Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis/ Desain/ Rancangan Penelitian


Jenis atau rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Ariani (2014, hal. 60)
penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam
masyarakat tanpa mencari hubungan antar variabel.
Penelitian deskriptif kualitatif digunakan apabila peneliti menyajikan hasil
penelitiannya berupa kata-kata bukan angka. Data kualitatif merupakan
kenyataan yang menunjukkan sifat-sifat objek yang tidak memungkinkan secara
langsung dapat diubah menjadi angka, sehingga dapat menggunakan pendekatan
dalam bentuk kategori (Ariani, 2014, hal. 60).
Studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan
batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan
berbagai sumber informasi (Nasir, dkk, 2014, hal. 75).
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus kepada Ny. K
G1P0A0 hamil 33 minggu di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya tahun 2022
meliputi kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir, neonatus, nifas dan keluarga
berencana.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis mengaplikasikannya pada studi
kasus asuhan kebidanan komprehensif yaitu dengan mengumpulkan data dari
klien kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk mengidentifikasi diagnosa

89
90

sehingga dapat diberikan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan dan bayi baru
lahir, neonatus, nifas dan KB yang tepat. Kemudian data-data tersebut akan
didokumentasikan dengan menggunakan metode SOAP.

B. Kerangka Opersional
Kerangka operasional merupakan kerangka pikir mengenai hubungan
antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian atau hubungan antar konsep
dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti (Nasir, dkk, 2014 hal. 120).
Kerangka operasional pada studi kasus ini akan menjelaskan mengenai
asuhan kebidanan komprehensif dengan menggunakan manajemen asuhan
kebidanan agar tercapainya hasil yang diharapkan. Kerangka operasional dapat
digambarkan sebagai berikut:

Input Proses Output

Asuhan Kebidanan Kehamilan Kehamilan fisiologis,


Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL Persalinan bersih dan
Ny. K Asuhan Neonatus aman dan BBL
hamil 33 Asuhan Kebidanan Nifas fisiologis, Neonatus
minggu Asuhan Keluarga Berencana fisiologis, Nifas
fisiologis secara Continuity of Care fisiologis dan menjadi
dengan pendekatan Manajemen
akseptor KB sesuai
Kebidanan dan Pendokumentasian
Metode SOAP
kondisi ibu

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

Berdasarkan gambar 3.1 diatas alur Asuhan Kebidanan Komprehensif


sebagai input atau masukan adalah Ny. K hamil 33 minggu fisiologis sebagai
prosesnya yaitu melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan, Asuhan
Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir, Asuhan Neonatus, Asuhan
Kebidanan Nifas, dan Asuhan Keluarga Berencana secara komprehensif

90
91

dengan pendekatan Manajemen Kebidanan dan Pendokumentasian metode


SOAP. Sebagai outputnya adalah Hamil Fisiologis, Bersalin Fisiologis, Bayi
Baru Lahir Fisiologis, Neonatus Fisiologis, Nifas Fisiologis, dan menjadi
Akseptor KB.

C. Subjek Penelitian dan Kriteria Subjek


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sangat sentral
karena pada subjek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada
dan diamati oleh peneliti (Arikunto, 2010, hal 90). Teknik pengambilan
sampel secara purposive sampling berdasarkan penilaian (judgement) peneliti
mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk
dijadikan sampel (Nasir, dkk, 2014, hal.227).
Subjek pada studi kasus ini adalah Ny. K G1P0A0 hamil 33 minggu di
wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya.
2. Kriteria Subjek
Kriteria subjek merupakan kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi
setiap anggota populasi yang dapat diambil sabagai sampel (Notoadmodjo,
2014, hal. 130). Kriteria subjek adalah ibu hamil fisiologis dengan usia
kehamilan minimal 32-35 minggu, usia >20 tahun dan <35 tahun, jarak
persalinan terakhir dengan kehamilan sekarang lebih dari 2 tahun, anak
kurang dari 4, tinggi badan >145 cm, LILA ≥23,5 cm, tanpa adanya risiko
tinggi dan riwayat penyakit serius yang pernah maupun sedang diderita
(Meilani, dkk, 2013, hal. 99).
Kriteria subjek yang diambil penulis dalam penelitian ini adalah Ny. K
yang memiliki kriteria usia 22 tahun G 1P0A0 hamil 33 minggu, tinggi badan
156 cm, BB 56 kg, LILA 24 cm, dan tidak memiliki riwayat penyakit
menurun seperti DM, hipertensi, jantung, dan penyakit menular seperti TBC
atau IMS.

91
92

D. Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel
Menurut Hidayat (2014, hal. 80), variabel adalah sebuah konsep yang
dapat dibedakan menjadi dua yakni bersifat kuantitatif dan kualitatif sebagai
contoh variabel kuantitatif adalah variable berat badan, umur, tinggi badan.
Sementara variabel kualitatif di antaranya persepsi, respon, sikap dan lain-
lain.
Variabel merupakan karakteristik subjek penelitian yang berubah dari
satu subjek ke subjek lainnya.
Variabel (fokus studi kasus) dalam penelitian ini adalah asuhan
kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir,
asuhan neonatus, asuhan kebidanan nifas dan asuhan keluarga berencana.
2. Definisi Operasional
Definisi operasinonal adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2014, hal. 81).
Tabel 3.1Variabel dan Definisi Operasional
Variabel Penelitian Definisi Operasional
Asuhan Kebidanan Pelayanan kesehatan pada masa kehamilan yang diberikan pada
Kehamilan Ny. K sejak usia kehamilan 33 minggu sampai masa sebelum
Trimester III persalinan untuk mendeteksi, memonitor kesehatan ibu dan
menangani secara dini keluhan yang terjadi pada saat kehamilan
agar kehamilan tetap fisiologis.

92
93

Asuhan Kebidanan Pelayanan kesehatan pada masa persalinan dan bayi baru lahir
Persalinan dan yang diberikan pada ibu bersalin sejak kala I sampai dengan kala
Bayi Baru Lahir IV agar persalinan bersih dan aman dan Bayi Baru Lahir sampai 2
jam setelah bayi lahir sesuai standar asuhan persalinan normal
yang telah ditetapkan.
Asuhan Neonatus Pelayanan kesehatan pada masa neonatus yang diberikan pada
neonatus sejak 2 jam setelah bayi lahir sampai 28 hari, dengan
melakukan KN1, KN2 dan KN3 untuk memastikan neonatus
dalam keadaan sehat dan normal serta mencegah infeksi.
Asuhan Kebidanan Pelayanan kesehatan pada masa nifas yang diberikan pada ibu
Nifas nifas sejak 6 jam postpartum sampai dengan 6 minggu pasca
persalinan dengan melakukan KF1 (6-48 jam setelah persalinan),
KF2 (3-7 hari setelah persalinan), KF3 (8-28 hari setelah
persalinan)dan KF4 (29-42 hari setelah persalinan) untuk
mencegah masalah, memenuhi kebutuhan dan menangani secara
dini kegawatdaruratan serta pemulihan alat kandungan seperti
sebelum kehamilan.
Asuhan Keluarga Pelayanan kesehatan keluarga berencana yang diberikan pada ibu
Berencana pasca persalinan tujuannya untuk memberikan konseling secara
dini mengenai metode kontrasepsi pasca salin serta memfasilitasi
ibu dalam memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan ibu.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk
memperoleh, mengelola, dan mengintepretasikan informasi daripada responden
yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama (Nasir, dkk, 2014, hal. 249).
Instrumen yang digunakan selama melakukan penelitian ini adalah:
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan : Format pengkajian dan buku KIA (terlampir).
2. Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL : Format pengkajian (terlampir) dan
partograf.

93
94

3. Asuhan Neonatus : Format pengkajian (terlampir).


4. Asuhan Kebidanan Nifas : Format pengkajian dan buku KIA (terlampir).
5. Asuhan Keluarga Berencana : Format pengkajian (terlampir).

F. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian dilakukan
(Notoatmodjo, 2014, hal. 86). Studi kasus ini dilakukan di 2 tempat yaitu
PMB R dan rumah Ny.K di wilayah kerja Puskesmas Kuin Raya.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang dibutuhkan dari mulai menyusun
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian
(Notoatmodjo, 2014, hal. 88). Studi kasus ini dilakukan mulai bulan
November 2021 sampai Januari 2022. Jadwal kegiatan Proposal Laporan
Tugas Akhir (terlampir).

G. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dapat diperoleh dari data primer dan data
sekunder yaitu:
1. Data Primer
Data primer disebut juga data tangan pertama. Data primer diperoleh
langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
dicari. (Saryono, 2011. Hal 77).
Data primer pada studi kasus ini didapat langsung dari Ny. K melalui
wawancara, observasi dan pemeriksaan.
a. Wawancara

94
95

Pengumpulan data dengan metode wawancara dilakukan melalui


tanya jawab (dialog) langsung antara pewawancara dengan responden.
Untuk memudahkan jalannya wawancara perlu adanya pedoman
wawancara, sehingga pewawancara dapat berfikir cepat, sistematis,
holistik dan mengurangi rasa cemas (grogi). (Saryono, 2011. Hal 79)
Wawancara (anamnesa) dilakukan dengan menggunakan panduan
format pengkajian yang sudah ditentukan, wawancara (anamnesa) yang
dilakukan pada Ny. K adalah untuk mendapatkan data atau informasi
mengenai permasalahan yang sedang dialami pasien dan untuk
mengetahui identitas, keluhan pasien, riwayat menstruasi, riwayat
perkawinan, riwayat KB, riwayat kehamilan, riwayat persalinan dan nifas
yang lalu, riwayat kehamilan sekarang, riwayat penyakit, riwayat
psikososial serta pengetahuan ibu mengenai ANC.
b. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Pengamatan dapat
dilakukan dengan seluruh alat indera, tidak terbatas hanya pada apa yang
dilihat. Observasi dapat dilakukan melalui penciuman, penglihatan,
pendengaran, peraba dan pengecap (Saryono, 2011, hal. 82).
Penulis melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar
observasi. Pada asuhan kebidanan kehamilan menggunakan lembar
pengkajian kehamilan dengan cara mengobservasi kesesuaian penambahan
tinggi fundus uteri dengan usia kehamilan, pada asuhan kebidanan
persalinan menggunakan lembar partograf yang digunakan untuk
memantau kemajuan persalinan, pada asuhan bayi baru lahir
menggunakan lembar pengkajian BBL dan mengobservasi keadaan bayi
pada menit pertama, kelima, dan kesepuluh, pada asuhan neonatus
menggunakan pengkajian pada buku KIA, pada asuhan kebidanan nifas
menggunakan format pengkajian nifas dan mengobservasi keadaan pasien

95
96

2 jam postpartum yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, involusi uteri,


kontraksi uterus, kandung kemih, perdarahan dan pada asuhan keluarga
berencana menggunakan format pengkajian keluarga berencana dan kartu
akseptor KB.

c. Pemeriksaan
Banyak jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan, seperti
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan kedokteran
khusus (Saryono, 2011, hal. 83).
Pemeriksaan fisik pada Ny. K bertujuan untuk mendapatkan data
objektif yaitu dengan menimbang berat badan, pemeriksaan tanda-tanda
vital, mengukur LILA. Melakukan pemeriksaan khusus kebidanan yaitu
inspeksi (untuk melihat keadaan pasien di antaranya, melihat
pembengkakan pada wajah dan ekstremitas, melihat konjungtiva anemis
atau tidak, melihat sklera ikterik atau tidak), palpasi (melakukan perabaan
untuk mengetahuiletak janin, mengukur fundus uteri, mengetahui bagian
terbawah janin,serta penurunan kepala), auskultasi (mendengarkan detak
jantung janin), dan melakukan perkusi (untuk memeriksa ketuk ginjal dan
reflek patella). Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan Hb, albumin
dan reduksi urin. Pemeriksaan VT (untuk mengetahui kemajuan
persalinan), perabaan uterus dengan menggunakan prasat pelepasan insersi
plasenta (untuk mengetahui plasenta sudah lepas atau belum),
pemeriksaan TFU (untuk mengetahui kontraksi dan involusi uteri),
pemeriksaan laserasi (untuk mengevaluasi ada atau tidaknya robekan jalan
lahir), pemeriksaan antropometri (untuk memeriksa BBL yaitu lingkar
kepala, lingkar dada, lingkar perut, panjang badan dan berat badan).
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Biasanya berupa

96
97

data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Keuntungan data
sekunder adalah efisiensi tinggi, dengan kelemahan: kurang sehat (Saryono,
2011, hal. 77).
Penulis memperoleh data sekunder pada studi kasus ini melalui catatan
asuhan kebidanan Ny. K dibuku KIA dan buku register ibu hamil.
H. Metode Pengolahan Data
Menurut Nasir, dkk (2014, hal. 82) pengolahan data kualitatif dengan
menggunakan pendekatan studi kasus sebagai berikut:
1. Mengorganisir informasi
2. Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode
3. Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan konteksnya
4. Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara beberapa kategori
5. Melakukan interpretasi data dan didapatkan diagnosa selanjutnya peneliti
membuat penatalaksanaan untuk diagnosa yang telah didapatkan
6. Menyajikan secara naratif
Studi kasus ini peneliti mengorganisir data-data yang didapatkan dari data
primer (langsung) yang berupa keluhan dari Ny. K, hasil pemeriksaan fisik
umum dan khusus kebidanan serta pemeriksaan penunjang dan data sekunder
(tidak langsung) berupa data yang didapat dari buku KIA, membaca semua data
yang telah didapatkan dari hasil pemeriksaan kemudian dikelompokkan dan
memberi kode S untuk data subjektif dan kode O untuk data objektif. Membuat
uraian tentang data yang telah dikelompokan dari pengkajian sebelumnya
kemudian dianalisis dengan menggunakan tinjauan kepustakaan, menetapkan
hubungan antara data subjektif dan data objektif sehingga didapatkan masalah
kemudian menegakan diagnosa, selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dari
kasus baik untuk peneliti maupun penerapannya pada kasus yang lain dan
menyajikan data secara naratif berdasarkan manajemen kebidanan Varney dalam
bentuk SOAP dan dianalisa tentang kesenjangan yang didapatkan dengan teori
yang relavan.

97
98

I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung
dengan manusia, segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2014,hal. 86).
Adapun etika dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent diberikan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan informed consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati
hak pasien.
2. Tanpa Nama (Anonim)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (Confidential)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti.
Peneliti memberikan informed consent di mana Ny. K sebagai subjek
penelitian menyetujui tindakan yang akan dilakukan, pada pencatatan data

98
99

peneliti hanya memberikan kode pada subjek penelitian yaitu Ny. K dan peneliti
menjaga kerahasiaan identitas dan masalah-masalah yang bersifat pribadi pada
Ny. K

99

Anda mungkin juga menyukai