Anda di halaman 1dari 5

sesuai dengan kopdisi klien.

Data baru
dikumpulkan dan dievaluasi kemungkinan bisa
1. Hapalkan Mengenai Definisi Managemen terjadi kegawatdaruratan dimana bidan harus
Kebidanan
bertindak segera untuk kepentingan kesehatan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang keselamatan jiwa ibu dan anak.
dilakukan oleh Bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah asuhan. Pendekatan yang dilakukan » Langkah V : Merencanakan Asuhan yang
secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, menyeluruh
diagnosis kebidanan, perencanaan dan evaluasi.
Pada langkah kelima ini perlu di rencanakan asuhan
2. Hapalkan Mengenai 7 langkah Varney yang menyeluruh yg ditentukan dari beberapa langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan dari
» Langkah 1 : Pengumpulan Data Dasar penatalaksanaan pada masalah atau diagnosa yg sudah
bisa teridentifikasi atau diantisipasi.
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang di perlukan untuk » Langkah VI : Melaksanakan perencanaan
mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
Rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara
identitas pasien, riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhan, meninjau data efisien dan aman. Pada saat bidan berkolaborasi
laboratorium. dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, maka bertanggung jawab
» Langkah II : Interpretasi Data
terhadap terlaksanaannya rencana asuhan yang
. Data dasar yang sudah dikumpulkan menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
diinterpretasikan sehingga ditemukan
menyingkat waktu dan biaya.
masalah/diagnosis yang spesifik. Diagnosis
kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh
profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan » Langkah VII : Evaluasi
dan memenuhi standar nomen klatur (tata nama) Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
diagnosis kebidanan sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana yang telah
» Langkah III : Mengidentifikasi diagnosis/masalah
potensial teridentifikasi di dalam masalah dan diagnosis.
Pendokumentasian Manajemen Kebidanan dengan
Pada langkah ketiga ini mengidentifikasi adanya
Metode SOAP
masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan
adanya diagnosa/masalah yg telah diidentifikasi.
Langkah ini sangat membutuhkan antisipasi, apabila 3. Hapalkan Mengenai Definisi APD (Alat Pelindung
memungkinkan perlu dilakukan pencegahan. Diri) dan tujuan serta sebutkan beberapa jenisnya!

» Langkah IV : Mengidentifikasi dan menetapkan » Definisi APD (Alat Pelindung Diri)


kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Alat Pelindung Diri  ialah berupa alat yang pada
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh umumnya di pergunakan oleh para tenaga kerja agar
bidan/dokter untuk dikonsultasikan/ditangani dapat melindungi seluruh atau sebagian anggota
tubuhnya terhadap resiko atau kemungkinan terjadinya
bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya
suatu potensi bahaya akibat kecelakaan kerja. Alat
pelindung diri umumnya di pergunakan sebagai usaha 3) Self Registration/registrasi mandiri
terakhir dalam mencegah dan melindungi tenaga kerja
jika usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak √ Khusus untuk pasien lama yg telah memiliki barcode
dapat dilakukan secara baik. APD juga adalah sebuah card
kelengkapan yang wajib di gunakan ketika dalam
kondisi sedang bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga √ Gesek kartu berobat
keselamatan.
b. Klinik yang akan dituju
»  Tujuan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)
c. Pemeriksaan ( Apabila dibutuhkan pemeriksaan
Penggunaan APD bertujuan melindungi kulit & selaput diagnostik, maka nanti petugas akan mengatur mengenai
lendir petugas dari adanya risiko pajanan darah , semua tata caranya)
jenis cairan tubuh , dan kulit yang tidak utuh serta
d. Daftar rawat Inap
selaput lendir pasien serta sekret.

c. Melakukan administrasi Rawat Inap


» Jenis Alat Pelindung Diri

d. Masuk Ruang Rawat Inap


a. Sarung Tangan

e. Pemberian program therapy awal (pemberian cairan


b. Masker
dan nutrisi)
c. Sepatu Karet Atau Bot
f. Melakukan pelaksanaan anamnesa & pemeriksaan
d. Baju Kerja / Celemek / Skort lanjut serta penunjang

e. Kaca Mata atau Pelindung Wajah g. Keluhan bisa berkurang/hilang & bisa bertambah
parah
f. Topi
h. Melakukan Administrasi rawat inap
4. Hapalkan Mengenai Alur Rawat Inap dan Rawat
Jalan h. Pulang atau Dirujuk

» Alur Rawat inap » Alur Rawat Jalan

a. Registrasi a. Registrasi

1) Pasien Lama 1) Pasien Lama

Langsung menyerahkan kartu berobat kepada petugas » Menyerahkan kartu berobat ke petugas yang ada di
yang ada di pendaftaran pendaftaran

2) Pasien Baru » Memilih dokter sesuai keinginan klien

√ Menunjukkan kartu identitas yg berlaku (KTP, SIM, 2) Pasien Baru


paspor, card pelajar) kepada petugas yang ada di
» Harus menunjukkan kartu identitas yg berlaku (KTP,
pendaftaran
SIM, paspor, card pelajar) kepada petugas yang ada di
√ Lalu isi form identitas pendaftaran pasien baru pendaftaran
» Kamu isi form identitas pasien baru g. Pincet chirugis 14cm ( 1 Pcs )

» Memilih dokter sesuai keinginan anda h. Klem arteri lurus 14cm/kocker ( 1

3) Self Registration/registrasi mandiri i. Jarum jahit kombinasi ( 1 Pak/12 Pcs )

» Khusus untuk pasien lama yg telah mempunyai j. Pisau bedah no.15, 11 ( 4 Pcs ) Pcs )
barcode card
i. needle holder 14cm ( 1 Pcs )
» Gesek kartu berobat k . Pean lurus 14cm ( 1 Pcs )
e. Gunting oprasi lurus 14cm ta/tu ( 1 Pcs )
» Ikuti prosedur komputer setelah itu, anda akan akan
Memilih dokter sesuai keinginan anda m. Pincet Anatomis 14cm ( 1 Pcs )

b. Menunggu antrian diruang tunggu dokter yg dipilih » Parteus-Set


sampai di panggil
a. Gunting tali pusat
c. Pelayanan medis oleh dokter yg telah dipilih
b. 2 klem Kelly/ klem kocher
d. Apabila dibutuhkan pemeriksaan diagnostik, nanti
petugas akan mengatur mengenai tata caranya c. Klem 1⁄2 kocher

e. Pelaksanaan pemeriksaan penunjang yg dibutuhkan d. 2 pasang sarung tangan


sesuai dengan instruksi dokter.
e. Benang tali pusat / klem plastic
d. Membayar administrasi di kasir
f. Tabung suntik 2,5 atau 3 ml
e. Menunggu penyediaan obat di bagian Farmasi
g. Penghisap lendir De Lee
f. Pulang
h. Kateter nelaton
5. Hapalkan beberapa nama alat kesehatan yg
terdapat dalam Instrumen Hecting-Set, Parteus-Set, i. Gunting episiotomi
Curretage-set.
j. Kasa atau kain kecil 5 bh
» Hecting-Set
k. Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1
a. Pean bengkok 14cm ( 1 Pcs ) kom alat DTT)

b. Instrument Bak 508 ( 1 Pcs ) » Curretage-set

c. Gunting Iris bengkok 11cm ( 1 Pcs ) a. Speculum sim

d. Handle Scalpel no.3 ( 1 Pcs ) b. Tampon tang

e. Cutgut Plain 3/0, 150cm ( 1 Pcs ) c. Abortus tang

f. Nierbeken Plastik 20cm ( 1 Pcs ) d. Sonde uterus

e. Tenaculum
f. Pinset anatomis panjang banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri
sehingga nantinya luka bisa sembuh secara lebih
g. Sendok kuret tajam dan tumpul M sempurna.

6. Hapalkan beberapa hal yang menyangkut Sectio b. Sectio cacaria klasik atau section cecaria korporal
Caesaria (SC), misalnya Pengertian, Faktor Indikasi
SC, dan jenis SC) Pada teknik cectio cacaria klasik ini di untuk pada
korpus uteri, pembedahan ini yg sedikit mudah
» Pengertian dilakukan,hanya dilakukan apabila terjadi hambatan
dalam melakukan section cacaria transperitonealis
Sectio caesaria merupakan suatu jenis persalinan buatan profunda. Dilakukan Insisi memanjang pada segmen
dimana janin dilahirkan dengan cara melakukan sebuah atas uterus.
insisi pada dinding depan perut & dinding rahim dengan
syarat rahim dalam kondisi atau dalam keadaan utuh c. Sectio cacaria ekstra peritoneal
serta berat janin diatas 500 gram (Sarwono, 2009)
Tindakan ini dulunya dilakukan agar mengurangi
» Faktor Indikasi SC bahaya injeksi perporal namun dengan adanya kemajuan
pengobatan pada injeksi pembedahan ini sekarng sudah
a. Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) tidak banyak lagi di lakukan. Rongga peritoneum tidak
di buka, teknik ini dilakukan pada pasien infeksi uterin
b. KPD (Ketuban Pecah Dini)
berat.

c. Faktor Hambatan Jalan Lahir ( kista ovarium, mioma


d. Section cesaria Hysteroctomi
uteri dan sebagainya )
Setelah sectio cesaria, dilakukan hysteroktomy dengan
d. Memiliki Hipertensi/Jantung
beberapa indikasi :

e. PEB (Pre-Eklamsi Berat)


1) Plasenta accrete

f. Riwayat SC
3) Myoma uteri

g. Letak Janin\
2) Atonia uteri

» Jenis – jenis SC
4) Infeksi intra uteri berat

a. Sectio cesaria transperitonealis profunda


7. Hapalkan Rumus dalam menghitung tetesan infus
& Tempat lokasi pemasangan infus
Dengan melakukan teknik insisi pada segmen bawah
uterus. insisi pada bawah rahim, dapat dengan
» Rumus Menghitung Tetesan Infuse
menggunakan teknik melintang atau memanjang.
Keunggulan pembedahan ini sebagai berikut : Yang butuh teman-teman ingat yaitu mengenai factor
tetes (FT) MIKRO = 60 MAKRO = 20
1) Pendarahan luka insisi tak seberapa banyak.
√ Rumus bila ingin mengetahui TETES/MENIT?
2) Bahaya peritonitis tidak besar.
   Volume x FT  
3) Perut uterus umumnya kuat sehingga nantinya bahaya
Jam x 60 menit
ruptur uteri di kemudian hari tidak besar dikarenakan
terhadap nifas segmen bawah uterus tidak seberapa
√ Rumus jika ingin mengetahui Lamanya dalam 9. Hapalkan Penyebab terjadinya Perdarahan pre-
JAM? partum, intra partum dan post partum.

                    Volume x FT                   10. Hapalkan Menghitung Taksiran Persalinan (TP)


Tetesan yg ditentukan x 60 menit
11. Hapalkan Menghitung usia kehamilan
√ Rumus jika ingin mengetahui VOLUME?
12. Sebutkan 7T dalam pemeriksaan ante-natalcare
Jam x Tetesan yg ditentukan x 60 menit
Faktor Tetes (FT)

Sample kasus :

Tn.H usia 54 thn dengan diagnose DHF, Tn.H


memperoleh therpycairan infus NaCl 0,9% 2000 ml/ 24
jam (makro). Berapakah tetes/menit cairan yg diberikan
pada Tn. H?
Jawab :

2000 ml x 20
24 jam x 60m         =    = 27,7

Jadi jumlah cairan infuse di berikan ialah 27,7


tetes/menit (rata rata di bulatkan menjadi 28).
Dari 1 sampel kasus diatas kita bisa belajar mengenai
rumus dalam mencari lamanya JAM & VOLUME. Kita
tinggal memasukkan sesuai rumus yg ada di atas.

» lokasi pemasangan infus

Tempat atau lokasi vena perifer yang biayanya sering


digunakan dalam pemasangan infus ialah vena
supervisial/perifer kutan berada di dalam fasia subcutan
& merupakan akses paling mudah untuk dilakukan
therapy intaravena. Daerah tempat infus yg
memungkinkan ialah permukaan dorsal tangan (Vena
supervisial dorsal, vena sefalika serta vena basalika,),
lengan bagian dalam (vena basalika, vena kubital
median, vena sefalika, vena median lengan bawah, &
vena radialis), permukaan dorsal (Vena safena magna,
ramus dorsalis). ( Perry dan Potter 2005)

8. Hapalkan Kala I, II, III dan IV

Anda mungkin juga menyukai