PROFESI KEPENDIDIKAN
By :
ENGLISH DEPARTMENT
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 (PENDAHULUAN)...............................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
BAB II (KASUS)................................................................................................................
A. Kasus.......................................................................................................................
BAB IV (KESIMPULAN).................................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan wadah bagi para orang tua untuk menitipkan anak-anaknya dengan
harapan anak-anaknya dapat terdidik dengan baik dan menggapai cita-citanya. Sekolah
juga merupakan rumah kedua bagi para siswa yang hampir semua aktivitas siswa
dilakukan disekolah yang membuat siswa selalu bertemu dengan guru, maka tak heran
guru dapat dijadikan para siswa sebagai panutan nya. Peran guru sangat penting dalam
membentuk karakter anak dan menginternalisasikan nilai-nilai moral pada anak (Ilham,
2013). Selain mengajar, guru juga memiliki peran yang sama dengan orang tua, yaitu
Indonesia No. 14 tahun 2005 yaitu, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Dan fungsi dari seorang guru sendiri adalah untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sehingga berdasar dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa guru merupakan seseorang yang memegang peran penting dalam hal
mendidik, mengajar, dan mengevaluasi para peserta didik, serta sebagai penujang
guru memperlakukan siswa dengan kasar yang mengakibatkan sang siswa terluka. Salah
satu kasusnya adalah kejadian di Kediri, seorang guru menampar siswa nya yang masih
SD, dikarenakan siswa nya tidak mengerjakan tugas. Hal ini tentunya dapat membuat
reputasi dari seorang guru menjadi jatuh dan dapat terlihat jelas juga bahwa implementasi
dari definisi, fungsi, dan kode etik seorang guru belum berhasil terlaksanakan oleh
mengenai kasus pelanggaran kode etik guru tadi. Dimana tujuan dari pembahasan ini agar
dapat membuka pandangan para pembaca dan para guru tentunya untuk lebih memahami
mengenai kode etik seorang guru, sehingga kedepannya tidak ada lagi permasalahan yang
serupa.
BAB II
KASUS
Judul Berita : Tak Kerjakan Tugas Matematika Siswa SD Ditampar Guru Hingga
Berdarah
Sumber :https://regional.kompas.com/read/2018/10/18/11463411/tak-kerjakan-
tugas-matematika-siswa-sd-ditampar-guru-hingga-hidung-berdarah
Kali ini menimpa seorang siswa dari sebuah sekolah dasar yang ada di Kecamatan
Purwoasri Kabupaten Kediri, Jawa Timur. MF (13), seorang pelajar yang duduk di
bangku kelas V sekolah tersebut mengalami luka di hidungnya setelah ditampar oleh MJ
mengerjakan tugas matematika yang sebelumnya telah diberikan oleh MJ. MJ memegang
mata ajar matematika di sekolah itu. Perkara tersebut mengemuka setelah orangtua MF
setelah anaknya pulang sekolah dalam kondisi berdarah anaknya atau mimisan di
hidungnya.
Kepala Polres Kediri, Ajun Komisaris Besar Roni Faisal Saeful Fathon
keluarga korban dan terapor sudah menyepakati kasus tersebut diselesaikan secara
kekeluargaan.“Para pihak sudah sepakat diselesaikan secara kekeluargaan,” ujar Kapolres
Faisal, Kamis (18/10/2018). Selain itu, kata Kapolres, penyelesaian kasus secara
kekeluargaan ini berdasarkan kesepakatan antara Polri dan organisasi Persatuan Guru
PEMBAHASAN
A. Analisis Teori
Secara harfiah, “kode” artinya aturan, dan “etik” artinya kesopanan (tata
suatu pekerjaan. Pengertian dari kode etik guru Indonesia sendiri adalah norma
dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman
sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga Negara. Maksud dan tujuan pokok dengan adanya kode
etik sendiri adalah untuk menjamin agar tugas-pekerjaan keprofesian itu terwujud
layaknya.
Fungsi dari kode etik guru Indonesia berdasar dari peraturan tentang kode
etik guru Indonesia bagian satu pasal 2 ayat 2 adalah sebagai seperangkat prinsip
dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru
dalam hubungannya dengan peserta didik, orang tua/wali siswa, sekolah dan
agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan. Berikut kode etik guru
Indonesia:
kesetiakawanan nasional
pendidikan.
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan
dan pengembangan bagi profesi .fungsi seperti itu sama seperti apa yang
jawabnya
profesi.
Dalam hal ini yang dijaga adalah “image” dari pihak luar atau
profesi terhadap dunia luar. Dari segi ini, kode etik juga mendapat nama
berupa materill dan spiritual atau mental. Dalam hal kesejahteraan materill
kepada pembatasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur bagi
para anggota profesi dalam hal interaksinya dengan sesama reka-rekan
anggota profesi.
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian generasi
pengabdiannya.
Dari penjelasaan diatas, jelas bahawa kini tujuan suatau profesi menyusun
kode etik adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan
profesi.
B. Teori Para Ahli
Kode etik yaitu salah satu teori yang berkenaan dengan tingkah
laku atau perbuatan manusia yang dilihat dari sisi baik dan sisi buruknya
2. W. J. S. Poerwadarminto
3. Ahmad Amin
& buruk serta apa tindakan yang seharusnya diambil ataupun dilakukan
oleh manusia, dan juga menyatakan satu tujuan yang perlu dicapai oleh
4. Suseno
5. O. P Simorangkir
Kode etik merupakan beberapa pandangan dari manusia di dalam
6. Sidi Gajalba
perbuatan manusia yang memiliki sudut pandang dari sisi yang buruk dan
sisi yang baik tentunya sejauh yang bisa ditentukan oleh akal pikiran
manusia.
7. H. Burhanudin Salam
norma dan nilai moral yang bisa menentukan perilaku Setiap manusia di
dalam kehidupan.
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kode etik guru
sudah sangat jelas apa yang dilakukan oleh oknum guru ini adalah sebuah
pelanggaran kode etik guru dan perlakuan oknum guru tersebut merupakan
terhadap anak, yaitu UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2003 Bab 54 “Guru
anak-anak.”
Menurut pandangan peneliti, oknum guru sesungguhnya ingin
apalagi yang dihadapi oknum guru dalam kasus tersebut adalah anak SD. Pada
contoh perilaku nyata yang baik, karena pada masa pertumbuhan mereka baik itu
emosi, kecerdasan, watak, dan perilaku masih belum stabil dan masih belum
terkontrol. Seperti yang dikatakan oleh Sigit (2007) anak sekolah dasar
yang bertumbuh dengan pesat. Maka dari itulah untuk menghasilkan bibit-bibit
unggul dimasa depan, mereka harus di didik dengan baik sejak mereka kanak-
Yang ditakutkan dari apa yang dilakukan oknum guru tersebut dapat
membuat siswa tumbuh menjadi sosok yang kasar kepada sesamanya, dan
menganggap melakukan “tindak kekerasan” itu adalah hal yang wajar. Apa yang
dilakukan guru ini juga tidak sesuai dengan kode etik yang sudah disetujui oleh
Pancasila sendiri mengajarkan kita untuk bersikap untuk “adil dan beradab”,
sopan santun di junjung tinggi disini. Dan lagi yang dilakukan oknum guru juga
tidak sesuai dengan kode etik guru Indonesia yang ke-enam yaitu guru secara
dimana sang guru notabene nya seorang guru matematika, dapat membuat nama
seorang guru matematika adalah sosok guru yang kejam, kasar dan tidak sopan di
mata muridnya, tentunya hal itu sangat menurunkan derajat para guru, terutama
guru matematika.
Untuk menghindari hal-hal seperti ini terjadi lagi, tentunya para guru
bertanggung jawab dengan kode etik profesinya sebagai seorang guru. Dan guru
baik itu TK, SD, SMP hingga SMA. Guru juga harus mempelajari lagi mengenai
tugas, fungsi, peran, dan tujuan ia sebagai seorang guru. Dan apabila masalah ini
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
mengajarkan sikap disiplin terhadap seorang murid, tidaklah harus sampai melakukan
tindak kekerasan. Seorang guru yang telah dewasa harusnya dapat mengkontrol emosinya
lebih jauh untuk menghadapi siswa apalagi jika siswa tersebut masih SD yang sedang
dalam masa nakal-nakalnya. Guru perlu mempelajari lebih dalam lagi mengenai kode etik
profesi guru yang ia miliki dan tentunya juga harus bertanggung jawab akan hal itu dan
Dan jika masalah seperti ini masih terjadi guru harus siap dikenai sanksi sesuai Undang-
Ahmad, J. (2018). Desain Penelitian Analisis Isi (Content Analysis). Research Gate, 5, 1-20.
Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja. BPK Gunung Mulia.
Ilham, M. (2013). KEKERASAN GURU TERHADAP SISWA (Studi Fenomenologi Tentang
Bentuk Kekerasan Guru dan Legitimasi Penggunaannya). Paradigma, 1(3).
Kode Etik Guru Di Indonesia. https://ilmu-pendidikan.net/profesi-kependidikan/guru/kode-etik-
guru-indonesia.
Kompas (2018). https://regional.kompas.com/read/2018/10/18/11463411/tak-kerjakan-tugas-
matematika-siswa-sd-ditampar-guru-hingga-hidung-berdarah.
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak.