DISUSUN OLEH :
JURUSAN KEBIDANAN
DIPLOMA III
2021
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Jenis-jenis imunisasi dasar, yaitu: BCG, yaitu imunisasi dasar yang diberikan
untuk mencegah penyakit TBC. Kemudian imunisasi dasar Hepatitis B, yang
diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B. Selanjutnya DPT, yaitu imunisasi
dasar yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
Kemudian imunisasi dasar Campak, yang diberikan untuk mencegah penyakit
campak dan yang terakhir imunisasi dasar Polio, yang diberikan untuk mencegah
penyakit polio (IDAI, 2011).
Fakta tersebut juga diperkuat oleh laporan yang disampaikan organisasi medis
kemanusiaan dunia, Medicines Sans Frontieres (MSF) atau Dokter Lintas Batas, yang
menyebutkan bahwa Indonesia termasuk 1 dari 6 negara yang teridentifikasi memiliki
jumlah tertinggi anak – anak yang tidak terjangkau imunisasi. Menurut MSF,
sebanyak 70% dari anak – anak yang tidak terjangkau program imunisasi rutin
tersebar di Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia dan Pakistan. Oleh karena itu,
semua proses tumbuh kembang harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang
lebih serius (Fida & Maya, 2012).
Diperkirakan di seluruh dunia, pada tahun 2013, 1 dari 5 anak atau sekitar 21,8
juta anak tidak mendapakan imunisasi yang bisa menyelamatkan nyawa mereka. Di
Indonesia, Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) mencapai 86,8%,dan perlu ditingkatkan
hingga mencapai target 93% di tahun 2019. Di tingkat nasional, kita mengharapkan
target Imunisasi Dasar Lengkap 91% dan UCI Desa 84% pada akhir tahun 2015
.Perlu menjadi perhatian adalah data cakupan imunisasi dasar lengkap pada anak
umur 12-23 bulan, Riskesdas 2018 menunjukkan cakupan imunisasi sebesar 57,9%.
Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan Riskesdas 2013 sebesar 59,2%.
Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia di bawah lima tahun sangat
pesat sehingga sangat penting meletakkan dasar-dasar kesehatan dan intelektual anak
untuk kehidupan yang akan datang. Pada masa balita ini memerlukan perawatan,
pemeliharaan kesehatan, pemenuhan makanan bergizi dan pemberian rangsangan
yang mendorong perkembangan anak (UNICEF, 2002 dalam Saragih, 2011). Angka
kematian bayi dan balita yang tinggi di Indonesia menyebabkan turunnya derajat
kesehatan masyarakat. Penyebab angka kematian yang tinggi adalah morbiditas yang
tinggi. Morbiditas atau angka kesakitan merupakan masalah kesehatan penting
terutama bagi anak-anak di bawah 5 tahun karena rentan terserang penyakit.
(Magdarina, 2010 dalam Hardi, et al, 2012).