aktivitas. dan perawatannya
- Keluarga mengatakan klien
memiliki penyakit darah tinggi
dan nyeri dada kiri.
- Keluarga mengatakan klien
tidak patuh minum obat anti
hipertensi dan diet.
DO :
- Keluarga sering menanyakan
perkembangan kondisi Tn. Y