Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

MODELLING DALAM PENDEKATAN CTL TERHADAP PENGUASAAN


KONSEP PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU GEOGRAFI
DI KELAS VIII SMPN 1 SAKRA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Oleh :

NURHASANAH
NPM. 06370141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN IPS


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2008
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendekatan kontekstual (CTL) merupakan “konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang didasarkan dengan situasi dunia
nyata siswa. Dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan pemaparannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat” (Diknas, 2002: 1). Dengan konsep itu, hasil
pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa belajar dan mengalami bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Melalui strategi CTL, siswa diharapkan
belajar melalui pengalaman bukan menghafal.
Berkaitan dengan hal tersebut di SMP Negeri Sakra belum diterapkan
pendekatan CTL di dalam proses belajar mengajar dan guru hanya menggunakan
metode lama yaitu guru menjelaskan, murid mendengarkan, guru mencatat dan
siswa juga mencatat, sehingga motivasi belajar siswa kurang. Dengan alasan
tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang modelling
dalam pendekatan CTL terhadap penguasaan konsep pengertian dan ruang
lingkup geografi. Dimana, dengan modelling pendekatan CTL ini, seorang guru
di dalam menjelaskan materi menggunakan model yang bisa ditiru oleh siswa dan
mengaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata siswa.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian di atas, maka dapatlah diidentifikasi masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Adanya kecenderungan untuk dapat menciptakan lingkungan pendidikan
yang alamiah.
2. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi gagal membekali
anak memecahkan masalah dalam kehidupan jangka panjang.

1
3. Guru hanya menggunakan metode lama yaitu ceramah sehingga motivasi
belajar siswa berkurang.
4. Siswa diharapkan belajar melalui mengalami, bukan menghafal.

1.3 Pembatasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian dibatasi hanya
meneliti tentang “pengaruh modelling dalam pendekatan CTL terhadap
penguasaan konsep epngertian dan ruang lingkup ilmu geografi”.

1.4 Rumusan Masalah


Seberapa besar pengaruh modelling dalam pendekatan CTL terhadap
penguasaan konsep pengertian dan ruang lingkup ilmu geografi fdi kelas VIII
SMPN 1 Sakra?

1.5 Tujuan Penelitian


Berangkat dari rumusan masalah, maka tujuan dari kegiatan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh modelling dalam pendekatan CTL terhadap
penguasaan konsep pengertian dan ruang lingkup ilmu geografi di kelas VIII
SMPN 1 Sakra.

1.6 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Diharapkan melalui informasi yang telah diperoleh dalam penleitian ini dapat
memperkaya ilmu pengetahuan. Maka kegunaan penelitian ini dapat
memperkaya khazanah ilmu pendidikan khususnya dalam meningkatkan
mutu pendidikan IPS (geografi).
2. Manfaat Praktis
a. Melalui informasi data yang diperoleh dalam penelitian diharapkan dapat
menjadi pedoman bagi guru bidang studi IPS (geografi) dalam
meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan dan pengalaman baru
bagi peneliti guna dijadikan studi banding pada masa yang akan datang.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teoritik


1. Pendekatan Kontekstual (CTL)
a. Pengertian
Kontekstual (CTL) meruapkan “suatu konsep belajar dimana guru
menghadirkan suatu dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat” (Nurhadi, 2004: 4).
b. Prinsip penerapan pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual mengasumsikan bahwa secara alamiah,
pikiran mencari makna konteks sesuai dengan situasi dunia nyata
lingkungan seseorang dan itu dapat terjadi melalui pencarian hubungan
yang masuk akal dan bermanfaat. Perpaduan materi pelajaran dengan
konteks keseharian siswa di dalam pembelajaran kontekstual akan
menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang mendalam dimana siswa
kaya akan pemahaman masalah dan cara untuk menyelesaikan.
Berkaitan dengan faktor kebutuhan individu siswa, maka prinsip
pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:
1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan
mental siswa (developmentally appropiate).
2) Membentuk belajar yang saling bergantung (indevendent learning
group).
3) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri
(self regulated learning).
4) Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of student).
5) Memperhatikan multi intelegensi siswa (diversity of student).
6) Menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning).
7) Menerapkan penilaian autentik (authentic assesment).

3
2. Modelling
Modelling merupakan “kegiatan pemberian model dengan tujuan
untuk membahasakan gagasan yang akan kita pikirkan, mendemonstrasikan
bagaimana kita menginginkan para siswa untuk belajar atau melakukan apa
yang kita ingin agar siswa melakukannya” (Muhamad, 2001: 1).
3. Geografi
a. Pengertian
Titilik dari kosakatanya, geografi terdiri atas dua suku kata, yaitu geo
yang berarti bumi dan graphien yang berarti gambaran atau lukisan atau
tulisan tentang bumi. Sedang dalam arti luas adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari lukisan tentang bumi dengan titik fokus mengenai
ruang dan waktu.
Definisi geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di
Semarang tahun 1988, geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan
dan perbedaan fenomena geografi dengan sudut pandang lingkungan atau
kewilayahan dalam konteks keruangan” (Yulmadia, 2004: 2). Pendapat
lain mengatakan geografi adalah ilmu yang berusaha menemukan dan
memahami persamaan dan perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi.
b. Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup geografi sangat luas mencakup berbagai aspek, satu
sama lain saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan. Aspek tersebut
meliputi:
1) Aspek fisik disebut juga aspek alamiah, menyangkut benda mati,
kimiawi, biologi, astronomi dan sebagainya.
2) Aspek sosial meliputi sosiologi, politik, ekonomi, hukum, sejarah,
antropologi dan sebagainya.
Dari kedua aspek tersebut, dapat kita simpulkan menjadi berikut:
1) Geografi fisik
Geografi fisik khusus mengkaji keadaan fisik dari ruang dan tempat
kehidupan, serta gejala yang ditimbulkan, seperti air, tanah, udara dan
prosesnya.

4
2) Geografi manusia
Geografi manusia adalah ilmu yang melihat tentang kehidupan
manusia dalam ruang dengan segala aktivitas.
3) Geografi regional
Geografi regional adalah ilmu yang khusus melihat hubungan antara
aspek fisik dengan manusia dalam relasi keruangan pada suatu
wilayah meliputi bentuk penjabaran dalam ruang lokal, regional atau
kuntinen.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan


Hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tentang pengaruh
pendekatan CTL terhadap penguasana konsep dalam bidang studi geografi
sampai saat ini belum penulis temukan. Akan tetapi, sebagian acuan dalam
penelitian ini, peneliti mengutip pendapat seorang ahli yang mengatakan
“perpaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa di dalam
pembelajaran kontekstual akan menghasilkan dasar-dasar pengetahuan yang
mendalam dimana siswa kaya akna pemahaman masalah dan cara untuk
menyelesaikannya” (Nurhadi, 2004: 6).
Dengan mengacu pada pendapat di atas, peneliti berharap modelling
dalam pendekatan CTL akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap
penguasaan konsep pengertian dan ruang lingkup ilmu geografi di kelas VIII
SMP Negeri 1 Sakra.

2.3 Kerangka Berpikir


Permodelan adalah suatu strategi pembelajaran yang dapat berbentuk
demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep dan aktivitas belajar, sedangkan
CTL adalah “konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan materi
pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata” (Mulyasa,
2005: 102). Sedangkan geografi adalah ilmu yang mempelajari bumi dan manusia
dan interaksi antara keduanya.
Modelling dalam pendekatan CTL akan dapat mempengaruhi penguasaan
siswa terhadap konsep pengertian dan ruang lingkup geografi, karena materi yang

5
disampaikan dengan dunia nyata siswa dimungkinkan belajar dengan tenang dan
menyenangkan, alamiah dan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modelling dalam
pendekatan CTL dapat mempengaruhi penguasaan konsep pengertian dan ruang
lingkup ilmu geografi.

2.4 Hipotesis
Berdasarkan judul penelitian “Modelling dalam pendekatan CTL
terhadap penguasaan pengertian dan ruang lingkup ilmu geografi di kelas VIII
SMP Negeri 1 Sakra” maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis alternatif
(Ha), yaitu ada pengaruh modelling dalam pendekatan CTL terhadap penguasaan
pengertian dan ruang lingkup ilmu geografi.

6
BAB III
METODE PENELITIAN

1.1 Desan Penelitian


Desain penelitian merupakan suatu langkah yang penting dalam
penelitian selanjutnya. Setiap penelitian harus dirancang, untuk itu diperlukan
desain penelitian. Desain penelitian adalah “rancangan tentang cara
mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis
serta serasi dengan tujuan penelitian” (Nasution, 2003: 23).
Cara penulisan sangat ditentukan oleh tujuan itu sendiri. Apabila suatu
itu dapat diukur dengan angka maka disebut penelitian kuantitatif. “Penelitian
kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari
hasilnya” (Suharsimi, 2002: 1).
Berdasakan keadaan objek yang akan menjadi variabel penelitian, maka
desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain dengan pendekatan
eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan suatu metode yang sistematis dan
logis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan jika sesuatu dilakukan pda kondisi
dikontrol dengan teliti. Dalam hubungan ini peneliti memanipulasi stimuli atau
kondisi-kondisi eksperimen, kemudian mengobservasi pengaruh atau perubahan-
perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi secara sengaja dan sistematis. Untuk
memperoleh pengaruh yang betul-betul bersih dari faktor yang dimanipulasi tadi,
peneliti perlu mengadakan kontrol yang cermat agar tidak masuk faktor tadi pada
kelompok kontrol.
Penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Penelitian eksperimental sungguhan (true experimental research)
Penelitian eksperimental sungguhan bermaksud mencari hubungan
kemungkinan sebab-akibat dengan memberikan perlakuan khusus terhadap
kelompok coba dan membandingkan dengan kelompok banding.
2. Penelitian eksperimental semu (quasi experimental research)

7
Penelitian eksperimental semu bermaksud mencari hubungan sebab akibat
kehidupannya, dimana pengendalian ubahan sulit atau tidak mungkin
dilakukan, pengelompokan secara acak mengalami kesulitan dan sebagainya”
(Suharsimi, 2003: 6).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen
dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen sungguhan dan penelitian
eksperimen semu. Dengan demikian di dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan penelitian eksperimen sungguhan dengan mengadakan perlakuan
pada kelompok coba atau eksperimen.
Eksperimen sejati (true experiment) adalah teknis eksperimen yang
dianggap baik karena sudah memenuhi syarat (Suharsimi, 2002: 79). Yang
dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen dan ikut mendapatkan
pengamatan. Pre-test tidak dilakukan tetapi kontrol untuk semua variabel
dilakukan, sehingga menjamin bahwa setiap perbedaan awal antara kelompok
tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor kebetulan akan tetapi karena probabilitas.
Para subjek ditempatkan pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan
dengan menggunakan modelling dalam pendekatan CTL, dan kelompok b andign
(kontrol) tidak diberikan perlakuan apa-apa. Subjek dari kedua kelompok tersebut
diukur dalam hal variabel terikatnya. Skor-skor dibandingkan untuk menentukan
efek perlakuan modelling dalam pendekatan CTL. Jika rata-rata skor yang
diperoleh dari kelompok eksperimen tersebut berbeda secara signifikan, peneliti
menyimpulkan bahwa kondisi eksperimen yang mengemangkan perbedaan
tersebut.
Desain itu dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel
Desain pasca tes subjek acak dua kelompok (Sudjana, 2001: 37)
Kelompok Variabel bebas Variabel Terikat
(R) (Perkawinan) (Hasil Pengukuran)
RE X X1
RE - X2

8
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa E adalah kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, sedangkan x adalah perlakuan yang diberikan yaitu
modelling dalam pendekatan CTL, serta x1 dan x2 adalah hasil pengukuran (tes)
ke-2 kelompok tersebut.

1.2 Variabel Penelitian


Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi, 2002: 96). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian adalah apa yang
disebut variabel. “Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab,
variabel bebas atau independent variable (y) sedangkan variabel terikat atau
dependent variable (y)” (Suharsimi, 2002: 97).
Dari uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penelitian
ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dimana, yang
menjadi variabel bebas modelling dalam pendekatan CTL itu sendiri, sedangkan
variabel berikutnya adalah penguasaan konsep pengertian dan ruang lingkup ilmu
geografi.

1.3 Populasi
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi, 2002: 108).
Senada dengan itu, pendapat lain mengatakan “…suatu kumpulan objek
penelitian disebut populasi” (Jalaludin, 2005: 78).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa populasi
adalah keseluruhan individu yang akan diteliti atau seluruh individu yang
mendukung setiap gejala yang timbul. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sakra.

1.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam
penelitian, sebab data-data yang diperoleh selanjutnya akan diolah. Hasil
penelitian akan dikatakan bagus apabila dapat dipertanggungjawabkan

9
kebenarannya dan dapat dibuktikan dengan adanya data yang lengkap, autentik,
dan akurat.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Sesuai dengan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Tes
digunakan setelah peneliti menggunakan pengakuan pada kelompok
eksperimen. Adapun tes yang digunakan adalah tes standar yang sudah
diujicobakan sehingga dianggap valid dan reliabel.
Dengan metode tes ini, peneliti dapat memperoleh data berupa adanya
pengaruh modelling dalam pendekatan CTL terhadap penguasaan konksep
pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah yang dapat dilihat dar iprestasi
belajar.
2. Metode observasi
Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook, 1979: 253)
mendefinisikan observasi sebagai “penelitian, pengubahan, pencatatan dan
pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan
organisme institut, sesuai dengan tujuan empiris” (Jalaludin, 2005: 83).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu
langkah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses (suasana)
yang terjadi dalam situasi sebenarnya, yang diresmikan dengan tujuan.
Adapun ljenis observasi yang digunakan adalah observasi patisipasi. Dengan
metode observasi ini, peneliti mengamati tingkah laku siswa yang
menggunakan modelling dalam pendekatan CTL dalam proses pembelajaran.
Maka dengan menggunakan metode ini peneliti akan memperoleh data
mengenai:
a. Keadaan fisik SMP Negeri 1 Sakra
b. Proses belajar mengajar di dalam kelas dengan modelling dalam
pendekatan CTL.
3. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini yang digunakan adalan dokumen primer dan
dokumen sekunder. Dalam metode dokumentasi ini, peneliti mengambil data-

10
data baik yang berbentuk buku, dokumen, peraturan-peraturan, dan
sebagainya sehingga data yang diperoleh mudah diolah.
Dengan metode ini peneliti kiranya akan mendapatkan data-data dalam
bentuk tertulis mengenai :
a. Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Sakra.
b. Struktur organsiasi SMP Negeri 1 Sakra.
c. Keadaan guru, pegawai/karyawan dan siswa SMP Negeri 1 Sakra.

1.5 Teknik Analisis Data


Sebagiamana diketahui, bahwa keberadaan data dalam penelitian sangat
vital, namun demikian data yang terkumpul dibutuhkan suatu cara untuk
menganlaisis data tersebut. Hal ini data yang dianlaisis akan dapat menjawab
permasalahan dalam penelitian ini.
Untuk kepentingan analisis data ini dapat diperlukan suatu prosedur
analisis data. Adapun prosedur yang dilakukan dalam analisis data adalah :
1. Penyusunan Data
Hal-hal yang perlu untuk dipertimbangkan dalam penyusunan data yaitu:
“Hanya memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkan antara
data informasi dengan kesan pribadi responden” (Margono, 2002: 1991).
Jadi di sini dapat dipahami bahwa tidak semua data dapat dimasukkan
akan tetapi benar-benar dipilih mana data yang penting dan benar-benda
dibutuhkan.
2. Pengolahan Data
Langkah-pengolahan data adalah :
a. Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban itu
dalam kategori-kategori yang jumlahnya terbatas.
b. Moding yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden
dengan jalan menandai masing-masing dengan kode tertentu.
c. Tabulasi, yaitu usaha penyajian data tertentu terutama pengolahan data
yang akan menjurus ke anlaisis kuantitatif, biasanya menggunakan tabel,
baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel silang.

11
3. Pengajuan Hipotesis
“Prosedur yang memungkinkan menerima atau menolak hipotesis nol
atau menentukan apakah data sampel berbeda nyata dari hasil yang
diharapkan disebut pengujian hipotesis” (Margono, 2002: 194)
Sehubungan dengan jenis penelitian ini yang tergolong penelitian
kuantitatif, maka perlu suaut teknik analisa. Berkenaan dengan hal ini, maka
peneliti menggunakan analisis statistik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Diknas, 2002, Pendekatan Kontekstual, Diknas, Jakarta.

Dimyati, Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Herawati, Susilo, 2001, Pembelajaran Kontekstual Untuk Peningkatan Pemahaman


Siswa, Universitas Negeri Malang.

Husaini, Usman, 2003, Metodologi Penelitian Sosial, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Jalaludin Rahkhmat, 2005, Metodologi Penelitian Komunikasi, PT. Remaja


Rosdakarya, Bandung.

Koentowijoyo, 1999, Pengantar Ilmu Sejarah, Bentang, Yogyakarta.

Lexis J. Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Remaja Rosdakarya,


Bandung.

Mulyasa, 2005, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembleajaran Kreatif dan


Menyenangkan, Remaja Rosdakarya, Bandung.

M. Iqbal Hasan, 2003, Pokok-Pokok Materi Statistik. PT. Bumi Aksar,A Ajarkta

Nasution, 2003, Metode Research. Bumi Aksara, Jakarta.

Nurhadi, Dkk, 2004, Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK,


Universitas Negeri Malang.

Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka


Cipta, Jakarta.

Sumarna Suarpranara, 2004, Anlaisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpestasi Hasil


Tes Implementasi Kurikulum 2004, Remaja Rosdakarya Bandung.

13

Anda mungkin juga menyukai