0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan1 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang etika Kristen yang merupakan cabang ilmu teologi yang membahas masalah tentang apa yang baik dari sudut pandang kekristenan. Etika Kristen berdasarkan kehendak Allah dan wahyu-Nya serta bersifat mutlak dan menentukan. Ada dua jenis etika Kristen yaitu deontologis yang berpusat pada kewajiban dan teologis yang berpusat pada tujuan.
Dokumen tersebut membahas tentang etika Kristen yang merupakan cabang ilmu teologi yang membahas masalah tentang apa yang baik dari sudut pandang kekristenan. Etika Kristen berdasarkan kehendak Allah dan wahyu-Nya serta bersifat mutlak dan menentukan. Ada dua jenis etika Kristen yaitu deontologis yang berpusat pada kewajiban dan teologis yang berpusat pada tujuan.
Dokumen tersebut membahas tentang etika Kristen yang merupakan cabang ilmu teologi yang membahas masalah tentang apa yang baik dari sudut pandang kekristenan. Etika Kristen berdasarkan kehendak Allah dan wahyu-Nya serta bersifat mutlak dan menentukan. Ada dua jenis etika Kristen yaitu deontologis yang berpusat pada kewajiban dan teologis yang berpusat pada tujuan.
Suatu cabang ilmu teologi yang membahas maslah tentang apa yang baik dari sudut pandang kekristenan. Apabila dilihat dari sudut pandang Hukum Taurat dan Injil, maka etika Kristen adalah segalah sesuatu yang dikehendaki oleh Allah dan itulah yang baik. 2) Dasar-dasar Etika Kristen a. Etika Kristen berdasarkan kehendak Allah Etika Kristen merupakan satu bentuk sikap yang diperintah oleh dari Allah, maka kewajiban etis merupakan sesuatu yang harus kita lakukan. Kewajiban merupakan ketentuan atau perintah etis yang diberikan Allah sesuai dengan karakter MORAL-NYA yang tidak dapat berubah. Maksudnya adalah Allah menghendaki apa yang benar sesuai sifat-sifat moral-Nya sendiri.. b. Etika Kristen bersifat mutlak Karena karakter moral Allah tidak berubah (Mat 3:6 ; Yak 1:17), maka kewajiban-kewajiban moral yang berasal dari natur-Nya itu bersifat mutlak. Maksudnya adalah kewajiban-kewajiban tersebut selalu mengikat semua orang dimana- mana. Apapun juga yang ditemukan dalam moral Allah yang tidak berubah merupakan satu kemutlakan moral. Termasuk di dalmnaya adalah kewajiban-kewajiban moral seperti : kekudusan, keadilan, kasih, sifat yang sebenarnya dan belas kasihan. c. Etika Kristen berdasarkan Wahyu Allah Etika Kristen berdasarkan perintah-perintah Allah, wahyu yang bersifat umum (Rm 1:19-20; 2:12-25) dan khusus (Rm 2:18;3:2). Allah telah menyatakan diri-Nya baik melalui alam (Maz 19:1-6) dan di dalam kitab suci (Maz 19:7-14). Wahyu umum berisi perintah Allah bagi semua orang. Wahyu khusus untuk mendeklarasikan kehendak-Nya untuk orang-orang percaya. Tetapi didalam kedua hal tersebut, dasar dari tanggung jawab etis manusia adalah wahyu ilahi. Gagal untuk mengenali Allah sebagai sumber kewajiban moral tidak membebaskan siapapun juga, bahkan seorang ateis, dari kewajiban moralnya. Karena apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum taurat, oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dikehendaki oleh hukum taurat, maka walaupun walaupun mereka tidak memiliki hukum taurat, mereka menjadi hukum taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Tuarat ada tertulis dalam hati mereka, ( Roma 2: 14-15). d. Etika Kristen Bersifat Menentukan Karena kebenaran moral di tetapkan oleh Allah yang bermoral maka harus dilaksanakan. Tidak ada hukum moral tanpa pembuat uandang-undang moral. Dengan demikian etika Kristen berdasarkan naturnya adalah preskriptif, bukan deskriptif. Etika berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sebenarnya sedang terjadi. e. Etika Kristen itu Deontologis Sistem-sistem etis pada umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori. Deontologis ( berpusat pada kewajiban) dan Teologis (berpusat pada tujuan). Ada dua etika Kristen yaitu : a. Etika Deontologis (berpusat pada kewajiban) Peraturan menentukan hasil, peraturan adalah dasar tindakan, peraturan itu baik tanpa menghiraukan hasil, hasil harus diperhitungkan berdasar peraturan. b. Etika Teologis Hasil menentukan peraturan, hasil adalah dasar tindakan, peraturan itu baik karena hasil, hasil kadang bisa melanggar peraturan.