Anda di halaman 1dari 2

PENGGUNAAN FORMULA SBAR DALAM

SERAH TERIMA PASIEN DAN KOMUNIKASI VERBAL

HALAMAN :
NO. DOKUMEN : NO. REVISI :
1/2
DITETAPKAN OLEH :
STANDAR PROSEDUR DIREKTUR ,
TANGGAL TERBIT :
OPERASIONAL
05 JUNI 2018
(SPO)

PENGERTIAN : Formula SBAR merupakan metode komunikasi lisan medis


yang disusun secara sistematis dengan komponen –
komponen sebagai berikut :
S : Situation/ Situasi : kondisi terkini yang terjadi pada
pasien.
B : Background/ Latar Belakang : informasi penting apa
yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
A : Assesment/ Penilaian : hasil pengkajian kondisi
pasien terkini .
R : Recommendation/ Rekomendasi : apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah.

TUJUAN : Melakukan komunikasi antar perawat-perawat, perawat-


dokter, dokter-dokter secara efektif dan jelas hingga tidak
terjadi kesalahan informasi, pemahaman, dan instruksi.

KEBIJAKAN : Keputusan Direktur RSUD Otanaha Nomor :


445/RSUD.O/ /V/2018 tentang Penerapan Sasaran
Keselamatan Pasien RSUD Otanaha.

PROSEDUR : Persiapan Alat


1. Rekam medis pasien lengkap dengan lembar follow-up
terintegrasi.
2. Buku laporan serah terima pasien (lembar SBAR)
3. Alat tulis menulis.

Pelaksanaan
1. Pemberi laporan adalah petugas yang bertanggung
jawab terhadap pasien sebelumnya (petugas jaga yang
akan digantikan, dokter jaga yang akan digantikan,
pengantar pasien ke ruang perawatan lain, dll).
2. Penerima laporan adalah petugas yang kemudian
bertanggungjawab terhadap pasien (petugas jaga yang
akan menggantikan, dokter jaga yang akan
menggantikan, penerima pasien diruang perawatan, dll).
3. Pelajari identitas pasien dari rekam medis pasien.
4. Susun format laporan dengan formula SBAR untuk tiap
pasien.
PENGGUNAAN FORMULA SBAR DALAM
SERAH TERIMA PASIEN DAN KOMUNIKASI VERBAL

HALAMAN :
NO. DOKUMEN : NO. REVISI :
2/2
PROSEDUR : 5. Pemberi laporan memberikan laporan dengan formula
SBAR, misalnya :
S : Tn. Ari Gunadi, 48 tahun, mengalami nyeri kepala
hebat sejak 2 jam lalu.
B : Pasien MRS 2 hari yang lalu dengan diagnosis kerja
perdarahan subaraknoid.
A : Nyeri kepala hebat sudah pernah dialami pasien saat
MRS. Nyeri mereda dengan pemberian tramadol
intravena namun kemarin sudah dihentikan. Tanda-
tanda vital normal. Saturasi oksigen 98% dengan
oksigen nasal kanul 2 liter/menit. Posisi kepala sudah
ditinggikan 30ᴼ dan diberikan paracetamol namun
nyeri menetap.
R : Menurut saya, perlu dilaporkan ke dokter untuk
pemberian analgetik kuat CT scan control.

S : Ny. Ani Lombok, 65 tahun, dengan hemiparesis


kanan.
B : Pasien MRS 2 hari yang lalu dengan diagnosis kerja
stroke iskemik.
A : Tidak ada perburukan klinis. GCS 15. Tekanan Darah
160/100 mmHg, belum ada rencana menurunkan
tekanan darah.
R : terapi pasien dilanjutkan sesuai rekam medis,
siapkan pasien untuk pemeriksaan laboratorium.
Puasakan pasien jam 12 malam ini, hubungi ulang
petugas laboratorium untuk jadwal pengambilan darah
besok pagi.
6. Penerima laporan mendengarkan laporan dan
menanyakan informasi lain yang ingin ditanyakan.

UNIT TERKAIT : 1. Bagian Rekam Medis


2. Unit-unit Perawatan Rawat Inap
3. Unit Gawat Darurat
4. Intensive Care Unit
5. Neonatus Intensive Care Unit

Anda mungkin juga menyukai