L
Telepon: 021- ???????? . Fax. 021- ???????????
Alamat korespondensi:
Dr. Santoso Soeroso, Sp.A(K).
Direktur RS Infeksi Prof. Soelianti Saroso. Jl. Sunter Agung, Ancol.
Jakarta Utara.
1
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
2
kecelakaan dan luka yang disengaja paling tinggi di dekade kedua dari kehidupan dengan kesulitan yang
antara semua kelompok. Selain itu, peningkatan minimal. (Tabel 1 dan Bagan 1).
angka HIV/AIDS, penggunaan tembakau, obat
terlarang, kekerasan, kenakalan, pelecehan, aborsi A. Remaja Dini (usia 10-13 tahun)
dan sebagai- nya, lazim terjadi pada usia ini.
Karakteristik:
• Awitan pubertas, menjadi terlalu
Perubahan Psikologis yang Berhubungan memperhatikan tubuh yang sedang
dengan Masa Pubertas berkembang.
• Mulai memperluas radius sosial keluar dari
Bukti terbaru secara umum mendukung beberapa keluarga dan berkonsentrasi pada hubungan
perubahan tingkah laku pada masa remaja. Ada dengan teman.
perubahan definisi pada hubungan kekeluargaan • Kognisi biasanya konkret.
sewaktu masa remaja mereka mengalami konflik
lebih banyak dengan orangtuanya, khususnya dengan Dampak:
para ibu. Konflik cenderung mereda setelah tercapai • Remaja mengajukan pertanyaan-pertanyaan
masa pubertas karena ada perubahan umum dalam tentang normalitas kematangan fisik, sering
pertalian keluarga dengan para ibu mereka, pada anak terlalu memikirkan tahapan-tahapan
laki-laki lebih lambat. Untuk anak wanita, ada juga perkembangan seksual dan bagaimana proses
suatu konflik khusus yang meningkat dengan para ibu tersebut berkaitan dengan teman-teman sejenis
dan ada laporan anak wanita menurun hubungannya kelamin.
dengan ayahnya. Telah terbukti hormon sebagai • Kadang-kadang masturbasi
penyebab dari beberapa perubahan tingkah laku yang • Mulai membangkitkan rasa tanggung jawab dalam
berkaitan dengan masa remaja normal dan tidak konsultasi dengan orang tua, kunjungan pada
normal. Hormon yang timbul dapat mempengaruhi orang tua, kunjungan pada dokter, kontak
tingkah laku. dengan konselor sekolah.
• Pikiran yang konkret mengharuskan
berhubungan dengan situasi-situasi kesehatan
Perubahan Psikologi Menuju Masa secara simple dan eksplisit dengan
Remaja menggunakan alat bantu visual maupun verbal.
Perubahan psikologi dari masa remaja sering B. Remaja Pertengahan (usia 14-16 tahun)
digam- barkan dengan dua kata badai dan
tekanan ke- nyataannya, sebagian besar masa Karakteristik:
remaja melewati • Perkembangan pubertas sudah lengkap dan
Risk-Taking Behavior
191
peng- hasilan untuk membayar pelayanan.
C. Remaja akhir (usia 17-21 tahun)
Karakteristik:
• Kematangan fisik sudah lengkap, body image
dan penentuan peran jenis kelamin sudah
mapan.
• Hubungan-hubungan sudah tidak lagi narsistik
dan terdapat proses memberi dan berbagi.
• Idealistis.
• Emansipasi hampir menetap.
• Perkembangan kognitif lengkap.
• Peran fungsional mulai terlihat nyata.
Dampak:
• Remaja mulai merasa nyaman dengan
hubungan- hubungan dan keputusan tentang
seksualitas dan preteransi. Hubungan
individual mulai lebih menonjol dibanding
dengan hubungan dengan kelompok.
• Remaja lebih terbuka terhadap pertanyaan spesifik
tentang perilaku.
• Idealisme dapat mengakibatkan terjadinya konflik
dengan keluarga.
• Dengan mulainya emansipasi, anak muda
tersebut mulai lebih memahami akibat-
akibat dari tindakannya.
• Sering tertarik dalam diskusi tentang tujuan-
tujuan hidup karena inilah fungsi utama mereka
pada tahapan ini.
• Sebagian besar mampu memahami persoalan-
persoalan kesehatan.
Di Amerika Serikat, rata-rata kematian pada Penyebab utama morbiditas selama dekade kedua
tahun 1986, kematian meningkat lebih dari dari kehidupan dengan 3 kebiasaan yang membawa
300% pada umur masa remaja awal ke akhir risiko; penyalahgunaan obat, aktifitas seksual dan
masa remaja tercermin dalam kenaikan oleh penggunaan
karena kecelakaan motor 400%,
pembunuhan 400% dan bunuh diri 600%.
Angka kematian rata-rata remaja laki-laki
hampir 2 kali dari remaja wanita. Kecelakaan,
bunuh diri dan pem- bunuhan sebanyak 75%
dari angka kematian selama dekade kedua masa
kehidupan.
Jumlah kecelakaan lebih dari separuh
kematian terjadi pada dekade kedua. Kebiasaan
mengemudi dengan risiko, termasuk mengemudi
di bawah pengaruh alkohol, berjumlah mendekati
50% dari kecelakaan fatal. Di sini terdapat
kenaikan dalam kejadian olahraga selain alkohol
yaitu kematian lain karena luka kecelakaan yang
berhubungan dengan rekreasi termasuk
bersepeda, skateboard, kapal layar dan renang.
Jumlah bunuh diri 6% (1,5/100000 pada
tahun 1986) dari kematian usia 10-14 tahun.
Antara usia 15- 19 tahun, bunuh diri sejumlah
12% (10,2/100000) dari kematian. Di antara
remaja kulit putih, terdapat kenaikan yang besar
untuk bunuh diri pada kelompok remaja yang
lebih tua pada laki-laki kulit putih, rata- rata
18,2/100000. Di antara remaja kulit hitam, bunuh
diri merupakan 5 besar penyebab kematian.
Jumlah pembunuhan 6% (1,5/100000) dari
kematian kelompok usia 10-14 tahun. Di antara
usia 15-19 tahun, jumlah pembunuhan 12%
(10/100000) dari kematian; di antara laki-laki kulit
hitam mempunyai penyebab utama, sejumlah 39%
(32/100000) dari kematian. Para remaja yang
terdapat di daerah metropolitan suka untuk
membuat korban pembunuhan. Pembunuhan
sering terjadi pada anak laki-laki yang suka
berkelahi antar kelompok umur dan ras
(keturunan) yang sama.
Sebagian besar penyebab kematian yang
bukan merupakan kekerasan selama masa
remaja adalah penyakit kardiovaskular
(1,3/100000) untuk usia 10- 14 tahun, dan
(2,7/100000 untuk usia 15-19 tahun) dan
keganasan maligna 3,3/100.000 untuk usia 10-
14 tahun dan 4,6/100000 untuk usia 15-19
tahun.
perilaku lain mempunyai kemungkinan besar sebagai
kendaraan bermotor/rekreasi. Di sini ada 3 awal dari masa yang akan datang. Hubungan yang
kebiasaan yang sering dipandang sebagai fenomena erat antara minum alkohol dan kecelakaan yang tidak
tersendiri dan mempunyai hubungan dekat dengan disengaja telah banyak diketahui. Hubungan alkohol
para dokter sebagai masalah teknis tersendiri tanpa dengan kecelakaan kendaraan bermotor merupakan
suatu pengertian yang tumpang tindih di antara penyebab
ketiga kebiasaan risiko tersebut. Penambahan
morbiditas selama masa remaja termasuk
penyakit kronis, masalah kesehatan reproduksi
yang berhubungan dengan perkembangan fisiologi
normal dan permulaan hubungan seksual serta
masalah kesehatan mental.
Jangka pendek
• Kecanduan nikotin, berkurangnya kadar
kolesterol lipoprotein densitas tinggi, penyakit
respirasi kronis, penurunan hasil tes fungsi
paru.
• Kecanduan nikotin penyakit periodontal
(leukoplakia, gingival recession, karies gigi).
• Penurunan fungsi pulmoner, bronkitis kronis,
penurunan kadar testosterone, ginekomastia,
gangguan jumlah dan fungsi sperma gangguan
pola-pola.
• Hasil tes fungsi hati abnormal, gastritis.
• Trauma.
• Penyakit-penyakit hubungan seksual,
kehamilan.
Jangka panjang
• Peningkatan kanker paru, larings, esofagus,
rongga mulut penyakit jantung; penyakit
pulmoner kronis, peningkatan mortalitas
keseluruhan.
• Kanker oral faringeal.
• Peningkatan risiko kanker paru, multinasional
syndrome.
• Penyakit hati kronis malnutrisi protein, global
dementia, peripheral neurophaty, pankreatis
kronis.
• Disabilitas/cacat kronis.
• Infertilitas, kehamilan ektopik, kanker genitalia,
infeksi HIV, nyeri pelvis kronis, STD kongenital
pada bayi.
Depresi
Kelainan Makan
Permasalahan Kesehatan
Reproduksi Remaja
Negara/kota % Tahun
Nigeria 1,50 1981
Australia 2,04 1981
Inggris 8,60 1982
Amerika Serikat 10,00 1983
Indonesia 1,60 1980
Bandung 2,10
Surabaya 4,50
Medan 1,05
Makasar 1,01
Semarang 0,15
Sumber: Soejoenoes,1 1995
Apakah anda sudah pernah berpacaran 849 (30,4) 1902 (68,1) 2795
Apakah anda berhubungan seks waktu pacaran 14 (1,6) 837 (98,4) 851
Apakah anda pernah melakukan masturbasi 49 (18,0) 2248 (82,0) 2742
Apakah anda sudah pernah berhubungan seks 57 (2,1) 2691 (97,93) 2748
Sumber: Hadisaputro,4 1993 (dimodifikasi)
pernah melakukan hubungan seksual. 3. Irwin CE Jr, Millstein SG. Biophysical correlates of
Irawan dkk,. 10 (1995) melakukan penelitian risks- taking behaviours during adolescence. J Adolesc
terhadap remaja anak jalanan di kotamadya Health Care 1986; 6:935.
Semarang. Dari 514 responden, perbandingan 4. Irwin CE Jr, Ryan S. Problem behaviour of
adolescence. Pediatr Rev 1989; 10:235-46.
responden laki-laki dan wanita adalah 3,4:1. 5. Yuslam EF. Problematika dan aspek medis
Rentang usia 16-28 tahun. 17,90% responden laki- primigravida muda (tesis) Bagian Obstetri Ginekologi
laki 0,58% responden wanita telah menikah. FK Undip/ RSUP Kariadi, 1993.
Perilaku umum dan seksualnya dapat dilihat pada 6. Hadi Saputro S. Perilaku seksual dan AIDS siswa
sekolah menengah di 10 kota di Jawa Tengah. Maj Kes
Tabel 5. 1993; 48:16-22.
Distribusi perilaku seksual responden yang 7. Cholid Wahyudi, Binarso A, Supriyono, Bambang
pernah melakukan hubungan seks, dapat dilihat pada Suyono, Sutoto. Visum et repertum remaja di RS
Tabel 6. Kariadi, data dari Bagian Obstetri Ginekologi FK
Undip/RSUP Kariadi, 1981.
8. Muh. Sudat, Suprijono, Sutoto. Kelainan ginekologi pada
remaja. Data dari Bagian Obstetri Ginekologi FK Undip/
Daftar Pustaka RSUP Kariadi, 1989.
9. Satoto. Behaviour sex, STD among high school
1. Soejoenoes A. Remaja, reproduksi dan student in Semarang municipal. The 2nd International
permasalahannya. Pertemuan Ilmiah Berkala Ilmu Congress on AIDS in Asia and Pacific, New Delhi,
Kesehatan Anak ke-10. Kedokteran remaja masa India, No- vember 1992.
depan dan masalahnya, Semarang 1995. 10. Irawan PW dkk,. Pengetahuan, sikap dan perilaku
2. Trastotenojo MS. Wadah interdisiplin/multi bidang terhadap AIDS, anak jalanan di kotamadya Semarang.
kedokteran remaja dalam pelayanan kesehatan remaja Laporan ahli kegiatan penelitian perguruan tinggi Uni-
terpadu. Peran serta Universitas Diponegoro dalam versitas Diponegoro, 1995/1996.
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 1995.