Oleh :
NURHASANAH
NPM. 06370141
1
3. Guru hanya menggunakan metode lama yaitu ceramah sehingga motivasi
belajar siswa berkurang.
4. Siswa diharapkan belajar melalui mengalami, bukan menghafal.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2. Modelling
Modelling merupakan “kegiatan pemberian model dengan tujuan
untuk membahasakan gagasan yang akan kita pikirkan, mendemonstrasikan
bagaimana kita menginginkan para siswa untuk belajar atau melakukan apa
yang kita ingin agar siswa melakukannya” (Muhamad, 2001: 1).
3. Geografi
a. Pengertian
Titilik dari kosakatanya, geografi terdiri atas dua suku kata, yaitu geo
yang berarti bumi dan graphien yang berarti gambaran atau lukisan atau
tulisan tentang bumi. Sedang dalam arti luas adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari lukisan tentang bumi dengan titik fokus mengenai
ruang dan waktu.
Definisi geografi menurut Ikatan Geografi Indonesia (IGI) di
Semarang tahun 1988, geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan
dan perbedaan fenomena geografi dengan sudut pandang lingkungan atau
kewilayahan dalam konteks keruangan” (Yulmadia, 2004: 2). Pendapat
lain mengatakan geografi adalah ilmu yang berusaha menemukan dan
memahami persamaan dan perbedaan yang ada dalam ruang muka bumi.
b. Ruang Lingkup Geografi
Ruang lingkup geografi sangat luas mencakup berbagai aspek, satu
sama lain saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan. Aspek tersebut
meliputi:
1) Aspek fisik disebut juga aspek alamiah, menyangkut benda mati,
kimiawi, biologi, astronomi dan sebagainya.
2) Aspek sosial meliputi sosiologi, politik, ekonomi, hukum, sejarah,
antropologi dan sebagainya.
Dari kedua aspek tersebut, dapat kita simpulkan menjadi berikut:
1) Geografi fisik
Geografi fisik khusus mengkaji keadaan fisik dari ruang dan tempat
kehidupan, serta gejala yang ditimbulkan, seperti air, tanah, udara dan
prosesnya.
4
2) Geografi manusia
Geografi manusia adalah ilmu yang melihat tentang kehidupan
manusia dalam ruang dengan segala aktivitas.
3) Geografi regional
Geografi regional adalah ilmu yang khusus melihat hubungan antara
aspek fisik dengan manusia dalam relasi keruangan pada suatu
wilayah meliputi bentuk penjabaran dalam ruang lokal, regional atau
kuntinen.
5
disampaikan dengan dunia nyata siswa dimungkinkan belajar dengan tenang dan
menyenangkan, alamiah dan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa modelling dalam
pendekatan CTL dapat mempengaruhi penguasaan konsep pengertian dan ruang
lingkup ilmu geografi.
2.4 Hipotesis
Berdasarkan judul penelitian “Modelling dalam pendekatan CTL
terhadap penguasaan pengertian dan ruang lingkup ilmu geografi di kelas VIII
SMP Negeri 1 Sakra” maka hipotesis yang digunakan adalah hipotesis alternatif
(Ha), yaitu ada pengaruh modelling dalam pendekatan CTL terhadap penguasaan
pengertian dan ruang lingkup ilmu geografi.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
7
Penelitian eksperimental semu bermaksud mencari hubungan sebab akibat
kehidupannya, dimana pengendalian ubahan sulit atau tidak mungkin
dilakukan, pengelompokan secara acak mengalami kesulitan dan sebagainya”
(Suharsimi, 2003: 6).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian eksperimen
dikelompokkan menjadi penelitian eksperimen sungguhan dan penelitian
eksperimen semu. Dengan demikian di dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan penelitian eksperimen sungguhan dengan mengadakan perlakuan
pada kelompok coba atau eksperimen.
Eksperimen sejati (true experiment) adalah teknis eksperimen yang
dianggap baik karena sudah memenuhi syarat (Suharsimi, 2002: 79). Yang
dimaksud dengan persyaratan dalam eksperimen dan ikut mendapatkan
pengamatan. Pre-test tidak dilakukan tetapi kontrol untuk semua variabel
dilakukan, sehingga menjamin bahwa setiap perbedaan awal antara kelompok
tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor kebetulan akan tetapi karena probabilitas.
Para subjek ditempatkan pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan
dengan menggunakan modelling dalam pendekatan CTL, dan kelompok b andign
(kontrol) tidak diberikan perlakuan apa-apa. Subjek dari kedua kelompok tersebut
diukur dalam hal variabel terikatnya. Skor-skor dibandingkan untuk menentukan
efek perlakuan modelling dalam pendekatan CTL. Jika rata-rata skor yang
diperoleh dari kelompok eksperimen tersebut berbeda secara signifikan, peneliti
menyimpulkan bahwa kondisi eksperimen yang mengemangkan perbedaan
tersebut.
Desain itu dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel
Desain pasca tes subjek acak dua kelompok (Sudjana, 2001: 37)
Kelompok Variabel bebas Variabel Terikat
(R) (Perkawinan) (Hasil Pengukuran)
RE X X1
RE - X2
8
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa E adalah kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, sedangkan x adalah perlakuan yang diberikan yaitu
modelling dalam pendekatan CTL, serta x1 dan x2 adalah hasil pengukuran (tes)
ke-2 kelompok tersebut.
1.3 Populasi
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi, 2002: 108).
Senada dengan itu, pendapat lain mengatakan “…suatu kumpulan objek
penelitian disebut populasi” (Jalaludin, 2005: 78).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa populasi
adalah keseluruhan individu yang akan diteliti atau seluruh individu yang
mendukung setiap gejala yang timbul. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sakra.
9
kebenarannya dan dapat dibuktikan dengan adanya data yang lengkap, autentik,
dan akurat.
Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Sesuai dengan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Tes
digunakan setelah peneliti menggunakan pengakuan pada kelompok
eksperimen. Adapun tes yang digunakan adalah tes standar yang sudah
diujicobakan sehingga dianggap valid dan reliabel.
Dengan metode tes ini, peneliti dapat memperoleh data berupa adanya
pengaruh modelling dalam pendekatan CTL terhadap penguasaan konksep
pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah yang dapat dilihat dar iprestasi
belajar.
2. Metode observasi
Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman, dan Cook, 1979: 253)
mendefinisikan observasi sebagai “penelitian, pengubahan, pencatatan dan
pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan
organisme institut, sesuai dengan tujuan empiris” (Jalaludin, 2005: 83).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa observasi adalah suatu
langkah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses (suasana)
yang terjadi dalam situasi sebenarnya, yang diresmikan dengan tujuan.
Adapun ljenis observasi yang digunakan adalah observasi patisipasi. Dengan
metode observasi ini, peneliti mengamati tingkah laku siswa yang
menggunakan modelling dalam pendekatan CTL dalam proses pembelajaran.
Maka dengan menggunakan metode ini peneliti akan memperoleh data
mengenai:
a. Keadaan fisik SMP Negeri 1 Sakra
b. Proses belajar mengajar di dalam kelas dengan modelling dalam
pendekatan CTL.
3. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini yang digunakan adalan dokumen primer dan
dokumen sekunder. Dalam metode dokumentasi ini, peneliti mengambil data-
10
data baik yang berbentuk buku, dokumen, peraturan-peraturan, dan
sebagainya sehingga data yang diperoleh mudah diolah.
Dengan metode ini peneliti kiranya akan mendapatkan data-data dalam
bentuk tertulis mengenai :
a. Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Sakra.
b. Struktur organsiasi SMP Negeri 1 Sakra.
c. Keadaan guru, pegawai/karyawan dan siswa SMP Negeri 1 Sakra.
11
3. Pengajuan Hipotesis
“Prosedur yang memungkinkan menerima atau menolak hipotesis nol
atau menentukan apakah data sampel berbeda nyata dari hasil yang
diharapkan disebut pengujian hipotesis” (Margono, 2002: 194)
Sehubungan dengan jenis penelitian ini yang tergolong penelitian
kuantitatif, maka perlu suaut teknik analisa. Berkenaan dengan hal ini, maka
peneliti menggunakan analisis statistik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Husaini, Usman, 2003, Metodologi Penelitian Sosial, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
M. Iqbal Hasan, 2003, Pokok-Pokok Materi Statistik. PT. Bumi Aksar,A Ajarkta
13