Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN BAYI USIA 0-24 BULAN

DISUSUN OLEH :

Aulia Fitriani (P07124119008)

Aulia Noor Azizah (P07124119009)

Aulia Safitri (P07124119010)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN KEBIDANAN

DIPLOMA III

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
limpahan rahmat- Nyalah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini pada Program DIII Kebidanan
Universitas Indonesia Timur Makassar dengan judul “HUBUNGAN PEMBERIAN
IMUNISASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI
USIA 0-24 BULAN”.

Penyusunan Proposal Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kendala


namun berkat dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material
sehingga sedikit demi sedikit kendala tesebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena
itu, penulis menghaturkan terima kasih sebanyak- banyaknya kepada Ibu Hj. Herlina
MPd yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam
membimbing penulis guna penyempurnaan dalam menyelesaikan Proposal Penelitian
ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang
setimpal atas bantuan dan jasa- jasanya dan proposal ini dapat bemamfaat bagi
penulis dan rekan- rekan mahasiswa.
            Wassalamu Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
                                                                                Banjarbaru, 11 Maret 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingkat kesehatan pada bayi perlu mendapatkan perhatian mengingat bayi atau
anak sebagai generasi penerus bangsa. Salah satu upaya untuk menjadikan generasi
yang sehat yaitu dengan mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas pada anak.
Selain itu juga dibutuhkan suatu upaya kesehatan yang konsisten (Soetjiningsih,
2012). Imunisasi lengkap merupakan upaya kesehatan yang paling efektif dalam
melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian. Melengkapi lima imunisasi
dasar pada anak dapat terbebas dari penyakit infeksi yang bisa dicegah dengan
imunisasi (PD3I) (Permenkes RI 2013).

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan


seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
(Permenkes RI 12, 2017).

Jenis-jenis imunisasi dasar, yaitu: BCG, yaitu imunisasi dasar yang diberikan
untuk mencegah penyakit TBC. Kemudian imunisasi dasar Hepatitis B, yang
diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B. Selanjutnya DPT, yaitu imunisasi
dasar yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Kemudian imunisasi dasar Campak, yang diberikan untuk mencegah penyakit
campak dan yang terakhir imunisasi dasar Polio, yang diberikan untuk mencegah
penyakit polio (IDAI, 2011).

Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit


menular dan juga salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian pada anak.
Oleh karena itu upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat
kekebalan masyarakatyang tinggi sehingga Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) dapat dieradikasi, dieliminasi dan direduksi melalui pelayanan
imunisasi yang semakin efektif, efisien dan berkualitas. Anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal membutuhkan beberapa upaya untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya.

Imunisasi merupakan upaya pemerintah untuk mencapai Milennium


Development Goals (MDGs) yang salah satu tujuannya adalah untuk menurunkan
angka kematian anak (Kemenkes, 2010). Angka kematian bayi merupakan indikator
utama yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat baik ditingkat
provinsi maupun nasional. Berdasarkan kondisi tersebut, program – program di
Indonesia menitikberatkan pada upaya penurunan angka kematian bayi melalui
imunisasi, sebab anak merupakan investasi masa depan (Depkes, 2009).

Fakta tersebut juga diperkuat oleh laporan yang disampaikan organisasi medis
kemanusiaan dunia, Medicines Sans Frontieres (MSF) atau Dokter Lintas Batas, yang
menyebutkan bahwa Indonesia termasuk 1 dari 6 negara yang teridentifikasi memiliki
jumlah tertinggi anak – anak yang tidak terjangkau imunisasi. Menurut MSF,
sebanyak 70% dari anak – anak yang tidak terjangkau program imunisasi rutin
tersebar di Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia dan Pakistan. Oleh karena itu,
semua proses tumbuh kembang harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang
lebih serius (Fida & Maya, 2012).

Dari 194 negara anggota WHO, 65 di antaranya memiliki cakupan imunisasi


Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT) di bawah target global 90%. Untuk menghapus
kantong-kantong wilayah dimana banyak anak-anak tidak terlindungi dari penyakit
yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi, Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mengajak negara-negara untuk bekerja lebih intensif bersama mencapai target
cakupan imunisasi, dengan mengusung tema Close the Immunization Gap,
Vaccination for All sebagai tema Pekan Imunisasi Dunia, tanggal 24-30 April 2015.

Diperkirakan di seluruh dunia, pada tahun 2013, 1 dari 5 anak atau sekitar 21,8
juta anak tidak mendapakan imunisasi yang bisa menyelamatkan nyawa mereka. Di
Indonesia, Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) mencapai 86,8%,dan perlu ditingkatkan
hingga mencapai target 93% di tahun 2019. Di tingkat nasional, kita mengharapkan
target Imunisasi Dasar Lengkap 91% dan UCI Desa 84% pada akhir tahun 2015
.Perlu menjadi perhatian adalah data cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak
umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar 57,9%.
Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2%.

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 (Riskesdas 2018) Kementerian Kesehatan


Republik Indonesia (Kemenkes RI), menunjukkan cakupan status Imunisasi Dasar
Lengkap (IDL) pada anak usia 12-23 bulan menurun menjadi 57,9% dari 59,2% pada
2013. Artinya, dari sekitar 6 enam juta anak berusia 12-23 bulan hanya sekitar 2,5
juta anak saja yang lengkap imunisasinya. Anak yang diimunisasi tapi tidak lengkap
meningkat menjadi 32,9% dari 32,1% pada periode yang sama.

Pemberian imunisasi dasar sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh


kembang bayi. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang sangat penting
bagi makhluk hidup yaitu sebagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dan melestarikan keturunan. Pertumbuhan dan perkembangan secara umum memiliki
pengertian yang sama namun secara khusus keduanya berbeda (Yuniarti, 2015).

Pertumbuhanadalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan


interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes R.I,
2012). Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar dan gerak halus, bicara dan bahasa, serta
sosialisasi dan kemandirian (Kemenkes R.I, 2012).

Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia di bawah lima tahun sangat
pesat sehingga sangat penting meletakkan dasar-dasar kesehatan dan intelektual anak
untuk kehidupan yang akan datang. Pada masa balita ini memerlukan perawatan,
pemeliharaan kesehatan, pemenuhan makanan bergizi dan pemberian rangsangan
yang mendorong perkembangan anak (UNICEF, 2002 dalam Saragih, 2011). Angka
kematian bayi dan balita yang tinggi di Indonesia menyebabkan turunnya derajat
kesehatan masyarakat. Penyebab angka kematian yang tinggi adalah morbiditas yang
tinggi. Morbiditas atau angka kesakitan merupakan masalah kesehatan penting
terutama bagi anak-anak di bawah 5 tahun karena rentan terserang penyakit.
(Magdarina, 2010 dalam Hardi, et al, 2012).

Masalah ini mencerminkan perlunya keikutsertaan pemerintah di tingkat


nasional untuk mendukung dan mempertahankan pengawasan program imunisasi di
Indonesia (Ranuh, 2011). Ibrahim (1991, dalam Reza 2006) mengatakan bila
imunisasi dasar dilaksanakan dengan lengkap dan teratur maka imunisasi dapat
mengurangi angka kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Imunisasi dasar
yang tidak lengkap, maksimum hanya dapat memberikan perlindungan 25-40%,
sedangkan anak yang sama sekali tidak diimunisasi tingkat kekebalannya akan lebih
rendah lagi. Tujuan imunisasi adalah merangsang sistem imunologi tubuh untuk
membentuk antibody spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) (Astrianzah dan Margawati,
2011).

1.5 Rumusan Masalah


Rendahnya cakupan pemberian imunisasi karena kurangnya kesadaran ibu
tentang pentingnya pemberian imunisasi untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayinya secara optimal. Untuk itu perlu dilakukan penelitian, bagaimana hubungan
pemberian imunisasi dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 0-24 bulan di
……

1.6 Tujuan Penelitian


Mengetahui hubungan pemberian imunisasi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi usia 0-24 bulan di …….
1.7 Manfaat Penelitian

1.7.1 Manfaat Program


Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama bagi
penentu kebijakan dan pelaksana program baik instansi Departemen
Kesehatan maupun pihak di ……

1.7.2 Manfaat Ilmiah


Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan
sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.

1.7.3 Manfaat Institusi


Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi terutama dalam
mengembangkan ilmu kebidanan.

1.7.4 Manfaat Penulis


Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan tentang hubungan imunisasi dengan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.

Anda mungkin juga menyukai