METODE PENELITIAN
89
90
sehingga dapat diberikan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan dan bayi baru
lahir, neonatus, nifas dan KB yang tepat. Kemudian data-data tersebut akan
didokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP.
B. Kerangka Opersional
Kerangka operasional merupakan kerangka pikir mengenai hubungan
antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian atau hubungan antar konsep
dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti (Nasir, dkk, 2014 hal. 120).
Kerangka operasional pada studi kasus ini akan menjelaskan mengenai
asuhan kebidanan komprehensif dengan menggunakan manajemen asuhan
kebidanan agar tercapainya hasil yang diharapkan. Kerangka operasional dapat
digambarkan sebagai berikut:
90
91
91
92
92
93
Asuhan Kebidanan Pelayanan kesehatan pada masa persalinan dan bayi baru lahir
Persalinan dan yang diberikan pada ibu bersalin sejak kala I sampai dengan kala
Bayi Baru Lahir IV agar persalinan bersih dan aman dan Bayi Baru Lahir sampai 2
jam setelah bayi lahir sesuai standar asuhan persalinan normal
yang telah ditetapkan.
Asuhan Neonatus Pelayanan kesehatan pada masa neonatus yang diberikan pada
neonatus sejak 2 jam setelah bayi lahir sampai 28 hari, dengan
melakukan KN1, KN2 dan KN3 untuk memastikan neonatus
dalam keadaan sehat dan normal serta mencegah infeksi.
Asuhan Kebidanan Pelayanan kesehatan pada masa nifas yang diberikan pada ibu
Nifas nifas sejak 6 jam postpartum sampai dengan 6 minggu pasca
persalinan dengan melakukan KF1 (6-48 jam setelah persalinan),
KF2 (3-7 hari setelah persalinan), KF3 (8-28 hari setelah
persalinan)dan KF4 (29-42 hari setelah persalinan) untuk
mencegah masalah, memenuhi kebutuhan dan menangani secara
dini kegawatdaruratan serta pemulihan alat kandungan seperti
sebelum kehamilan.
Asuhan Keluarga Pelayanan kesehatan keluarga berencana yang diberikan pada ibu
Berencana pasca persalinan tujuannya untuk memberikan konseling secara
dini mengenai metode kontrasepsi pasca salin serta memfasilitasi
ibu dalam memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan ibu.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk
memperoleh, mengelola, dan mengintepretasikan informasi daripada responden
yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama (Nasir, dkk, 2014, hal. 249).
Instrumen yang digunakan selama melakukan penelitian ini adalah:
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan : Format pengkajian dan buku KIA (terlampir).
2. Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL : Format pengkajian (terlampir) dan
partograf.
93
94
94
95
95
96
c. Pemeriksaan
Banyak jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan, seperti
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan kedokteran
khusus (Saryono, 2011, hal. 83).
Pemeriksaan fisik pada Ny. K bertujuan untuk mendapatkan data
objektif yaitu dengan menimbang berat badan, pemeriksaan tanda-tanda
vital, mengukur LILA. Melakukan pemeriksaan khusus kebidanan yaitu
inspeksi (untuk melihat keadaan pasien di antaranya, melihat
pembengkakan pada wajah dan ekstremitas, melihat konjungtiva anemis
atau tidak, melihat sklera ikterik atau tidak), palpasi (melakukan perabaan
untuk mengetahuiletak janin, mengukur fundus uteri, mengetahui bagian
terbawah janin,serta penurunan kepala), auskultasi (mendengarkan detak
jantung janin), dan melakukan perkusi (untuk memeriksa ketuk ginjal dan
reflek patella). Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan Hb, albumin
dan reduksi urin. Pemeriksaan VT (untuk mengetahui kemajuan
persalinan), perabaan uterus dengan menggunakan prasat pelepasan insersi
plasenta (untuk mengetahui plasenta sudah lepas atau belum),
pemeriksaan TFU (untuk mengetahui kontraksi dan involusi uteri),
pemeriksaan laserasi (untuk mengevaluasi ada atau tidaknya robekan jalan
lahir), pemeriksaan antropometri (untuk memeriksa BBL yaitu lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar perut, panjang badan dan berat badan).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Biasanya berupa
96
97
data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Keuntungan data
sekunder adalah efisiensi tinggi, dengan kelemahan: kurang sehat (Saryono,
2011, hal. 77).
Penulis memperoleh data sekunder pada studi kasus ini melalui catatan
asuhan kebidanan Ny. K dibuku KIA dan buku register ibu hamil.
H. Metode Pengolahan Data
Menurut Nasir, dkk (2014, hal. 82) pengolahan data kualitatif dengan
menggunakan pendekatan studi kasus sebagai berikut:
1. Mengorganisir informasi
2. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
3. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya
4. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori
5. Melakukan interpretasi data dan didapatkan diagnosa selanjutnya peneliti
membuat penatalaksanaan untuk diagnosa yang telah didapatkan
6. Menyajikan secara naratif
Studi kasus ini peneliti mengorganisir data-data yang didapatkan dari data
primer (langsung) yang berupa keluhan dari Ny. K, hasil pemeriksaan fisik
umum dan khusus kebidanan serta pemeriksaan penunjang dan data sekunder
(tidak langsung) berupa data yang didapat dari buku KIA, membaca semua data
yang telah didapatkan dari hasil pemeriksaan kemudian dikelompokkan dan
memberi kode S untuk data subjektif dan kode O untuk data objektif. Membuat
uraian tentang data yang telah dikelompokan dari pengkajian sebelumnya
kemudian dianalisis dengan menggunakan tinjauan kepustakaan, menetapkan
hubungan antara data subjektif dan data objektif sehingga didapatkan masalah
kemudian menegakan diagnosa, selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dari
kasus baik untuk peneliti maupun penerapannya pada kasus yang lain dan
menyajikan data secara naratif berdasarkan manajemen kebidanan Varney dalam
bentuk SOAP dan dianalisa tentang kesenjangan yang didapatkan dengan teori
yang relavan.
97
98
I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung
dengan manusia, segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2014,hal. 86).
Adapun etika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati
hak pasien.
2. Tanpa Nama (Anonim)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidential)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti.
Peneliti memberikan informed consent di mana Ny. K sebagai subjek
penelitian menyetujui tindakan yang akan dilakukan, pada pencatatan data
98
99
peneliti hanya memberikan kode pada subjek penelitian yaitu Ny. K dan peneliti
menjaga kerahasiaan identitas dan masalah-masalah yang bersifat pribadi pada
Ny. K
99