Anda di halaman 1dari 9

PO 13

B. INDO

Buatlah contoh kutipan langsung dan tidak langsung, sumber bisa dari buku atau artikel jurnal ilmiah
sesuai dengan bidang ilmu Anda.

1. Kutipan Panjang (Langsung):


a. Kutipan langsung panjang:

       Akhsin, 2011: 134 menjelaskan bahwa Erisipelas adalah infeksi bakteri streptokokus,
melibatkan sistem limfatik pada lapisan atas kulit, menyerupai luka bakar dan sangat
menyakitkan. Penyakit ini juga sering disebut St Anthony’s Fire. Kulit biasanya merah dan
bengkak, tampak adanya batas yang jelas antara kulit normal dan kulit yang terinfeksi.

b. Kutipan langsung pendek:


... “Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus” (Akhsin, 2011: 145).

2. Kutipan Pendek (Tidak Langsung):


a. Kutipan Tidak Langsung Panjang:
       Akhsin (2011: 141) menyatakan bahwa Impetigo adalah infeksi kulit yang dangkal atau
biasa disebut masyarakat dengan korengan, dimana hal tersebut disebabkan oleh
mikroorganisme berupa bakteri dengan spesies Staphylococus aureusc dan terkadang oleh
Streptococus pyogenes. Dimana bakteri ini menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan
kecil berisi nanah (pustula). Impetigo atau korengan ini biasa terjadi pada anak-anak,
terutama yang kebersihan badannya kurang dan penyakit ini bisa muncul pada bagian
tubuh manapun (paling sering ditemukan pada wajah, lengan dan tungkai).
Pada orang dewasa Impetigo bisa terjadi setelah menderita penyakit kulit lainnya, infeksi
saluran nafas atas, cedera atau suatu keadaan yang menyebabkan robekan kulit.

b. Kutipan Tidak Langsung Pendek:


Menurut Akhsin (2011: 24) Disentri adalah infeksi usus yang disebabkan oleh
mikroorganisme jenis protozoa dengan spesies Entamoeba histolytica.

Bacalah pendapat ahli bisa dari buku, jurnal, majalah cetak atau elektronik mengenai
pengertian bahasa Indonesia, kemudian kutiplah, dan susun menjadi daftar pustaka
hasil dari kutipan teersebut!

1. Prof. Dr. A. Teew (Sarjana Belanda) Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang
berabad-abad tumbuh dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan
setelah bangkitnya pergerakan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf diangkat dan
dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.

Daftar Pustaka: A, Teeuw.2010. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta:
2. Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta digunakan oleh
masyarakat seluruh Indonesia sehingga sama sekali bebas dari elevi-unsur bahasa daerah
yang belum umum dari bahasa kesatuan kita. Dengan kata lain, bahasa Indonesia ialah
bahasa Melayu yang sudah menyatu benar dengan bahasa suku- suku bangsa yang ada di
kepulauan nusantara. Adapun bahasa daerah yang disumbangkan, betul-betul telah
menyatu dan tidak lagi terasa sebagai bahasa daerah.

Daftar Pustaka: Aminudin. 1999. Pembelajaran Terpadu Bahasa dan Sastra Indonesia.
Malang : IKIP Malang Press.

3. Bahasa didefinisikan sebagai satu sistem komuniksai dengan bunyi,beroperasi melalui


alat ujar dan pendengaran antara anggota masyarakat tertentu dan menggunakan symbol
vokal yang memiliki makna konvensional manasuka . (Mario Pei,1980). (Tim Dosen MKU
Bahasa Indonesia : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).

4.Bahasa diartikan sebagai salah satu alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan
atau peraasan dengan menggunakan tanda tanda, bunyi bunyi,isyarat isyarat atau ciri-ciri
yang memiliki makna yang di mengeri secara konvensional . (Collegiate Dictionary, 1981).
(Tim Dosen MKU Bahasa Indonesia : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).

PermalinkShow parentReply

KDM

1.Seorang anak usia 6 tahun dibawa oleh ibunya ke RS karena mual muntah dan sulit
makan. Saat dilakukan pengkajian, mata cekung, konjungtiva anemis dan bibir kering.
Dokter mendiagnosis pasien dengan GEA (Gastroenteritis Akut). Dokter menganjurkan
untuk memasukkan cairan infus Asering 2000 mL dalam 24 jam. Berapakah tetesan infus
yang diberikan per menit?

Rumus Tetesan Per Menit (TPM)


(Faktor Tetes x Jmlh Kebutuhan Cairan)/(Waktu x 60)

Diketahui :
Jumlah kebutuhan cairan = 2000 mL
Faktor Tetes = 60
Waktu = 24 Jam

Jawab :
(60 x 2000)/(24 jam x 60 menit) = 120.000 / 1.440 = 83,3 atau 83 tetes / menit
Jadi anak tersebut diberikan tetesan infus 83 tetes/menit

2. Pasien usia 27 tahun datang ke RS dan didiagnosis dehidrasi. BB pasien 62 Kg. Tinggi
Badan 163 cm. Berapa kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien tersebut dalam 24 jam?

Rumus Menghitung Kebutuhan Cairan (Dewasa)


BB 10 KG Pertama = 1000 mL
BB 10 KG Kedua = 500 mL
BB >> 10 kg = 20 mL x Sisa BB

Diketahui :
BB Pasien = 62 Kg
Jawab :
10 KG Pertama = 1000 cc
10 KG Kedua = 500 cc
42 Kg terakhir = 20 mL x 42 Kg = 840 cc Cairan

Total Cairan yang dibutuhkan adalah


1000 cc + 500 cc + 840 cc = 2.340 cc atau 2,3 L

3. Kateterisasi merupakan tindakan memasukkan kateter kedalam vesika urinaria untuk


membantu memenuhi kebutuhan eliminasi, indikasi dilakukannya kateterisasi
adalah, kecuali:

a.      Retensi urine

b.     Tidak mampu berkemih akibat obat sedative

c.      Cedera kaki

d.     Cedera tulang belakang

e.      Semua benar

Jelaskan pilihan jawaban anda

e. Semua benar
karena tindakan pemasangan kateter dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan
eliminasi, khususnya dianjurkan untuk pasien yang tidak mampu berkemih dan Sedang
tidak boleh banyak bergerak / mobilisasinya terbatas misalnya seperti contoh-contoh yang
ada diatas agar tidak mengganggu proses pengobatan/penyembuhan.
KDK

1.Seorang perempuan usia 42 tahun dirawat di ruangan penyakit dalam dengan diagnosis


HIV/AIDS, dengan keluhan lemas, diare sejak satu bulan yang lalu  dan tidak nafsu makan,
penurunan BB 5 Kg satu bulan terakhir. Pengkajian: tampak bercak putih pada mukosa
mulut, batuk berdahak, turgor kulit kering,  TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 60x/menit,
frekuensi pernafasan 26x/menit, suhu 37,8 0C, TB 165 cm, BB 40 Kg, Limfosit 10%, CD4
50/mmᵌ.

Apakah masalah keperawatan pada kasus diatas?

defisit nutrisi b.d faktor psikologis ( penurunan napsu makan )

2. Seorang perempuan usia 60 tahun mengeluh haus, lemas disertai penurunan BB 1,5 kg
dalam 1 bulan terakhir. Hasil pengkajian: membrane mukosa kering, TD 100/90 mmHg,
frekuensi nadi 76 x/menit, frekuensi napas 18 x/menit. Hasil Lab: GDS 410 gr/dl.

Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?

Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b.d Hiperglikemia (Gangguan toleransi gula darah)

3. An.A, 12 thn direncanakan u/ menjalani reparasi hipospadia.TB = 150 cm, BB = 38 kg.


Hitung berapa kebutuhan kalorinya per hari?

tinngi badan : 150


berat badan : 38 kg
Umur 12 tahun

pria : 66,5 + ( 13,7 x bb ( 38 ) ) + ( 5 x tb ( 150 ) ) - ( 6, 8 x umur ( 12 ) ) = 1255.5


wanita : 665 + ( 9,6 bb ( 38 ) ) + ( 1,8 x tb ( 150 )) - ( 4,7 x umur ( 12 )) = 1423.4

4. Tn. S, usia 33 th. BB 76 kg, TB 160 cm. Hitung BMI Tn. S dan termasuk kategori apa
status nutrisi Tn. S?

BMI = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m)2

76 kg / (1,6 m2)

76 kg / 2,56m2

=29,6 kg/m2 ( obesitas )

Biomedik
1. Jelaskan ciri khas dari cacing Plathyhelmintes yang membedakan dengan cacing 
Nemathyhelminthes.

ciri-ciri Plathyhelmintes :
- Bentuk tubuh pipih, simetri bilateral, triploblastik, dan acoelomata.
- Tubuhnya terdiri atas bagian kepala (anterior), ekor (posterior), bagian punggung (dorsal),
bagian perut (ventral), dan bagian samping (lateral).
- Sistem pencernaan makanan belum sempurna, terdapat mulut dan belum memiliki anus.
Makanan masuk melalui mulut —>farink —>usus —>dan dikeluarkan melalui mulut.
- Belum memiliki system respirasi. Masuknya oksigen (O2) dan keluarnya karbondioksida
(CO2) melalui permukaan kulit.
- Sistem ekskresi tersusun atas sel-sel bersilia( flame cells /aster / sel api).
- Susunan syaraf terdiri atas 2 ganglia yang berbentuk cincin membentuk tangga tali.
- Reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan dengan perkawinan
silang atau perkawinan sendiri, karena bersifat hermaprodit (monoceus). Secara aseksual
dengan fragmentasi dan membentuk generasi baru (regenerasi).
- Hidup bebas di air tawar dan laut,maupun tempat–tempat lembap.

Atau

Platyhelminthes mengacu pada filum cacing yang memiliki simetri bilateral dan tubuh yang
lunak, biasanya rata, terdiri dari cacing pipih,
tidak mengandung coelom (aselomata). Platyhelminthes menunjukkan perkembangan
organ yang terbatas, tidak mengembangkan penutup tubuh, tubuh Platyhelminthes datar,
anggota Platyhelminthes juga dikenal sebagai cacing pipih.
Platyhelminthes memiliki sistem pencernaan yang tidak lengkap dengan pembukaan
tunggal. Ekskresi Platyhelminthes melalui sel api.
Platyhelminthes sebagian besar adalah hermafrodit, bergerak dengan mengontrak otot
sirkuler dan longitudinal mereka sebagai alternatif, memiliki siklus hidup yang lebih
kompleks.

2. Apa ciri khas cacing Trematoda? dan sebutkan jenis cacing dari kelas ini yang bersifat
parasit pada manusia.

-Tubuh pipih dorso-ventral dengan bentuk oval, membulat atau seperti daun.

-Ukuran tubuh biasanya kecil, dan tidak bersegmen.

-Dinding tubuh tidak bersilia, tetapi ditutupi oleh kutikula tebal.

-Memiliki sucker atau alat-alat kait lain, untuk melekatkan diri pada inang.

-Saluran pencernaan terdiri atas mulut , faring dan 2 cabang usus, tanpa anus.

-Sifat individu monooesis.


-Endoparasi atau ektoparasit.

-Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.

-Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior


Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya

-Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh
inangnya.

-Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan
pembuluh darah vertebrata (Ikan , Ternak, Manusia).

Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan dgn kutikula,
tubuhnya tidak memiliki silia.

contoh:

- Clonorchis sinersis / Opistorchis sinersis (cacing hati manusia)

- Schistosoma japonicum (cacing darah)

3. Yang termasuk ke dalam Cestoda adalah cacing pita. Jelaskan mengenai jenis-jenis
cacing pita, hospesnya siapa, dan bagaiman cara menginfeksinya?

a. Taenia Solium
Hospes : Babi
Proglottid masak (terdapat dalam feses) bila tertelan oleh babi Þ Embrio Heksakan,
menembus usus dan melepaskan kait-kaitnya Þ Larva Sistiserkus (dalam otot lurik babi)
tertelan manusia Þ Cacing dewasa.

b. Taenia Saginata
Hospes : Sapi
Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel
telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio keluar dari tubuh bersama feses.
Bila telur termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi
larva onkosfer. Larva onkosfer menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau
pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut
Cysticercus (larva cacing). Kista (cysticercus) akan membesar dan membentuk
gelembung . Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau
setengah matang. Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan
skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid
yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian
termakan oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan
menetas menjadi larva onkoster.

PATOLOGI

1. Gambar anatomi gaster dan bagian-bagiannya

1. Kardiak – Kardiak adalah tempat pertama dari lambung, letaknya berada di bawah
setelah kerongkongan. Tempat ini adalah tempat pertama masuknya makanan
setelah dari kerongkongan. Kardiak merupakan bagian atas dari lambung.

2. Fundus – Fundus merupakan bagian tengah dari lambung. Pada bagian ini
makanan akan tersimpan selama kurang lebih 1 jam. Di dalam fundus, gas-gas akan
terakumulasi ketika proses pencernaan kimia terjadi di dalam lambung.

3. Korpus – Korpus merupakan wilayah pusat dari organ lambung. Di bagian


korpuslah proses pencernaan kimia akan terjadi.

4. Pilorus – Pilorus merupakan bagian lambung yang berhubungan dengan usus dua
belas jari. Pada bagian ini makanan akan terkumpul dan mengalami proses
pencernaan sebelum masuk ke bagian usus dua belas jari. Pilorus akan bekerja
dengan dipengaruhi pH dari makanan. Jika makanan yang masuk ke pilorus bersifat
asam maka otot-otot pada pilorus akan mengendur sehingga pintu-pintu pilorus akan
terbuka. Lain halnya jika makanan yang masuk ke pilorus bersifat basa. Otot-otot
pada pilorus akan berkontraksi akibatnya pintu-pintu pilorus akan tertutup sehingga
makanan tidak dapat dikeluarkan

2.Jelaskan tentang penyakit Gastritis dan bagaimana penatalaksanaannya

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung
yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau
peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang
terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas, peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).

Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau parasit lainnya juga
dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut adalah meminum alkohol secara
berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang dimakan, dan penggunaan kokain.
Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen.
(Dewit, Stromberg & Dallred, 2016)

Gejala gastritis akut adalah anoreksia, mual dan muntah, perasaan perut penuh sedangkan
Pada gastritis kronis terjadi anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati setelah
makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah.

Komplikasi yang dapat di timbulkan oleh gastritis akut adalah perdahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa haematomesis dan melena, dapat berakhir dengan shok
hemoragik, sedangkan pada Gastritis kronis yaitu Perdarahan saluran cerna bagian atas,
ulkus, ferporasi dan anemia karena ganggguan absorpi vitamin B12 (Hardi & Huda Amin,
2015).

Penatalaksanaan gastritis:
a. Pengobatan pada gastritis meliputi:
1) Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
2) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan intravena untuk
mempertahankan keseimbangan cairan sampai gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang
tidak parah diobati dengan antasida dan istirahat.
1) Histonin: Dapat diberikan untuk menghambat pembentukan asam lambung dan
kemudian menurunkan iritasi lambung.

2) Sulcralfate : diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara menyelaputinya,


untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang menyebabkan iritasi ( Ikatan
Apoteker Indonesia. 2010)

b. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:


Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcoholdan
makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet
mengandung gizi dan ajurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secaraparenteral.
Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh
mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan
penetralisasian agen penyebab.
1) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum (contohnya: alumunium hidroksida
) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus lemon encer atau cuka encer
2) Bila korosi luas atau berat, 11iagno, dan lafase dihindari karena bahaya perforasi.

Anda mungkin juga menyukai