Literature Manajemen (Antoneta Kora)
Literature Manajemen (Antoneta Kora)
DISUSUN OLEH:
NPM : 12114201190023
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan ramat dan
hidayah-Nya Sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul “manejemen
stress” disusun dalam rangka melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas 1.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mohon
maaf yang setulus-tulusnya dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangannya.
Sehingga saya mengharapkan kritik saran dari pembaca.
Akhir dari kata saya berharap agar makalah ini berguna bagi semua pihak dalam
memberi informasi tentang “Manejemen stress”, semoga tercapai segala tujuan yang
tercapai.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Tujuan Penulisan......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
A. Pengertian stress.............................................................................................
B. Etiologi...........................................................................................................
C. Klasifikasi......................................................................................................
D. Tahap pelaksanaan..........................................................................................
BAB III LITERATUR REVIEW...........................................................................
A. Literatur review.............................................................................................
BAB IV PENUTUP................................................................................................
1. Penutup
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang berbicara tentang stres. Kita mendengar topic ini sebagai bahan
pembicaraan sehari-hari. Baik di radio, televisi, surat kabar dan berbagai konferensi
maupun di kalangan universitas. Sayangnya hanya sedikit saja yang mengerti konsep stres
yang benar. Maneger menganggap stres sebagai frustasi atau ketegangan emosi.
Seseorang menderita stress, selalu terwujud dalam berbagai macam penyakit, dapat
pula melalui ketidakmampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
sehingga penderita gangguan kecemasan, depresi dan gangguan psikomatik. Penderitaan
fisik atau psikis menyebabkan orang tak dapat berfungsi dengan wajar, tak mempu
berprestasi tinggi dan sering menjadi masalah bagi lingkungannya yang merupakan akibat
dari stress berlanjutan.
B. Tujuan
1. Pembaca dapat menghindari dan mengatasi stress dengan baik berdasarkan gejala
dan faktor-faktor stress
2. Pembaca dapat memiliki kehidupan yang lebih tenang dan berkualitas karena
dapat melakukan manajemen stress dengan baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Etiologi
Menurut Robbnis (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan
timbulnya stress, yaitu :
1. Faktor lingkungan
a. Ketidak pastian ekonomi
b. Ketidak pastian politik
c. Perubahan teknologi
2. Faktor organisasi
a. Tuntutan tugas
b. Tuntutan peran
c. Tuntutan antar personil
3. Faktor personal
a. Persoalan keluarga
b. Persoalan ekonomi
C. Klasifikasi
1. Fisik, yaitu sulit tidur atau tidak teratur, sakit kepala, adanya gangguan
pencernaan, keringat berlebihan, berubah selera makan, tekanan darah tinggi atau
serangan jantung dan kehilangan energi.
2. Emosional, yaitu marah-marah mudah tersinggung dan terlauh sensitif gelisah dan
cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis dan depresi,
gugup, agresif terhadap orang lain, dan mudah bermusuhan serta muda
menyerang, dan kelesuan mental.
3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit untuk
berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran
saja.
4. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan kepada orang
lain menurun, mudah mengingkari janji, senang mencari kesalahan orang lain,
menutup diri secara berlebihan dan mudah menyalakan orang lain.
D. Tahap pelaksanaan
Beberapa cara menghindar Stress adalah sebagai berikut :
a) Saat di rumah
Mencari waktu santai di rumah
Begitu sampai di rumah mungkin sudah disambut oleh masalah
-masalah keluarga dan tugas-tugas perut ini yang harus dilakukan.
Seringkali itu semua menambah stress yang sudah dibawa dari
tempat kerja. Begitu sampai di rumah apabila waktu untuk
bersantai sejenak. Biarkan keluarga tahu bahwa kita membutuhkan
waktu untuk beristirahat.
Tidur yang cukup
Hampir semua peneliti menunjukkan bahwa kita butuh 7 sampai 8
jam tidur di malam hari agar bisa berfungsi trik cara prima. Tidur
membuat kita santai dan mendapat tenaga kembali, serta membantu
perlawanan terhadap stress.
Tubuh kita perlu istirahat yang cukup agar bisa pulih dari aktivitas
-aktivitas yang padat. Istirahat, baik itu dalam bentuk tidur siang
singkat maupun tidur malam yang cukup sangatlah memberikan
efek yang signifikan untuk meredakan stress yang mudah muncul.
Pelajari dan kuasai teknik mengatur waktu
Stress seringkali terjadi karena kita selalu dikejar oleh waktu,
hasilnya adalah panik dan cenderung tidak sabar. Dengan belajar
mengatur waktu, kita akan dengan mudah meredakan potensi
munculnya stress, karena pikiran kita lebih tenang dalam
menghadapi tugas-tugas. Hasil dari tugas yang dikerjakan menjadi
lebih optimal.
Berolahraga secara teratur
Aktivitas olahraga adalah salah satu pereda stress paling ampuh.
Pada dasarnya tress terbentuk karena ketidakberdayaan kita dalam
menghadapi, menguasai, maupun memecahkan masalah yang ada.
Aktivitas olahraga juga menimbulkan rasa puas atas keberhasilan
kita menyalahkan diri sendiri. Efek langsung adalah perasaan
terhadap diri sendiri yang lebih baik dan relaksasi dari otot-otot dan
syaraf tubuh yang tegang.
Banyak tersenyum
Semakin sering kita tersenyum makasih makin bahagia. Sebuah
senyum juga membuat orang lain kembali tersenyum. Usahakan
tersenyum saat kita marah walaupun terdengar tidak masuk akal
tetap tersenyum akan mendorongkan otot-otot wajah.
Menata rumah
Salah satu unsur menyebabkan bertambahnya stress adalah
menumpuknya tiga rumah tangga, jangan mudah-mudah dan
mulailah menatah rumah.
A. Literatur Review
PENNDAHULUAN
Pada1 tahun 2010, 11.15 persen dari jumlah penduduk Indonesia adalah
lansia. Pesatnya angka pertumbuhan lansia ini sebenarnya merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Namun di sisi lain, kondisi ini juga merupakan tantangan bagi
pemerintah dalam pembangunan negara.
Secara umum, lansia rentan menga-lami bermacam macam masalah kese-
hatan. Papalia, Olds, dan Feldman menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh fungsi organik
dan sistemik lansia yang menurun seiring dengan pertam-bahan usia yang dialami. Salah satu
hal yang sering dialami lansia adalah penyakit kronis. Penyakit kronis adalah penga-laman
sakit yang dialami secara terus-menerus selama enam bulan atau lebih. Durasi penyakit
kronis yang relatif lama membuat penyakit kronis rentan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan penderitanya, baik aspek fisik, psikologis, maupun sosiaI.
menunjukkan bahwa kon-disi ekonomi penderita merupakan salah satu faktor yang
menentukan kedisiplinan penderita penyakit kronis menjalankan treatment-nya.
Lieber menunjukkan bahwa penyakit lower back pain dapat menurun-kan performa
kognitif lansia penderitanya, dimana hal ini menyebabkan keberfung-sian sehari-hari lansia
menjadi terbatas.
Kondisi ini kemudian mempengaruhi kondisi psikologis lansia yang relatif menjadi lebih
mudah merasa tertekan, tidak berdaya, dan putus asa dalam menghadapi penyakit kronisnya.
Berbagai dampak yang dirasakan penderita penyakit kronis dalam aspek-aspek
kehidupan mereka menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap stres yang berdampak pada
penurunan kualitas hidup. juga menyebutkan bahwa gangguan depresi dan simtomnya secara
signifikan lebih banyak ditemukan pada populasi lansia dengan penyakit kronis.
secara aktif . Di samping itu, Monroe menje-laskan bahwa intervensi yang menyasar
pada pikiran dan tubuh juga dapat meng-optimalkan kebermanfaatannya diban-dingkan
intervensi yang menyasar hanya kepada salah satunya saja.
Oleh karena itu, peneliti berasumsi bahwa program intervensi manajemen stres yang
terdiri dari beberapa teknik pengelolaan stres yang menyasar pada tubuh dan pikiran dapat
memberikandampak yang optimal bagi partisipan.
Di samping itu, program intervensi manajemen stres ini akan diberikan secara
berkelompok. Hal ini karena bentuk terapi kelompok dirasa lebih dapat memfasilitasi budaya
kolektivisme yang umumnya dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Dengan bentuk intervensi
kelompok, diharapkan lansia yang menjadi partisipan penelitian ini dapat lebih mudah mela-
kukan sharing mengenai masalah, saling menguatkan, dan membantu partisipan lain yang
memiliki masalah sama dengan-nya.
METODE
Desain dan partisipan penilitian
ini menggunakan desain quasi-experimental one-group pre-test post-test dengan
within-group analysis. 2013-2014 . Para partisipan tersebut dipilih dengan purposive
sampling dan dibagi ke dalam lima kelompok penerima intervensi berdasarkan lokasi tempat
tinggalnya
Intertemen penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggu-nakan alat ukur Perceived Stress Ques-tionnaire
untuk mengumpulkan data pada saat pre-test dan post-test.
PSQ mengukur stres sebagai reaksi subjektif individu terhadap kejadian eksternal dan
tuntutan dari lingkungan dari lingkungan . Mengingat stres pada penderita penyakit kronis
sering kali disebabkan oleh persepsi kognitif yang salah terhadap situasi yang dihadapi, maka
peneliti memutuskan untuk meng-gunakan alat ukur PSQ ini untuk mengukur stres partisipan.
Setiap butir pernyataan tersebut dijawab menggunakan Skala Likert yang terdiri dari empat
poin, mulai dari 1
Prosedur penelitian
Penelitian ini diawali dengan proses studi literatur dan wawancara untuk mengetahui
budaya yang dianut lansia dan relevan dengan intervensi psikologis yang akan
dikembangkan.
Sukmajaya, Sawangan, Cinere, dan Limo.
Kecamatan Sawangan, dan satu di Keca-matan Limo. Masing-masing kelompok akan
difasilitasi oleh dua orang fasilitator yang merupakan Psikolog. Topik pada masing-masing
sesi saling berkaitan, sehingga partisipan diwajibkan untuk mengikuti semua sesi. Apabila
peserta tidak dapat menghadiri salah satu sesi, maka sesi tersebut akan digantikan sebe-lum ia
melanjutkan ke sesi berikutnya.
Program intervensi manajemen stress
Secara umum, setiap sesi berisi mengenai teknik-teknik coping stress dan sharing
partisipan mengenai pengalaman mereka terkait teknik yang sedang dibahas. Namun pada
sesi dua hingga terakhir, pertemuan juga ditambahkan dengan melakukan latihan relaksasi
sebelum memulai sesi, baik relaksasi pernapasan dan relaksasi progresif.
Berikut adalah uraian dari kegiatan yang dilakukan dalam masing-masing sesi.
Di dalam sesi ini, partisipan mulai diajarkan cara mela-kukan relaksasi pernapasan.
x Sesi tiga berisi pembahasan mengenai dampak-dampak stres terhadap diri partisipan, baik
secara fisik maupun psikologis. Karena stres sering kali membawa ketegangan dalam tubuh
dan menimbulkan ketidaknyamanan, maka dalam sesi ini partisipan juga diajarkan cara
melakukan relaksasi progresif sembilan kelompok otot.
x Sesi enam membahas mengenai langkah-langkah melakukan peme-cahan masalah. Dalam
sesi ini, peserta diminta untuk melakukan latihan melakukan pemecahan terhadap masa-lah
yang dialami dan mencobakan solusi yang dipilihnya untuk meng-atasi masalah tersebut
dalam rentang waktu satu minggu.
x Sesi tujuh berisi pembahasan mengenai hasil uji coba pemecahan masalah yang telah
dilakukan.
Hasil
Diskusi
Lansia yang memiliki penyakit kronis rentan mengalami stres. Hal ini karena
penyakit kronis yang diderita dapat membawa berbagai perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan penderitanya, misalnya aspek pekerjaan, hubungan
interpersonal, rekreasi, emosi, dan kualitas hidup . Perubahan yang terjadi tersebut, antara
lain penurunan kualitas hidup, peningkatan kecemasan dan penyalahgunaan zat, kesulitan
tidur, gangguan dalam keberfungsian seksual, penurunan keberfungsian sistem
imun, kerentanan rasa sakit, dan kerentanan terhadap kematian .
Hal ini menyebabkan stres pada penderita penyakit kronis perlu menda-patkan
intervensi agar tidak memper-buruk kondisi kesehatannya, baik secara fisik maupun
psikologis. Menurut Sarafino dan Smith , ada beberapa teknik intervensi yang dapat diberikan
kepada penderita penyakit kronis untuk mem-bantu menurunkan stres mereka. Teknik-teknik
intervensi tersebut, antara lain pemberian psikoedukasi, pelatihan relak-
sasi, biofeedback, terapi kognitif , serta terapi interpersonal dan keluarga.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek penerapan program intervensi manajemen
stres berkelompok yang terdiri dari berbagai teknik coping stress dalam menurunkan stres
yang dialami oleh lansia dengan penyakit kronis. Hasilnya membuktikan bahwa program
intervensi manajemen stres ini mampu menurunkan tingkat stres. Di samping itu, hasil pene-
litian ini juga mengindikasikan bahwa program manajemen stres yang diterap-kan secara
berkelompok ini dapat mem-bantu lansia untuk menghadapi sumber-sumber stresnya agar
kualitas hidupnya dapat terjaga.
Secara umum, hal ini nampak disebabkan oleh dua hal utama. Menurut Kwekkeboom
dan Gretarsdottir , latihan relaksasi dapat menimbulkan perasaan nyaman pada individu yang
memicu tekanan darah menjadi normal. Di samping itu, latihan relaksasi juga dapat
menurunkan konsumsi oksigen, menstabilkan ritme napas, dan menurunkan ketegangan otot.
Bagi individu yang mengalami nyeri di tubuh akibat penyakit kronisnya, latihan ini tentu
dapat meningkatkan rasa nyaman pada tubuh dan menurunkan kecemasan pada diri
mereka . Di samping itu, pene-litian
Gardiner, Sadikova, Filippelli, Mitchell, White, Saper, Kaptchuk, Jack, dan Fredman
menunjukkan bahwa pemberian stres manajemen dengan menyertakan latihan relaksasi
kepada partisipan dapat mengoptimalkan kemam-puan mereka dalam menghadapi sumber-
sumber stres yang dimiliki.
Teknik lain yang dirasakan sangat bermanfaat oleh partisipan adalah penje-lasan
mengenai teknik pemecahan masa-lah. Selama ini, sebagian besar partisipan menggunakan
emotion focused coping dan religious focused coping dalam menghadapi permasalahan
mereka.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa terdapat berbagai
faktor yang dapat memicu seseorang mengalami stres yang berasal dari faktor internal dan
juga eksternal seperti yang yang sudah diuraikan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut juga
memiliki dampak yang cenderung negatif bagi individu yang mengalami stress, mulai dari
perubahan yang terjadi pada fisiologi, psikologi serta perilaku seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
https://idwikipedia.og/Wiki/Manejemen_stress
http://www.psyvhologymania.com./2012/12/12faktor-faktor-penyebeb-stress-kerja.html
http://andishimawan.blogspot.co.id/2013/05/makalah-stress.html
http://globallavebooks.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-manajemen-stress-menurut-
ahli.html