Anda di halaman 1dari 6

INOVASI KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN

DALAM MENDUKUNG KELESTARIAN UKM YANG BERBASIS PRODUK UNGGULAN


(Studi pada Pengrajin Kampung Batik Jetis Sidoarjo)

Fara Adiba, Sarwono, Abdullah Said


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: farah_adiba@ymail.com

Abstract: The Innovation of Manpower Policy in Supporting The Conservation of UKM


Which Orients of Quality Product ( The Study Toward The Craftsman of Kampung Batik in
Jetis Sidoarjo). Development Small Middle Entrepreneurs Batik Tulis Jetis Sidoarjo, is non-
formal sector that develops rapidly. Unfortunately, at this time Small Middle Entrepreneurs Batik
Tulis Jetis at Sidoarjo had few problems, such labours problem. In this case a lot of young people
are lazy to work no formal industry, they prefer to choose for working as fabric labors or became
shop sales, those cases became Sidoarjo Government’s problem. To know needed innovation labor
policy to supporting establishing SME’S bases on excellent quality product. This analysis method
is qualitative research with description approached used Spradley Model. Research result show
that had problem on manpower at Kampung Batik Jetis Sidoarjo, such declined manpower young
people, which SME’s officer and Human Resources officer of Sidoarjo Government didn’t know
there is some problem about manpower of The craftsman Kampung Batik Jetis Sidoarjo. To apply
that policy Sidoarjo Government needs to know about manpower, needed, challenges and
problems of Kampung Batik Jetis Sidoarjo, for applying innovation strategy to support
establishing SME.

Keyword: innovation policy, strategic, manpower

Abstrak: Inovasi Kebijakan Ketenagakerjaan dalam Mendukung Kelestarian UKM yang


Berbasis Produk Unggulan (Studi pada Pengrajin Kampung Batik Jetis Sidoarjo).
Perkembangan Usaha Kecil Menengah Batik Tulis Jetis Sidoarjo, merupakan sektor informal yang
berkembang pesat. Sayangnya, saat ini Usaha Kecil Menengah Batik Tulis Jetis Sidoarjo memiliki
beberapa masalah mengenai tenaga kerja. Dalam hal ini banyak usia kerja produktif yang lebih
memilih bekerja sebagai buruh pabrik atau menjadi penjaga toko. Adanya inovasi kebijakan
ketenaga kerjaan dalam mendukung kelestarian UKM berbasis produk unggulan. Metode analisis
ini merupakan penelitian kualitatif dengan deskripsi yang digunakan model Spradley. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa memiliki masalah pada tenaga kerja di Kampung Batik Jetis
Sidoarjo mengalami kemunduran dan adanya keterbatasan kemampuan pada generasi muda,
dimana dinas UKM dan dinas tenaga kerja tidak mengetahui adanya permasalahan mengenai
tenaga kerja batik Jetis. Untuk menerapkan kebijakan Pemerintah Sidoarjo perlu mengetahui
tentang tenaga kerja, dibutuhkan, tantangan dan permasalahan Kampung Batik Jetis Sidoarjo,
untuk menerapkan strategi inovasi untuk mendukung pembentukan UKM.

Kata kunci: inovasi kebijakan, strategi, ketenagakerjaan

Pendahuluan pengembangan industri informal. Daya inovatif


Penerapan sistem desentralisasi yang ber- inilah yang wajib dimiliki pemerintah daerah
dampingan dengan proses globalisasi berdampak agar mampu memaksimalkan peran untuk
pada semakin variatifnya permasalahan daerah, memenuhi kebutuhan masyarakat dan mencip-
khususnya permasalahan disektor industri takan kepuasan masyarakat.
informal merupakan faktor penting dalam Dalam pelaksanaan pembangunan, peme-
meningkatan penghasilan asli daerah. Adanya rintah daerah harus memperhatikan keteraturan
UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan dan ketertiban daerahnya agar tercipta kondisi
daerah, memberi kebebasan bagi masing-masing yang nyaman bagi seluruh masyarakat. Potensi
pemerintahan daerah untuk secara kreatif pengembangan pembangunan daerah adalah
mengelola daerahnya, termasuk dalam urusan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 458-463 | 458


usaha di sektor informal seperti Usaha Kecil 2. Kebijakan publik sebagai bidang
Menengah (UKM). keilmuwan peneliti, memiliki beragam
Usaha Kecil menengah yang mempunyai pengertian dari berbagai pakar
tempat tinggal permanen, tempat strategis untuk kebijakan. Menurut Islamy (2001, h.20)
mengembangkan usahanya. Para pemilik usaha menyimpulkan, bahwa kebijakan publik
kecil menengah pada umumnya memiliki (public policy) adalah tindakan yang
kendala/permasalahan yang berkembang selama ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak
ini seperti halnya permodalan, pemasaran, dilaksanakan oleh pemerintah yang
pembinaan, namun belakangan ini terjadi mempunyai tujuan atau berorientasi
permasalahan mengenai kelangkaan tenaga kerja pada tujuan tertentu demi kepentingan
seperti yang dialami oleh UKM batik tulis seluruh masyarakat.
Sidoarjo. Seperti halnya yang dikatakan
Kensinger (1997, h.60) “Perkembangan inovasi B. Inovasi
yang berhasil akan menjadi strategi yang tepat Inovasi adalah suatu penemuan baru yang
untuk mempertahankan kedudukan produk di berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
pasar, karena sebagian besar dari produk pesaing dikenal sebelumnya. Sedangkan menurut
tampil statis dari tahun ke tahun”, sehingga Susanto (2010, h.158), inovasi memiliki
dalam mengkonsumsi suatu produk, konsumen pengertian yang tidak hanya sebatas membangun
tidak hanya sebatas melihat pada nilai dari suatu dan memperbaruhi namun juga dapat
produk yang dibutuhkan, tetapi konsumen juga didefinisikan secara luas, memanfaatkan ide-ide
memperhatikan apakah produk yang dipilih baru untuk menciptakan produk, proses, dan
memiliki nilai tambah atau kelebihan layanan
dibandingkan dengan produk lain yang sejenis,
keinginan inilah yang harus dimengerti oleh C. Otonomi Daerah
produsen sebagai landasan untuk melakukan Menurut Liang Gie seperti yang dikutip
proses inovasi. oleh Nurcholis (2002, h.30) memberikan definisi
Di dalam keilmuan admisnistrasi publik, tentang otonomi daerah adalah wewenang untuk
studi inovasi kebijakan masih minim di tengah menyelenggarakan kepentingan sekelompok
beragam masalah yang kian kompleks, dan sulit penduduk yang berdiam dalam suatu lingkungan
diatasi tanpa upaya yang bersifat inovatif yang wilayah tertentu yang mencakup: mengatur,
melibatkan banyak aktor, maka diperlukan mengurus, mengendalikan, dan mengembangkan
pengetahuan terhadap proses memunculkan dan berbagai hal yang perlu bagi kehidupan
mengembangkan gagasan inovatif yang solutif penduduk.
hingga pada tahap penuangan dalam bentuk yang
konkrit dan legal, agar dapat dijadikan sebagai D. Man Power Planning (Perencanaan
percontohan serta penyelesai permasalahan, Tenaga Kerja)
khususnya pada permasalahan kebijakan Manpower Planning (MPP) atau
ketenagakerjaan dalam mendukung kelestarian Perencanaan Tenaga Kerja adalah proses
UKM. identifikasi dan evaluasi untuk pemenuhan
kebutuhan tenaga kerja yang akan mengisi
Tinjauan Pustaka jabatan dalam organisasi perusahaan.
Dalam bagian ini peneliti akan
memperkenalkan teori-teori yang digunakan E. Usaha Kecil dan Menengah
dalam penelitian ini sebagai kerangka berpikir Usaha kecil menurut Undang-undang
untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti Nomor 9 Tahun 1995 dan Surat Edaran Bank
menyoroti masalah yang dipilih. Indonesia Nomor 3/9/Bkr tahun 2001 tentang
A. Administrasi Publik dan Kebijakan Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat
Publik yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal
1. Administrasi publik sebagai bidang Rp. 1 miliar dan memiliki kekayaan bersih, tidak
keilmuwan peneliti, memiliki beragam termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
pengertian dari berbagai para pakar paling banyak Rp. 200 juta.
administrasi publik. Menurut Zauhar
(1992, h.27), “Ilmu Pemerintahan itu F. Tantangan dan Masalah Usaha Industri
sama dengan Ilmu Administrasi Negara, kecil menengah
karena pada hakekatnya Administrasi Kuncoro (2004, h.386) Mengemukakan
Negara adalah Amerikanisasi Ilmu bahwa cukup berat tantangan yang dihadapi oleh
Pemerintahan yang berasal dari Eropa”. pengusaha kecil untuk memperkuat struktur
perekonomian nasiaonal. Pembinaan usaha kecil

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 458-463 | 459


harus lebih diarahkan untuk meningkatkan a Alternatif dari Pimpinan Diskoperindag,
kemampuan pengusaha kecil menjadi pengusaha yaitu Bapak K dan Bapak N.
menengah. b Alternatif dari Pimpinan Disosnaker
yaitu Bapak K Ydan Ibu N.
Metode Penelitian c Alternatif dari Ketua paguyupan, yaitu
A. Jenis Penelitian Bapak HY.
Penyusunan skripsi ini adalah 3. Alternatif dari Masyarakat Kabupaten
menggunakan penelitian deskriptif dan Sidoarjo. Langkah-langkah strategis
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan alternatif yang dilakukan untuk tercapainya
kualitatif. Langkah-langkah yang dilakukan kelestarian UKM
dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi; proses pengumpulan data Pembahasan
dengan melakukan penelitian secara 1. Kondisi Tenaga Kerja yang berada
langsung ke lapangan yaitu di Kantor dikampung batik Jetis Sidoarjo
Diskoperindag, Dinsosnaker serta pada a. Gambaran umum tenaga kerja di
perkampungan batik Jetis. Kampung Batik Jetis
2. Wawancara; memperoleh data melalui Tenaga kerja pembatik tulis Jetis di
tanya jawab secara langsung dengan Kabupaten Sidoarjo yang rata-rata mereka
stakeholders yang terkait dengan ketenaga membatik dari turun temurun di kampung batik
kerjaan guna mendapatkan data dan tulis Jetis, Berdasarkan data yang diperoleh dari
informasi yang dibutuhkan. Dinas Koperasi perindustrian, perdagangan dan
3. Dokumentasi; mengumpulkan data yang ESDM dapat diketahui jumlah tenaga kerja.
berasal dari arsip–arsip yang mendukung Dengan memiliki modal dan ketrampilan yang
fokus penelitian. Data-data ini antara lain matang, mereka membatik dengan penuh
data tenaga kerja batik Sidoarjo serta kesabaran dan ketelatenan menghadirkan warna
RENSTRA dan LAKIP SKPD dan makna di setiap coretan gambarnya di kain
Diskoperindag dan Dinsosnaker Mayoritas tenaga kerja di Kampung batik tulis
4. Diskusi; data yang diperoleh baik dari hasil Jetis Sidoarjo memiliki cara tersendiri dalam
wawancara dan dokumentasi didiskusikan perwarnaan dan motif di setiap kain batiknya
kembali bersama dengan stakeholders sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
terkait.
5. Reduksi, penyajian data dan penarikan b. Faktor Pendukung Tenaga Kerja
kesimpulan; hasil wawancara, dokumentasi Kampung Batik Jetis Sidoarjo
dan diskusi yang telah dilakukan direduksi Winardi (1992, h.56) menjelaskan bahwa
bersama dengan dosen pembimbing guna faktor yang mempengaruhi tenaga kerja adalah
menyusun penyajian data dan kesimpulan. Produktivitas tenaga kerja hingga tingkat tertentu
dipengaruhi oleh tenaga kerja keturunan, dari
B. Fokus Penelitian mana dia berasal dan iklim lingkungan yang
Fokus penelitian merupakan tahap awal tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Sifat-
lingkup permulaan yang dipilih sebagai nilai sifat kesehatan, kekuatan, intelegensi, ambisi,
penjelasan umum ditahap pertama pelaksanaan kemampuan untuk menilai, ketekunan,
penelitian, sehingga peneliti akan memperoleh mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. UKM
gambaran umum atau menyeluruh tentang objek batik tulis dengan tenaga kerja pembatik adalah
atau situasi yang diteliti oleh Faisal (1992, h.14). faktor pendukung tenaga kerja dalam
Dengan demikian fokus penelitian ini kelangsungan usaha batik menuntut peran
meliputi: sumberdaya manusia. Faktor pendukung tenaga
1. Pendapat stakeholders mengenai tenaga kerja kampung batik Jetis tersebut terdapat
kerja pembatik Jetis Sidoarjo beberapa hal seperti Kualitas Bahan Baku,
a. Pimpinan tiap instansi . Ketersediaan Pasar, Ketersediaan Teknologi
b. Pimpinan paguyupan batik Jetis Peralatan Produksi, Keterjangkauan Sarana
c. Masyarakat Kabupaten Sidoarjo sebagai Transportasi.
penerima layanan yaitu Bapak Y dan
Ibu N.
2. Strategi yang diberikan kepada tenaga kerja
batik yang dapat diterapkan untuk
pelaksanaan mendukung kelestarian UKM
di Sidoarjo.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 458-463 | 460


2. Identifikasi keinginan, kebutuhan dari 3. Strategi Inovatif Yang Perlu Dibidik
tenaga kerja serta tantangan persoalan Pemerintah Daerah Sidoarjo Dalam
membatik dikampung batik Jetis Sidoarjo Mendukung Kelestarian UKM Batik
a. Identifikasi internal dalam Jetis.
kebutuhan dan keinginan serta Perlunya menjawab adanya inovasi, dimana
tantangan membatik di kampung batik kebijakan yang dibuat cenderung usang hal ini di
Jetis Sidoarjo. sebabkan karena adanya perubahan dinamika
Adanya (1) Lokasi atau tempat dan sarana yang berbeda, jika hal itu di ulang-ulang tidak
bagi tenaga kerja pembatik maupun bagi para dapat menyelesaikan persoalan. Oleh karena itu
pengrajin. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo masih sesuai dengan perubahan dinamika masyarakat
kesulitan dalam hal perbaikan infakstruktur bagi dan untuk mengatasi ke usangan maka di
para pengrajin. Kawasan industri batik tulis Jetis perlukan sebuah inovasi-inovasi kebijakan.
Sidoarjo kurang maksimalnya. (2) Anggaran Harapan dari inovasi ini terjadi sebuah
bantuan permodalan bagi pengrajin batik tulis perubahan kebijakan dan terjadi perubahan
Jetis. Anggaran bantuan modal dapat dilihat dari strategi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
bantuan permodalan pada kredit bunga ringan Myres (2003, h.28), merumuskan strategi inovasi
yang diberikan pada seluruh UKM di Sidoarjo itu sebagai aktifitas konseptualisasi, serta ide
khususnya batik tulis Jetis. (3) Motivasi dalam menyelesaikan masalah dengan membawa nilai
Pemenuhan Kebutuhan Dalam memenuhi ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi
kebutuhan Rata-rata motivasi tenaga kerja masyarakat. Sehingga strategi yang dilakukan ini
pengrajin batik tulis Jetis di Sidoarjo memiliki harus mengidentifikasi faktor-faktor internal dan
motivasi yang tinggi. Kabupaten Sidoarjo eksternal yang diperoleh dengan menggunakan
merupakan kawasan industri di Jawa Timur, metode observasi, dilakukan dengan cara
dinamika lingkungan usaha yang tinggi mengamati secara langsung aktivitas dikawasan
cenderung mendorong pengrajin untuk tidak atau disekitar kawasan tenaga kerja yang berada
hanya memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dikampung batik Jetis dengan metode
tetapi juga kebutuhan pertumbuhan dan wawancara yang berisikan pertanyaan mengenai
keberlanjutan usahanya di masa depan. kampung batik dan semua aktivitasnya dapat
disimpulkan beberapa inovasi sebagai berikut :
b. Identifikasi Ekstern dalam kebutuhan (a) Strategi Kerjasama Antar Dinas Tenaga Kerja
dan keinginan serta tantangan membatik Dengan Dinas UKM Dalam Pemenuhan Tenaga
dikampung batik Jetis Sidoarjo Kerja Pembatik, Permasalahan kelangkaan
Adanya (1) Klinik Layanan Kemasan dan ketenagakerjaan pada sektor informal yakni pada
Merek berfungsi membantu pengusaha industri UKM batik tulis Jetis terjadinya ketimpangan
kecil untuk memperbaiki dan mengembangkan pasar produksi yang di tandai dengan banyaknya
sistim pengemasan produk yang dihasilkan, serta permintaan pasar terhadap produksi batik.
memecahkan masalah kemasan yang Dengan demikian kebijakan sektoral menjadi
dihadapinya. (2) Tingkat Komunikasi Para ujung tombak dalam penciptaan kesempatan
Tenaga kerja pembatik Jetis Sidoarjo. Tenaga kerja. Dimana dinas tenaga kerja sebagai
kerja melakukan komunikasi dengan tingkatan penyediaan informasi mengenai lapangan
yang baik. Suatu kondisi yang potensial untuk pekerjaan yang sedang dibutuhkan serta
memenuhi suatu kebutuhan keinginan dalam memberikan masukan terhadap calon tenaga
suatu tantangan membatik. (3) Daya Saing , kerja baru bahwa pekerjaan di sektor UKM
sebagian besar pengrajin di Sidoarjo memiliki memiliki prospek kedepannya dengan baik dan
daya saing relatif lebih tinggi. Gambaran aspek dinas UKM memberikan wadah pelatihan dan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pada tata cara membatik dengan jaminan tenaga kerja
pengrajin serta para tenaga kerja pembatik dalam pembatik yang bersetifikasi untuk meningkatkan
kualitas kelangsungan usaha. Aspek yang paling perluasan tenaga kerja. (b) Strategi Pendam-
menonjol pada faktor daya saing adalah aspek pingan Dan Pelatihan Tenaga Kerja Dalam
sikap pengrajin memiliki sikap yang cenderung Mendorong Kelestarian UKM Batik Tulis Jetis,
tinggi dalam hal daya saing, namun aspek Peningkatan kualitas tenaga kerja dilakukan
pengetahuan dan ketrampilan masih rendah. melalui pendidikan formal, pelatihan kerja dan
Pengrajin memiliki ketertarikan terhadap pengembangan di tempat sebagai satu kesatuan
persaingan yang diwujudkan secara sederhana sistem pengembangan SDM yang komprehensif
dalam kegiatan usaha keseharian berupa dan terpadu. Pelatihan memerlukan informasi
pengamatan terhadap setiap perubahan harga mengenai jenis keterampilan yang di butuhkan
produk kerajinan dan jumlah permintaan/pesanan oleh pemberi kerja. Pendampingan membu-
dari pengrajin lain. tuhkan tenaga ahli yang berkompeten di bidang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 458-463 | 461


batik. Pendampingan ini bertujuan mengetahui terkelola secara aktual, modern, integratif dengan
kekurangan dalam proses pelatihan agar memanfaatkan sistem jaringan, yang mendis-
kedepannya dapat berjalan dengan baik. tribusikan jenis-jenis informasi pasar, produksi,
Pelatihan-pelatihan ini memerlukan informasi investasi, bahan baku, teknologi dan tenaga
mengenai jenis ketrampilan yang dibutuhkan. kerja. (d) Strategi Pengembangan Lingkungan
Jenis pelatihan dapat direncanakan lebih baik Bisnis Yang Nyaman Dan Kondusif, Melalui
apabila sistem informasi pasar kerja dapat Pembinanan Aparatur Serta Sarana Dan Prasana.
dibangun. (c) Strategi Pengembangan Dan Starategi ini mengupayakan terwujudnya
Penguatan Sumber Daya Informasi Dalam peningkatan kinerja aparatur di bidang SDM,
Mendorong Pembangunan Sektor Industri Dan sarana dan prasarana, melalui siklus manajemen
Perdagangan. Arus informasi industri dan perencanaan yang teratur perumusan peraturan-
perdagangan yang lancar dan akurat. Bagi peraturan mengenai tenaga kerja yang berada
masyarakat informasi telah mendunia pada saat pada sektor industri rumah tangga dan
ini merupakan faktor daya saing yang kuat dalam perdagangan serta peningkatan sarana dan
sistem informasi telah mendukung perekonomian prasarana dalam mendukung iklim kerja yang
daerah. Transparansi informasi diharapkan kondusif.

REKAPITULASI HASIL PENELITIAN

• Tidak adanya peraturan di dalam UU No. 7 Tahun 1981 mengenai tenaga kerja UKM batik Jetis Sidoarjo wajib lapor tenaga kerjanya pada dinas tenaga kerja.
Dinas Sosial dan • Dinas tenaga kerja tidak mempunyai wewenang terhadap UKM batik Jetis, hal ini agar tidak terjadi tumpang tindih dengan Diskoperindag.
Tenaga Kerja • Dinas tenaga kerja hanya memiliki UPT Pelatihan kependudukan.
• Badan Pelatihan Tenaga Kerja (BPLK) kita belum mempunyai, namun itu ada pada perusahaan ataupun pihak swasta yang mengelola telah bekerjasama oleh pemerintah.
Tenaga • Sejauh ini dinas tidak mengetahui tenaga kerja yang terdapat dikampung batik Jetis, kita juga tidak mempunyai data jumlah pembatik
Kerja Batik
Tulis Jetis Dinas Koperasi,
• kemandirian dalam pemilihan tenaga kerjanya, dinas hanya mengawasi kelangsungan usahanya.
Perindustrian, • Dinas memberikan fasilitas mengenai permodalan, ijin usaha, hak paten merk dagang serta pembinaan manajemen Usaha.
Perdagangan • Bantuan kepada UKM batik sudah sangat maksimal dalam pengembangan usaha, yang sesuai dengan Tupoksi Diskoperindag dan visi misi Sidoarjo.
Dan ESDM

• Angka penganguran terbuka Sidoarjo pada Tahun 2008 mencapai 11, 9 % dan 2011 mencapai 4,75%
Data
Pengangguran
Sidoarjo
• Apabila dihitung mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 terjadi penurunan 7,15%

• Selama ini berusaha sendiri mengenai tenaga kerja membatiknya dari pihak luar Sidoarjo di karenakan tidak ada bantuan dari pemerintah mengenai ini.
UKM batik Jetis • Sulitnya mendapatkan tenaga kerja pembatik di Sidoarjo, dikarenakan kebanyakan mereka lebih tertarik dengan pekerjaan di industri pabrik lainya.
• Usaha batik tetap berjalan dan selalu ramai pengunjung dan semakin meningkat pemesanan di pasar konsumen.
• Tetap menjaga warisan budaya membatik Indonesia dan warisan batik keluarga.

STRATEGI INOVATIF KEBIJAKAN

STRATEGI INOVATIF

Strategi Pendampingan Dan Strategi Pengembangan Dan Strategi Pengembangan


Strategi Kerjasama Antar
Pelatihan Tenaga Kerja Penguatan Sumber Daya Lingkungan Bisnis Yang
Dinas Tenaga Kerja Dengan
Dalam Mendorong Informasi Dalam Mendorong Nyaman Dan Kondusif,
Dinas UKM Dalam Pemenuhan
Kelestarian UKM Batik Tulis Pembangunan Sektor Melalui Pembinanan
Tenaga Kerja Pembatik
Jetis. Industri Dan Perdagangan Aparatur Serta Sarana Dan
Prasana

Kerjasama
UKM batikantar dinas tenaga Arus informasi industri dan
Pendampingan dan pelatihan Starategi ini mengupayakan
kerja
Jetisdengan dinas UKM perdagangan yang lancar dan
tenaga kerja bertujuan untuk terwujudnya peningkatan
sangat di butuhkan pada
UKMUKM batik
batik meningkatan ketrampilan, akurat. Sistem informasi kinerja aparatur di bidang
hakekatnya semua kegiatan
keahlian dan kompentensi yang efektif akan SDM, sarana dan prasarana,
ekonomi Jetis
Jetisbaik skala besar,
tenaga kerja dan produkfitas. meningkatkan nilai enkomis melalui siklus manajemen
menengah maupun kecil,
Peningkatan kualitas tenaga dan nilai tambah industri perencanaan yang teratur
formal dan informal
kerja dilakukan melalui serta perdagangan. Harga perumusan peraturan-
mempunyai identitas
pendidikan formal, pelatihan informasi harus semurah- peraturan mengenai tenaga
sektoral. Setiap sektor atau
kerja dan pengembangan di murahnya agar dapat kerja yang berada pada
sub sektor mempunyai
tempat sebagai satu kesatuan digayagunakan oleh sektor industri rumah tangga
instansi pembinaan. Agar
sistem pengembangan SDM masyarakat luas, harus dan perdagangan serta
dapat menciptakan jaminan
yang komprehensif dan informasi harus lancar dan peningkatan sarana dan
tenaga kerja pembatik yang
terpadu. cepat ke arah semua jenjang prasarana dalam mendukung
bersetifikasi
industri dan perdagangan. iklim kerja yang kondusif

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 458-463 | 462


Penutup inovatif yang dibidik oleh pemerintah daerah
A. Kesimpulan diharapkan mampu melestarikan UKM batik
Pengembangan UKM batik tulis dalam tulis Jetis pada tahap tahap berikutnya dapat
aspek tenaga kerja menjadi faktor penting dalam berjalan dengan maksimal dan baik serta
perkembangannya. Para pengrajin batik Jetis membuat kesejahteraan masyarakat khusunya
sebagian sudah memiliki pengetahuan tentang tenaga kerja menjadi meningkat dalam
ketrampilan membatik secara turun menurun. kelangsungan usaha batik tulis Jetis di
Para pembatik banyak yang berusia lanjut, Kabupaten Sidoarjo.
karena pekerjaan membatik kurang diminati oleh
generasi muda tak sedikit para pengrajin harus B. Saran
mendatangkan pekerja dari luar Sidoarjo seperti Lebih terintegrasinya pemerintah daerah
halnya pengrajin dari Pekalongan, Trenggalek, yang bertugas dalam kelestarian UKM batik tulis
Tulung Agung. Kondisi ini cukup memprihatikan Jetis, khususnya dinas dinas yang sudah ditunjuk
karena seharusnya industri batik Jetis sangat untuk mendukung kelestarian UKM batik tulis
potensial untuk menyerap tenaga kerja dan Jetis melalui tenaga kerja pembatiknya di
mengurangi pengangguran di Kabupaten Kabupaten Sidoarjo, agar tidak terjadi
Sidoarjo. Pengembangan UKM pada sektor kelangkaan tenaga kerja pembatiknya.
tenaga kerja di Kampung Batik Jetis masih perlu Melakukan pendekatan secara impersonal
banyak pembenahan dalam pelaksanaannya hal sehingga tenaga kerja batik Jetis merasa dihargai
tersebut bisa dilihat dari Minimnya penataan dan menampung aspirasi dari tenaga kerja
kelembagaan industrilisasi oleh pemerintah maupun pemilik usaha sehingga mereka bisa
Kabupaten, kurangnya pengembangan dan mengutarakan apa saja sebenarnya.
penguatan sumber daya informasi. Strategi

Daftar Pustaka
Islamy, Irfan. (2001). Prinsip-prinsip perumusan kebijaksanaan Negara. Cetakan kesepuluh, Jakarta,
Bumi aksara.
Kuncoro, Mudrajad. (2004). Otonomi dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta, Erlangga.
Miles, P Morgan. (2000). The Relationship Between Environmental Dynamism and Small Firm
structure, strategy, and Performance. Journal of Marketing theory and Practice. Pp. 63-74
Nurcholis, Hanif. (2007). Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta, Gramedia.
Susanto. (2010). 60 Management Gems. Jakarta, Kompas.
Winardi. (1992). Promosi dan Reklame. Bandung, PT Mandar Maju.
Zauhar, Soesilo. (1992). Pengantar Ilmu Administrasi Negara. Malang, PPIIS Unibraw.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 3, Hal. 458-463 | 463

Anda mungkin juga menyukai