Anda di halaman 1dari 12

BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA MANTRA SASAK TRADISIONAL

DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN LABUHAN HAJI

OLEH

ERNI MARDIANA
E1C 111 030

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PRODI BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
2016

1
Bentuk, Funggsi, dan Makna jenis, untuk membuat orang merasa
Mantra Sasak Tradsional Desa senag (dikasihi), untuk dibenci orang,
Kembang Kuning kecamatan untuk perlindungan, untuk mengikat
hati seseorang, dan untuk penolaq
Labuhan Haji
balaq. Sementra, analisis makna pada
penelitian ini terdapat makna
ABSTRAK kesembuhan, makna keselamatan dan
makna perlindungan, dan makna
Permasalahan yang diangkat kejelekan.
dalam penelitian ini yaitu:
Bagaimanakah bentuk mantra, fungsi
mantra, dan makna mantra sasak Kata kunci: Bentuk, Fungsi,
tradisional yang terdapat di Desa Makna, Mantra Sasak.
Kembang Kuning Kecamatan
Labuhan Haji. Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk mendeskripsikan
bentuk mantra, fungsi mantra, dan
makna mantra sasak tradisional yang Form, Function, and Meaning Of
terdapat di Desa Kembang Kuning Sasak Traditional Mantra In
Kecamatan Labuhan Haji. Teori yang Kembang Kuning Village At
digunakan dalam penelitian ini yaitu Kecamatan Labuhan Haji
teori yang berkaitan dengan folklor,
sastra lisan, puisi lama, mantra, dan
hermeneutik. Jenis penelitian ini yaitu ABSTRACT
deskriptif kualitatif, dengan data
Issues raised in this study are:
berupa mantra yang bersumber dari
What kind of spell, spell function and
data primer yakni diperoleh langsung
meaning of a traditional Sasak mantra
dari informan. Data dikumpulkan
contained in Kembang Kuning
dengan menggunaan metode
District of Labuhan Haji. The purpose
observasi, wawancara, dan
of this study is to describe the form of
transkripsi. Metode analisis data
spells, spell function and meaning of
dalam penelitian ini menggunakan
a traditional Sasak mantra contained
metode kualitatif deskriptif dan
in Kembang Kuning District of
hermeneutik. Hasil penelitian yang
Labuhan Haji. The theory used in this
diperoleh yaitu rerdapat 16 data
research is the theory relating to
mantra sasak yang terdiri dari lima
folklore, oral literature, old poetry,
bentuk yakni berbentuk pantun,
spells, and hermeneutics. This type of
berbentuk karmina, berbentuk syair,
research is descriptive qualitative,
berbentuk puisi bebas, dan bentuk
with data in the form of spells derived
berdasarkan isi/pesannya yang dibagi
from the primary data obtained
menjadi: mantra pengobatan, mantra
directly from the informant. Data
senggeger, mantra pengasihan, mantra
collected by the use of the methods of
semeriq, mantra setumbal gumi,
observation, interviews, and
mantra penggeteng, mantra pembuka
transcription. Methods of data
penggeteng, dan mantra penolaq
analysis in this research using
balaq. Selanjutnya fungsi dari mantra
descriptive qualitative method and
itu sendiri diantaranya: untuk
hermeneutics. The results obtained
penyembuhan, untuk menarik lawan
there are 16 data mantra sasak

2
consisting of five forms the shape of banyak dijumpai anak-anak muda
the poem, shaped karmina, poetic,
zaman sekarang lebih tertarik kepada
form of free verse, and forms based
on the content/message which is hal-hal yang bersifat kebarat-baratan
divided into: a spell of treatment,
atau bisa dikatakan lebih cinta
spells senggeger, spells grace, spells
semeriq, spells setumbal gumi, terhadap budaya luar dibandingkan
penggeteng spells, spells opener
dengan budaya sendiri, seperti cara
penggeteng, and spells penolaq balaq.
Furthermore, the function of the spell berpakaian yang aneh-aneh, film yang
itself are: to cure, to attract the
tidak layak untuk dilihat, bahasa-
opposite sex, to make people feel
happy (loved), to be hated by people, bahasa gaul yang semakin hari
for protection, for tying a person's
semakin mengalami perubahan dan
heart, and for penolaq balaq. While,
meaning analysis in this study are the lain sebagainya. Keadaan seperti ini
meaning of healing, meaning the
sangat memperihatinkan dan lambat
safety and protection of meaning, and
the meaning of ugliness. laun akan mengakibatkan hilangnya
jati diri bangsa.
Keywords: Form, Function,
Meaning, Mantra Sasak. Walaupun demikian, zaman yang
dikatakan sudah modern dan
berkembang pesat seperti sekarang
A. PENDAHULUAN
ini, pada masyarakat tertentu masih
Setiap daerah yang ada di
dijumpai sebagian masyarakat di
Indonesia tentu memiliki kekayaan
sekitar yang meyakini akan hal-hal
budaya atau tradisi turun temurun,
yang berbau mistis. Salah satunya di
baik yang masih dinikmati maupun
desa Kembang Kuning Kecamatan
tidak dapat dinkmati oleh setiap
Labuhan Haji. Desa Kembang Kuning
masyarakat daerah tertentu. Sebuah
merupakan desa yang tergolong subur
budaya atau tradisi diibaratkan seperti
dan sebagian besar penduduknya
asset negara yang tak ternilai
bermata pencaharian sebagai petani.
harganya. Jika sama-sama menyadari
Desa ini terdiri dari dua dusun yakni
betapa berharga arti dari sebuah
dusun Pungkang dan dusun Sepakat.
budaya atau tradisi, marilah
Sebagai daerah yang memiliki kultur
dipertahankan budaya atau tradisi
budaya lokal yang kental dengan
tersebut. Akan tetapi kenyataan yang
berbagai macam kepercayaan,
dihadapi oleh bangsa saat ini ialah
masyarakat Kembang Kuning

3
memiliki salah satu bentuk budaya poneng pituq poneng baluq poneng
tradisi lisan yang masih dijumpai siwaq poneng, mandi mentren poneng
sampai saat ini ialah folklor. siwaq berkat Laailahailallah
Muhammadarrasulullah. Fungsi
Sebagai bentuk warisan budaya,
mantra ini adalah untuk mengobati
folklor memiliki nilai-nilai yang
sakit kepala yang berlebihan hingga
kental yang harus dijaga dan
menyebabkan penglihatan berkunang-
dilestarikan agar hasil kekayaan
kunang, selain itu, sakitkepala jenis
fikiran yang selama ini tertuang tidak
ini bisa menggoyahkan pemikiran.
mudah mengalami pengikisan dan
Syarat yang digunakan untuk
kemunduran meskipun ada dalam
mengobati penyakit jenis ini yaitu
suatu proses transformasi kebudayaan
sirih bertemu urat , kapur putih, dan
yang besar dampaknya. Salah satu
lada 21 biji. Cara pengobatannya
bentuk folklor yang menjadi
adalah baca mantra terlebih dahulu
kekayaan lokal budaya Sasak yang
kemudian ditiupkan pada kepala
hampir menghilang adalah mantra,
samping kiri dan kanan lalu dipijit-
yang tergolong ke dalam folklor lisan.
pijit pada bagian tengkuk.
Tiap kelompok masyarakat tentu
Mantra adalah sesuatu yang lahir
memiliki budaya dan tradisi lisan
dari masyarakat yang dijadikan
berbeda-beda. Demikian pula dengan
sebagai bagian dari keyakinan atau
masyarakat di desa Kembang Kuning
kepercayaan. Mantra diwariskan
yang sampai saat ini masih meyakini
secara turun temurun dan tidak boleh
akan adanya kekuatan gaib dari
diturunkan kesembarang orang karena
mantra yang mereka miliki yang
menurut kepercayaan masyarakat
digunakan dalam kehidupan sehari-
setempat mantra merupakan ucapan
hari. Contoh mantra yang sering
sacral yang memiliki kekuatan ghaib,
digunakan dalam kehidupan sehari-
penyebarannya pun dilakukan secara
hari berupa mantra pengobatan. Bunyi
tertutup.
mantra tersebut adalah
Kepercayaan masyarakat
“bismillahirrahmanirrahim seq
terhadap mantra melebihi
poneng due poneng telu poneng
kepercayaan mereka terhadap
empat poneng lime poneng enem
pengobatan ilmiah seperti ilmu

4
kedokteran, karena bagi mereka Oleh karena itu perlu diadakan
penyembuhan melalui mantra dirasa penelitian tentang mantra dalam
lebih cepat dan lebih murah rangka melestarikan dan
dibandingkan dengan penyembuhan mempertahankan adat maupun tradisi
melalui pengobatan ilmiah khususnya sastra lisan yang terdapat di desa
di kalangan tua. Sementara untuk saat Kembang Kuning. Selain itu,
ini, di desa Kembang-kuning peminat penelitian mantra yang ada di desa
untuk pengobatan melalui mantra Kembang Kuning belum pernah
tidak sama lagi kondisinya dengan dilakukan sebelumnya, sehingga
sebelumnya, hal ini disebabkan penelitian ini merupakan penelitian
perubahan zaman yang sudah modern pertama tentang mantra yang terdapat
terutama dari kalangan yang memiliki di desa tersebut. Hal inilah yang
pendidikan tinggi, memandang mendorong untuk melakukan
mantra sebagai sesuatu yang tidak penelitian dengan judul “ Bentuk,
patut untuk dipercayai dan mengada- Fungsi, dan Makna Mantra Sasak
ada serta di luar logika. Tradisional Desa Kembang Kuning
Kecamatan Labuhan Haji ”.
Namun, tidak bisa dipungkiri
keberadaan mantra tetap memiliki B. METODE PENELITIAN
peranan penting di masyarakat Jenis penelitian ini yaitu
Kembang Kuning karena sebagian termasuk jenis penelitian deskriptif
besar masyarakatnya masih kualitatif. Penelitian deskriptif
terbelakang dan masih mempercayai kualitatif merupakan jenis penelitian
mantra yang ada sebagai pengobatan yang mendeskripsikan data yang
dan memiliki peranan penting dalam berbentuk kata-kata (Arikunto, dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Hasanah 2014:28). Penelitian ini
sebagian besar masyarakat yang mendeskripsikan tentang bentuk-
mempercayainya, keberadaan mantra bentuk, fungsi-fungsi, dan makna
harus dipertahankan keberadaannya yang terdapat dalam mantra,
ditengah-tengah masyarakat. Namun, khususnya mantra yang terdapat di
Penutur mantra semakin hari semakin Desa Kembang Kuning Kecamatan
berkurang dikarenakan meninggal Labuhan Haji Lombok Timur.
dunia dan lain sebagainya.

5
Data dan sumber data yakni: secara sistematis gejala-gejala yang
data dalam penelitian ini adalah kata- diselidiki.
kata dan kalimat berupa mantra, yakni
2. Wawancara, merupakan salah satu
mantra yang terdapat di Desa
metode yang digunakan dalam
Kembang Kuning Kecamatan
pengumpulan data dengan cara
Labuhan Haji. Sebagai sumber data
peneliti langsung bertatap muka dan
dalam penelitian ini yakni data
melakukan percakapan dengan
bersumber dari data primer. Data
informan (Mahsun dalam Ismawati,
primer adalah data yang diperoleh
2014:27).
secara langsung oleh peneliti dari
sumbernya. Data primer disebut juga 3. Transkripsi, merupakan metode
sebagai data asli. Menurut Nagabiru dalam langkah mengubah data lisan
(2011:9) menjelaskan data primer ke tulis, data lisan dapat berupa
merupakan sumber data yang rekaman, pertunjukan, dan
diperoleh langsung dari sumber asli penampilan lisan. Data lisan belum
(tidak melalui perantara) (Yaqti dapat diolah sebelum di transkrip ke
dalam Suherman, 2012:16). bentuk tulisan.

Berdasarkan penjelasan di atas, 4. Instrument pengumpulan data


data primer yang dimaksud dalam adalah alat bantu yang digunakan oleh
penelitian ini yaitu mantra yang peneliti dalam kegiatannya
terdapat pada masyarakat Kembang mengumpulkan data agar kegiatan
Kuning. Sementara yang menjadi tersebut menjadi sistematis dan
sumber datanya yaitu informan asli dipermudah olehnya (Arikunto,
dari Desa Kembang Kuning yang 2006).
menguasai mantra sasak tradisional
Adapun langkah-langkah dalam
dengan baik dan jelas.
menganalisis data dalam penelitian ini
Metode pengumpulan data yang yakni sebagai berikut:
digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengumpulkan data yang
1. Observasi, yaitu metode telah diperoleh dari berbagai
pengumpulan data yang dilakukan informan melalui hasil
dengan cara mengamati dan mencatat observasi dan wawancara.

6
2. Mantra yang sudah diperoleh 7. Menguraikan dan
kemudian dipilih dan menginterprtasi makna
diklasifkasikan berdasarkan mantra tersebut.
bentuknya, seperti: pantun, 8. Menarik kesimpulan sebagai
karmina, syair, puisi bebas jawaban atas permasalahan
sesuai dengan strukturnya dan dalam penelitian in.
mengklasifikasikan sesuai Metode penyajian data merupakan
dengan bentuk isinyaseperti: salah satu kegiatan dalam pembuatan
mantra pengobatan, laporan hasil penelitian yang telah
senggeger, pengasihan, dilakukan agar dapat dipahami dan
setumbal gumi, semeriq,, dianalisis sesuai degan tujuan yang
penggeteng, pembuka diinginkan. Adapun cara penyajian
penggeteng, dan penolaq data yang digunakan dalam penelitian
balaq. ini yaitu dengan menguraikan bentuk,
3. Mantra yang sudah ditentukan ungsi, dan makna mantra sasak
bentuknya tersebut, akan tradisional yang diperoleh dari
ditentukan fungsinya atau di berbagai informan. Pada aspek
uraikan sesuai dengan bentuk bentuk, mantra diklasifikasikan
mantra tersebut. berdasarkan bentuk mantra dan
4. Menganalisis data emosi pada bentuk isi mantra. Sedangkan makna
tokoh Anne Mary berdasarkan mantra ditafsirkan dengan
klasifikasi emosi menurut menggunakan teori hermeneutik.
Sigmund Freud. Sementara, fungsi mantra tersebut
5. Menjelaskan fungsi mantra akan disajikan dalam bentuk teks
sesuai dengan kegunaan dan (tekstular). Penyajian secara tekstular
tujuan tertentu dari pembacaan merupakan penyajian data hasil
mantra tersebut. penelitian dalam bentuk kalimat dan
6. Fungsi dari mantra dijadikan perumusan dengan kata-kata biasa.
acuan untuk menarik makna
mantra.

7
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Desember sampai dengan tanggal 27
1. Deskripsi Data Desember, waktu pengambilan data
tidak tentu. Adapun data mantra yang
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh dari Masriin yakni
yang telah dilakukan pada tanggal 11
sebanyak 7 data mantra yang terdiri
Desember 2015 sampai dengan
dari mantra semeriq, mantra setumbal
tanggal 3 Januari 2016 ditemukan
gumi, mantra jampi krandingan,
data mantra sebanyak 16 data yang
mantra senggeger melalui suara,
masih digunakan hingga saat ini oleh
mantra senggeger jaran guying likoq
sebagian masyarakat Kembang
kuning, mantra senggeger melaui
Kuning. Data-data mantra tersebut
mata, dan mantra penolaq balaq.
sebagian besar diperoleh melalui hasil
wawancara yang terdiri atas tiga Informan ketiga yaitu Guru
informan, yaitu tokoh agama, tokoh Najmi, yang diwawancarai pada
masyarakat, dan dukun/pawang. tanggal 1 Januari sampai dengan
Ketiga informan tersebut akan tanggal 3 Januari, waktu pengambilan
diuaraikan secara lebih rinci sesuai data selesai shalat isya’. Adapun data
dengan data mantra yang diperoleh. yang diperoleh dari Guru Najmi yakni
sebanyak 5 data mantra yang terdiri
Informan pertama yaitu Amaq
dari mantra pengasihan melalui
Ribut, yang diwawancarai pada
bedak, mantra pengasihan melalui
tanggal 11 Desember sampai dengan
suara, mantra pengasihan melalui
tanggal 15 Desember, waktu
sisir, mantra pengobatan luka benda
pengambilan data selesai shalat
tajam, dan mantra pengobatan
maghrib. Adapun data mantra yang
keseleo.
diperoleh dari Amaq Ribut yakni
sebanyak 4 data mantra yang terdiri 2. Analisis Data
dari mantra pengasihan melalui suara,
Berdasarkan pemaparan
mantra pengobatan sakit kepala,
deskripsi data di atas mantra yang
mantra penggeteng, dan mantra
terdapat di Desa Kembang-kuning
pembuka penggeteng.
sebanyak 16 data mantra yang
Informan kedua yaitu Masriin, diperoleh dari tiga informan dan
yang diwawancarai pada tanggal 25 diklasifikasikan menjadi tiga kajian

8
yaitu bentuk, fungsi, dan makna. Pepet jelo pepet bulan
Ketiga kajian tersebut akan Pepet api pepet angin
dipaparkan sebagai berikut:
Bao lauk bao daye

1. Bentuk Mantra Sasak Bao timuk bao bat


A. Mantra Berbentuk Pantun Bao dendeng

Umar Madi Umar Maye Diwu dawi

Nyembao bawaq mitaq Simpet sampet ripet rapet tetep

Taek daki ntun cahye Aku kadu setumbal gumi

Maraq kao siqm tegitaq 2. Fungsi Mantra Sasak


a. Untuk Penyembuhan
Dua baris pertama merupakan
b. Untuk Menarik Lawan Jenis
sampiran dan dua baris kedua
atau Memikat Hati Seseorang
merupakan isi.
c. Untuk Membuat Orang Selalu
B. Mantra Berbentuk Merasa Senang (dikasihi)
Karmina d. Untuk Dibenci Orang
e. Untuk Perlindungan Diri
Sekekise jelateng gawah (a)
f. Untuk Mengikat Hati
Telang bise jari tawah (a)
Seseorang
Baris pertama merupakan
g. Untuk Membuka Mantra
sampiran dan baris kedua merupakan
Penggeteng
isi.
h. Untuk Menlak Segala Macam
C. Mantra Berbentuk Syair Kejahatan
3. Makna Mantra Sasak
Bulan purname leq mukaqku (a)
a. Makna Kesembuhan
Ku letak bintang leq dadengku (a) b. Makna Keselamatan dan
Umbak besugul leq elaqku (a) Perlindungan
Selapuq raje tunduk syang aku (a) c. Manka Kejelekan

D. Mantra Berbentuk Puisi


Bebas

Pepet gumi pepet langit

9
D. SIMPULAN DAN SARAN kesembuhan yang terdiri dari
mantra pengobatan dan makna
1. Simpulan
keselamatan dan
Bedasarkan hasil analisis dalam perlindunhgaran terdiri dari
penelitian ini dapat diambil mantra setumbal gumi.
kesimpulan bahwa bentuk, fungsi,
2.Saran
dan makna mantra sasak tradisional
Desa Kembang Kuning Kecamatan Mantra merupakan salah satu jenis
Labuhan Haji yaitu sebagai berikut: karya sastra lama berbentuk sastra
lisan. Pada umumnya masyarakat
1) Bentuk mantra sasak yang
sasak tradisional berpegang teguh
terdapat di Desa Kembang
pada keyakinan atau kepercayaan
Kuning memiliki beberapa
terhadap sesuatu yang mistis. Akan
bentuk, diantaranya yaitu:
tetapi, di zaman modern seperti
berbentuk pantun, karmina,
sekarang ini mantra sudah mulai
syair, puisi bebas, dan mantra
mengalami kemunduran atau
berdasarkan isi/pesannya.
memudar karena pola hidup dan
2) Fungsi mantra sasak yang
pemikiran masyarakat yang semakin
terdapat di Desa Kembang
modern. Mantra akan dijumpai di
Kuning memiliki beraneka
desa-desa tertentu yang
ragam yang memiliki fungsi
masyarakatnya masih berpikiran
atau kegunaan masing-masing
premitif. Oleh sebab itu, ada beberapa
dari mantra itu sendiri, fungsi
hal yang harus diperhatikan dalam
tersebut diantaranya yaitu
penelitian khususnya yang berkaitan
sebagai: sarana pengobatan,
mengenai mantra sasak yaitu sebagai
senggeger, pengasihan,
berikut:
semeriq, perlindungan diri,
penggeteng, pembuka 1. Mantra merupakan cerminan
penggeteng, dan penolaq dari hasil kekayaan pikiran
balaq. yang harus dilestarikan dan
3) Makna mantra sasak yang dipertahankan keberadaannya
terdapat di Desa Kembang agar tidak terbelakangi oleh
Kuning memilki makna

10
kebudayaan barat, khususnya Endraswara, Suwardi. 2013.
Metodologi Penelitian Sastra.
dikalangan masyarakat sasak.
Jakarta: Center For Academic
2. Mantra diharapkan dapat Publishing Service.
menjadi sarana pendidikan Mahsun. 2012. Metode Penelitian
bagi masyarakat pada Bahasa: Tahapan Strategi,
Metode, dan Tekniknya. Jakarta:
umumnya dan generasi muda Rajawali Press.
pada khususnya karena kita Karmiasih, Eni. 2015. “Analisis
sebagai geerasi penerus, Bentuk, Fungsi, dan Makna
Mantra-mantra di Desa Anyar
sehingga langkah-langkah Kecamatan Bayan Kabupaten
inovatif harus selalu Lombok Utara Sebagai
Penunjang Pembelajaran Sastra
diciptakan demi menjaga di SMA”. Mataram: FKIP
keutuhan suatu budaya. Mataram.
3. Penelitian mengenai bentuk, Hasanah, Novi. 2014. “Analisis
fungsi, dan makna mantra Bentuk, Fungsi, Makna
Takhayul Sangkineh
sasak tradisional di Desa Masyarakat Bajo Desa
Kembang Kuning ini belum Maringkik dan Hubungannya
Dengan Materi Pembelajaran
pernah ada yang meneliti Sastra di SMA”. Mataram:
sebelumnya, untuk itu FKIP Mataram.

diperlukan penelitian yang Tyastiti, Winda. 2014. “Analisis


Struktur Mantra Tradisional
lebih lanjut, jelas, dan Sasak Daerah Lendang Nangka
lengkap. dan Relevansinya dengan
Pembelajaran Sastra di SMA”.
Mataram: FKIP Mataram

DAFTAR PUSTAKA Tryagung, Makbul K. 2015. “Bentuk,


Fungsi, dan Makna Mantra
Sasak di Desa Rempek
Danandjaja, James. 2002. Folklor Kecamatan Gangga Lombok
Indonesia. Jakarta: Pustaka Utara”. Mataram. FKIP
Utama Grafiti. Mataram.
Rafiek, M. 2012. Teori Sastra: Kajian Hayati. 2012. “Analisis Bentuk
Teori dan Praktik. Malang: PT Fungsi, dan Makna Tembang
Refika Aditama. Cupak Gerantang Kaitannya
Dengan Pembelajaran Sastra di
Amir, Adriyetti. 2013. Sastra Lisan
SMA”. Mataram: FKIP
Indonesia. Yogyakarta: CV
Mataram.
ANDI OFFSET

11
http://situspuisi.blogspot.co.id/2014/0
8/puisi-lama-beserta-
contohnya.html (dikses pada 5
November 2015 pukul 14.23
Wita).
http://sastraindonesiaoke.blogspot.co.i
d/p/pengertian-makna-kata.html
(diakses pada 5 November 2015
pukul 19.23 Wita).
KBBIdalam http://kbbi.web.id/folklor
(diakses pada 25 Oktober 2015
pukul 19.33 Wita).

12

Anda mungkin juga menyukai