Anda di halaman 1dari 16

Bilingualisme dalam Perspektif

Pengembangan Bahasa Indonesia


Arif Izzak*)

Abstrak

Indonesia sebagai sebuah bangsa memiliki keragaman budaya dan


bahasa yang sangat tinggi. Tingkat kemajemukan yang sangat tinggi ini
tercermin dalam jumlah bahasa daerah yang dimiliki dan keragaman
budaya adat istiadat suku bangsa yang mendiaminya. Indonesia
memiliki lebih dari 700 bahasa daerah yang mewakili setiap kelompok
etnis. Jumlah Bahasa daerah terbanyak terdapat di Papua, lebih dari
200 bahasa daerah hidup di tanah Papua. Di samping kekayaan bahasa
daerah, masyarakat Indonesia juga memiliki bahasa Indonesia yang
berfungsi sebagai bahasa persatuan yang dideklarasikan oleh seluruh
komponen bangsa yang diwakili oleh kaum muda dari berbagai daerah
pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan peristiwa Sumpah
Pemuda. Keputusan bahwa bahasa Indonesia merupakan satu-satunya
bahasa nasional Indonesia sudah final bagi bangsa Indonesia.
Dalam konteks keragaman bahasa, masyarakat Indonesia paling tidak
menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah sebagai identitas asal
daerahnya dan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Bahasa
pertama yang mereka peroleh saat mereka masih kanak-kanak dan
bahasa Indonesia yang mereka kuasai sejak dini menyebabkan
masyarakat Indonesia secara umum termasuk masyarakat yang
bilingual. Kondisi masyarakat bahasa yang demikian pada akhirnya
menjadi tantangan tersendiri terutama bagi pengembangan bahasa
Indonesia. Kebijakan politik bahasa nasional yang telah menempatkan
bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing pada fungsi, peran,
dan kedudukan masing-masing pada praktiknya menjadi tidak mudah
karena dinamika masyarakat bahasa yang bilingual.
Pengembangan bahasa Indonesia masih banyak menemui hambatan
baik yang datang dari dalam bahasa itu sendiri maupun dari luar
bahasa. Hambatan dari dalam bisa berupa sikap bahasa yang kurang
positif yang ditunjukkan oleh para penuturnya dan hambatan dari luar
bisa berupa pengaruh dari bahasa-bahasa lain yang dianggap memunyai
status dan kedudukan lebih tinggi dan lebih penting.

Kata kunci: bilingualisme, masyarakat bahasa, ragam budaya

*)
Sarjana Sastra, Pembantu Pimpinan pada Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur
16 Mabasan ± Vol. 3 No. 1 Januari²Juni 2009: 15--29

1. Pengantar merupakan suatu anugerah yang


Negara Indonesia dikenal tak ternilai harganya. Kekayaan
sebagai negara kepulauan yang alam yang melimpah baik dari
didiami oleh ratusan suku bangsa dalam perut bumi, di laut, maupun
dengan latar belakang budaya dan di darat telah menjadi incaran
bahasa yang berbeda. Disebut bangsa lain untuk bisa menguasai
negara kepulauan karena lebih dan mengeksploitasinya. Tidak
dari 17.000 pulau baik besar heran Portugis, Belanda, dan
maupun kecil termasuk dalam Jepang menjajah Indonesia selama
wilayah kedaulatan Indonesia. ratusan tahun hanya karena ingin
Bahkan, Indonesia merupakan mengeruk seluruh kekayaan yang
negara kepulauan terbesar di dimiliki bangsa Indonesia.
dunia. Penduduk Indonesia yang Dari aspek geopolitik,
jumlahnya hampir mencapai 250 Indonesia terletak di jalur
juta dengan wilayah Nusantara persimpangan dunia sehingga
yang begitu luas menjadikan secara politik Indonesia
Indonesia sebagai negara yang memainkan peran yang cukup
diperhitungkan di dunia. Secara strategis dalam percaturan politik
politis jumlah penduduk yang internasional. Secara ekonomi
besar akan meningkatkan peran Indonesia juga terletak di
bangsa Indonesia di kancah persimpangan jalur perdagangan
internasional. dunia sehingga Indonesia juga
Dalam konteks berperan sangat strategis dalam
keindonesiaan berhimpunnya percaturan ekonomi dunia.
orang-orang yang berbeda latar Dengan jumlah penduduk sekitar
belakang sosial budaya dan bahasa 250 juta, Indonesia dipandang
ke dalam negara kesatuan RI sebagai negara yang sangat
Mabasan ± Vol. 3 No. 1 Januari²Juni 2009: 15--29 16
potensial secara ekonomi baik Di sana masih terjadi tarik ulur
sebagai tujuan pemasaran produk- dan menjadi perdebatan yang
produk maupun sebagai tempat belum tuntas mengenai bahasa
investasi. Dari aspek kekayaan nasional mereka, apakah Melayu
bahasa, Indonesia memiliki tidak ataukah bahasa Inggris. Apakah
kurang dari 700 bahasa daerah Inggris dipakai di ranah formal,
(vernacular) di seluruh Indonesia ataukah di ranah informal atau
mulai bahasa daerah yang kedua-duanya atau justru Melayu
penuturnya hanya mencapai yang harus didahulukan jika
ratusan sampai bahasa daerah berada di situasi formal. Fungsi
yang penuturnya mencapai dan peran kedua bahasa tersebut
puluhan juta. Semua potensi masih belum jelas. Salah satu
kekayaan itu membentuk sebuah bukti bahwa penentuan bahasa
wawasan yang dinamakan nasional mereka belum tuntas
wawasan nusantara. Semua aspek adalah adanya protes dari etnis
strategis ini jelas sangat Melayu yang menjadi etnis
menguntungkan posisi Indonesia dominan di Malaysia yang
di mata internasional dan bagi menuntut agar mata pelajaran
kepentingan nasional bangsa sains dan matematika yang selama
Indonesia. ini menggunakan bahasa
Dari aspek kebahasaan, pengantar bahasa Inggris diubah
Indonesia agak berbeda dengan ke dalam bahasa Melayu. Protes
situasi kebahasaan yang terdapat warga Melayu ini sempat
di negara-negara lain. Kita ambil memanas beberapa waktu yang
contoh, negara tetangga Malaysia lalu.
yang sebetulnya memiliki Berbeda dengan situasi
kemiripan kondisi sosial kebahasaan di Indonesia,
kemasyarakatan dengan Indonesia. meskipun Indonesia memiliki 700
3HQJHPEDQJDQ %DKDVD ,QGRQHVLD« $ULI ,]]DN 17
lebih bahasa daerah (vernacular) negara setelah UUD 1945
dari Sabang sampai Merauke disahkan yang di dalamnya secara
bahasa Indonesia tetap merupakan tegas dinyatakan bahwa bahasa
satu-satunya bahasa nasional yang Indonesia adalah bahasa negara,
dimiliki bangsa Indonesia. yaitu pada Bab XV Pasal 36.
Keputusan bahwa satu-satunya
bahasa nasional dan bahasa 2. Pembahasan
2.1 Bahasa Indonesia sebagai
persatuan Indonesia adalah bahasa
Lingua Franca
Indonesia sudah selesai dan tuntas
Unesco dalam sebuah
sejak dideklarasikan pada tanggal
publikasi di Paris tahun 1953
28 Oktober 1928 yang dikenal
mendefinisikan lingua franca
dengan peristiwa bersejarah
VHEDJDL EHULNXW ´a language
´6XPSDK 3HPXGD´ 6DDW LWX
which is used habitually by people
semua unsur dan golongan dari
whose mother tongues are
berbagai suku dan latar belakang
different in order to facilitate
budaya dengan kesadaran penuh
FRPPXQLFDWLRQ EHWZHHQ WKHP ´
berkumpul untuk menyatakan dan
(Wardhaugh, 1986; 55). Lingua
mendeklarasikan sebuah bahasa
franca adalah bahasa yang biasa
yang kelak akan berperan sangat
digunakan oleh masyarakat yang
vital dalam mempersatukan semua
bahasa ibunya berbeda sebagai
elemen di seluruh nusantara.
sarana untuk berkomunikasi.
Setelah peristiwa itu, secara de
Dalam konteks ini, bahasa
facto dan psikologis bahasa
Indonesia bagi masyarakat
Indonesia telah menjadi semangat
Indonesia yang multikultur dan
dan ruh yang menyatukan segala
multietnis berarti juga berfungsi
perbedaan diantara mereka.
sebagai lingua franca, yaitu
Kemudian secara de jure bahasa
sebagai sebuah sistem yang
Indonesia resmi sebagai bahasa
Mabasan ± Vol. 3 No. 1 Januari²Juni 2009: 15--29 18
menjadi jembatan komunikasi negara bangsa (nation state).
bagi penutur-penutur bahasa Bahasa Melayu banyak dipakai
daerah yang berbeda-beda. Hal ini dalam transaksi dan perdagangan
juga nampak pada kebijakan yang mempertemukan orang dari
politik bahasa nasional yang berbagai daerah dan memiliki latar
menyatakan bahwa salah satu belakang budaya dan bahasa yang
fungsi bahasa Indonesia adalah berbeda-beda. Terbukti pemilihan
sebagai alat perhubungan dan penentuan bahasa Melayu
antardaerah di Indonesia. sebagai bahasa asal dari bahasa
Para pendiri bangsa Indonesia untuk dijadikan bahasa
(founding fathers) telah nasional dan persatuan sudah
menentukan jati diri dan nasib tepat. Di tengah masyarakat yang
bangsanya dengan mengangkat sangat majemuk dari berbagai
bahasa Melayu menjadi bahasa latar belakang budaya dan bahasa
Indonesia. Keputusan ini dirasa yang berbeda-beda, bahasa
sudah sangat tepat karena bahasa Indonesia telah berhasil
Melayu sudah dipakai sebagai memainkan peran dan fungsinya
lingua franca di seluruh nusantara secara tepat yaitu mempersatukan
selama ribuan tahun sejak abad seluruh elemen bangsa dan
VII Masehi. Walaupun suku dan menyatukan seluruh komponen ke
bahasa Jawa dominan pada saat dalam sebuah negara bangsa yang
itu, yang digunakan sebagai bernama Indonesia.
bahasa pengantar dalam hal 2.2 Bilingualisme di Indonesia
perdagangan adalah bahasa Bilingualisme atau ke-
Melayu. Dengan demikian, dwibahasaan (bilingualism)
penentuan bahasa nasional menurut Subyakto-Nababan
merupakan puncak kesadaran para (1992) harus dibedakan dengan
pendiri bangsa dalam mendirikan bilingualitas (bilinguality).
3HQJHPEDQJDQ %DKDVD ,QGRQHVLD« $ULI ,]]DN 19
Bilingualisme adalah kebiasaan penguasaan yang sama seperti
atau perilaku untuk menggunakan penutur asli. Pandangan lain
dua bahasa dalam sebuah disampaikan oleh Macnamara
masyarakat bahasa (speech (1967) dalam Rahardi (2001) yang
community), sedangkan mengatakan bahwa tingkat
bilingualitas adalah kemampuan penguasaan bahasa kedua tidak
seseorang memahami dua bahasa. harus sama dengan penguasaan
Bilingualisme terjadi pada bahasa pertama. Bahkan Haugen
masyarakat yang bilingual atau (1972) dalam Rahardi (2001)
bahkan multilingual yaitu mengatakan bahwa bilingualisme
masyarakat yang menggunakan hanyalah pengenalan terhadap
dua buah bahasa atau lebih dalam bahasa kedua (b2). Hal ini berarti
melakukan komunikiasi dalam konteks masyarakat
antaranggota masyarakat tersebut. Indonesia menurut pandangan
Sementara bilingualitas lebih Bloomfield, penguasaan bahasa
mengacu kepada perseorangan, Indonesia sebagai bahasa kedua
yaitu kemampuan seseorang harus sama dengan kemampuan
dalam menggunakan dua bahasa bahasa pertama yaitu bahasa
yang berbeda. daerah (vernacular atau tribal
Dalam praktiknya para language) sementara menurut
tokoh bahasa masih memunyai pandangan kedua kemampuan
pandangan dan pendapat yang bahasa Indonesia tidak harus sama
berbeda-beda mengenai fenomena seperti penguasaan terhadap
bilingualisme ini. Bloomfield bahasa daerah sebagai bahasa
dalam Rahardi (2001) pertama masyarakat Indonesia.
mengatakan bahwa bilingualisme Bilingualisme atau
adalah fenomena penguasaan multilingualisme pada tataran
bahasa kedua dengan derajat tertentu bagi sebagian orang masih
Mabasan ± Vol. 3 No. 1 Januari²Juni 2009: 15--29 20
menjadi hal yang tidak umum dan ego dan superioritas ras tertentu
terkesan agak aneh. Bagi mereka yang menganggap bahwa suku
¶NHPDPSXDQ¶ SDUD RUDQJ-orang dan ras mereka lebih unggul dari
bilingual ini dalam menggunakan yang lain sehingga mereka hanya
dua bahasa kadang-kadang masih berhak berpasangan denga sesama
dianggap sesuatu yang negatif ras mereka dan tidak bisa campur
karena menurut mereka biasanya dengan ras lain yang mereka
orang-orang atau masyarakat yang anggap lebih rendah. Oleh sebab
bilingual adalah para imigran atau itu, orang-orang bilingual dan
pendatang dengan segala multilingual tidak selalu
permasalahan hidup mereka dan memunyai citra yang positif di
anak-anak hasil kawin campur mata masyarakat.
(mix marriage). Coba simak Dalam konteks
pendapat dari Wardhaugh (1986: keindonesiaan kondisi
94) berikut ini: bilingualisme direpresentasikan
oleh pemakaian bahasa pertama
´ WR WKH H[WHQW WKDW
bilingual and (b1) dan bahasa kedua (b2).
multilingual individuals Dalam situasi dan keadaan
may appear to be
¶XQXVXDO¶ D IHHOLQJ RI tertentu bilingualisme ini berubah
superiority in that many
such people are not
menjadi multilingualisme
µQDWLYH¶ WR WKH (multingualism) dengan adanya
cultuUH«DQG VXFK
marking is not always penambahan pemakaian bahasa
deemed to be a positive
asing (b3) selain b1 dan b2
DWWULEXWH ´
terutama hal ini sering terjadi di
Pada konteks saat itu terutama di
kota-kota besar yang sebagian
negara-negara Barat fenomena
besar penduduknya adalah
kawin campur masih belum biasa
golongan terdidik (highly
salah satu faktornya adalah adanya
educated) dan memunyai akses
3HQJHPEDQJDQ %DKDVD ,QGRQHVLD« $ULI ,]]DN 21
yang sangat besar ke dunia ini selain berfungsi sebagai alat
internasional. Golongan komunikasi antaranggota
masyarakat ini sering dilabeli kelompok juga berfungsi sebagai
dengan istilah keluarga modern penanda identitas kedaerahan.
yang salah satu cirinya adalah Bahasa kedua (b2) adalah
menonjolnya pemakaian bahasa bahasa Indonesia yang secara
asing terutama bahasa Inggris, formal telah dideklarasikan sejak
baik secara personal maupun tanggal 28 Oktober 1928 dalam
penerapan dalam keluarga. sebuah peristiwa Sumpah Pemuda.
Bahasa pertama atau Di situ, bahasa Indonesia telah
bahasa ibu (mother tongue) di diakui sebagai bahasa nasional
Indonesia adalah bahasa yang Indonesia dan dipakai secara
diperoleh anak pertama kalinya resmi dalam bidang pendidikan
dari kedua orang tua mereka. Jika dan pemerintahan. Dalam konteks
demikian, bahasa pertama orang ini, bahasa Indonesia juga menjadi
Indonesia bisa berupa bahasa alat perhubungan antarsuku
daerah (vernacular) atau bisa juga bangsa di Indonesia di samping
bahasa Indonesia (lingua franca). sebagai penanda identitas nasional
Petyt seperti yang dikutip oleh kebangsaan dan lambang
Wardhaugh (1986; hal. 37) kebanggaan nasional.
mengatakan bahwa bahasa daerah Sejak bahasa Indonesia
atau vernacular adalah bahasa dideklarasikan pada tahun 1928
yang ditransmisikan dari orang tua dan selanjutnya disusun dalam
kepada anak yang dipakai sebagai sebuah perencanaan bahasa yang
PHGLD NRPXQLNDVL XWDPD ´a form dimanifestasikan dalam bentuk
of speech transmitted from parent kebijakan politik bahasa nasional,
to child as a primary medium of penggunaan bahasa daerah sebagai
FRPPXQLFDWLRQ´. Bahasa daerah bahasa pertama dan bahasa
Mabasan ± Vol. 3 No. 1 Januari²Juni 2009: 15--29 22
Indonesia sebagai bahasa kedua bahasa Indonesia dipelajari di
berjalan beriringan. Masing- sekolah-sekolah dan dari
masing memiliki ranah lingkungan tertentu.
pemakaian, peran, dan fungsi Pada kasus-kasus tertentu
sendiri sehingga tidak saling terutama pada masa-masa
menggantikan fungsi, peran dan sekarang batas antara bahasa
kedudukan setiap bahasa tersebut. pertama (b1) dalam hal ini bahasa
Dalam interaksi dengan kelompok daerah dan bahasa kedua (b2)
sosial dan keluarga fungsi semakin tidak jelas. Kekuatan dan
komunikasi dijalankan oleh status bahasa Indonesia sebagai
bahasa daerah sementara dalam bahasa yang dianggap
lingkungan pendidikan dan merepresentasikan kemajuan dan
pemerintahan fungsi komunikasi kesempatan akses ke dalam dunia
dijalankan oleh bahasa Indonesia. kerja dan ekonomi yang lebih luas
Masyarakat Indonesia semakin menggantikan fungsi dan
kecuali sebagian di daerah-daerah peran bahasa daerah. Menurut
yang terpencil yang belum hasil penelitian yang pernah
tersentuh dunia pendidikan dan dilakukan penulis terhadap
kemajuan seperti di pedalaman responden, yaitu keluarga muda di
Papua, Kalimantan umumnya Jawa Timur hanya 13 persen dari
telah menguasai paling tidak dua 15 responden yang tidak bergeser
bahasa, yaitu bahasa daerah bahasa. Keluarga responden
(native vernacular) dan bahasa lainnya sudah bergeser bahasa dari
Indonesia (second language). bahasa daerah sebagai bahasa
Bahasa daerah diperoleh dari pertama menjadi bahasa Indonesia
bahasa ibu orang tua yang dipakai sebagai bahasa pertama bagi anak-
dalam kehidupan sehari-hari anak mereka. Sebagian besar
sebagai bahasa pengantar dan alasan mereka bergeser bahasa
3HQJHPEDQJDQ %DKDVD ,QGRQHVLD« $ULI ,]]DN 23
adalah secara umum agar lebih Bagi masyarakat kelas
memudahkan si anak dalam bawah yang salah satunya
bergaul di sekolah dan masyarakat dicirikan oleh tingkat pendidikan
dan berharap kelak akan yang agak kurang dan tingkat
mendapatkan akses yang lebih ekonomi yang relatif kurang baik,
baik dalam bidang ekonomi bahasa pertama merupakan bahasa
maupun dunia kerja jika anak utama sehingga orientasi untuk
mereka bisa berbahasa Indonesia menguasai bahasa Indonesia sejak
sejak awal. dini kurang atau tidak ada
Dalam situasi yang sehingga pengembangan bahasa
diglosik bahkan multiglosik Indonesia bagi golongan ini
dengan adanya bahasa asing di kurang mendapat dukungan.
antara bahasa daerah dan bahasa Biasanya masyarakat yang tinggal
Indonesia, sudah barang tentu ada di pelosok-pelosok desa yang agak
tarik menarik dalam hal kekuatan terpencil yang akses terhadap
dan pengaruh bahasa. Dalam informasi dan kemajuan sangat
kehidupan masyarakat Indonesia kurang.
kelas menengah, bahasa Indonesia Yang terakhir adalah
telah menjadi bahasa yang lebih masyarakat kelas atas, yaitu
prestisius dibandingkan dengan masyarakat yang secara pemikiran
bahasa daerah sehingga dan status sosial sudah sangat
masyarakat golongan ini berusaha maju dan mapan. Ciri-cirinya
untuk menguasai bahasa kedua ini adalah tingkat pendidikan yang
dengan lebih baik dan lebih awal. sudah tinggi dan tingkat ekonomi
Akibatnya, pengembangan bahasa yang sudah mapan. Satu hal lagi
Indonesia bagi golongan bahwa repertoire bahasa mereka
masyarakat ini memunyai bertambah dengan penguasaan
dorongan yang positif. bahasa asing. Pemikiran mereka
Mabasan ± Vol. 3 No. 1 Januari²Juni 2009: 15--29 24
sudah mengglobal sehingga salah satu negara yang
tuntutan akan kemampuan penduduknya bilingual atau
berbahasa asing semakin tinggi bahkan multilingual. Hal ini
agar tidak ketinggalan zaman. terbukti dengan banyaknya bahasa
Untuk masyarakat yang terakhir daerah (vernacular atau tribal
ini, pengembangan bahasa language) yang terdapat di
Indonesia agak kurang Indonesia. Menurut survei ada
memperoleh dukungan yang sekitar 700 bahasa daerah yang
positif karena adanya sikap bahasa ada di Indonesia.
(language attitude) yang kurang Masih menurut Holmes
positif terhadap bahasa Indonesia. (2001: ´They acquire a
Mereka lebih memosisikan bahasa number of language because they
asing lebih utama daripada bahasa need them for different purposes
Indonesia. in their everyday interactions´
2.3 Bilingualisme vs Mereka menguasai sejumlah
Pengembangan Bahasa bahasa karena mereka
Indonesia memerlukannya untuk tujuan-
Sejalan dengan apa yang tujuan yang berbeda-beda dalam
dikatakan oleh Holmes (2001:73) kehidupan mereka sehari-hari.
bahwa lebih dari separuh Dalam konteks inilah, para pendiri
penduduk dunia adalah bilingual bangsa dinilai cerdik dan
atau menguasai paling tidak dua berwawasan kebangsaan yang luas
bahasa dan banyak penduduk yang dengan melahirkan bahasa
bahkan multilingual atau persatuan yaitu bahasa Indonesia.
menguasai lebih dari dua bahasa. Dalam perkembangan selanjutnya,
´over half tKH ZRUOG¶V SRSXODWLRQ yaitu dalam kebijakan politik
is bilingual and many people are bahasa nasional peran, fungsi dan
PXOWLOLQJXDO´ Indonesia adalah kedudukan bahasa Indonesia,
3HQJHPEDQJDQ %DKDVD ,QGRQHVLD« $ULI ,]]DN 25
bahasa daerah, dan bahasa asing used for most written and
formal spoken purposes
ditentukan sehingga masing- but is not used by any
masing memunyai domain sector of the community
IRU RUGLQDU\ FRQYHUVDWLRQ ´
pemakaian sendiri-sendiri. Bahasa
Bahwa bahasa daerah,
daerah dipakai dalam ranah
bahasa Indonesia, dan bahasa
informal kekeluargaan, bahasa
asing memunyai wilayah
Indonesia digunakan dalam ranah
pemakaian sendiri-sendiri. Namun
formal resmi pendidikan dan
demikian, dalam perkembangan-
pemerintahan, dan bahasa asing
nya, seiring dengan semakin
hanya dalam konteks pergaulan
majunya tingkat pendidikan
internasional.
masyarakat Indonesia mulailah
Situasi di atas mirip
terjadi interaksi dan kontak bahasa
dengan situasi diglosik seperti
(language contact) dan akhirnya
yang diutarakan oleh Fergusson
mulai terjadi kebocoran situasi
(1959:336) dalam Wardhaugh
diglosik tadi. Ranah keluarga yang
(1986:87) sebagai berikut.
menjadi wilayah pemakaian
´'LJORVVLD LV D UHODWLYHO\ bahasa daerah telah dimasuki oleh
stable language situation in
which, in addition to the pemakaian bahasa Indonesia.
primary dialects of the Demikian juga ranah pendidikan
language (which may
include a standard or yang seharusnya menjadi domain
regional standards), there is
a very divergent, highly pemakaian bahasa Indonesia
codified (often mulai dimasuki oleh bahasa asing
grammatically more
complex) superposed (Inggris) sebagai bahasa
variety, the vehicle of a
large and respected body of
pengantar. Hal ini terbukti dengan
written literature, either of semakin banyaknya Rancangan
an earlier period or in
another speech community, Sekolah Bertaraf Internasional
which is learned largely by (RSBI). Menurut Wardhaugh
formal education and is
Mabasan ± Vol. 3 No. 1 Januari²Juni 2009: 15--29 26
(1986:90) dalam Wijana yang bisa disumbangkan oleh
(2006:35) bahwa keinginan yang bahasa daerah kepada bahasa
besar untuk menciptakan bahasa Indonesia.
persatuan merupakan faktor yang Dalam situasi masyarakat
dominan dalam melemahkan bahasa yang bilingual dan
situasi diglosia di Indonesia. multilingual, kontak bahasa adalah
Dalam penelitian yang fenomena yang tidak bisa
pernah dilakukan oleh penulis terhindarkan. Saling pengaruh
tentang faktor yang memengaruhi antara bahasa daerah, bahasa
adanya pegeseran bahasa Indonesia, dan bahasa asing terus-
(language shift) sebanyak 13 menerus berlangsung dalam
persen pasangan keluarga muda wujud interferensi bahasa baik
yang berasal dari etnis Jawa dan dalam tata bunyi maupun struktur
Madura telah memutuskan untuk tata bahasanya. Karena kondisi
bergeser bahasa ke bahasa sosial masyarakat yang menuntut
Indonesia dalam komunikasi adanya sebuah bahasa yang
dengan anak-anak mereka. mantap dan adanya motivasi untuk
Dalam perspektif menyatukan diri dalam wadah
pengembangan bahasa Indonesia, negara Indonesia maka status dan
kondisi kedwibahasaan masya- kedudukan bahasa Indonesia
rakat Indonesia sangat semakin tinggi. Bahasa Indonesia
menguntungkan. Hal ini karena telah menjadi variasi bahasa tinggi
paling tidak, ada dua keuntungan (high variety) (H) dan bahasa suku
yang diperoleh, yaitu pertama atau daerah (tribal language)
status dan kedudukan bahasa adalah bahasa rendah (low variety)
Indonesia sebagai bahasa nasional (L).
yang semakin meningkat, dan Kontak bahasa adalah
kedua semakin banyak kosakata sebuah keniscayaan antara bahasa
3HQJHPEDQJDQ %DKDVD ,QGRQHVLD« $ULI ,]]DN 27
daerah dengan bahasa Indonesia 3. Penutup
dan bahasa asing. Pengembangan Masyarakat Indonesia
bahasa Indonesia masih kadang- yang sebagian besar
kadang terkendala oleh kebijakan- dwibahasawan (bilingual) bahkan
kebijakan dari pemda sendiri. untuk kalangan tertentu
Konsep otonomi daerah ternyata multibahasawan dengan adanya
tidak cukup ditafsirkan dan bahasa asing telah memberikan
diartikan secara benar oleh dinamika yang sangat tinggi
pemimpin-pemimpin daerah. dalam hal pengembangan bahasa
Otonomi daerah ternyata alih-alih Indonesia. Bahasa Indonesia telah
memajukan dan mengembangkan menempati posisi yang cukup
potensi daerah, malah strategis baik sebagai bahasa
menciptakan raja-raja kecil di nasional yang berfungsi untuk
daerah. Arah pengembangannya mempersatukan seluruh elemen
semakin mempertinggi sentimen bangsa maupun potensi sebagai
kedaerahan dan primordialisme. bahasa regional.
Salah satu buktinya adalah Peran dan kedudukan
semakin banyaknya daerah-daerah bahasa Indonesia di tengah
yang ingin membentuk keberagaman dan keaneka-
pemerintahan dan provinsi sendiri ragaman budaya dan bahasa di
meskipun belum melalui studi Indonesia semakin meningkat.
kelayakan untuk memastikan Sejalan dengan upaya
apakah daerah tersebut sudah pemartabatan bahasa Indonesia
layak dan mampu membentuk dan pelestarian bahasa daerah
pemerintahan sendiri. serta pembinaan bahasa asing
seperti yang dilakukan oleh Pusat
Bahasa, bahasa Indonesia semakin
mendapatkan legitimasi di mata
Mabasan ± Vol. 3 No. 1 Januari²Juni 2009: 15--29 28
masyarakat Indonesia maupun di Indonesia terdapat ratusan
internasional. bahasa daerah yang
Kondisi masyarakat merepresentasikan keragaman
Indonesia yang multikultur dan suku dan budaya yang ada adalah
bilingual dengan bahasa etnis fakta yang harus disyukuri karena
yang jumlahnya mencapai tujuh bahasa daerah bisa mendukung
ratusan tidak menghalangi bangsa perencanaan dan pengembangan
Indonesia untuk mengembangkan bahasa nasional yaitu bahasa
bahasa Indonesia sebagai bahasa Indonesia misalnya dalam hal
nasional dan sekaligus sebagai pembentukan dan pengembangan
identitas nasional masyarakat kosakata baru dalam bahasa
Indonesia. Kekayaan adat istiadat Indonesia. Demikian pula dengan
dan budaya alih-alih menjadi keberadaan bahasa asing yang
penghalang bahkan menjadi menjadi sebuah keniscayaan
karakter dan warna yang kuat bagi akibat semakin dalamnya masuk
bahasa Indonesia sebagai lingua ke pergaulan internasional dan
franca di seluruh kepulauan semakin majunya ilmu
nusantara. pengetahuan dan teknologi
Bahasa-bahasa yang dewasa ini.
terdapat di Indonesia sedang
mencari posisi dan peran yang
tepat untuk masing-masing.
Adanya interferensi (interference),
alih kode (code switch), dan
campur kode (code mix) adalah
sebuah dampak yang tak
terhindarkan akibat adanya kontak
bahasa (language contact). Bahwa
3HQJHPEDQJDQ %DKDVD ,QGRQHVLD« $ULI ,]]DN 29
Daftar Pustaka Susanto, Djoko. (2008).
Codeswitching in
Indonesian Islamic
Anwar, Khaidir. (1990). Fungsi
Religious Discussion: a
dan Peranan Bahasa,
Sociolinguistic
Sebuah Pengantar.
Perspective. Malang: UIN
Yogyakarta: Gajah Mada
Malang Press.
University Press.
Tadmor, Uri. (2007). Kontroversi
Holmes, Janet. (2001). An
Asal-Usul Bahasa Melayu-
Introduction to
Indonesia. Makalah ini
Sociolinguistics. England:
untuk disajikan dalam
Longman
PELBA ke-18. Jakarta:
Unika Atmajaya.
Rahardi, Kunjana. (2001).
Sosiolinguistik: Kode dan
Wardhaugh, Ronald. (1986). An
Alih Kode. Yogyakarta:
Introduction to
Pustaka Pelajar.
Sociolinguistics. Oxford-
UK: Basil Blackwell..
Subyakto, Sri Utari Nababan.
(1992). Psikolinguistik
Wijana, I Dewa Putu & R,
Sebuah Pengantar.
Muhammad. (2006).
Jakarta: Gramedia Pustaka
Sosiolinguistik: Kajian
Utama.
Teori dan Analisis.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai