Anda di halaman 1dari 5

TEOLOGI MORAL FUNDAMENTAL

VERITATIS SPLENDOR
Rangkuman Veritatis Splendor

Secara garis besar, ensiklik Veritatis Splendor (VS) terdiri atas 4 bagian, yakni Pengantar,
Bab 1, Bab 2, dan Bab 3. Pengantar dimaksudkan untuk menyadari keprihatinan dan tujuan
ensiklik VS. Bab 1, berfokus pada renungan alkitabiah. Bab2, berisi muatan uraian tentang tugas
Gereja untuk melanjutkan tugas Kristus, dan Bab 3 adalah penegasan dan kesimpulan untuk
kehidupan Gereja dan Dunia.

Pengantar (no 1-5)

● Yesus Kristus adalah Terang Sesungguhnya bagi Setiap Orang


Hal ini menjadi panggilan manusia beriman sebagai terang dalam Tuhan, menjadi
anak-anak terang. Tak luput juga bahwa terang tersebut seringkali dikaburkan oleh dosa,
terutama dalam perkembangan zaman modern ini. Namun yang perlu disadari adalah
Cahaya Allah tetap akan menyinari roh manusia untuk menuju kebenaran. Para pemimpin
Gereja harus menjadi saksi (dalam tingkah laku), sebab persoalan moral adalah persoalan
yang menyentuh setiap orang.

● Tujuan Ensiklik
Ensiklik VS bertujuan untuk mengingatkan dan memikirkan kembali ajaran moral
dan kebenaran-kebenaran fundamental dalam ajaran Katolik. Kita perlu menyadari bahwa
pada zaman ini banyak ajaran moral dan kebenaran yang absolut dan fundamental
dikesampingkan atau diselewengkan. Ensiklik ini ditulis dengan tujuan menggarap lebih
penuh dan mendalam persoalan-persoalan mendasar tentang teologi moral yang
diremehkan oleh kecenderungan-kecenderungan zaman ini. Perlu diingat pula bawa
Ensiklik ini membatasi diri dengan hanya berbicara tentang pertanyaan-pertanyaan
fundamental tentang ajaran moral Gereja berdasar Kitab Suci dan Tradisi Apostolik.

BAB 1: Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat? (Mat 19:16)

Dalam bab ini secara menyeluruh adalah refleksi alkitabiah atas dialog pemuda kaya dan
Yesus (Mat 19: 16-21.26). Persoalan-persoalan Moral;

● “Ada seorang datang kepada Yesus…”, Sang pemuda datang kepada Yesus dan
bertanya tentang persoalan moral, yakni mengenai makna hidup sebenarnya.
● “Guru, perbuatan baik apa untuk hidup kekal?”, Orang-orang zaman ini perlu
datang kepada Yesus agar mendapat jawaban tentang yang baik dan yang jahat.
● “Hanya satu yang baik”, Hanya Allah yang patut dikasihi sebab kebaikan
merupakan milik Allah dengan cara taat kepadaNya.
● “Jika engkau ingin masuk ke dalam hidup turutilah segala perintah Allah”,
Perintah Allah tampak dalam Sepuluh Perintah Allah, dan Dua Perintah Yesus,
yakni mengasihi Allah dan mengasihi sesama.
● “Jikalau engkau hendak sempurna”, Ada kerinduan si pemuda melampaui
penafsiran legalistis, namun Yesus menyuruh menjual harta milik sebagaimana Dia
berkhotbah dalam Sabda Bahagia. Kesempurnaan menuntut kematangan
menggunakan kebebasan dan hubungannya dengan hukum ilahi.
● “Datanglah kemari dan Ikutlah Aku”, Jalan kesempurnaan terdiri dari mengikuti
Yesus yang adalah dasar hakiki moralitas kristiani. Yesus ingin kita mengikutiNya
dan meneladaninya melewati lorong kasih, menjadi serupa dengan Dia yang rela
menjadi hamba dan memberikan diri.
● “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai akhir zaman”, Perintah-perintah
moral yang diberikan Allah dan Yesus tentunya harus setia dipelihara dan
dilaksanakan, serta para rasul juga penganutnya bertanggung jawab untuk
meneruskannya dan dipercayakan sebagai penafsir otentik dengan penyertaan Roh
Kudus.

BAB 2: Janganlah Kamu menjadi Serupa dengan Dunia ini. (Roma 12:2)

Gereja dan penegasan beberapa pandangan teologi moral dewasa ini;

● Mengajarkan ajaran sehat, dalam refleksinya mengenai moralitas, Gereja


bersumber pada Kitab Suci terutama Injil yang merupakan sumber kebenaran dan
ajaran kesusilaan (norma moral). KV II mendorong para teolog untuk
memperhatikan pembaharuan teologi moral dan magisterium. Gereja terus
bertugas mengadakan diskresi (pembedaan) dengan ajaran yang bertentangan.
● Kamu mengetahui kebenaran yang akan memerdekakan kamu, kebebasan
manusia merupakan salah satu atau suatu persoalan moral yang dewasa ini sangat
diagung-agungkan. Kebebasan membuat hati nurani tidak lagi dipandang sebagai
realitas pertama sebagai tindakan akal budi manusia.

Kebebasan dan Hukum;

● “Pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat jangan kamu makan
buahnya”, Kekuasaan menentukan kebaikan dan kejahatan bukan milik manusia,
tetapi ada pada Allah semata. Manusia bebas sejauh menerima perintah Allah dengan
batas “pohon pengetahuan (hukum moral”. Dunia zaman ini cenderung memutlakkan
akal budi dalam bidang norma moral sehingga Gereja perlu menjernihkan gagasan
tentang kebebasan dan hukum moral.
● “Tuhan menyerahkan manusia kepada keputusannya sendiri”, Manusia memiliki
mahkota kebebasan untuk “menguasai” dunia, namun juga bertanggung jawab
memelihara dirinya untuk mencari Pencipta dan Kesempurnaan. Hukum moral dari
Allah, namun sungguh hukum manusiawi sebab ajal budi berpartisipasi di dalamnya.
Kebebasan manusia dan hukum Allah bertemu untuk saling meresapi.
● “Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah hukum Tuhan”, Manusia dapat
mengerti dan membedakan antara kebaikan dan kejahatan karena terang akal budi
kodrati sebagai cetakan terang Ilahi dalam diri manusia. Hukum kodrati adalah
partisipasi budi manusia terhadap hukum abadi yakni kebijaksanaan Allah.
● “Apa yang dituntut hukum, tertulis dalam hati mereka”, Gereja menganut paham
bahwa kesatuan pribadi manusia adalah kesatuan jiwa dan tubuh. Tubuh adalah
tempat jiwa mengungkapkan diri sehingga tidak boleh dipisahkan. Maka hukum
natural menyampaikan maksud berdasar kodrat jiwa dan tubuh. Hukum natural tidak
terpisahkan dari kebebasan. Kedua kenyataan ini saling berhubungan dan terikat erat.
Hukum kodrat/natural bersifat universal dan tidak berubah dan itu dimiliki oleh setiap
pribadi yang punya kebebasan untuk melakukan yang baik dan menghindari yang
jahat.

Suara Hati dan Kebenaran

● “Tempat Suci Manusia”, hubungan antara kebebasan dan hukum Allah nampak
dalam suara hati yang menyerukan untuk melakukan hal baik dan menghindari yang
jahat. Suara hati membimbing manusia, bukan untuk teliti dengan sangat akan norma
universal, melainkan untuk menerima tugas pribadi secara kreatif dan bertanggung
jawab.
● “Keputusan/Penilaian suara hati”, Suara hati adalah hukum yang tertulis di hati
dan suatu “kesaksian” bagi manusia. Suara hati juga merupakan kesaksian dari Allah
sendiri karena dikaitkan dengan Suara Allah. Suara hati adalah penilaian moral
tentang manusia dan perbuatannya. Penilaian suara hati bersifat praktis, menyebabkan
apa yang boleh dilakukan dan tidakm sehingga tak lain adalah dasar dari hukum
natural. Penilaiannya bersifat mengikat, dengan begitu tampak hubungan antara
kebebasan dan kebenaran.
● “Meneliti kebenaran dan kebaikan”, Suara hati dapat keliru, dapat sebagai akibat
ketidaktahuan yang tidak disadari atau diatasi pelaku. Hal ini masih dapat ditolerir.
Namun, suara hati bisa sesat secara bersalah bila manusia tidak peduli untuk mencari
apa yang benar dan baik, karena itu hati nurani-nya buta. Maka, umat beriman diajak
membentuk suara hati sesuai dengan ajaran Gereja yang suci dan pasti.

Pilihan Dasar dan Tingkah Laku Khusus

● “Janganlah menggunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk hidup


dalam Dosa”, Untuk melaksanakan kebebasannya, dan membuat suatu keputusan,
manusia ditentukan oleh pilihan dasarnya. Pilihan dasar dalam moral kristiani adalah
ketaatan iman pada Allah yang mewahyukan diri (Roma 16:26). Pilihan fundamental
sebelumnya dilaksanakan dalam pilihan-pilihan khusus dalam perbuatan yang
spesifik.
● “Dosa yang mematikan dan dosa kecil”, Dosa berkaitan dengan pilihan dasar
manusia. Bila pilihan dasar manusia adalah secara bebas dan sadar menolak Allah
dengan berpaling pada realitas tercipta yang terbatas, maka dia melakukan dosa
mematikan. Penolakan akan kasih Allah sama dengan penghinaan terhadap hukum
Ilahi. Sementara dosa ringan terjadi jika orang melakukan tindakan mengganggu
orientasi pada Tuhan.

Perbuatan Moral

● “Teologi dan Teleologisme”, Perbuatan disebut baik secara moral bila pilihan-pilihan
dari kebebasan sesuai dengan kebaikan yang sejati dari manusia dan mengungkapkan
kepada tujuan yang terakhir, yakni Allah. Bdk. “perbuatan baik apa yang harus
kuperbuat demi hidup yang kekal?” Apa kriteria agar perbuatan tadi tertuju pada
Allah? Teori Teleologis menyebut kriteria itu yakni pertimbangan pra-moral dan nilai-
nilai pra-moral. Teleologisme tidak setuju jika kehendak bebas terikat pada kewajiban
khusus, tetapi bertanggung jawab atas perbuatannya. Teleologisme sering disebut
sebagai “konsekuensialisme”, (berdasar perhitungan konsekuensi yang sudah
dibuat sebelumnya) dan “proporsionalisme” (porsi hal yang baik dan yang
buruk dari pilihan).
● “Objek perbuatan yang disengaja”, Teori teleologisme tidak sejalan dengan ajaran
Gereja karena perhatian pada konsekuensi tidak cukup untuk menilai kualitas moral
suatu perbuatan. Kerapkali seseorang hanya berniat baik tapi tidak punya kualitas
moral, sebab tidak punya kehendak baik. Maka moralitas perbuatan manusia
tergantung pada “objek” yang dipilih secara rasional oleh kehendak yang disengaja.
Dengan bergantung pada objek, dapat diketahui apakah objek itu dapat atau tidak
diarahkan kepada Allah. Niat baik harus disertai dengan kehendak/cara yang benar.
● “Keburukan intrinsik, tidak boleh melakukan kejahatan agar yang baik
mungkin muncul darinya”, teori teleologisme yang menolak kualifikasi moral
menurut jenis/objek pilihan harus ditolak sebab unsur pertama penilaian moral adalah
objek dari perbuatan manusia. Maka ada perbuatan yang dalam dirinya bukur
(inrincece malum) yaitu karena objeknya sendiri tidak tergantung niat pelaku atau
keadaan, misal pembunuhan, penyiksaan, perbudakan, pelacuran, dsb. Niat bisa
mengurangi keburukannya, tapi tidak menghapusnya. Memang, terkadang ada
pertimbangan malum minus, tapi secara hukum, tidak boleh melakukan kejahatan
agar kebaikan muncul dari sana (Roma 3:8).

BAB 3: SUPAYA SALIB KRISTUS JANGAN SIA-SIA

Kebaikan Moral demi Kehidupan Gereja dan Dunia


● Kristus telah Memerdekakan Kita, hanya kebebasan yang tunduk pada kebenaran
membawa pribadi manusia sampai pada kebaikan yang sejati. Kebebasan harus
diterima sebagai suatu benih dan dipelihara dengan bertanggungjawab dan hidup
meniru Kristus.
● Hidup di dalam Terang, hendaknya orang kristen menemukan kembali kebaharuan
iman dan kekuatan menilai kebudayaan zaman, dengan berani menjadi saksi terang
melalui tingkah laku dan sikap hidup.
● Kemartiran, pujian bagi kekudusan Hukum Allah, banyak teladan martir yang
memilih “jatuh tidak bersalah” demi ketaatan pada iman dan kemutlakkan tatanan
moral. Kemartiran adalah tanda yang menonjol dari kekudusan Gereja.
● Norma moral yang universal dan tidak berubah untuk melayani pribadi dan
masyarakat, Gereja konsisten membela norma-norma moral dan menunjukkan
pelayanan pada semua umat manusia terutama hal/perbuatan yang secara intrinsik
jahat.
● Moralitas dan Pembaharuan kehidupan sosial politik, harus ada kepekaan sosial,
baik dalam masalah ekonomi dan politik, misalnya korupsi, pelanggaran HAM, dsb.
Moralitas yang dibangun atas kebenaran harus melayani masyarakat.
● Rahmat dan ketaatan terhadap Hukum Allah, menjaga keharmonisan antara
kebebasan dan kebenaran kadang-kadang menuntut pengorbanan, namun dalam
misteri penebusan Kristus, manusia telah diberi kemungkinan untuk melaksanakan
seluruh kebenaran.
● Moralitas dan Evangelisasi baru, zaman ini banyak muncul kemerosotan moral
dengan kecenderungan subyektivisme, utilitarianisme, dan relativisme yang berpola
pragmatis. Evangelisasi baru menyangkut pewartaan moralitas melalui sabda yang
dihayati terus menerus dalam terang Yesus Kristus.
● Pelayanan Para Teolog Moral, para teolog moral dipanggil mengembangkan suatu
pemahaman yang lebih mendalam mengenai perintah-perintah yang mewajibkan
diajarkan atas dasar magisterium. Mereka bertugas melatih kepekaan moral umat
beriman terutama para calon gembala dan para seminaris.
● Tanggung jawab sebagai Gembala, para uskup wajib waspada agar Sabda ALlah
diajarkan dengan setia dan menegaskan lagi perbuatan moral yang mewajibkan.

Penutup, Maria sebagai tanda Bunda belas kasih adalah teladan bagi pelaksanaan
kehidupan moral dan kepadanya oleh Yesus dipercayakan Gereja-Nya dan seluruh umat
manusia.

Anda mungkin juga menyukai