5.1 Hasil
Puskesmas 1 Ubud merupakan salah satu puskesmas yang terdapat di Kabupaten Gianyar.
Puskesmas ini berdiri sejak tahun 1986 dan beralamat di jalan dewi sita ubud. Puskesmas ini
ubud yaitu sebelah utara adalah kecamatan tegalalang, sebelah timur adalah kecamatan
tampak siring, sebelah selatan adalah kecamatan sukawati, dan sebelah barat adalah desa
kedewatan ubud.
Puskesmas ini dibangun untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja
diantaranya halai pengobatan umum, rawat inap, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan ibu
dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), imunisasi, gizi, usaha kesehatan sekolah (UKS),
berlantai 1. Ruangan yang terdapat di gedung dengan 1 lantai meilputi ruangan untuk poli
umum, poli tindakan, KIA, KB, tumbuh kembang (imunisasi dan diare), poli gigi, anak, VK,
laboratorium, konseling, apotek, gudang, dan gudang vaksin. Sedangkan ruangan yang
terdapat di gedung berlantai 2 yaitu ruang TU, pertemuan, kepala puskesmas, logistic,
Selain sarana dlam bentuk gedung, puskesmas 1 ubud juga dilengkapi sarana berupa 3
ambulan. Salah satu ambulan digunakan untuk puskesmas keliling. Puskesma 1 ubud juga
dilengkapi dengan tenaga kesehatan yang terdiri dari 6 dokter, 3 dokter gigi, 26 bidan, 13
Responden pola penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 di puskesmas 1 ubud yang telah
penelitian ini adalah jenis kelamin laki-laki dengan jumlah 30 orang (54,5%).
2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia responden pada penelitian ini dikelompokkan menjadi usia 26-35 tahun, 36-45
tahun, 46-55 tahun, dan >65 tahun. Karakteristik responden berdasarkan rentang
rentang usia 56-65 tahun yaitu sebanyak 24 orang (43,6%) dan terkecil pada rentang
Tingkat pendidikan pada penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu
tingkat pendidikan dasar (SD, SMP), yaitu sebanyak 34 orang (61,8%) dan hanya 8
Jenis pekerjaan pada penelitian ini dikelompokkan menjadi lima yaitu tidak bekerja,
Berdasarkan table 6 dapat dilihat bahwa frekuensi jenis pekerjaan terbanyak adalah
skor diabetes self care management dan control glikemik. Skor DSCM diperoleh
melalui pengisian kuesioner diabetes self management scale yang sebelumnya telah
dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti. Nilai control glikemik diperoleh
Skor DSCM dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 tingkat. Skor ≥120
menunjukan DSCM yang tinggi, skor ≤60-≤120 menunjukkan DSCM yang sedang,
pada kategori DSCM rendah yaitu sebanyak 20 orang (36,4%) dan DSCM tinggi
2. Kontrol Glikemik
Nilai control glikemik pada penelitian ini dikategorikan menjadi 3 tingkat. Kadar
glukosa darah puasa 80-<100 mg/dl termasuk kategori control glikemik baik.
Kadar glukosa darah puasa 100-125 mg/dl termasuk kategori kontrolglikemik
sedang. Kadar glukosa puasa ≥126 mg/dl termasuk kategori control glikemik
buruk. Frekuensi kontrol glikemik responden penelitian dapat dilihat pada Tabel
9.
kontrol glikemik yang buruk dan 4 orang (7,3%) responden memiliki kontrol
Hubungan antara diabetes self care management dengan kontrol glikemik dapat
variable diabetes self care management dengan kontrol glikemik dapat dilihat pada
table 10.
Tabel 10. Hubungan Diabetes self care management dengan kontrol glikemik pasien
5.2 Pembahasan