Anda di halaman 1dari 9

STEP 1

1. Nausea : Mual merupakan suatu rasa ketidak-nyamanan yang terjadi pada area perut atas,

dan adanya keinginan untuk muntah. 


2. Vomitus : istilah medis untuk muntah.
3. Kesadaran compos mentis :  berarti keadaan seseorang sadar penuh dan dapat menjawab
pertanyaan tentang dirinya dan lingkungannya.
4. Rectal toucher : Pemeriksaan mencolok dubur
5. Benzidine test : salah satu uji yang dapat dilakukan karena efektif dalam mendeteksi
porfirin besi (heme) melalui reaksi oksidasi yang dikatalisis oleh heme sebagai enzim
peroksidase.

STEP 2

1. Apa penyebab terjadi perdarahan pada saluran cerna bagian atas?


2. Apa faktor risiko yang dapat menimbulkan perdarahan pada saluran cerna?
3. Bagaimana mekanisme keluhan pada pasien (BAB hitam, muntah, nyeri ulu hati) ?
4. Bagaimana penegakan diagnosis pada kasus tersebut ?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien tersebut?
6. Bagaimana tatalaksana awal pada pasien tersebut?
7. Bagaimana potensi kegawatdaruratan pada perdarahan saluran cerna?

Step III

Hemoroid

Hemoroid yang disebut juga ambeien atau wasir adalah pembengkakan pembuluh darah yang
terjadi di sekitar anus. Penyakit yang membuat buang air besar (BAB) terasa nyeri ini merupakan
penyebab paling umum dari perdarahan saluran cerna bagian bawah.
Pembengkakan pembuluh darah awalnya hanya berupa benjolan di anus. Perdarahan baru terjadi
bila pembuluh darah yang membentuk benjolan ini pecah, biasanya akibat peningkatan tekanan
pada pembuluh darah tersebut, misalnya ketika mengejan saat BAB.

Darah biasanya menetes setelah tinja keluar dan berwarna merah segar. Hemoroid tidak boleh
dibiarkan berlarut-larut karena bisa menyebabkan komplikasi serius berupa anemia atau rasa
sakit yang sangat hebat hingga membutuhkan operasi.

2. Fisura ani

Fisura ani adalah luka atau sobekan kecil pada dinding dalam anus yang ditandai rasa sakit tajam
saat BAB. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh tinja yang besar atau keras akibat sembelit.
Sama seperti hemoroid, perdarahan pada fisura ani menetes setelah tinja keluar dan berwarna
merah segar.

Tidak ada pengobatan khusus untuk mengatasi fisura ani. Luka di anus ini biasanya akan sembuh
sendiri dalam beberapa hari, terutama bila diiringi konsumsi makanan tinggi serat dan asupan
cairan setidaknya 8 gelas per hari.

3. Infeksi usus

Infeksi usus biasanya menyebabkan diare. Dari sekian banyak kuman penyebab diare, ada
beberapa bakteri dan parasit yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan usus. Salah satunya
adalah bakteri Shigella dysenteriae penyebab penyakit disentri.

Kerusakan jaringan usus pada infeksi ini menyebabkan diare bercampur dengan darah dan lendir.
Biasanya, darah berwarna merah segar. Selain itu, gejala yang terjadi bisa berupa nyeri perut,
demam, dan muntah.

Berbeda dengan diare biasa, kondisi ini perlu ditangani dengan antibiotik. Bila dibiarkan,
kerusakan jaringan usus bisa semakin parah hingga menyebabkan usus besar bolong dan bakteri
menyebar ke dalam rongga perut.
4. Kolitis ulseratif

Kolitis ulseratif adalah peradangan kronis yang menyebabkan perlukaan dan perdarahan pada


saluran cerna bagian bawah. Gejala yang terjadi biasanya berupa sakit perut atau mulas, dan
BAB atau diare bercampur darah yang sedikit-sedikit tapi sering. Selain itu, penderita kolitis
ulseratif juga bisa mengalami demam dan penurunan berat badan.

Penyakit ini tidak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan komplikasi yang berbahaya,
seperti perdarahan hebat dan dehidrasi berat. Luka pada usus juga lama-kelamaan bisa semakin
dalam dan menyebabkan usus besar bolong. Selain itu, penyakit ini juga dapat meningkatkan
risiko terjadinya kanker usus besar.

5. Polip usus

Polip usus adalah benjolan kecil bertangkai yang tumbuh pada dinding dalam usus besar.
Umumnya, polip tidak menimbulkan keluhan. Namun, polip jenis tertentu dapat membesar.
Semakin besar polip, semakin besar pula risikonya untuk berkembang menjadi kanker.

Polip yang besar dapat menimbulkan gejala nyeri perut, sembelit, atau diare yang bertahan lebih
dari seminggu, dan juga perdarahan saluran cerna bagian bawah yang terlihat saat BAB. Darah
bisa berwarna merah segar atau bercampur dengan tinja dan membuat tinja berwarna kehitaman.

6. Kanker usus besar

Kanker usus besar juga dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna bagian bawah. Darah
biasanya terlihat bercampur dengan tinja dan bisa berwarna merah segar atau coklat kehitaman.

Selain perdarahan, kanker biasanya ditandai dengan penurunan berat badan yang drastis dan
perubahan pola BAB. Pada stadium lanjut, kanker bisa menyebabkan usus besar bolong dan sel-
sel kanker menyebar ke organ lain.

Kanker bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Pola makan dan jenis makanan yang tidak
sehat, misalnya tinggi lemak dan rendah serat, bisa memicu timbulnya penyakit ini. Seperti yang
telah disebutkan di atas, beberapa penyakit, seperti kolitis ulseratif dan polip usus, juga bisa
memicu terjadinya kanker usus besar.
Selain keenam penyakit di atas, masih ada penyakit lain yang juga bisa menyebabkan perdarahan
saluran cerna bagian bawah, misalnya divertikulitis, kelainan pembuluh darah usus besar,
dan penyakit Crohn.

Penyebab perdarahan saluran cerna bagian bawah bisa bermacam-macam, mulai dari yang ringan
hingga yang berbahaya. Untuk menghindarinya, diperlukan pola hidup yang sehat dan bersih.

Salah satu yang terpenting adalah mengonsumsi makanan sehat tinggi serat dan mencukupi
asupan cairan setidaknya 8 gelas air putih setiap hari agar BAB lancar. Pola buang air besar yang
teratur dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit pada usus besar.

Selain itu, walaupun mungkin menjijikkan, perhatikanlah tinja Anda setiap buang air besar agar
bisa menyadari apabila ada perdarahan atau perubahan pada warna tinja. Tinja yang sehat
biasanya berwarna kuning kecokelatan hingga cokelat gelap.

Jika menyadari adanya perdarahan saat buang air besar, jangan menunggu lama-lama. Segera
konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan. Semakin cepat penyebab perdarahan
ditemukan, semakin kecil pula risikonya untuk menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

1. Apa faktor risiko yang dapat menimbulkan perdarahan pada saluran cerna?
- Usia
- Jenis Kelamin
- Penggunaan obat NSAID
- Penggunaan obat anti platelet
- Konsumsi Alkohol

2. Bagaimana mekanisme keluhan pada pasien (BAB hitam, muntah darah, nyeri ulu hati) ?
- BAB Hitam
Melena terjadi karena adanya perdarahan pada saluran cerna bagian atas, dan
adanya warna merah gelap terjadi karena darah yang mengandung hemoglobin akan terjadi
konversi menjadi hematin karena adanya bakteri setelah kurun waktu 14 jam.
- Muntah Darah
Warnanya tergantung dengan ada atau tudaknya dengan kontak dengan HCL,
lokasi perdarahan, dan besar atau kecilnya terjadinya perdarahan.
- Nyeri Ulu Hati
Karena adanya erosi pada mukosa usus.

3. – anamnesis
- Pem. Fisik
- Pem. Penunjang
- Riwayat penyakitnya di galih

4. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien tersebut?


- Dilakukan Endoskopi
- Pemasangan selang Naso-Gastric
- Darah Lengkap
- Feses Rutin
- Radiologi
- Pemeriksaan Arteriografi

5. Bagaimana tatalaksana awal pada pasien tersebut?


- Diberikan cairan kristaloid ataupun koloid
- Diberikan obat golongan PPI (Ranitidin 150mg)
- Diberikan obat Asam Teraneksanat

6. Bagaimana potensi kegawatdaruratan pada perdarahan saluran cerna?


- Tergantung pada volume dan kecepatan perdarahan, usia, penyakit komorbid yang
menyertai dan efektifitas terapinya.
- Dapat terjadi Syok Hemoragik, Asidosis Metabolik, Gagal Jantung, dan Nekrosis pada
Hati.
Step IV
1. Apa penyebab terjadi perdarahan pada saluran cerna bagian atas?
- Penyebab Sering
(Ulkus Gaster, Ulkus Doudenum, Varises Esofagus dan Robekan Mollory-weis)
- Penyebab Kurang-Sering
(Erosif Gaster, Esofagitis, Gastropati Hipertensi Portal, Varises Gaster, Neoplasma)
- Penyebab Jarang
(Ulkus Esofagus, Fistula Aortoenterik, Penyakit pada pankreas, Penyakit Chron)
- Sindrom Mollory-Weis
Yang ditandai dengan adanya robekan karena adanya muntah yang dipaksakan atau batuk
yang hebat. Terjadi laserasi pada gastroesofageal junction.
- Ulkus
Terdapat gangguan intergritas pada mukosa akibat adanya peradangan yang aktif.
- Varises Esofagus
Perdarahan yang terjadi secara masif dan kronik, biasanya disebabkan oleh hipertensi
portal.
- Ulkus Peptik
Ketika mukosa yang tipis bisa terjadi ulkus peptik sehingga menimbulkan perdarahan.

2. Apa faktor risiko yang dapat menimbulkan perdarahan pada saluran cerna?
- Usia
a. Risikonya meningkat pada usia > 60 tahun, karena adanya penggunaan obat-obatan
golongan NSAID dan adanya penyakit komorbid.
b. Berkurangnya perlindungan musin pada mukosa lambung
- Penggunaan NSAID
- Penggunaan obat anti platelet
Dapat menghambat proses terbentuknya prostglandin
- Konsumsi Alkohol
- Jenis Kelamin
Laki-laki lebih sering terkena
- Penyebab Perdarahan pada saluran cerna bagian bawah
a. Divertikol
b. Vaskulerekstasis
c. kolitis

3. Bagaimana mekanisme keluhan pada pasien (BAB cair darah, lemas, nyeri ulu hati)?
- BAB Hitam
Adanya perdarahan pada saluran cerna (Esofagus, gaster) bagian atas, ditandai dengan
darah berwarna gelap, berbau busuk yang khas.
Ketika terjadi perdarahan terjadi konversimenjadi Hematin
- Muntah Darah
Disebabkan karena adanya iritasi penumpukan darah pada saluran cerna  adanya
gerakan peristaltik  muntah darah
Warna darahnya biasanya berwarna merah, atau seperti ampas kopi yang khas, ini
bergantung dengan ada atau tidaknya kontak dengan HCL
Erosi  iritasi nervus somatik (T5-T8) Medulla Oblongata  korteks  interprtasi
nyeri
- Nyeri ulu Hati
Erosi  iritasi nervus somatik (T5-T8) Medulla Oblongata  korteks sensoris
interprtasi nyeri  timbul nyeri ulu hati dan muntah.

4. Anamnesis :gejala2nya lemah, letih lesuh, riwayat obat antinyeri, konsumsi obat antiplatelet
dan riwayat alkohol berat, Pem fisik : akral dingin, anemia, tanda tanda inflamasi nyeri
epigastrium, ada spider nervi
Pem penunjang : HB menurun, leukositosis, adanyan ulkus

Diagnosis Perdarahan Saluran Pencernaan


Dokter dapat menduga pasien mengalami perdarahan saluran pencernaan, bila gejala yang
dialami pasien dapat terlihat. Namun untuk memastikan diagnosis, dokter dapat menjalankan
pemeriksaan lanjutan, seperti:

 Tes darah. Dokter dapat melakukan hitung darah lengkap, guna mengetahui jumlah
trombosit dan mengukur seberapa cepat proses pembekuan darah pada pasien.
 Pemeriksaan sampel feses. Pemeriksaan ini untuk akan membantu dokter dalam
menentukan diagnosis bila perdarahan tidak terlihat kasat mata.
 Angiografi. Angiografi adalah pemeriksaan sinar X (foto Rontgen) yang didahului suntik
cairan kontras ke pembuluh darah pasien. Cairan ini akan membantu dokter melihat
kondisi pembuluh darah pasien lebih jelas.
 Endoskopi. Endoskopi  dapat dilakukan dengan memasukkan endoskop (selang lentur
yang dilengkapi kamera) melalui mulut atau dubur, atau dengan meminta pasien menelan
kapsul yang berisi kamera kecil, untuk memeriksa saluran pencernaan. Endoskopi akan
dilakukan oleh dokter gastroenterologi.
 Uji pencitraan. Dokter juga dapat menjalankan uji pencitraan, seperti CT scan, guna
mencari sumber terjadinya perdarahan.

Pada kasus yang jarang terjadi, perdarahan saluran pencernaan bisa cukup parah, dan sumber
perdarahan tidak dapat diketahui melalui pemeriksaan di atas. Dalam kondisi tersebut, dokter
dapat menjalankan tindakan bedah untuk melihat bagian usus pasien.

5. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien tersebut?


- Nasogastric  menetukan letak perdarahan
- Darah lengkap  untuk melihat adanya anemia
- Feses rutin  melihat adanya leukosit
- Radiologi  untuk melihat kecurigaan adanya sumbatan makanan
- Arteriografi  dilakukan jika pada gagal dalam pemeriksaan Endoskopi
- Endoskopi  dilakukan kurang dari 24 jam, untuk mendeteksi adanya perdarahan
6. Bagaimana tatalaksana awal pada pasien tersebut?
- Pemberiaan Cairan Kristaloid
- Obat vaso-aktif (somatostatin, bolus)
- Obat golongan PPI

7. Bagaimana potensi kegawatdaruratan pada perdarahan saluran cerna?


- Pada tahap awal kehilangan volume darah, arteri dan arteriol perifer mengalami
vasokonstriksi untuk mempertahankan perfusi darah ke organ-organ vital (otak, jantung).
Tanda-tanda hilangnya darah yang banyak adalah hipotensi postural (penurunan tekanan
darah saat perubahan posisi dari berbaring ke duduk/berdiri)  pandangan berkunang-
kunang, atau penglihatan berkurang  jika kehilangan darah berlanjut  syok
hipovolemik.
- Penurunan aliran darah ke ginjal  penurunan produksi urin oliguria, nekrosis tubular,
dan gagal ginjal. Sedangkan, penurunan aliran darah ke otak dan jantung  anoksia
menetap, dan kematian.

Anda mungkin juga menyukai