Anda di halaman 1dari 17

BLOK SISTEM REPRODUKSI

MODUL 1
“TIDAK HAID”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK III

TUTOR : dr. Ichsanto Permadi


19777020 Titan Linggastiwi
19777022 Muhammad Arya Alfath
19777024 La Ode Ananda Wiratama Wisesha
19777026 Faizah Nur Rizqiyani
19777028 Anggi Fitriani
19777030 Syila Fadhillah Basalamah
19777032 Annazwa Farahdilla
19777034 Sri Rahayu Oktafiana ST
19777036 Agnes Priskila Balebu
19777038 Fiqih Fadly

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Skenario

Ny. Ani, 25 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan tidak haid sampai 4 bulan. Riwayat
menarke 13 tahun dam memiliki siklus haid 29-31 hari

B. Kata Sulit
1. Menarke
C. Kalimat Kunci
1. Ny. Ani 25th
2. Dating ke poliklinik dengan keluhan tidak haid 4 bulan
3. Riwayat menarke 13th
4. Memiliki siklus haid 29-30 hari

D. Rumusan masalah
1. Jelaskan anatomi genitalia perempuan !
2. Jelaskan fisiologi haid normal ( termasuk organ dan hormone ) !
3. Jelaskan kelainan/keadaan yang menyebabkan seorang wanita tidak haid !
4. Sebutkan defferntian diagnosis yang memiliki gejala yang sama dengan scenario
5. Penatalaksanaan pada penderita amenore ?
6. Jelaskan Langkah diagnosis dari kasus skenario
BAB II
PEMBAHASAN

1. Jelaskan anatomi genitalia perempuan


Anatomi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu: alat reproduksi
wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi wanita
bagian luar yang terletak di perineum.
Alat genitalia wanita bagian luar
a. Mons veneris / Mons pubis Disebut juga gunung venus merupakan bagian yang
menonjol di bagian depan simfisis terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan
ikat setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga. Mons pubis
mengandung banyak kelenjar sebasea (minyak) berfungsi sebagai bantal pada
waktu melakukan hubungan seks.
b. Bibir besar (Labia mayora) Merupakan kelanjutan dari mons veneris berbentuk
lonjong, panjang labia mayora 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan agak meruncing pada
ujung bawah. Kedua bibir ini dibagian bawah bertemu membentuk perineum,
permukaan terdiri dari: 1) Bagian luar Tertutup oleh rambut yang merupakan
kelanjutan dari rambut pada mons veneris. 2) Bagian dalam Tanpa rambut
merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak).
c. Bibir kecil (labia minora) Merupakan lipatan kulit yang panjang, sempit, terletak
dibagian dalam bibir besar (labia mayora) tanpa rambut yang memanjang kea rah
bawah klitoris dan menyatu dengan fourchette, semantara bagian lateral dan7
anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia minora
sama dengan mukosa vagina yaitu merah muda dan basah.
d. Klitoris Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil, dan
letaknya dekat ujung superior vulva. Organ ini mengandung banyak pembuluh
darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitive analog dengan penis laki-
laki. Fungsi utama klitoris adalah menstimulasi dan meningkatkan ketegangan
seksual.
e. Vestibulum Merupakan alat reproduksi bagian luar yang berbentuk seperti perahu
atau lonjong, terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum
terdiri dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina.
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh bahan
kimia, panas, dan friksi.
f. Perinium Merupakan daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perinium membentuk dasar badan perinium.
g. Kelenjar Bartholin Kelenjar penting di daerah vulva dan vagina yang bersifat
rapuh dan mudah robek. Pada saat hubungan seks pengeluaran lendir meningkat.
h. Himen (Selaput dara) Merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina bersifat
rapuh dan mudah robek, himen ini berlubang sehingga menjadi saluran dari lendir
yang di keluarkan uterus dan darah saat menstruasi.
i. Fourchette Merupakan lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, terletak
pada pertemuan ujung bawah labia mayoradan labia minora. Di garis tengah
berada di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan kecil dan fosa navikularis
terletak di antara fourchette dan himen.

Alat genitalia wanita bagian dalam

a. Vagina Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang
dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11
cm. Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina
merupakan saluran muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan
muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan. Pada dinding vagina
terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan terutama di bagian bawah.
Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian servik
yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri membagi puncak
vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik
sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam
susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan
darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di10 pelvis
minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk
simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian
yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal
tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri
dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang,
dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya
berhubungan dengan kandung kemih. Untuk mempertahankan posisinya uterus
disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus
tergantung dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara
6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu
peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
1) Peritoneum
a) Meliputi dinding rahim bagian luar
b) Menutupi bagian luar uterus
c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
d) pembuluh darah limfe dan urat saraf
e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2) Lapisan otot
a) Lapisan luar: seperti “Kap”melengkung dari fundus uteri menuju
ligamentum11
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri
internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut membentuk
lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian
perdarahan dapat terhenti.
3) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum
yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput
lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan. 4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus
otot-otot dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah ligamentum
latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum infindibulo pelvikum
(suspensorium ovarii) ligamentum kardinale machenrod, ligamentum sacro
uterinum dan ligamentum uterinum.
a) Ligamentum latum merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus
meluas sampai ke dinding panggul Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat
longgar dan mengandung pembuluh darah limfe dan ureter Ligamentum latum
seolah-olah tergantung pada tuba fallopi Ligamentum rotundum (teres uteri)
Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis dan mencapai
labia mayus Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat Fungsinya menahan uterus
dalam posisi antefleksi
b) Ligamentum infundibulo pelvikum Terbentang dari infundibulum dan
ovarium menuju dinding panggul Menggantung uterus ke dinding panggul Antara
tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium
c) Ligamentum kardinale machenrod Dari serviks setinggi osteum uteri
internum menuju panggul Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
d) Ligamentum sacro uterinum13 Merupakan penebalan dari ligamentum
kardinale machenrod menuju os sacrum
e) Ligamentum vesika uterinum Dari uterus menuju ke kandung kemih
Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan Pembuluh darah uterus Arteri
uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding lateral dan
memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk
arteri spinalis uteri Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah
pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika. Susunan
saraf uterus Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf
simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak
pada pertemuan ligamentum sakro uterinum.
c. Tuba Fallopi Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai
rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai
dari osteum tubae internum pada dinding rahim.14 Panjang tuba fallopi 12cm
diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta
mukosa dengan epitel bersilia. Tuba fallopi terdiri atas :
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum
internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian
yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut
fimbriae tubae. Fungsi tuba fallopi : 1) Sebagai jalan transportasi ovum dari
ovarium sampai kavum uteri. 2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat
ovulasi. 3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi. 4) Tempat
terjadinya konsepsi. 5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
d. Ovarium Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid.15 Letak: Ovarium ke
arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada
ligamentum latum melalui mesovarium.
Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii a) Mengandung folikel primordial b) Berbagai fase
pertumbuhan folikel menuju folikel de graff c) Terdapat corpus luteum dan
albikantes
2) Medula ovarii a) Terdapat pembuluh darah dan limfe b) Terdapat serat saraf
e. Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar ligamentum
latum. Batasan parametrium
1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii

2. Jelaskan fisiologi haid normal ( termasuk organ dan hormone )

A. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh
karena tidak adanya pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap wanita
berbeda-beda, bisa terjadi antara 23-35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi adalah
28 hari.
Fase-fase dalam Siklus Menstruasi

 Fase Pertama - Menstruasi


Fase dalam siklus menstruasi yang pertama biasanya terjadi selama 3-7 hari. Pada
masa ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah
yang keluar selama masa menstruasi berkisar antara 30-40 ml pada tiap siklus.

Pada hari pertama hingga hari ke-3, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak.
Pada saat ini, biasanya wanita akan merasakan nyeri atau kram pada bagian panggul,
kaki, dan punggung.

Nyeri pada bagian perut yang juga kerap dirasakan pada hari-hari pertama menstruasi
dipicu karena adanya kontraksi dalam rahim. Kontraksi otot rahim ini terjadi karena
adanya peningkatan hormon prostaglandin selama menstruasi terjadi.

Adapun kontraksi yang kuat dalam rahim dapat menyebabkan suplai oksigen ke
rahim tidak berjalan dengan lancar. Karena kekurangan asupan oksigen inilah, kram
atau nyeri perut dirasakan selama menstruasi. Meski menyebabkan rasa sakit,
kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebetulnya berfungsi membantu mendorong
dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.

Luruhnya lapisan dinding rahim ini juga disebabkan oleh penurunan kadar estrogen
dan progesteron. Pada saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH) mulai
sedikit meningkat dan memancing perkembangan 5-20 folikel (kantong yang berisi
indung telur) di dalam ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang, hanya ada
satu folikel yang terus berkembang akan memproduksi estrogen. Selama masa
menstruasi inilah hormon estrogen akan berada pada tingkatan yang rendah. Maka
tak heran jika secara emosional lebih mudah untuk marah ataupun tersinggung
selama masa menstruasi.

 Fase Kedua – Pra ovulasi dan Ovulasi


Pada fase pra ovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal
kembali. Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis, sehingga sperma dapat
melewati lapisan ini dengan mudah dan bisa bertahan kurang lebih selama 3-5 hari.
Proses penebalan rahim dipicu oleh peningkatan hormon. masa ovulasi tiap wanita
tidaklah sama, tergantung kepada siklus menstruasi masing-masing dan beberapa
faktor, seperti penurunan berat badan, stress, sakit, diet dan olahraga.

 Fase Ketiga – Pra Menstruasi


Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel yang
telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum
kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin
tebal.

Jika tidak terjadi pembuahan, maka mulai merasakan gejala pramenstruasi (PMS),


seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri
pada payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung. Selain gejala tersebut, korpus
luteum akan mengalami degenerasi dan berhenti memproduksi progesteron. Jika
tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron dan estrogen akan menurun, lapisan
dinding rahim juga akan luruh hingga menjadi darah menstruasi. Terkadang, bisa
muncul gejala keputihan sebelum haid akibat perubahan hormon menjelang
menstruasi.

B. Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh lima
hormon di dalam tubuh. Hormon yang dimaksud antara lain:
 Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh, terutama
pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon estrogen juga berperan pada
perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam pembentukan
kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.

 Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan
menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium
dan berperan dalam penebalan dinding rahim.
 Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone-GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh
untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.

 Hormon Pelutein (Luteinizing hormone-LH)


Sel telur dan proses ovulasi dihasilkan oleh ovarium berkat rangsangan dari hormon
ini.
 Hormon perangsang folikel (Follicle stimulating hormone-FSH)
Hormon ini berfungsi membantu sel telur di dalam ovarium matang dan siap untuk
dilepaskan. Hormon ini diproduksi di kelenjar pituitari pada bagian bawah otak.
3. Jelaskan kelainan/keadaan yang menyebabkan seorang wanita tidak haid

Gangguan pada uterus

Sindrom Asherman

Pada sindrom Asherman, amenore sekunder terjadi setelah kerusakan endometrium.


Umumnya hal ini disebabkan kuretase berlebihan yang kemudian menghasilkan
jaringan parut intrauterin
Gangguan pada ovarium

Tumor ovarium

Amenorea yang terjadi dapat disebab- kan oleh tumor ovarium yang tidak memroduksi
hormon maupun oleh tumor ovarium yang memroduksi hormon. Tumor ovarium yang
tidak memroduksi hormon akan merusak seluruh jaringan ovarium. Hormon yang
diproduksi oleh tumor ovarium ada androgen dan estrogen. Androgen yang tinggi
menekan sekresi gonadotropin, sehingga menyebabkan amenorea

Gangguan pada hipofisis anterior

Sindrom Sheehan

Penyebab terbanyak amenorea karena gangguan di hipofisis ialah sindrom Sheehan


yang terjadi akibat adanya iskemik atau nekrosis adenohipofisis. Kelainan ini sering
dijumpai pada postpartum dengan perdarahan banyak.

Gangguan pada sistem saraf pusat

Amenore hipotalamik

Gangguan hipotalamus didiagnosis dengan menyingkirkan lesi hipofisis. Gangguan ini


sering berhubungan dengan keadaan yang penuh dengan tekanan. Penyebab fungsional
yang paling sering ditemukan berupa gangguan psikis. Gangguan fungsional seperti ini
paling banyak dijumpai pada wanita pengungsi, dipenjara, sering mengalami stres, atau
hidup dalam ketakutan. Pasien dengn amenore hipotalamik (hipogonadotropin
hipogonadisme) memiliki defisiensi dari sekresi pulsatil GnRH.

Anoreksia nervosa dan Bulimia

Wanita yang mengalami gangguan pola makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia
dapat menyebabkan gangguan psikis, dan neurotik, sehingga dapat terjadi kerusakan
organ (atrofi). Bila kerusakan tersebut mengenai hipotalamus, maka dengan sendirinya
hipotalamus tidak dapat lagi memroduksi GnRH. Pengeluaran FSH dan LH dari
hipofisis pun berhenti. Akibatmya pematangan folikel dan ovulasi di ovarium tidak
terjadi.
4. Sebutkan defferential diagnosis yang memiliki gejala yang sama dengan scenario

Amenore
Pada dasarnya amenore diklasifikasikan menjadi 2 jenis yang ditentukan oleh patogenesis. 
Amenore primer adalah tidak adanya awal menstruasi, dan amenore sekunder adalah tidak
adanya menstruasi pada wanita yang sebelumnya menstruasi normal.
Etiologi :
Penyebab amenore primer
 Kehamilan
 Hipogonadtrofikipogonadisme:
 Lesi endokrin
 Kelainan bawaan
 Tumor
Penyebab amenore sekunder
 Penurunan berat badan
 Ovulasi kronis
 Tumor hipofisis
 Sindrom Cushing
 Tumor ovarium
Patofisiologi :
Tidak adanya menstruasi pada wanita usia subur berkaitan dengan gangguan hormonal
normal, mekanisme fisiologis atau kelainan anatomi wanita. Mekanisme fisiologis normal
bekerja dengan menyeimbangkan hormon dan memberikan umpan balik antara hipotalamus,
hipofisis, ovarium, dan rahim.
Selama siklus menstruasi wanita normal, hormon pelepas gonadotropin (GnRH)
dilepaskan dari hipotalamus, dan bekerja di hipofisis untuk melepaskan hormon perangsang
folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) dan 2 hormon ini dari hipofisis bekerja pada ovarium
dan ovarium akhirnya membuat estrogen dan progesteron bekerja pada rahim untuk
melaksanakan fase folikuler dan sekretorik dari siklus menstruasi. Setiap cacat pada tingkat apa
pun dari fisiologi normal wanita ini dapat menyebabkan amenore.
Di sisi lain, penyimpangan dari anatomi normal alat reproduksi wanita juga dapat
menyebabkan amenore.

Perawatan / Manajemen :
Pengobatan terutama tergantung pada penyebab amenore. Jika penyebab amenore adalah
kekurangan estrogen, estrogen dapat diberikan. Jika amenore disebabkan oleh malnutrisi,
rencana diet yang tepat dapat menyembuhkan pasien dengan sukses. Untuk anoreksia nervosa
dan amenore akibat stres, terapi perilaku kognitif dan SSRI dapat membantu. Obat agonis
dopamin seperti cabergoline dapat mengobati prolaktinoma, dan jika berukuran besar,
pembedahan dapat memberikan penyembuhan penuh. Prosedur pembedahan yang tepat dapat
mengobati penyebab anatomi amenore. PCOS dapat ditangani dengan kontrasepsi oral
kombinasi dan metformin. SSRI dapat mengobati amenore hipotalamus yang diinduksi stres.
Ada bukti bagus bahwa pasien dengan ketidakteraturan menstruasi berisiko tinggi mengalami
patah tulang dan karenanya pencegahan osteoporosis harus menjadi langkah berikutnya. Pasien
harus diberikan suplemen vitamin D dan kalsium.

Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang natural bai perempuan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin dengan rentan waktu 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari). Proses kehamilan
yaitu,Pembuahan ovum setelah seorang pria mengejakulasikan semen ke dalam vaguna pada saat
berhubungan seksual, dalam waktu 5-10 menit beberapa sperma dari vagina akan dihantarkan ke
atas melalui uterus dan tuba fallopi, ke ampulla tuba fallopi di dekat tuba yang berujung
ovarium. Penghantaran sperma tersebut dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba fallopi yang
durangsang prostaglandin dan cairan semen pria,dan juga oksitosin yang dilepas oleh hipofisis
posterior. Hanya beberapa ribu dari sekian milyar sperma yang akan berhasil mencapai tiap
ampul. Sebelum sperma dapat memasuki ovum, sperma terlebih dahulu harus menembus
berlapis-lapis sel granulosa yang melekat disisi luar ovum (korona radiata),setelah berikatan
selanjutnya akan menembus zona pelusida yang mengelilingi ovum. Setelah sperma masuk
kedalam ovum maka terjadi stadium perkembangan oosit sekunder. Oosit akan membelah
kembali untuk membentuk ovum matang ditambah pengeluatan badan polar kedua. Ovum yang
matang itu membawa nukleus yang mengandung 23 kromosom, salah satu kromosom tadalah
kromosom wanita yaitu kromosom y. pada saat bersamaan sperma yang mebuahi juga
berubah,kepala sperma akan membengkak untuk membentuk pronukleus pria 23 kromosom.
Kedua kromosom antara wanita dan pria berikatan sama-sama untuk membentuk komplemen
dengan 46 kromosom.

Penatalaksanaan

Memberikan suplemen tambahan :


- Berikan ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah berkurang, dan 400 ug
asam folat 1x/hari sesegera mungkin selama kehamilan
- Sumplementasi kalsium 1,5-2g/hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi ibu
hamil
- Berikan vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisasinya

Pemberian Selang waktu minimal

TT1 Sejak kunjungan pertama (sedini mungkin saat kehamilan)

TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilam)

TT3 6 bulan setelah TT2

TT4 1 tahun setelah TT3

TT5 1 tahun setelah TT4

Pencegahan

Edukasi kehamilan :
Antenetal care yaitu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil,
misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,psikologis,termaksud pertumbuhan
dan perkembangan janin serta persiapan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap
menghadapi peran baru sebagai orangtua. Anjuran pemeriksaan :
- Minimal 1x pada trimester ke-1 (kehamilan kurang 16 minggu)
- Minimal 1 x pada trimester ke-2 (kehamilan 24-28 minggu)
- Minimal 2x pada trimester ke 3 ( lebih dari 28 minggu – kelahiran)
Prognosis

 Kehamilan
Prognosis bayi dapat diketahui saat kehamilan dengan pemeriksaan rutin yang ada dan
ditawarkan intervensi yang dapat memperbaiki kehamilan.

5. Penatalaksanaan pada penderita amenore

Pengobatannya terutama tergantung pada penyebab amenore.

A. Terapi Non Farmakologi


Jika amenore disebabkan oleh malnutrisi, rencana diet yang tepat dapat menyembuhkan
pasien dengan sukses.
B. Terapi Farmakologi
 Sindrom ovarium polikistik diobati dengan penurunan berat badan, metformin untuk
resistensi insulin, dan kontrol siklus dengan kontrasepsi oral kombinasi atau
perlindungan endometrium dengan metode pengendalian kelahiran yang mengandung
progestin (injeksi depot medroksiprogesteron asetat, implan subkutan etonogestrel, atau
sistem intrauterin levonorgestrel).
 Kegagalan ovarium dapat diobati dengan penggantian hormon, tergantung pada usia
pasien, gejala, dan faktor risiko lainnya.Hipotiroidisme diobati dengan penggantian
tiroksin.
 Disfungsi hipotalamus-hipofisis dapat diobati dengan perubahan gaya hidup atau
dengan penggantian hormon.
 Hiperprolaktinemia diobati dengan bromocriptine, cabergoline, atau eksisi
prolaktinoma.
 Hipertiroidisme diobati dengan tioamida, ablasi, atau pembedahan.
 Sindrom Asherman diobati dengan lisis adhesi histeroskopi.
 Stenosis serviks diobati dengan dilatasi serviks.

6. Jelaskan Langkah diagnosis dari kasus pada scenario


 DIAGNOSIS
 ANAMNESIS
Tanyakan identitas pasien
Tanyakan keluhan utama
Tanyakan menarke pertama pasien
Tanyakan siklus haidnya
Tanyakan keluhan penyerta (mual,muntah)
Tanyakan konsumsi obat pasien
Tanyakan riwayat penyakit dan riwayat kecelakaan
Berhubungan seksual terakhir kapan
Sudah pernah dialami sebelumnya atau tidak
 PEMERIKSAAN FISIK
 TTV
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes kehamilan
pemeriksaan kadar FSH LH,E2, prolaktin serum
USG
DAFTAR PUSTAKA

1. Alba-Tercedor, J., Hunter, W. B., Cicero, J. & Brown, S. Micro-CT scanning of Asian citrus
psyllid, Diaphorina citri, anatomy and feeding. J. Citrus Pathol. 4, 1–2 (2017).
2. Fisiologi haid normal menurut Womens Health (2018). U.S. Department of Health &
Human Services. Menstrual Cycle.
3. Associations of Menstrual Cycle Length with Intake of Soy, Fat, and Dietary Fiber in
Japanese Women – https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16898860
4. Suparman, E. Amenorea sekunder: Tinjauan dan diagnosis. Bagian/SMF Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
5. Lord M, Sahni M. 2020. Secondary Amenorrhea. Treasure Island (FL): StatPearls; 2021
Jan-. NCBI
6. Nawaz G, Rogol AD. 2020. Amenorrhea. Treasure Island (FL): StatPearls; 2021 Jan-. NCBI
7. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitasi kesehatan dasar dan rujukan. 2013. Jakarta
8. Nawaz G, Rogol A.D. Amenore. 2020. NCBI

Anda mungkin juga menyukai