Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Riko Attalarik

NIM : 20201221098

Kelas : Manajemen Sore 2020

Mata Kuliah : Hukum Bisnis

1. Tuntutan ganti rugi konsumen terhadap pelaku usaha dapat terjadi karena dua hal. Sebutkan dan
jelaskan pula perbedaan signifikan antara kedua hal tersebut!

2. UUPK tidak memberikan pengelompokan yang jelas mengenai macam atau jenis barang/jasa, hal
tersebut disatu sisi menguntungkan bagi konsumen . Kemukakan alasannya?

3. Apakah adanya klausula arbitrase dalam perjanjian dapat menjadi dasar bagi pengadilan untuk
menolak permohonan pailit ?

4. Jelaskan mengapa pengajuan pailit bagi perusahaan asuransi harus dilakukan melalui Menteri
Keuangan ?

5. Apakah asuransi bisa digunakan untuk mencari untung?

6. Apa yang harus saya lakukan dengan polis yang saya miliki agar polis tetap berlaku, dan apa akibatnya
jika pembayaran premi saya terhenti?

7. Apa yang dimaksud dengan E-Commerce Business to Business (B2B) ?

8. Apakah Perbedaan E-Commerce dengan E-Business?

9. Apa Perbedaan Litigasi Dan Non Litigasi Jelaskan!

10. Jelaskan Unifikasi Dan Harmonisasi Hukum Perdagangan Internasional!

Jawaban

1. Secara garis besar ada 2 kategori tuntutan ganti kerugian atas kerugian yang dialamioleh
konsumen, yaitu :
- Tuntutan berdasarkan Wanprestasi
Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah memenuhi prestasinya
masing-masing seperti yang telah diperjanjikan tanpa ada pihak yangdirugikan. Tetapi ada
kalanya perjanjian tersebut tidak terlaksana dengan baik karena adanya wanprestasi yang
dilakukan oleh salah satu pihak atau debitur.
- Tuntutan berdasarkan perbuatan melanggar hukum
Perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad ) diatur dalam ps. 1365 sampai dengan
ps.1380 KUHPer. Tiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian pada orang
lain, mewajibkan pembuat yang bersalah untuk menggantikerugian (ps. 1365 KUHPer).
Perbedaan Signifikan antara kedua hal yang menyebabkan Tuntutan ganti rugi konsumen
kepada pelaku usaha yaitu :
- Tuntutan berdasarkan Wanprestasi = terjadi karena pihak pelaku usaha tidak memenuhi hak
dan kewajibannya (wanprestasi) .
- Tuntutan berdasarkan perbuatan melanggar hukum = terjadi karena adanya kerugian yang
diterima atau terjadi pada konsumen, sehingga konsumen meminta pertanggungjawaban untuk
mengganti kerugian.

2. Yang dimaksud “barang” dalam Undang-undang ini adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dihabiskan, yang dapat
untuk diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh konsumen. Sehingga dapat
ditafsirkan bahwa segala macam jenis barang bisa masuk dalam kategori yang bisa mendapatkan
perlindungan hukum menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 ini ( dapat ditafsirkan secara luas ).

Karena UUPK tidak memberikan pengelompokkan macam atau jenis barang/jasa hal ini menguntungkan
konsumen , alasannya karena : agar segala macam jenis barang bisa masuk dalam kategori yang
mendapatkan perlindungan hukum menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999.

3. Adanya klausula arbitrase tidak menghilangkan kompetensi pengadilan niaga untuk


memeriksa permohonan pernyataan pailit.” ... Pengajuan permohonan pailit tersebut tetap
harus memenuhi persyaratan dalam Pasal 2 UU Kepailitan

4. Pada tahun 2010, terdapat Perusahaan Asuransi yang mengajukan permohonan palit
terhadap dirinya sendiri secara sukarela. Hal ini dilakukan Menteri Keuangan bertujuan demi
mengedepankan kepentingan umum maupun sebagai perlindungan hukum bagi nasabah-
nasabah perusahaan asuransi yang bersangkutan.

5. Kendati lazim terdengar, namun penilaian bahwa asuransi bertujuan mencari untung jelas
keliru. Asuransi merupakan produk pertanggungan, bukan seperti tabungan yang merupakan
produk perbankan, apalagi produk investasi yang merupakan produk pengembangan dana.
Sebagai produk pertanggungan, manfaat yang ditawarkan dalam asuransi adalah perlindungan
terhadap risiko.

Walaupun di masa kini banyak produk asuransi yang dikombinasikan dengan investasi, patut
diingat, manfaat utama yang ditawarkan asuransi tetaplah perlindungan terhadap risiko.

6. Menjaga agar polis saya tetap berlaku (inforce) dapat dilakukan, dengan cara membayar
premi tepat waktu (pada saat jatuh tempo). Apabila pembayaran premi terhenti maka akan
diberlakukan kondisi sebagai berikut:

Apabila polis belum mempunyai nilai tunai, maka polis akan menjadi batal

Apabila polis mempunyai nilai tunai dan telah mencukupi maka beberapa fasilitas keleluasaan
pembayaran premi dapat dimanfaatkan yaitu :

*Pembayaran premi diambil dari nilai tunai, disebut dengan Pinjaman Premi Otomatis
(Automatic Premium Loan) dan polis tetap berlaku (In Force)

*Polis tetap berlaku (In Force) dan menjadi Polis Bebas Premi (Reduced Paid Up) dengan
manfaat asuransi yang menurun jumlahnya (Silakan menghubungi agen asuransi atau
petugas customer service untuk mendapatkan keterangan lebih lanjut).
7. Business to business (B2B)adalah sebuah model penjualan yang terjadi antara pelaku bisnis
dengan pelaku bisnis lainnya. Salah satu contoh B2B seperti importir spare part mesin yang
menjual barangnya ke pabrik tekstil. Bisa juga penjualan VPS, SSL, dan web hosting ke web
agency.

8. Berikut adalah perbedaan-perbedaan antara e-business dan e-commerce:

*E-business memiliki jangkauan yang lebih luas jika dibandingkan dengan e-commerce,
karena e-business meliputi modal, SDM (sumber daya manusia), segala proses pemasaran
produk dan jasa hingga setiap resiko yang muncul didalamnya setelah pembelian barang
maupun jasa. Sedangkan e-commerce, hanya sebatas pada proses jual-beli jasa atau produk
melalui jaringan internet dalam wadah situs atau web saja.

*E-commerce hanya menjalankan tugasnya sebagai media transaksi jual-beli secara online saja,
sedang e-business lebih ke arah edukasi dan juga menjaga agar pelanggan paham lebih banyak
tentang manfaat dari sebuah produk maupun jasa yang didapat dari sebuah transakasi online.

*E-commerce hanyalah satu bagian kecil saja dari e-business, sebab e-business merupakan
sebuah sistem yang lengkap dan terdiri dari banyak bagian yang menunjang jalannya sebuah
bisnis terutama yang dijalankan melalui jaringan internet.

*Jika e–commerce hanya memerlukan sistem pemasaran termasuk spesifikasi dan juga analisis
dalam segi penjualan saja, tetapi e-business lebih kompleks yang menyasar setiap bagian dari
hulu hingga hilir sebuah bisnis.

*E-commerce pun juga dapat iktakan sebagai sebuah kegiatan dalam menarik siapapun
termasuk setiap pelanggan, supplier maupun mitra untuk membeli maupun menjual barang dan
jasa secara online. Sedangkan e-business bergerak dari awal, mulai dari perencanaan proses
produksi, manajemen resiko, pengembangan sebuah produk maupun jasa, manajemen
keuangan sebuah organisasi maupun perusahaan.

9. Perbedaan Litigasi dan Non - Litigasi - Berdasarkan ketentuan perundang - undangan di


Indonesia, ada 2 (dua) alternatif jalur penyelesaian yang diberikan kepada para pihak yang
bersengketa ketika menghadapi pemasalahan hukum baik itu pada perkara pidana, perkara
perdata maupun perkara Tata Usaha Negara (TUN), yaitu :

• Penyelesaian melalui jalur litigasi; dan

• Penyelesaian melalui jalur non litigasi.

10. Unifikasi hukum yaitu penyeragaman mencakup penghapusan dan penggantian suatu sistem
hukum dengan sistem hukum yang baru. Contohnya adalah pemberlakuan Perjanjian
TRIPS/WTO. Dengan diperkenalkannya substansi bidang-bidang perjanjian TRIPS/WTO yang
mencakup ketentuan mengenai hak cipta, merek dagang, indikasi geografis, disain industri,
paten, dll., meletakkan kewajiban kepada negara anggota untuk membuat aturan-aturan HAKI
nasionalnya yang sesuai dengan substansi perjanjian TRIPS/WTO.
Harmonisasi hukum tidak sedalam unifikasi hukum. Tujuan utama harmonisasi hukum hanya
berupaya mencari keseragaman atau titik temu dari prinsip-prinsip yang bersifat fundamental
dari berbagai sistem hukum yang ada (yang akan diharmonisasikan).

Anda mungkin juga menyukai