MODUL 1
“TIDAK HAID”
PENDAHULUAN
A. Skenario
Ny. Ani, 25 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan tidak haid sampai 4 bulan. Riwayat
menarke 13 tahun dam memiliki siklus haid 29-31 hari
B. Kata Sulit
1. Menarke
C. Kalimat Kunci
1. Ny. Ani 25th
2. Dating ke poliklinik dengan keluhan tidak haid 4 bulan
3. Riwayat menarke 13th
4. Memiliki siklus haid 29-30 hari
D. Rumusan masalah
1. Jelaskan anatomi genitalia perempuan !
2. Jelaskan fisiologi haid normal ( termasuk organ dan hormone ) !
3. Jelaskan kelainan/keadaan yang menyebabkan seorang wanita tidak haid !
4. Sebutkan defferntian diagnosis yang memiliki gejala yang sama dengan scenario
5. Penatalaksanaan pada penderita amenore ?
6. Jelaskan Langkah diagnosis dari kasus skenario
BAB II
PEMBAHASAN
a. Vagina Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas karena tonjolan serviks ke bagian atas vagina. Panjang
dinding anterior vagina hanya sekitar 9 cm, sedangkan panjang dinding posterior 11
cm. Vagina terletak di depan rectum dan di belakang kandung kemih. Vagina
merupakan saluran muskulomembraneus yang menghubungkan rahim dengan
vulva. Jaringan muskulusnya merupakan kelanjutan dari muskulus sfingter ani dan
muskulus levator ani oleh karena itu dapat dikendalikan. Pada dinding vagina
terdapat lipatan-lipatan melintang disebut rugae dan terutama di bagian bawah.
Pada puncak (ujung) vagina menonjol serviks pada bagian uterus. Bagian servik
yang menonjol ke dalam vagina di sebut portio. Portio uteri membagi puncak
vagina menjadi empat yaitu: fornik anterior, fornik posterior, fornik dekstra, fornik
sinistra. Sel dinding vagina mengandung banyak glikogen yang menghasilkan asam
susu dengan PH 4,5. Keasaman vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina yaitu sebagai saluran untuk mengeluarkan lendir uterus dan
darah menstruasi, alat hubungan seks dan jalan lahir pada waktu persalinan.
b. Uterus Merupakan jaringan otot yang kuat, berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung dan tampak seperti bola lampu / buah peer terbalik yang terletak di10 pelvis
minor di antara kandung kemih dan rectum. Uterus normal memiliki bentuk
simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian
yaitu: fundus uteri yaitu bagian corpus uteri yang terletak di atas kedua pangkal
tuba fallopi, corpus uteri merupakan bagian utama yang mengelilingi kavum uteri
dan berbentuk segitiga, dan seviks uteri yang berbentuk silinder. Dinding belakang,
dinding depan dan bagian atas tertutup peritoneum sedangkan bagian bawahnya
berhubungan dengan kandung kemih. Untuk mempertahankan posisinya uterus
disangga beberapa ligamentum, jaringan ikat dan peritoneum. Ukuran uterus
tergantung dari usia wanita, pada anak-anak ukuran uterus sekitar 2-3 cm, nullipara
6-8 cm, dan multipara 8-9 cm. Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan yaitu
peritoneum, miometrium / lapisan otot, dan endometrium.
1) Peritoneum
a) Meliputi dinding rahim bagian luar
b) Menutupi bagian luar uterus
c) Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan
d) pembuluh darah limfe dan urat saraf
e) Meliputi tuba dan mencapai dinding abdomen
2) Lapisan otot
a) Lapisan luar: seperti “Kap”melengkung dari fundus uteri menuju
ligamentum11
b) Lapisan dalam: berasal dari osteum tuba uteri sampai osteum uteri
internum
c) Lapisan tengah: terletak di antara kedua lapisan tersebut membentuk
lapisan tebal anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
dan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat dengan demikian
perdarahan dapat terhenti.
3) Semakin ke arah serviks otot rahim makin berkurang dan jaringan ikatnya
bertambah. Bagian rahim yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum
yang merupakan batas dan kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri menjadi selaput
lendir serviks) disebut istmus. Istmus uteri ini akan menjadi segmen bawah rahim
dan meregang saat persalinan. 4) Kedudukan uterus dalam tulang panggul
ditentukan oleh tonus otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus
otot-otot dasar panggul, ligamentum yang menyangga uterus adalah ligamentum
latum, ligamentum rotundum (teres uteri) ligamentum infindibulo pelvikum
(suspensorium ovarii) ligamentum kardinale machenrod, ligamentum sacro
uterinum dan ligamentum uterinum.
a) Ligamentum latum merupakan lipatan peritoneum kanan dan kiri uterus
meluas sampai ke dinding panggul Ruang antara kedua lipatan berisi jaringan ikat
longgar dan mengandung pembuluh darah limfe dan ureter Ligamentum latum
seolah-olah tergantung pada tuba fallopi Ligamentum rotundum (teres uteri)
Mulai sedikit kaudal dari insersi tuba menuju kanalis inguinalis dan mencapai
labia mayus Terdiri dari otot polos dan jaringan ikat Fungsinya menahan uterus
dalam posisi antefleksi
b) Ligamentum infundibulo pelvikum Terbentang dari infundibulum dan
ovarium menuju dinding panggul Menggantung uterus ke dinding panggul Antara
tuba fallopi dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium
c) Ligamentum kardinale machenrod Dari serviks setinggi osteum uteri
internum menuju panggul Menghalangi pergerakan uterus ke kanan dan ke kiri
Tempat masuknya pembuluh darah menuju uterus
d) Ligamentum sacro uterinum13 Merupakan penebalan dari ligamentum
kardinale machenrod menuju os sacrum
e) Ligamentum vesika uterinum Dari uterus menuju ke kandung kemih
Merupakan jaringan ikat yang agak longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil dan persalinan Pembuluh darah uterus Arteri
uterina asenden yang menuju corpus uteri sepanjang dinding lateral dan
memberikan cabangnya menuju uterus dan di dasar endometrium membentuk
arteri spinalis uteri Di bagian atas ada arteri ovarika untuk memberikan darah
pada tuba fallopi dan ovarium melalui ramus tubarius dan ramus ovarika. Susunan
saraf uterus Kontraksi otot rahim bersifat otonom dan dikendalikan oleh saraf
simpatis dan parasimpatis melalui ganglion servikalis fronkenhouser yang terletak
pada pertemuan ligamentum sakro uterinum.
c. Tuba Fallopi Tuba fallopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu
uterine hingga suatu tempat dekat ovarium dan merupakan jalan ovum mencapai
rongga uterus. terletak di tepi atas ligamentum latum berjalan ke arah lateral mulai
dari osteum tubae internum pada dinding rahim.14 Panjang tuba fallopi 12cm
diameter 3-8cm. Dinding tuba terdiri dari tiga lapisan yaitu serosa, muskular, serta
mukosa dengan epitel bersilia. Tuba fallopi terdiri atas :
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari osteum
internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan bagian
yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang disebut
fimbriae tubae. Fungsi tuba fallopi : 1) Sebagai jalan transportasi ovum dari
ovarium sampai kavum uteri. 2) Untuk menangkap ovum yang dilepaskan saat
ovulasi. 3) Sebagai saluran dari spermatozoa ovum dan hasil konsepsi. 4) Tempat
terjadinya konsepsi. 5) Tempat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi.
d. Ovarium Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi
ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid.15 Letak: Ovarium ke
arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada
ligamentum latum melalui mesovarium.
Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii a) Mengandung folikel primordial b) Berbagai fase
pertumbuhan folikel menuju folikel de graff c) Terdapat corpus luteum dan
albikantes
2) Medula ovarii a) Terdapat pembuluh darah dan limfe b) Terdapat serat saraf
e. Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar ligamentum
latum. Batasan parametrium
1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii
A. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh
karena tidak adanya pembuahan sel telur. Siklus menstruasi pada tiap wanita
berbeda-beda, bisa terjadi antara 23-35 hari, namun rata-rata siklus menstruasi adalah
28 hari.
Fase-fase dalam Siklus Menstruasi
Pada hari pertama hingga hari ke-3, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak.
Pada saat ini, biasanya wanita akan merasakan nyeri atau kram pada bagian panggul,
kaki, dan punggung.
Nyeri pada bagian perut yang juga kerap dirasakan pada hari-hari pertama menstruasi
dipicu karena adanya kontraksi dalam rahim. Kontraksi otot rahim ini terjadi karena
adanya peningkatan hormon prostaglandin selama menstruasi terjadi.
Adapun kontraksi yang kuat dalam rahim dapat menyebabkan suplai oksigen ke
rahim tidak berjalan dengan lancar. Karena kekurangan asupan oksigen inilah, kram
atau nyeri perut dirasakan selama menstruasi. Meski menyebabkan rasa sakit,
kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebetulnya berfungsi membantu mendorong
dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah menstruasi.
Luruhnya lapisan dinding rahim ini juga disebabkan oleh penurunan kadar estrogen
dan progesteron. Pada saat yang sama, hormon perangsang folikel (FSH) mulai
sedikit meningkat dan memancing perkembangan 5-20 folikel (kantong yang berisi
indung telur) di dalam ovarium. Dari beberapa folikel yang berkembang, hanya ada
satu folikel yang terus berkembang akan memproduksi estrogen. Selama masa
menstruasi inilah hormon estrogen akan berada pada tingkatan yang rendah. Maka
tak heran jika secara emosional lebih mudah untuk marah ataupun tersinggung
selama masa menstruasi.
B. Pada dasarnya, siklus menstruasi dibagi menjadi beberapa fase yang diatur oleh lima
hormon di dalam tubuh. Hormon yang dimaksud antara lain:
Estrogen
Hormon yang diproduksi pada ovarium ini sangat berperan di dalam tubuh, terutama
pada ovulasi dalam siklus reproduksi wanita. Hormon estrogen juga berperan pada
perubahan tubuh remaja dalam masa pubertas serta terlibat dalam pembentukan
kembali lapisan rahim setelah periode menstruasi.
Progesteron
Hormon ini bekerjasama dengan estrogen guna menjaga siklus reproduksi dan
menjaga kehamilan. Sama dengan estrogen, progesteron juga diproduksi di ovarium
dan berperan dalam penebalan dinding rahim.
Hormon pelepas gonadotropin (Gonadotrophin-releasing hormone-GnRh)
Diproduksi oleh otak, hormon ini membantu memberikan rangsangan pada tubuh
untuk menghasilkan hormon perangsang folikel dan hormon pelutein.
Sindrom Asherman
Tumor ovarium
Amenorea yang terjadi dapat disebab- kan oleh tumor ovarium yang tidak memroduksi
hormon maupun oleh tumor ovarium yang memroduksi hormon. Tumor ovarium yang
tidak memroduksi hormon akan merusak seluruh jaringan ovarium. Hormon yang
diproduksi oleh tumor ovarium ada androgen dan estrogen. Androgen yang tinggi
menekan sekresi gonadotropin, sehingga menyebabkan amenorea
Sindrom Sheehan
Amenore hipotalamik
Wanita yang mengalami gangguan pola makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia
dapat menyebabkan gangguan psikis, dan neurotik, sehingga dapat terjadi kerusakan
organ (atrofi). Bila kerusakan tersebut mengenai hipotalamus, maka dengan sendirinya
hipotalamus tidak dapat lagi memroduksi GnRH. Pengeluaran FSH dan LH dari
hipofisis pun berhenti. Akibatmya pematangan folikel dan ovulasi di ovarium tidak
terjadi.
4. Sebutkan defferential diagnosis yang memiliki gejala yang sama dengan scenario
Amenore
Pada dasarnya amenore diklasifikasikan menjadi 2 jenis yang ditentukan oleh patogenesis.
Amenore primer adalah tidak adanya awal menstruasi, dan amenore sekunder adalah tidak
adanya menstruasi pada wanita yang sebelumnya menstruasi normal.
Etiologi :
Penyebab amenore primer
Kehamilan
Hipogonadtrofikipogonadisme:
Lesi endokrin
Kelainan bawaan
Tumor
Penyebab amenore sekunder
Penurunan berat badan
Ovulasi kronis
Tumor hipofisis
Sindrom Cushing
Tumor ovarium
Patofisiologi :
Tidak adanya menstruasi pada wanita usia subur berkaitan dengan gangguan hormonal
normal, mekanisme fisiologis atau kelainan anatomi wanita. Mekanisme fisiologis normal
bekerja dengan menyeimbangkan hormon dan memberikan umpan balik antara hipotalamus,
hipofisis, ovarium, dan rahim.
Selama siklus menstruasi wanita normal, hormon pelepas gonadotropin (GnRH)
dilepaskan dari hipotalamus, dan bekerja di hipofisis untuk melepaskan hormon perangsang
folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) dan 2 hormon ini dari hipofisis bekerja pada ovarium
dan ovarium akhirnya membuat estrogen dan progesteron bekerja pada rahim untuk
melaksanakan fase folikuler dan sekretorik dari siklus menstruasi. Setiap cacat pada tingkat apa
pun dari fisiologi normal wanita ini dapat menyebabkan amenore.
Di sisi lain, penyimpangan dari anatomi normal alat reproduksi wanita juga dapat
menyebabkan amenore.
Perawatan / Manajemen :
Pengobatan terutama tergantung pada penyebab amenore. Jika penyebab amenore adalah
kekurangan estrogen, estrogen dapat diberikan. Jika amenore disebabkan oleh malnutrisi,
rencana diet yang tepat dapat menyembuhkan pasien dengan sukses. Untuk anoreksia nervosa
dan amenore akibat stres, terapi perilaku kognitif dan SSRI dapat membantu. Obat agonis
dopamin seperti cabergoline dapat mengobati prolaktinoma, dan jika berukuran besar,
pembedahan dapat memberikan penyembuhan penuh. Prosedur pembedahan yang tepat dapat
mengobati penyebab anatomi amenore. PCOS dapat ditangani dengan kontrasepsi oral
kombinasi dan metformin. SSRI dapat mengobati amenore hipotalamus yang diinduksi stres.
Ada bukti bagus bahwa pasien dengan ketidakteraturan menstruasi berisiko tinggi mengalami
patah tulang dan karenanya pencegahan osteoporosis harus menjadi langkah berikutnya. Pasien
harus diberikan suplemen vitamin D dan kalsium.
Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang natural bai perempuan dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya janin dengan rentan waktu 280 hari (40 minggu/9 bulan 7 hari). Proses kehamilan
yaitu,Pembuahan ovum setelah seorang pria mengejakulasikan semen ke dalam vaguna pada saat
berhubungan seksual, dalam waktu 5-10 menit beberapa sperma dari vagina akan dihantarkan ke
atas melalui uterus dan tuba fallopi, ke ampulla tuba fallopi di dekat tuba yang berujung
ovarium. Penghantaran sperma tersebut dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba fallopi yang
durangsang prostaglandin dan cairan semen pria,dan juga oksitosin yang dilepas oleh hipofisis
posterior. Hanya beberapa ribu dari sekian milyar sperma yang akan berhasil mencapai tiap
ampul. Sebelum sperma dapat memasuki ovum, sperma terlebih dahulu harus menembus
berlapis-lapis sel granulosa yang melekat disisi luar ovum (korona radiata),setelah berikatan
selanjutnya akan menembus zona pelusida yang mengelilingi ovum. Setelah sperma masuk
kedalam ovum maka terjadi stadium perkembangan oosit sekunder. Oosit akan membelah
kembali untuk membentuk ovum matang ditambah pengeluatan badan polar kedua. Ovum yang
matang itu membawa nukleus yang mengandung 23 kromosom, salah satu kromosom tadalah
kromosom wanita yaitu kromosom y. pada saat bersamaan sperma yang mebuahi juga
berubah,kepala sperma akan membengkak untuk membentuk pronukleus pria 23 kromosom.
Kedua kromosom antara wanita dan pria berikatan sama-sama untuk membentuk komplemen
dengan 46 kromosom.
Penatalaksanaan
Pencegahan
Edukasi kehamilan :
Antenetal care yaitu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil,
misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,psikologis,termaksud pertumbuhan
dan perkembangan janin serta persiapan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap
menghadapi peran baru sebagai orangtua. Anjuran pemeriksaan :
- Minimal 1x pada trimester ke-1 (kehamilan kurang 16 minggu)
- Minimal 1 x pada trimester ke-2 (kehamilan 24-28 minggu)
- Minimal 2x pada trimester ke 3 ( lebih dari 28 minggu – kelahiran)
Prognosis
Kehamilan
Prognosis bayi dapat diketahui saat kehamilan dengan pemeriksaan rutin yang ada dan
ditawarkan intervensi yang dapat memperbaiki kehamilan.
1. Alba-Tercedor, J., Hunter, W. B., Cicero, J. & Brown, S. Micro-CT scanning of Asian citrus
psyllid, Diaphorina citri, anatomy and feeding. J. Citrus Pathol. 4, 1–2 (2017).
2. Fisiologi haid normal menurut Womens Health (2018). U.S. Department of Health &
Human Services. Menstrual Cycle.
3. Associations of Menstrual Cycle Length with Intake of Soy, Fat, and Dietary Fiber in
Japanese Women – https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16898860
4. Suparman, E. Amenorea sekunder: Tinjauan dan diagnosis. Bagian/SMF Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
5. Lord M, Sahni M. 2020. Secondary Amenorrhea. Treasure Island (FL): StatPearls; 2021
Jan-. NCBI
6. Nawaz G, Rogol AD. 2020. Amenorrhea. Treasure Island (FL): StatPearls; 2021 Jan-. NCBI
7. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitasi kesehatan dasar dan rujukan. 2013. Jakarta
8. Nawaz G, Rogol A.D. Amenore. 2020. NCBI