1701114454
HUBUNGAN INTERNASIONAL
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
1
Abstrack
Soft diplomacy merupakan sebuah upaya bagi suatu negara untuk dapat
mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budaya.
Dalam praktiknya, Indonesia, terlebih pada masa kepemimpinan Joko Widodo,
juga kerap melakukan soft diplomacy dengan beberapa negara. Seperti dengan
keikutsertaannya dalam upaya diplomasi untuk perdamaian atas Konflik Laut
Cina Selatan, keikutsertaannya pada acara Asian Games dan Asian Para Games.
Dunia yang telah berubah dengan misi perdamaian dunia, membuat soft
diplomacy menjadi cara yang tepat untuk mencapai kepentingan nasional,
dibandingkan dengan hard diplomacy, yang memakai kekerasan secara frontal
untuk mencapai kepentingan nasional.
2
BAB II : PEMBAHASAN
Soft diplomacy merupakan sebuah upaya bagi suatu negara untuk dapat
mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan sosial dan budaya.
Misalnya dengan melakukan pertukaran pelajar, mengadakan konferensi pemuda,
pertukaran seni budaya dan sebagainya. Jika pada zaman dahulu negara-negara di
seluruh dunia cenderung memakai kekuatan militer untuk mencapai kepentingan
nasional, maka di abad-20 ini banyak negara lebih memilih cara soft diplomacy
guna mencapai kepentingan nasionalnya. Hal tersebut dikarenakan dengan
memakai soft diplomacy maka hasil yang didapatkan lebih positif dan akan dapat
meminimalisir perpecahan antar negara.
1
Wahyu, Mario Slamet, 2012, The Power of Soft Diplomacy.
https://www.kompasiana.com/antoniusmario/55115bfe8133116c45bc5fc5/the-power-
of-soft-diplomacy diakses pada 7 Oktober 2018, 21:43
3
Soft Diplomacy pada Masa Jokowi Dodo
4
secara berbeda oleh Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei yang
masing-masing memiliki klaim mereka sendiri. Pihak lainnya yang tidak memiliki
klaim juga memegang peranan tersendiri dalam konflik kali ini. Amerika Serikat
tidak mengklaim wilayah manapun di Laut Cina Selatan dan Timur, namun secara
jelas menunjukkan adanya ketertarikan vital terhadap kebebasan tak terbatas
terkait navigasi di wilayah tersebut. Di kawasan Laut Cina Selatan, Indonesia
dalam beberapa kesempatan telah menolak adanya konflik wilayah dengan Cina,
namun terus mengawasi perubahan situasi secara umum dengan penuh
kewaspadaan5.
5
Bruno Hellendorff & Thierry Kellner, 2014, Indonesia: A Bigger Role in the South China Sea?
https://thediplomat.com/2014/07/indonesia-a-bigger-role-in-the-south-china-sea/
diakses pada 6 Oktober 18, 23:40
5
Indonesia berupaya menunjukkan peranan khusus dalam konflik Laut Cina
Selatan, yakni sebagai mediator dan kekuatan stabilitas. Indonesia memainkan
peranan tersebut dengan penuh percaya diri, terutama karena sejalan dengan
pedoman tradisi kebijakan luar negeri “bebas aktif”, suatu doktrin yang memiliki
tujuan ganda.
Status terkini dari Indonesia di Laut Cina Selatan –sebagai fasilitator utama
dalam negosiasi, serta sebagai negosiator dan mediator– nampak seimbang hanya
untuk memperkuat laju pertumbuhan ekonomi dan keyakinan nasional, setidaknya
hingga tahun 2009. Di tahun tersebut, Cina menyerahkan note verbale kepada
Sekjen PBB, yakni suatu pernyataan diplomatik yang dikenal sebagai Sembilan
Garis Putus untuk membatasi klaim tersebut di Laut Cina Selatan6.
6
bawah kategori tersebut, masalahnya, klaim teritorial Beijing akan melanggar
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia dari batas wilayah Kepulauan Natuna7.
Hal tersebut dikonfirmasi pada Mei dan Juni 2010, ketika kapal Indonesia
berada di bawah ancaman kapal bersenjata Cina di lepas pantai Natuna karena
melakukan penangkapan terhadap nelayan pukat dari Cina. Peristiwa tersebut
membuktikan dugaan bahwa Cina menganggap bahwa Sembilan Garis Putus
membatasi perairan historis yang berada di bawah kewenangan Cina. Pernyataan
tersebut tentunya bertentangan dengan hukum laut Internasional, meliputi
Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS)8.
7
Bruno Hellendorff & Thierry Kellner, 2014, Indonesia: A Bigger Role in the South China Sea?
https://thediplomat.com/2014/07/indonesia-a-bigger-role-in-the-south-china-sea/
diakses pada 6 Oktober 18, 23:40
8
Bruno Hellendorff & Thierry Kellner, 2014, Indonesia: A Bigger Role in the South China Sea?
https://thediplomat.com/2014/07/indonesia-a-bigger-role-in-the-south-china-sea/
diakses pada 6 Oktober 18, 23:40
9
Bruno Hellendorff & Thierry Kellner, 2014, Indonesia: A Bigger Role in the South China Sea?
https://thediplomat.com/2014/07/indonesia-a-bigger-role-in-the-south-china-sea/
diakses pada 6 Oktober 18, 23:40
7
Diplomasi Indonesia sejauh ini telah sukses dalam membentuk peranan
negosiator dan panutan bagi pihak-pihak yang bertikai di Laut Cina Selatan. Pada
14 Maret, Menteri Luar Negeri Cina menghubungi Menteri Luar Negeri Indonesia
pasca meningkatnya ketegangan dengan Vietnam10.
Pada Juli 2016, pada masa pemerintahan presiden Jokowi Dodo diplomasi
yang dilakukan pemerintah RI berhasil meyakinkan semua negara anggota
ASEAN untuk membuat komunike bersama yang memuat pandangan bersama
negara ASEAN terhadap perkembangan situasi di Laut China Selatan. Upaya
untuk mencapai kesepakatan atas Komunike Bersama ASEAN terkait LCS itu
ditempuh melalui proses yang dinamis dalam pertemuan para Menlu ASEAN ke-
49 di Laos. Menlu RI selama tiga hari melakukan diplomasi marathon dan
bertemu dengan para menlu ASEAN secara terpisah untuk mendorong pencapaian
konsensus12.
10
Bruno Hellendorff & Thierry Kellner, 2014, Indonesia: A Bigger Role in the South China Sea?
https://thediplomat.com/2014/07/indonesia-a-bigger-role-in-the-south-china-sea/
diakses pada 6 Oktober 18, 23:40
11
Bruno Hellendorff & Thierry Kellner, 2014, Indonesia: A Bigger Role in the South China Sea?
https://thediplomat.com/2014/07/indonesia-a-bigger-role-in-the-south-china-sea/
diakses pada 6 Oktober 18, 23:40
12
Samuel Karwur, 2016, Diplomasi Indonesia Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK
https://www.rayapos.com/diplomasi-indonesia-dua-tahun-pemerintahan-jokowi-jk/
diakses pada 6 Oktober 18, 23:35
8
B. Asian Games dan Asian Para Games 2018
a) Latar Belakang
Asian Games
9
terjadi antara Bangladesh dan Pakistan. Thailand menawarkan bantuan dan Asian
Games diadakan di Bangkok13.
Pada awalnya Asian Para Games dikenal dengan nama FESPIC Games
dengan tujuan awal penyelenggaraannya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan penyandang disabilitas melalui partisipasi dalam ajang olahraga,
memperdalam nilai pengertian dan persahabatan antar-penyandang disabilitas, dan
mendukung rehabilitasi bagi penyandang disabilitas melalui aktivitas olahraga.
Indonesia pun pernah terpilih menjadi tuan rumah FESPIC Games IV pada tahun
1986. Kala itu, Kota Surakarta dipercaya menjadi kota penyelenggara.
13
Official Asian Games, 2018, History
https://id.asiangames2018.id/about/history diakses pada 6 Oktober 18, 22:42
10
penghapusan FESPIC Games dan FESPIC Committee pada 2006, Asian
Paralympic Committee yang mengambil alih tanggung jawab sebagai wadah
organisasi pun menyelenggarakan Asian Para Games pertama pada 2010 di
Guangzhou, China. Asian Para Games pun disepakati menjadi ajang multisport
empat tahunan yang "satu paket" dengan penyelenggaraan Asian Games di suatu
negara/kota. Asian Para Games Jakarta 2018 sendiri merupakan gelaran edisi yang
ketiga setelah Asian Para Games Guangzhou 2010 dan Incheon 201414.
b) Soft Diplomacy Indonesia melalui Asian Games dan Asian Para Games
Dari segi atlet, penyelenggaraan Asian Games dan Asian Para Games 2018
dapat menjadi ajang unjuk gigi bagi atlet Indonesia untuk bersaing dengan atlet
yang berasal dari negara-negara luar. Ajang ini pun akan memberikan citra bahwa
Indonesia memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dimata dunia. Hal ini
dapat tergambar dari prestasi yang mampu ditorehkan oleh para atlet pada ajang
14
Avicena Farkhan Dharma, 2018, Sejarah Penyelenggaraan Asian Para Games
https://olahraga.kompas.com/read/2018/09/04/14410008/sejarah-penyelenggaraan-
asian-para-games. diakses pada 6 Oktober 18, 22:40
15
Komisi X, 2018, Asian Games Menjadi Soft Diplomacy Indonesia
http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/21646/t/Asian+Games+Menjadi+Soft+Diplomac
y+Indonesia diakses pada 6 Oktober 18, 22:50
11
olahraga tersebut. Sehingga sumber daya manusia yang ada maupun berasal dari
Indonesia tidak lagi dipandang sebelah mata.
Dalam upacara pembukaan Asian Games 2018 ada beberapa hal yang
dapat menjadi komponen soft diplomacy Indonesia. Salah satunya adalah
pembuatan panggung pada pembukaan Asian Games yang terinspirasi oleh empat
elemen alam dan semangat Asia yaitu :
16
Official Asian Games, 2018, Upacara Pembukaan Asian Games 2018
https://id.asiangames2018.id/about/opening-ceremony diakses pada 23:05
12
Bumi, di mana keindahan Indonesia dilambangkan dalam gerakan yang
menggambarkan ragam budaya, warna, ekspresi dan perspektif yang terjaga
hingga ke masa kini. Segmen ini juga menampilkan cinta dan dedikasi anak
Indonesia kepada bumi. Representasi tradisi dalam segmen ini bertujuan
mengemas ragam budaya dalam tarian ritual dan tarian perang17.
Angin yang mencerminkan para leluhur bangsa Indonesia yang memiliki
kebijaksanaan, kekuatan dan nasionalisme yang tinggi. Di segmen ini, angin
digambarkan sebagai kekuatan yang tumbuh dan menyebarkan daya hidup,
mewariskan nilai-nilai bangsa dari satu generasi ke generasi berikutnya18.
Fire yang merupakan perlambang keberanian dan semangat berkompetisi
bangsa Indonesia. Dalam segmen ini, api dan lava menghidupkan jiwa dan
raga bangsa yang berakar pada bumi. Api akan menjadi semangat dan
inspirasi para pejuang olahraga, menyorakkan mereka menuju ke kemenangan
di 18th Asian Games 201819.
Dari konsep panggung ini saja, indonesia dapat memberikan gambaran kepada
dunia tentang kekayaan, kualitas, keberagaman, serta keindahan Indonesia.
17
Official Asian Games, 2018, Upacara Pembukaan Asian Games 2018
https://id.asiangames2018.id/about/opening-ceremony diakses pada 23:05
18
Official Asian Games, 2018, Upacara Pembukaan Asian Games 2018
https://id.asiangames2018.id/about/opening-ceremony diakses pada 23:05
19
Official Asian Games, 2018, Upacara Pembukaan Asian Games 2018
https://id.asiangames2018.id/about/opening-ceremony diakses pada 23:05
13
yang indah, namun tetap mampu bersatu dalam satu kesatuan yang disebut
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sama hal nya dengan pembukaan dan penutupan Asian Games 2018,
pembukaan Asian Para Games pun mampu menjadi ajang soft diplomacy
Indonesia. Salah satu komponen yang berpengaruh pada pembukaan Asian Para
Games adalah pengenalan desa Banggalang di Bali. Desa ini merupakan desa
dengan penduduk disabilitas paling banyak di Indonesia. Pada ajang ini Indonesia
dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang
memberikan dan melindungi hak-hak masyarakat dissabilitas. Terbukti dengan
adanya persamaan hak bagi masyarakat disabilitas untuk tampil dan
mengharumkan nama Indonesia. Selain itu penampilan yang menunjukkan
perbedaan agama di Indonesia pun bisa menjadi bukti bahwa Indonesia
merupakan salah satu negara dengan tingkat toleransi antar umat beragama yang
tinggi.
Sementara dari segi pelayanan, keramahan orang Indonesia dan juga menu
makanan yang disajikan akan membawa kesan baik bagi negara lain setelah Asian
Games dan Asian Para Games 2018. Begitu juga dari segi pariwisata, Asian
Games 2018 akan memberikan dampak positif terhadap peningkaan kuantitas
kunjungan wisatawan mancanegara.
Fakta bahwa Asian Games dan Asian Games disaksikan oleh ribuan orang
dari berbagai negara menjadi komponen penting dalam pelaksaan soft diplomacy
Indonesia. Semakin banyak orang yang menonton acara tersebut, maka akan
semakin banyak pulalah orang yang lebih mengenal Indonesia. Sehingga
Indonesia akan lebih dikenal di mata dunia baik sebagai negara dengan sumber
daya alam yang mumpuni, negara dengan kebudayaan yang beragam, negara
dengan tingkat toleransi yang tinggi, mamupun sebagai negara dengan keindahan
pariwisata yang layak dan menjadi destinasi utama untuk dikunjungi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Usman asnani. rizal sukma, 1997, Konflik Laut Cina Selatan: Tantangan Bagi
Asean, Jakarta: Centre for Straegic and International Studies (CSIS)
Web
Bruno Hellendorff & Thierry Kellner, 2014, Indonesia: A Bigger Role in the
South China Sea? https://thediplomat.com/2014/07/indonesia-a-
bigger-role-in-the-south-china-sea/ diakses pada 6 Oktober 18, 23:40
Wahyu, Mario Slamet, 2012, The Power of Soft Diplomacy.
https://www.kompasiana.com/antoniusmario/55115bfe8133116c45bc
5fc5/the-power-of-soft-diplomacy diakses pada 7 Oktober 2018, 21:43
15
Pertanyaan :
1. Seperti yang kita ketahui pada ASIAN GAMES yang bertuan rumah di
Indonesia pasti memiliki dampak positif dan negative terhadap Indonesia
itu sendiri. Jelaskan dampak-dampak dari ASIAN GAMES tersebut!
2. Sebutkan kebijakan-kebijakan oleh Jokowi yang merupakan soft
diplomacy Jokowi dalam berpolitik luar negeri!
3. Mengambil contoh dari soft diplomacy dari Negara Korea yang
mengembangkan negaranya menjadi semakin terkenal dengan bidang
industry music dan perfilman, apakah Indonesia juga dapat menciptakan
hal yang sama sebagai soft diplomacy Indonesia untuk lebih
memperkenalkan Indonesia di dunia?
4. Apakah Jokowi sudah berhasil dalam pelaksanaan soft diplomacy nya
dalam periode ini? Sebutkan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai!
5. Bagaimana menurut anda short diplomacy yang baik dilakukan demi
kemajuan Indonesia itu sendiri?
16