Anda di halaman 1dari 2

2.

2 Gejala dan Tanda Covid Pada Bayi dan Balita


Berdasarkan beratnya kasus, COVID-19 dibedakan menjadi tanpa gejala, ringan,
sedang, berat dan kritis.

2.2.1 Tanda dan Gejala pada Bayi


Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tanda dan gejala covid-19 pada bayi
sulit dibedakan dari penyakit saluran pernapasan karena penyakit lain nya. Adapun tanda dan
gejala dari covid-19 pada bayi, sebagai berikut :

Tanda :
a. Bayi terlihat gusar dan tidak tenang karena nyeri di tubunya
b. Bayi akan rewel dan sering menanngis serta sulit ditenangkan
c. Bayi menolak menyusu kepada ibu nya sehingga terjadi penurunan jumlah urine
Gejala :
a. Tanpa gejala : pada pasien bayi tidak ditemukan gejala. Kondisi ini merupakan
kondisi paling ringan
b. Ringan : gejala yang muncul seperti demam yang tidak kunjung mereda, batuk,
fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia. Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit
tenggorokan, kongesti, hidung, sakit kepala, diare, mual muntah, hilang pembau
(anosmia) dan hilang perasa(ageusia)
c. Sedang/moderat : pasien dengan tanda klinis pnemonia tidak berat(batuk atau suit
bernapas serta napas berat/tarikan dinding dada). Kriteria napas cepat : usia ˂2 bulan
= ≥60x/menit, usia 2-11 bulan = ≥50x/menit
d. Berat : pada pasien dengan tanda klinisi batuk/kesulitan bernapas, ditambah
setidaknya satu dari berikut ini
 Sinopsis sentral atau SpO2˂93%
 Distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan pada dinding
dada yang sangat berat)
 Tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyususi/minum, letargi atau
penurunan kesadaran, dan kejang
 Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea : usia ˂2 bulan = ≥60x/menit, usia
2-11 bulan = ≥50x/menit
e. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok sepsis
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) 2020 ).
2.2.2 Tanda dan gejala pada Balita
a. Tanpa gejala
Kondisi ini merupakan kondisi paling ringan. Pasien tidak ditemukan gejala.
b. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia. Gejala
yang muncul seperti demam, batuk, fatigue, anoreksia, napas pendek, mialgia.
Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit
kepala, diare, mual dan muntah, penghidu (anosmia) atau hilang pengecapan
(ageusia) yang muncul sebelum onset gejala pernapasan juga sering dilaporkan.
c. Sedang
pasien dengan tanda klinis pneumonia tidak berat (batuk atau sulit bernapas +
napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan tidak ada tanda pneumonia
berat). Kriteria napas cepat : usia 1–5 tahun, ≥40x/menit ; usia >5 tahun,
≥30x/menit.
d. Berat
Pada pasien anak : pasien dengan tanda klinis pneumonia (batuk atau kesulitan
bernapas), ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
 sianosis sentral atau SpO2<93% ;
 distres pernapasan berat (seperti napas cepat, grunting, tarikan
dinding dada yang sangat berat);
 tanda bahaya umum : ketidakmampuan menyusu atau minum,
letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang.
 Napas cepat/tarikan dinding dada/takipnea : usia 1–5 tahun, ≥40x/menit;
usia >5 tahun, ≥30x/menit.
e. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok
sepsis [ CITATION Per201 \l 1033 ].

Sumber :

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular


Indonesia (PERKI) , Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) ,
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) ,IDAI.
Desember.2020 . https://www.papdi.or.id/pdfs/983/Buku%20Pedoman%20Tatalaksana
%20COVID-19%205OP%20Edisi%203%202020.pdf (accessed Maret 24, 2021).

Anda mungkin juga menyukai