Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER 2020-2021

NAMA : MUHAMMAD IQBAL NOVRIJAL N.


NIM : 20191221226
Mata Kuliah Hukum Bisnis
Prodi Manajemen (Sore Reguler)
Dosen Andi Wardhana, SH, M.Si

1. Tuntutan ganti rugi konsumen terhadap pelaku usaha dapat terjadi karena dua hal.
Sebutkan dan jelaskan pula perbedaan signifikan antara kedua hal tersebut!
Jawab :
Secara garis besar ada 2 kategori tuntutan ganti kerugian atas kerugian yang dialami oleh
konsumen, yaitu :
a. Tuntutan berdasarkan Wanprestasi
Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah
memenuhi prestasinya masing-masing seperti yang telah diperjanjikan tanpa ada
pihak yangdirugikan. Tetapi ada kalanya perjanjian tersebut tidak terlaksana
dengan baik karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak atau
debitur.
b. Tuntutan berdasarkan perbuatan melanggar hokum
Perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad) diatur dalam ps. 1365
sampai dengan ps.1380 KUHPer. Tiap perbuatan melanggar hukum yang
menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan pembuat yang bersalah untuk
menggantikerugian (ps. 1365 KUHPer).

Perbedaan Signifikan antara kedua hal yang menyebabkan Tuntutan ganti rugi konsumen
kepada pelaku usaha yaitu :
- Tuntutan berdasarkan Wanprestasi : terjadi karena pihak pelaku usaha tidak memenuhi
hak dan kewajibannya (wanprestasi).
- Tuntutan berdasarkan perbuatan melanggar hukum : terjadi karena adanya kerugian
yang diterima atau terjadi pada konsumen, sehingga konsumen meminta
pertanggungjawaban untuk mengganti kerugian.

2. UUPK tidak memberikan pengelompokan yang jelas mengenai macam atau jenis
barang/jasa, hal tersebut disatu sisi menguntungkan bagi konsumen . Kemukakan
alasannya?
Jawab :
Yang dimaksud “barang” dalam Undang-undang ini adalah setiap benda baik
berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan
maupun tidak dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau
dimanfaatkan oleh konsumen. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa segala macam jenis
barang bisa masuk dalam kategori yang bisa mendapatkan perlindungan hukum menurut
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 ini (dapat ditafsirkan secara luas).
Karena UUPK tidak memberikan pengelompokkan macam atau jenis barang/jasa
hal ini menguntungkan konsumen , alasannya karena agar segala macam jenis barang bisa
masuk dalam kategori yang mendapatkan perlindungan hukum menurut Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1999.

3. Apakah adanya klausula arbitrase dalam perjanjian dapat menjadi dasar bagi
pengadilan untuk menolak permohonan pailit ?
Jawab :
“Adanya klausula arbitrase tidak menghilangkan kompetensi pengadilan niaga untuk
memeriksa permohonan pernyataan pailit.”
Berdasarkan ketentuan tersebut, terhadap pihak yang melakukan wanprestasi berdasarkan
perjanjian dengan klausula arbitrase tetap dapat diajukan permohonan pailit.

4. Jelaskan mengapa pengajuan pailit bagi perusahaan asuransi harus dilakukan


melalui Menteri Keuangan ?
Jawab :
Hal ini dilakukan Menteri Keuangan bertujuan demi mengedepankan kepentingan umum
maupun sebagai perlindungan hukum bagi nasabah-nasabah perusahaan asuransi yang
bersangkutan.

5. Apakah asuransi bisa digunakan untuk mencari untung?


Jawab :
Kendati lazim terdengar, namun penilaian bahwa asuransi bertujuan mencari untung jelas
keliru. Asuransi merupakan produk pertanggungan, bukan seperti tabungan yang
merupakan produk perbankan, apalagi produk investasi yang merupakan produk
pengembangan dana. Sebagai produk pertanggungan, manfaat yang ditawarkan dalam
asuransi adalah perlindungan terhadap risiko. Walaupun di masa kini banyak produk
asuransi yang dikombinasikan dengan investasi, patut diingat, manfaat utama yang
ditawarkan asuransi tetaplah perlindungan terhadap risiko.

6. Apa yang harus saya lakukan dengan polis yang saya miliki agar polis tetap berlaku,
dan apa akibatnya jika pembayaran premi saya terhenti?
Jawab :
Menjaga agar polis saya tetap berlaku (inforce) dapat dilakukan, dengan cara membayar
premi tepat waktu (pada saat jatuh tempo). Apabila pembayaran premi terhenti maka akan
diberlakukan kondisi sebagai berikut :
 Apabila polis belum mempunyai nilai tunai, maka polis akan menjadi batal
 Apabila polis mempunyai nilai tunai dan telah mencukupi maka beberapa fasilitas
keleluasaan pembayaran premi dapat dimanfaatkan yaitu :
 Pembayaran premi diambil dari nilai tunai, disebut dengan Pinjaman
Premi Otomatis (Automatic Premium Loan) dan polis tetap berlaku (In
Force)
 Polis tetap berlaku (In Force) dan menjadi Polis Bebas Premi (Reduced Paid
Up) dengan manfaat asuransi yang menurun jumlahnya (Silakan
menghubungi agen asuransi atau petugas customer service untuk
mendapatkan keterangan lebih lanjut).

7. Apa yang dimaksud dengan E-Commerce Business to Business (B2B) ?


Jawab :
E-Commerce Business to Business (B2B) adalah transaksi baik secara elektronik maupun
fisik antara bisnis yang satu dengan bisnis lainnya.
Jenis e commerce ini dilakukan oleh orang atau pihak yang saling berkepentingan. Dimana
sebuah perusahaan menjual produk atau jasa kepada perusahaan lainnya. Pada jenis e-
commerce biasanya pembeli memesan barang dalam jumlah besar.
Maka dari itu jenis ini disebut sebagai business to business karena terjadi hanya antara
perusahaan.

8. Apakah Perbedaan E-Commerce dengan E-Business?


Jawab :
Perbedaan Antara E-Bussiness dan E-Commerce :
 E-business mencakup area yang sangat luas, mulai dari pembangunan modal,
sumber daya manusia, sumber daya teknologi, proses marketing dan pemasaran,
manajemen perkantoran, proses audit, dan segala macam elemen lainnya.
Sedangkan, e-commerce hanya berfokus pada proses jual beli atau
pemindahtanganan yang dilakukan melalui proses transaksi secara elektronik di
sebuah situs.
 E-commerce merupakan bagian kecil dari sebuah e-business.
 E-commerce hanya membutuhkan spesifikasi dan juga kemampuan analisa dari
segi penjualan dan transaksi saja. Sedangkan e-business membutuhkan
pertimbanan matang dari berbagai aspek, mulai dari aspek pemasaran, produksi,
dan sebagainya.

9. Apa Perbedaan Litigasi Dan Non Litigasi Jelaskan!


Jawab :
Proses litigasi berarti membawa permasalahan sengketa ke jalur hokum
Sedangkan, proses non litigasi penyelesaiannya berdasarkan itikad baik yang dimiliki para
pihak yang bersengketa.
10. Jelaskan Unifikasi Dan Harmonisasi Hukum Perdagangan Internasional!
Jawab :
 Unifikasi yaitu penghapusan dan penggantian untuk sistem hukum baru
(menyesuaikan).
 Harmonisasi yaitu penyeragaman,titik temu antara prinsip-prinsip yang sifatnya
fundamental dari berbagai sistem hukum yang ada.

Anda mungkin juga menyukai