Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PERSEPSI MASYARAKAT PESISIR TERHADAP


KLASIFIKASI SOSIAL DI DESA TANJUNG LUAR

Oleh :

SRI ASTUTI NINGSIH


NPM. 05380074

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) HAMZANWADI SELONG
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas himpunan rahmat dan karunia-Nya
sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan proposal penelitian ini penulis telah banyak menerima
bantuan, bimbingan dan saran baik yang disampaikan secara formal maupun non
formal. Karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat Bapak
Abdurrahman, M.Si selaku dosen pembimbing.
Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal atas segala kebaikan
mereka. Selanjutnya penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis
harapkan.
Akhir penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi diri penulis
khususnya, juga bagi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Hamzanwadi Selong.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................................4


2.1 Pengertian Persepsi.................................................................................................4
2.2 Masyarakat..............................................................................................................4
2.3 Pesisir......................................................................................................................5
2.4 Stratifikasi Sosial....................................................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................6


3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.............................................................................6
3.2 Latar/Setting Penelitian...........................................................................................6
3.3 Teknik Pengumpulan Data......................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pulau Lombok adalah suatu pula utermasuk dalam untaian pulau-pulau
Nusantara yang memanjang dari pulau Sumatera, Jawa,Bali, Nusa Tenggara dan
lainnya. Ia terletak diantara pula uBali sebelah baratnya dan pulau Sumbawa di
sebelah timurnya, dan Indonesia merupakan kepulauan yang memiliki beribu
pulau, dan memiliki sumber daya yang melimpah. Khususnya masyarakat pesisir
yang identik dengan sistem stratifikasi sosial, kita lihat stratifikasi sosial
masyarakat pesisir dapat dilihat dari status sosial kemasyarakatannya, dan yang
menempati status sosial tertinggi adalah golongan bangsawan (raden). Dan
golongan yang merupakan masyarakat biasa yang terdiri dari para pedagang dan
nelayan, ada juga golongan orang-orang yang menghambakan dirinya atau orang
suruhan (panjak pirak) pada masyarakat pesisir dalam status sosial berdasarkan
pekerjaan dan tingkat pendidikan.
Silih berganti terkenal menjadi pulau yang kecil, karena dalam
masyarakat pesisir rata-rata pendidikannya hanya sampai SD, malah ada yang
tidak pernah berpendidikan/sekolah, jadi dalam masyarakat pesisir itu hanya
lebih menginginkan pekerjaan/kerja dan menikah pada usia dini ketimbang
melanjutkan sekolahnya.
Persepsi masyarakat pesisir terhadap stratifikasi sosial ini sangat
bervariasi, yang mana banyak terdapat perbedaan-perbedaan yang mendasar dari
satu golongan ke golongan yang lain, seperti golongan atas dan bawah.
Seperti persepsi masyarakat pesisir di Tanjung Luar mengatakan bahwa
stratifikasi sosial merupakan perbedaan penduduk atau para warga masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan secara hirarkis (bertingkat), yaitu adanya kelas-kelas tinggi
dan kelas-kelas rendah seperti di masyarakat pesisir itu adanay tingkat
bangsawandan biasa.
Untuk itu perlu diketahui, sebagai cermin di masa lalu dan masa yang
akan datang.

1
Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap
hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan lebih tinggi
terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang
lebih tinggi dari hal-hal lainnya.
Seorang sosiolog terkemuka yaitu Ptirim A. Sorokin pernah mengatakan
bahwa sistem stratifikasi merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap
masyarakta yang hidup teratur. Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda
dan banyak sekali lapisan-lapisan tersebut tetap ada.
Atas dengan latar belakang inilah saya ingin melakukan penelitian yang
berjudul “Persepsi Masyarakat Pesisir Terhadap Sistem Stratifikasi Sosial di
Desa Tanjung Luar” dan untuk itu penulis meras atertarik dan tertantang untuk
melakukan penelitian khususnya dalam stratifiksai sosialnya.
Alasan dari peneliti mengangkat judul ini karena di Desa Tanjung luar
Kecamatan Keruak, peneliti hanya ingin mengetahui bagaimana sistem
stratifikasi sosial dalam masyarakat pesisir di Desa Tanjung Luar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka selengkapnya dikaji dalam
(rumusan masalah). Rumusan masalah dalam penelitian ini merupakan hal yang
sangat penting, dengan rumusan masalah kapasitas kerja tergambar dengan jelas,
disamping itu terlihat pola kerja yang dilaksanakan dalam melakukan penelitian
di lapangan.
Karena itu, berttik tolak dari latar belakang dan topik penelitian, penulis
merumuskan berbagai masalah sebagai berikut. Peneletian tentang persepsi
masyarakat pesisir (Tanjung Luar) terhadap stratifikasi sosial jadi permasalahan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah stratifikasi sosial dalam masyarakat pesisir di desa Tanjung
Luar kecamatan Keruak?
2. Bagiamanakah terbentuknya pelapisan sosial/stratifikasi sosial dalam
masyarakat pesisir (Tanjung Luar) kecamatan Keruak?

2
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan bagaimana stratifikasi sosial dalam masyarakat pesisir.
2. Bagaimana terbentuknya pelapisan sosial dalam masyarakat pesisir.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat teoritis
Informasi yang terungkap lewat penelitian ini diharapkan dapat dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan memberikan penjelasan tentang
bagaimana stratifikasi sosial dalam masyarakat pesisir dan terbentuknya.
2. Manfaat praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan yang
menaruh minat pada stratifikasi pada umumnya dan persepsi masyarakat
pesisir pada khususnya. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi
peneliti lain yang meneliti lebih jauh tentang masalah yang dikaji dalam
penelitian ini dan sebagai bahan tambahan yang sama.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persepsi


Persepsi: tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu serapan perlu
diteliti (Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 863). Pengertian persepsi
dikemukakan oleh Irwanto (1991, hal: 71) bahwa persepsi adalah proses
diterimanya rangsangan (objek, kualitas hubungan antara gejala maupun
peristiwa) sampai rangsangan itu dimengerti.
Persepsi adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu. Persepsi berarti
proses mental yang menghasilkan individu (Skripsi, 2000, hal. 15-16).
Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi seseorang dapat melukiskan apa
yang menjadi pikiran, perasaan, kehendak dan tanggapan yang bersangkutan
terhadap sesuatu. Persepsi dapat menggambarkan apa saja yag ntelah dialami
seseorang secara indrawi, dan kemudian diwujudkan dalam bentuk ucapan,
tindakan, kelakuan yang dapat dalam suatu situasi yang keadaannya dapat dilihat
dan didengar oleh orang lain.
Persepsi itu hidiup dalam suatu situasi yang keadaannya menentukan atau
memegang peranan penting, untuk menentukan apakah objek yang dipandang itu
akan positif atau perlu diwaspadai. Sehingga persepsi kita tahu bagaimana
tanggapan dalam sesuatu yang dikerjakan/diinginkan.

2.2 Masyarakat
Masyarakat merupakan memiliki hubungan dengan lingkungan,
lingkungan fisik, biologis, dan geografis.
Masyarakat merupakan sekelompok orang yang bekerjasama antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.
Prof. Dr. Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Antropologi
mengemukakan definisi masyarakat sebagai berikut:
Masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terkait
oleh suatu sistem adat istiadat tertentu. Berdasarkan definisi yang dikemukakan
oleh Koentjaraningrat, maka masyarakat adalah:

4
a. Terdiri dari manusia-manusia
b. Manusia itu membentuk persatuan hidup atau kehidupan bersama
c. Kehidupan bersama itu diikat oleh suatu sistem
Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup
bersama dalam sesuatu tempat dan aturan-aturan yang tertentu atau orang banyak
(Kamus Besar Bahasa Modern, hal. 244).
Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat terdiri dari manusia-manusia yang
hidup secara bersama-sama berkelompok yang saling berhubungan.

2.3 Pesisir
Pesisir adalah datar berpasir di pantai, di tepi laut (Kamus Bahasa
Indonesia Modern, hal. 311)

2.4 Stratifikasi Sosial


Merupakan gejala umum yang dapat ditemukan di setiap masyarakat
pada segala zaman. Betapapun sederhananya suatu masyarakat, gejala stratifikasi
ini pasti dijumpai. Pada zaman kuno (Aristoteles, hal: 63) menyatakan bahwa di
dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali,
yang melarat dan mereka yang ada di tengah-tengahnya. (Adam Smith) membagi
masyarakat ke dalam tiga kategori yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan,
orang-orang yang hidup dari upah kerja dan orang-orang hidup dari keuntungan
perdagangan.
Menurut Prof. Selo Sumardjan dalam buku Sosiologi merupakan
pelapisan sosial akan selalu ada selama di dalam masyarakat terdapat sesuatu
yang dihargai dan merupakan bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem
berlapis-lapis.
Stratifikasi merupakan sosial mengacu pada pembagian para anggota
masyarakat ke dalam tingkat atau strata yang berkaitan dengan sikap dan
karakteristik masing-masing anggota atau kelompok (Schneides, 1969: 148). Ada
juga pengertian stratifikasi sosial adalah suatu aspek umum dari struktur dalam
sistem sosial yang kompleks.

5
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandasan
pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah (metode penelitian, hal. 15).
Ada juga pengertian pendekatan kualitatif, yaitu perosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan, melalui
pengumpulan fakta dari latar alami sebagai sumber langsung dengan instrumen
kunci peneliti itu sendiri (Moleong, 1993: 3).

3.2 Latar/Setting Penelitian


Adapun latar/setting penelitian ini bertempat di Desa Tanjung Luar
Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur-NTB.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


a. Observasi
Observasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian. Observasi sering diartikan pengamatan dan
catatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno
Hadi, 1989: 137).
b. Pengamatan
Pengamatan yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan panca
indra, disertai dengan pencatatan secara rinci terhadap objek penelitian.
Pengamatan sangat penting dilakukan karena pengamatan didasarkan atas
pengalaman secara langsung dna merupakan alat yang ampuh untuk menguji
suatu kebenaran, dan pengamatna memungkinkan peneliti mencatat peristiwa
dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan yang langsung diperoleh
dari data.

6
c. Wawancara
Suatu bentuk komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi, disamping akan mendapatkan gambaran yang menyeluruh, juga
akan mendapatkan informasi penting (James A. Black, 2001: 305).
Wawancara merupakan tanya jawab antara wartawan dengan orang
terkemuka atau antara orang yang satu ke orang yang lain. (Kamus Lengkap
Bahasa Indonesia, hal. 620)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu
(Moleong, 2006: 186).

7
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, Yad (Ed). Pendidikan Sosiologi. Jakarta: Yudistira, 1994

Soekanto, Soejono, Pengantar Sosiologi. Jakarta

Rohman, Arif, (ed). Sosiologi. Jakarta: PT. Intan Pariwara. 2002

R.S. Parker, K.R. Brown. Sosiologi Industri. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992.

Furchan, Afif, Pengantar Metode Kualitatif. Surabaya: 1992.

Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Amani

Haris, Munawar, Persepsi Siswa Terhadap Kerja Romusuh. Pancor: 2005

Lexi, Moleong, J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai