Anda di halaman 1dari 11

STRUKTUR DAN MAKNA MANTRA UPACARA BALENGGANG DAYAK

BAKATI’ RARA DESA MAYAK KECAMATAN SELUAS

Delima Agustina, Sesilia Seli, Agus Wartiningsih


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: delimaagustina2017@gmail.com

Abstract
This researcher is motivated by the idea of the importance of extracting oral literature
(mantra). The general problem in this study is the environment of mantra imaging,
mantra diction, rhyming mantra, meaning in mantra, and implementation plans for
learning Indonesian. This research used descriptive method; the form of this research
was qualitative and used a structural approach. The data source in this study was the
informant who tells the mantra. The results were as follows. (1) The mantra imaging
environment includes, areas and situations of using mantra in Balenggang rituals. (2)
The rhymes used is full rhyme, absolute rhyme, and assonance rhyme. Absolute rhymes
have 12 words, and rhymes with assonance are 4 words. Based on the location and line
of sentences there are three rhymes, namely: initial rhymes have 3 words, middle rhymes
have 5 words, and final rhymes have 3 words. (3) Common words in Balenggang mantra
are 4 words, and special words in Balenggang mantra are 6 words. (4) The meaning of
the mantra includes religious meaning (religious), social meaning and the meaning of
personality (individual). (5) Balenggang mantra can be used as literary learning
material in junior high school.

Key Words: Mantra Balenggang, Meaning, Structure.

PENDAHULUAN tersendiri, masing-masing mencerminkan


Perubahan Seluas merupakan satu di budaya yang terjadi di daerah tersebut. Begitu
antara Kecamatan di Kabupaten Bengkayang, juga daerah Kecamatan Seluas Desa Mayak
Kalimantan Barat dan terdiri dari lima Desa. Kabupaten Bengkayang saat ini sastra lisan
Desa Mayak, Sahan, Seluas, Sentangau Jaya, yang berupa mantra masih berkembang di
dan Desa Seluas. Banyaknya desa yang tengah-tengah masyarakat dan masih tetap
tergabung di Kecamatan Seluas membuat dipertahankan meskipun pada kenyataannya
Kecamatan Seluas kaya akan keberagaman dunia pendidikan dan teknologi sudah
Kecamatan Seluas didiami oleh masyarakat semangkin maju.
dengan etnis Dayak, Melayu, dan Jawa. Kiong dan Jawa merupakan dukun yang
Namun, peneliti memilih objek penelitian di ada di Dusun Raharja Desa Mayak
Desa Mayak dikarenakan banyaknya Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.
masyarakat Dayak Bakati Rara yang masih Kiong merupakan ketua adat Dusun Raharja
melakukan adat istiadat ritual (upacara) Desa Mayak, sekaligus sebagai dukun
Balenggang dalam proses pengoabatan. terkenal dan terpandang yang sering di
Ada istiadat adalah suatu kebudayaan yang panggil pada saat melaksanakan ritual
ada disetiap masyarakat, yang menjadi sebuah tersebut. Beliau tidak hanya sebatas dukun
kepercayaan yang mengandung nilai-nilai biasa, melainkan jenisjenis mantra atau
kebudayaan, adat istadat tidak dapat pengobatan pun mampu beliau tangani. Jawa
dipisahkan dari masyarakat Dayak. Setiap adalah ketua adat nikah sekaligus dukun yang
daerah juga mempunyai keunikan sastra lisan terpandang, Jawa juga termasuk dukun yang

1
hebat, semua jenis pengobatan dan mantra dengan Dayak lainnya yang hanya satu hari
dikuasai. Pada saat peneliti melakukan satu malam. Selama upacara (ritual)
wawancara mengenai upacara Balenggang, berlangsung semua masyarakat dapat
beliau mengatakan Balenggang itu sangat membantu dengan cara membawa beras, dan
sakral kepercayaan yang diwariskan oleh bahan-bahan sembako lainnya, tetapi yang
nenek moyang secara turun-temurun melalui diutamakan adalah beras dan tembakau
mimpi di Khayangan dan dituturkan dari timbang. Penutur mengatakan bahwa
mulut ke mulut. Upacara Balenggang yang Balenggang tersebut digunakan untuk
peneliti teliti yaitu sastra lisan yang berbentuk menjaga kelastarian tradisi nenek moyang
mantra. terdahulu. Dalam upacara ritual semua arwah
Mantra merupakan bagian dari sastra lisan nenek moyang terdahulu dipanggil untuk
berupa kata-kata atau kalimat yang apabila membantu ketua adat (dukun Balenggang)
dibaca akan menimbulkan efek mistik tersebut.
tertentu. mantra disebarkan dari individu ke Alasan peneliti tertarik untuk meneliti
individu yang lain. Penyebaran mantra mantra yang terdapat dalam upacara
tersebut tidak kepada sembarangan orang, Balenggang. Pertama, mantra-mantra tersebut
hanya orang yang sudah siap dan memenuhi masih diakui, dan masih digunakan oleh
syarat yang bisa menerima suatu mantra. Hal masyarakat Dayak Bakati Rara Desa Mayak
itu dilakukan untuk mencegah hal-hal yang Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.
tidak diinginkan, misalnya digunakan untuk Kedua, upacara Balenggang hanya dapat
hal-hal yang tidak baik. Selain itu, mantra dilakukan oleh orang-orang tua yang telah
tidak dapat dibaca oleh sembarang orang mahir menguasai mantra-mantra yang
dikarenakan mantra memiliki kekuatan mistis terdapat dalam upacara tersebut, dan tidak
atau kekuatan gaib yang dapat menimbulkan sembarangan orang. Oleh karena itu upacara
efek tertentu ketika seseorang membacanya. tersebut harus dilestarikan dan dikembangkan
Orang yang biasa membacakan dan agar tidak punah, maka dari itu peneliti
menguasai mantra adalah orang-orang yang memilih rencana penelitian ini karena ingin
memiliki daya gaib dan kesaktian yang mendokumentasikan mantra dalam upacara
disebut dukun. Mantra yang diucapkan dalam Balenggang yang saat ini masih berbentuk
upacara Baleggang tersebut pasti memiliki lisan menjadi bentuk tulisan. Adapun alasan
makna dan arti bagi masyarakat setempat peneliti melakukan penelitian ini di Desa
sebagai sumber kepercayaan mereka Dayak Mayak Kecamatan Seluas Kabupaten
Bakati’ Rara Desa Mayak Kecamatan Seluas Bengkayang karena belum pernah ada yang
Kabupaten Bengkayang. melakukan penelitian tentang struktur dan
Mantra yang akan diteliti dalam rencana makna mantra Balenggang khususnya Dayak
penelitian ini adalah mantra yang terdapat Bakati’ Rara. Maka dari itu, peneliti tertarik
pada upacara Balenggang, mantra dalam melakukan penelitian struktur dan makna
upacara tersebut terdapat banyak mantra yang mantra Balenggang di Desa tersebut. Selain
dituturkan memiliki kekuatan magis. Mantra itu juga, peneliti menginginkan agar budaya
dalam upacara Balenggang berfungsi untuk Balenggang di Desa tersebut dapat dikenal
memanggil para arwah dan Jubata untuk dan tetap dilesatarikan.
membantu proses pengobatan. Fokus penelitian ini peneliti fokuskan pada
Ritual Balenggang adalah salah satu adat lingkungan penceritraan, struktur (rima dan
istiadat bagi masyarakat Dayak Bakati’ Rara diksi), makna, dan implementasi dalam
Desa Mayak Kecamatan Seluas yang pembelajaran sastra. Penelitian terhadap
merupakan proses penyembuhan orang-orang lingkungan penceritaan mantra Balenggang
yang mengalami sakit, namun tidak mampu merupakan bagian penting dalam proses
disembuhkan secara medis. Adapun ritual penelitian yang berhubungan dengan mantra,
Balenggang ini dilakukan tiga hari tiga karena tanpa penceritaan, peneliti tidak akan
malam, itu bagi masyarakat Dayak Bakati pernah tahu asal mulanya mantra dalam
Rara yang ada di Desa Mayak. Berbeda kehidupan masyarakat dan penuturnya.

2
Penelitian tentang mantra dalam upacara pada mantra Basayak terdiri dari kata umum
Balenggang Dayak Bakati’ Rara Desa Mayak dan kata khusus; b) kata konkrit merupakan
Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang kata yang digunakan penutur untuk
belum pernah diteliti. Maka dari itu untuk mengganbarkan sesuatu kata yang lebih
membantu peneliti dalam rencana penelitian tajam, sehingga kata tersebut jelas dirasakan
ini, peneliti dibantu oleh beberapa hasil baik pendengar maupun pembaca; c) rima
penelitian yang berkaitan dengan mantra dari yang terdapat pada mantra Basayak adalah
peneliti sebelumnya, sehingga hasil yang rima sempurna, rima tak sempurna, rima
berkaitan dengan mantra dari peneliti mutlak, rima terbuka, rima tertutup, rima
sebelumnya, sehingga peneliti mendapatkan alterasi, rima asonasi, rima disonasi; d)
gambaran dalam menyusun penelitian irama yang terdapat pada mantra Basayak
prariset. adalah irama dengan nada naik dan nada
Adapun hasil penelitian yang peneliti turun serta diselang dengan beberapa jedah
maksud yaitu Erwis (2006) dengan judul atau berhenti sebentar. Tujuan dukun
penelitian Upacara dan Mantra Pengobatan menggunakan nada supaya mantra yang
Masyarakat Bugis Desa Pulau Kumbang diucapkan sebagai suatu penegasan bunyi
Kabupaten Ketapang. Metode penelitian yang kuat untuk di keluar sehingga bisa
deskriptif dan menggunakan pendekatan mengandung bunyi yang magis untuk di
struktural dan pendekatan sosiologis. dengar.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa: a) Verdiana, Tri Apria (2014) judul
rima mantra pengobatan terdiri dari rima penelitian Analisis Struktur dan Fungsi
menurut bunyinya, rima berdasarkan letak Mantra Sinyaruba’ant Tradisi Sastra Lisan
dan tempat, dan rima berdasarkan pertalian Dayak Kanayat Desa Pakumbang
atau hubungannya; b) ritme (irama) mantra Kecamatan Sompak Kabupaten Landak.
pengobatan meliputi bunyi panjang-pendek, Penelitian fokuskan pada struktur yaitu
tinggi-rendah, keras-lembut, dan merupakan struktur dan fungsi mantra serta lingkungan
tenaga gaib yang dapat menimbulkan penceritraan Mantra Sinyaruba’ant dimana
keindahan, kemerduan, dan perasaan tertentu. mantra yang digunakan untuk upacara
Hariantini (1998) dengan judul pengobatan dan , rima mutlak, yang diteliti
penelitiannya “Rima dan Irama Bahasa yaitu kata umum dan kata khusus,
Mantra dalam upacara Balenggang Sastra sedangkan rima dalam penelitiannya
Lisan Dayak Menyuke Kalimantan Barat”. meliputi rima penuh, rima mutlak, irama
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa paruh, irama aliterasi, irama asonasi, dan
terdapat kata umum dan kata khusus yang irama desonasi. Dalam penelitiannya peneliti
diucapkan berulang-ulang dan memiliki efek menggunakan metode deskriptif kualitatif
yang lebih menekankan maksud-maksud dengan pendekatan struktural.
permohonan. Persamaan penelitian yang akan dilakukan
Bunyi irama bahasa Balenggang dengan penelitian sebelumnya ialah
meliputi tinggi, keras, lembut, dan panjang. samasama meneliti sastra lisan jenis mantra,
Sedangkan mantra yang diteliti dalam metode penelitian yang sama, dan bentuk
penelitian ini dalah Struktur dan makna penelitian yang sama. Perbedaannya terdapat
mantra dalam upacara Balenggang Dayak pada jenis mantra yang diteliti dan
Bakati Rara, Desa Mayak, Kecamatan pendekatan peneliti juga berbeda.
Seluas, Kabupaten Bengkayang. Jenis mantra yang diteliti yaitu mantra
Roni (2010) dengan judul penelitian pengobatan masyarakat Bugis Desa Pulau
Mantra Basayak Sastra Lisan Dayak Bakati Kumbang Kabupaten Ketapang, mantra
Kabupaten Bengkayang Provinsi upacara Balenggang sastra lisan Dayak
Kalimantan Barat. Metode penelitian Menyuke Kalimantan Barat, mantra Basayak
deskripsi dan menggunakan pendekatan sastra lisan Dayak Bakati Kabupaten
struktural. Hasil penelitianya menyatakan Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, dan
bahwa a) pilihan kata (diksi) yang terdapat mantra Sinyaruba’ant tradisi sastra lisan

3
Dayak Kanayat Desa Pakumbang Kecamatan METODE PENELITIAN
Sompak Kabupaten Landak. Sedangkan Metode yang digunakan dalam penelitian
peneliti sendiri meneliti mantra upacara ini adalah metode deskriptif. Metode
Balenggang sebagai objek penelitian. deskriptif digunakan dalam penelitian ini
Pendekatan yang digunakan juga berbeda karena peneliti ingin mengungkapkan,
dengan pendekatan penelitian terdahulu, menggambarkan, dan memaparkan struktur,
namun ada juga yang menggunakan dan makna pada mantra Balenggang yang
pendekatan yang sama. Peneliti menggunakan terdapat pada masyarakat Dayak Bakati’ Rara
pendekatan struktural, sedangkan penelitian Desa Mayak Kecamatan Seluas Kabupaten
terdahulu ada yang menggunakan pendekatan Bengkayang.
struktural semiotik, dan pendekatan Metode adalah cara kerja atau strategi
sosiologis. Selain itu, tempat penelitiannya untuk memahami realitas, langkah-langkah
juga berbeda. yang sistematis untuk memecahkan suatu
Beberapa mantra dalam upacara masalah penelitian. Menurut Sudaryanto
Balenggang Dayak Bakati’ Rara Desa Mayak (1993:9) berpendapat metode adalah cara
Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang yang harus dilakukan. Sebagai strategi untuk
adalah mantra Rumah Jubata, mantra Matik, memahami realitas, menurut Goldman
mantra Barajokng , mantra Jubata Tapak, (1981:39-40), metode yang baik adalah
mantra Nyebayat Najo Semangat, dan mantra metode yang selalu bersifat teknik. Cara yang
Jerabi. Enam mantra tersebut adalah mantra lain adalah dengan memperhatikan kedekatan
yang terdapat dalam upacara Balenggang. hubungannya dengan objek Moleong,
Dalam penelitian ini, peneliti hanya hanya (2007:11) mengatakan ”metode deskriptif
memilih lima jenis mantra. Satu jenis mantra adalah data yang dikumpulkan berupa
mantra yang tidak diteliti adalah mantra katakata, gambar, dan bukan angka-angka”.
Jerabi. Alasan peneliti tidak memilih mantra Hal itu disebabkan oleh metode kualitatif.
tersebut karena masih sangat sakral dan Metode deskriptif digunakan dalam penelitian
adanya larangan untuk memublikasikasikan ini karena penulis ingin mengungkapkan,
mantra. Mantra ini masih berbaur dengan roh menggambarkan, dan memaparkan struktur
jahat dan hanya dapat dimiliki dukun. mantra dalam upacara Balenggang di Desa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Mayak yang peneliti dapatkan di lapagan.
digunakan oleh guru Bahasa Indonesia dalam Menurut Syam (2010:6) metode deskriptif
proses pembelajaran di Sekolah khususnya digunakan untuk membuat deskrpsi,
pembelajaran sastra lisan dan puisi. Selain, itu gambaran, atau lukisan secara sistematik, dan
penelitian ini disesuaikan dengan kurikulum faktual mengenai fakta, sifat, serta hubungan
2013 kelas VII semester genap. antara femomena yang diselidiki. Maka dari
Adapun kesesuaian berdasarkan itu, peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan
Kompetensi Dasar 3.1 Mengidentifikasi hasil analisis mantra dalam upacara
informasi (pesan, rima, dan pilihan kata) dari Balenggang. Dalam sebuah penelitian metode
puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi sangat diperlukan untuk membantu peneliti
rakyat setempat) yang dibaca dan didengar, dalam memecahkan masalah dalam
dan 4.1 Menyimpulkan isi puisi rakyat penelitiannya.
(pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat Berdasarkan penjelasan tersebut, metode
setempat) yang disajikan dalam bentuk tulis. yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian mengharapkan semoga prariset metode deskritif. Hal ini dimaksudkan untuk
penelitian ini dapat menjadi paduan buat mendeskritif atau menggambarkan objek
peneliti berikutnya, dengan penelitian ini masalah dalam rencana penelitian ini sesuai
peneliti berharap suapaya kebudayaan yang dengan fakta yang terjadi pada apa adanya.
ada di Kalimantan Barat tidak hilang karena Metode deskritif disini berfungsi untuk
perkembangan zaman apalagi yang sudah menggambarkan dan memaparkan bagaimana
mulai tergerus dengan perkembangan zaman. struktur dari mantra yakni rima dan diksi.

4
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil terakhir. Pertama, rima penuh wak’ terdapat
Penelitian pada baris kedua, ketiga, dan baris kelima.
Pada baris pertama, dan kedua dengan
Berdasarkan hasil penelitian, lingkungan formula yang sama wak’. Kedua, rima penuh
penceritraan mantra Balenggang dalam lo’ terdapat pada baris kedua dan baris
upacara Balenggang pada ritual/tradisi lisan keempat. Berdasarkan data tersebut, dalam
Dayak Bakati’ Rara Desa Mayak, Kecamatan mantra Nyebayat Najo Semangat terdapat
Seluas Kabupaten Bengkayang. Penutur rima penuh atau pengulangan bunyi suku kata
dalam penelitian ini yaitu pak Jawa (70 tahun) terakhir yaitu pada baris kedua dan baris yaitu
dan pak Kiong (81 tahun) sekarang tidak gas.
belajar dari penutur terdahulu, tetapi Terdapat rima mutlak atau pengulangan
diperoleh melalui mimpi dari Jubata dan roh- bunyi seluruh kata di dalam mantra Rumah
roh leluhur melewati mimpi penutur sekarang Jubata. Pertama, kata nahas kuning di baris
ini. kedua dan keempat bait pertama. Kedua, kata
Orang yang dapat mewarisi mantra barage di baris pertama dan baris ketiga bait
tersebut tidak sembarangan, melainkan orang ke 2. Ketiga, kata burung terdapat pada baris
yang memiliki garis keturunan yang sama
pertama, ketiga dan keempat bait ke 3. D alam
dengan roh nenek moyang tersebut. Kiong
mendapatkan mantra tersebut ketika beliau
mantra matik terdapat rima mutlak atau
berumur 34 tahun, dan Jawa menyadari persamaan bunyi seluruh kata yaitu
bahwa ia mendapatkan mantra ketika berumur batahap di baris kedua dan ketiga bait
40 tahun. Pak Jawa dan Pak Kiong pertama.
memperoleh mantra tersebut melalui mimpi. Rima mutlak di dalam mantra Barajokng
Mantra-mantra yang dituturkan tersebut terdapat pada seluruh baris pada bait ke 1.
oleh kedua pabari hanya pada saat proses Rima mutlak di dalam mantra Jubata Tapak
upacara Balenggang berlangsung. Upacara terdapat pada baris kedua, ketiga dan kelima
Balenggang tersebut menjadi acuan oleh bait pertama yaitu bawak. Rima mutlak di
masyarakat setempat, dimana mereka harus dalam mantra Nyebayat Najo Semangat
menggunakan mantra-mantra di dalamnya terdapat pada baris pertama bait ke 1 yaitu
untuk dapat berkomunikasi dengan Jubata ano-ano. Pada baris kedua bait kedua terdapat
dan para roh leluhur. rima mutlak yaitu maraga-maraga.
Rima penuh di dalam mantra Rumah Dalam mantra rumah Jubata terdapat rima
Jubata terdapat pada baris kedua dan keempat asonasi atau persamaan bunyi pada suatu
pada bait pertama yaitu ning. Baris pertama, kata. Dalam mantra Barajokng terdapat rima
ketiga dan keempat bait ke 2 yaitu rung. asonasi atau persamaan bunyi pada suatu
Berdasarkan data dalam mantra Matik kata. Rima awal di dalam mantra rumah
terdapat rima penuh atau pengulangan bunyi Jubata terdapat pada baris ketiga dan keempat
suku kata terakhir. pada bait pertama.
Berdasarkan data dalam mantra Barajokng Rima awal di dalam mantra Barajokng
terdapat rima penuh atau pengulangan bunyi terdapat pada baris pertama dan ketiga bait ke
suku kata terakhir. Pertama, rima penuh 1 yaitu pada kata bukan. Selanjutnya pada
barang’ dibaris pertama dan baris ketiga bait baris pertama dan kedua bait ke 2 rima
pertama. Kedua, rima penuh se’ dibaris kedua awalnya yaitu ngajut.
dan baris keempat bait pertama. Ketiga, rima Rima tengah di dalam mantra Rumah
penuh bi’ dibaris keempat dan kelima bait Jubata terdapat pada baris pertama dan baris
pertama. Keempat, rima penuh ta’ dibaris ketiga bait ke 1. Rima tengah di dalam mantra
pertama dan baris ketiga bait kedua. Kelima, Barajokng terdapat pada setiap baris pertama
rima penuh jut’ dibaris pertama dan baris dan baris kedua bait ke 1.
pertama dan kedua. Rima tengah di dalam mantra Jubata
Dalam mantra Jubata Tapak ‘ terdapat Tapak terdapat pada baris pertama, kedua dan
rima penuh atau pengulangan bunyi suku kata ketiga pada bait ke 1. Kemudian di baris

5
pertama dan kedua bait ke 2 juga terdapat berkicau sepanjang hari untuk mencari
rima tengah dengan formula yang sama semangat yang lagi masa pengobatan, ‘
dengan baris pertama, kedua, dan keempat padasi incah karong puri rawa ragu’ burung
pada bait ke 1 yaitu suku kata wak pada kata tersebut sangat lincah dan tidak lagi ragu
ba-wak. untuk masuk ke dalam rawa karung.
Rima tengah di dalam mantra Nyebayat Makna kemasyarakatan yang tercermin
Najo Semangat terdapat pada baris pertama dalam mantra Rumah Jubata yaitu kerja sama
dan baris kedua pada bait ke 1. Rima akhir di antara makhluk yang satu dengan yang lain
dalam mantra Rumah Jubata terdapat atau interaksi sosial. Hal tersebut dpaat dilihat
pada baris kedua dan keempat bait dari kutipan mantra pada baris ketiga bait ke
pertama yaitu kata kuning. 1.
Rima akhir di dalam mantra Barajokng Makna kemasyarakatan yang terdapat
terdapat pada baris kedua dan baris keempat dalam mantra Jubata Tapak adalah kerja
bait pertama. Rima akhir di dalam mantra sama antara makhluk yang satu dengan yang
Jubata Tapak terdapat pada baris kedua lain atau interaksi sosial. Hal tersebut dapat
dan keempat bait pertama yaitu kata pulo. dilihat dari kutipan mantra baris keempat bait
Diksi umum dalam mantra Rumah Jubata pertama.
terletak pada baris kedua dan keempat bait Makna kemasyarakatan yang terdapat
pertama yaitu kata nahas kuning. Diksi umum dalam mantra Nyebayat Najo Semangat
dalam mantra Matik terletak pada baris kedua adalah kerja sama antara makhluk yang satu
bait pertama yaitu kata air. Diksi umum dengan yang lain atau interaksi sosial. Hal
dalam mantra Barajokng terletak pada baris tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra
pertama bait ke 5 yaitu kata basi. baris ketiga bait ke 2.
Diksi umum dalam mantra Nyebayat Najo Makna kepribadian yang tercermin dalam
Semangat terletak pada baris pertama. mantra Rumah Jubata yaitu kerja keras. Hal
Adapun diksi khusus di dalam mantra Rumah tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra
Jubata terdapat pada baris ketiga bait pertama pada baris ketiga dan baris keempat bait ke 1.
yaitu kata kamang. Selanjutnya dengan Makna kepribadian yang tercermin di
formula yang sama pada baris ketiga bait ke 2 dalam mantra Barajokng adalah religius. Hal
yaitu kamang. tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra
Diksi dalam mantra Matik terletak pada pada baris ketiga dan baris keempat.
baris kedua bait ke pertama adalah putengk’. Makna kepribadian yang tercermin dalam
Makna keagamaan atau keyakinan dalam mantra Jubata Tapak adalah religius. Hal
mantra Rumah Jubata pada baris pertama bait tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra
ke 4 yaitu pada kata ira sululah. pada baris kedua bait pertama dan baris
Makna keagamaan atau keyakinan dalam pertama pada bait ke 3.
mantra Barajokng adalah keyakinan akan Mantra dalam upacara Balenggang yang
kuasa atau kehendak dari Nabi Muhamad terdiri dari Mantra Rumah Tuhan,(MRT),
SAW yang mengobati suatu penyakit. Hal Mantra Matik (MM), Mantra Jubata Tapak
tersebut dapat dapat dilihat pada kutipan (MJT), Mantra Nyebayat Najo Semangat
mantra pada baris ketiga dan baris keempat (MNNS), dan Mantra Barajokng (MB) dapat
bait ke 4 yang berbunyi ‘nabi muhamad yang digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra
paling kuase’ kehendak Tuhan yang paling di Sekolah.
berkuasa di dunia ini. Pembahasan
Makna keagamaan atau keyakinan dalam Berikut adalah hasil analisis lingkungan
mantra Nyebayat Najo Semangat adalah penceritraan mantra Balenggang dalam
keyakinan kepada Jubata yang mengobati upacara Balenggang pada ritual/tradisi lisan
suatu penyakit. Hal tersebut dapat dilihat pada Dayak Bakati’ Rara Desa Mayak, Kecamatan
kutipan mantra pada baris pertama dan kedua Seluas Kabupaten Bengkayang. Daerahdaerah
bait ke 1 yang berbunyi ‘ Nyebayat Batuk yang masih percaya dalam ritual Balenggang
Burung pipit nya ano-ano’ burung pipit

6
tersebut meliputi Desa Mayak, Desa Sahan, Lumbuk, pabari bertemu dengan sosok
dan Desa Seluas. Adapun sebagian besar di manusia yang tidak begitu kelihatan. Sosok
Desa Seluas masih percaya adanya ritual tersebut berupa roh nenek moyang yang
Balenggang khususnya di Dusun Piju tampak menakutkan. Orang yang dapat
Kecamatan Seluas. Tetapi direkam oleh mewarisi mantra tersebut tidak sembarangan
peneliti di Desa Mayak Kecamatan Seluas. orang, melainkan orang yang memiliki garis
Desa Mayak dihuni oleh penduduk asli keturunan yang sama dengan roh nenek
masyarakat Dayak Bakati’ Rara Dusun moyang tersebut. Kiong mendapatkan
Raharja. Oleh karena itu, desa tersebut masih mantra tersebut ketika beliau berumur 34
melaksanakan upacara Balenggang dengan tahun, dan Jawa menyadari bahwa ia
menggunakan mantra-mantra untuk mendapatkan mantra ketika berumur 40
berlangsungnya ritual Balenggang tersebut tahun. Pada awalnya kedua dukun (pabari)
dengan adat istiadat dan tradisi masyarakat tersebut belum menyadari mereka
setempat. diwariskan mantra tersebut.
Desa Mayak merupakan desa yang berada Namun, kedua Pabari tersebut
di Kecamatan Seluas, Kabupaten mengatakan bahwa beliau telah
Bengkayang. Desa ini dihuni oleh penduduk dianugrahkan mantra oleh leluhur mereka
berbagai macam suku, diantaranya suku dan harus dijalani. Pabari tersebut banyak
Dayak, suku Jawa, dan suku Melayu. Oleh menguasai mantramantra yang lainnya,
karena itu desa ini disebut desa transmigrasi. seperti mantra Ba’ tenteng, mantra menugal
Jarak desa ini dari kecamatan Seluas sekitar padi, mantra menikah adat, mantra Barapus
10 km dan jarak desa Mayak dari kota bukan saja mantra Balenggang.
Bengkayang sekitar 66 km. Akses jalan dari Mantra-mantra yang dituturkan tersebut
Kota Bengkayang menuju Dusun Raharja oleh kedua pabari hanya pada saat proses
Desa Mayak sudah cukup memadai. Adapun upacara Balenggang berlangsung. Upacara
sarana pendidikan yang ada di Desa Mayak Balenggang tersebut menjadi acuan oleh
yaitu SDN 15 Melayang, SDN 05 Piju, dan masyarakat setempat, dimana mereka harus
SMP 08 Seluas, serta sarana kesehatanya di menggunakan mantra-mantra di dalamnya
Desa Mayak Dusun Raharja yaitu pukesmas. untuk dapat berkomunikasi dengan Jubata
Penutur mantra terdahulu bernama Pak dan para roh leluhur.
Akos, namun penutur tersebut sudah Berdasarkan data dalam mantra Rumah
meninggal dunia. Oleh karena itu, yakni pak Jubata terdapat rima penuh atau pengulangan
Jawa (70 tahun) dan pak Kiong (81 tahun) bunyi suku kata terakhir. Pertama, rima
sekarang tidak belajar dari penutur penuh ning’ di baris kedua dan baris baris
terdahulu, tetapi diperoleh melalui mimpi keempat pada bait ke 1 dan selanjutnya rima
dari Jubata dan roh-roh leluhur melewati penuh rung terdapat pada baris pertama,
mimpi penutur sekarang ini. Mantra-mantra ketiga dan keempat bait ke 2.
tersebut tidak dapat sembarang dituturkan, Berdasarkan data dalam mantra Matik
jika tidak disertai perlengkapan dan sajian. terdapat rima penuh atau pengulangan bunyi
Penutur mantra Balenggang ini adalah Pak suku kata terakhir. Pertama, terdapat rima
Jawa berusia 70 tahun, didampingi Pak penuh yaitu ngak terdapat pada bait pertama
Kiong berusia 81 tahun. Kedua penutur baris kedua dan baris ketiga. Kedua, terdapat
tersebut sudah lama menjadi Pabari atau rima penuh yaitu par terdapat pada bait ke 2
dukun. Pekerjaan kedua Pabari/dukun baris ketiga dan keempat. Ketiga, terdapat
tersebut adalah petani, dan bahasa yang rima penuh hap terdapat pada bait ke 3 baris
mereka kuasai oleh beliau adalah bahasa kedua dan baris ketiga.
Bakati’ Rara saja. Berdasarkan data dalam mantra Barajokng
Pak Jawa memperoleh mantra tersebut terdapat rima penuh atau pengulangan bunyi
melalui mimpi. Beliau mengatakan pada suku kata terakhir. Pertama, rima penuh
waktu itu, beliau pergi ke Lubuk Bambu di barang’ dibaris pertama dan baris ketiga bait
Dusun Raharja Desa Mayak. Sepulang dari pertama. Kedua, rima penuh se’ dibaris kedua

7
dan baris keempat bait pertama. Ketiga, rima terdapat rima mutlak yaitu batu. Baris ketiga
penuh bi’ dibaris keempat dan kelima bait dan keempat bait ke 2 rima mutlaknya yaitu
pertama. Keempat, rima penuh ta’ dibaris angin. Rima mutlak pada baris pertama dan
pertama dan baris ketiga bait kedua. Kelima, kedua bait ke 3 yaitu ngajut.
rima penuh jut’ dibaris pertama dan baris Rima mutlak di dalam mantra Jubata
pertama dan kedua. Tapak terdapat pada baris kedua, ketiga dan
Berdasarkan pengulangan bunyi pada kelima bait pertama yaitu bawak. Pada baris
setiap baris mantra yang disertai dengan pertama dan kedua bait ke 2 juga terdapat
bacaan kalimat-kalimat tersebut diyakini akan rima mutlak dengan formula yang sama
menghasilkan energi yang berguna untuk dengan bait pertama yaitu kata bawak di baris
menyembuhkan orang yang sakit. Dalam pertama dan baris kedua.
mantra Jubata Tapak ‘ terdapat rima penuh Kemudian, pada baris kedua dan baris
atau pengulangan bunyi suku kata terakhir. keempat bait ke 2 yaitu kata pulo.
Pertama, rima penuh wak’ terdapat pada baris Pengulangan atau persamaan bunyi kata pada
kedua, ketiga, dan baris kelima. Pada baris mantra tersebut menimbulkan efek tertentu di
pertama, dan kedua dengan formula yang antaranya efek magis. Rima mutlak di dalam
sama wak’. Kedua, rima penuh lo’ terdapat mantra Nyebayat Najo Semangat terdapat
pada baris kedua dan baris keempat. pada baris pertama bait ke 1 yaitu ano-ano.
Di awal pembacaan mantra pawang selalu Pada baris kedua bait kedua terdapat rima
memohon terlebih dahulu sebelum bertutur mutlak yaitu maraga-maraga. Pengulangan
dalam membaca kalimat-kalimat yang sesuai kata terakhir pada mantra tersebut
penyakit yang diderita oleh pasien agar pasien membentuk efek musikalisasi puisi yang
diberikan kesembuhan oleh Yang Maha membuat mantra menjadi indah, harmonis,
pemberi kesembuhan. Berdasarkan data dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
tersebut, dalam mantra Nyebayat Najo Rima asonasi di dalam mantra Rumah
Semangat terdapat rima penuh atau Jubata terdapat pada baris kedua bait pertama
pengulangan bunyi suku kata terakhir yaitu dan baris pertama bait ke 2. Persamaan bunyi
pada baris kedua dan baris yaitu gas. vokal tersebut terdapat pada kata pantang dan
Rima mutlak di dalam mantra Rumah panjang. Dalam mantra rumah Jubata
Jubata terdapat pada baris kedua dan baris terdapat rima asonasi atau persamaan bunyi
keempat bait pertama yaitu nahas kuning. pada suatu kata.
Kemudian pada baris pertama dan baris ketiga Rima asonasi di dalam mantra Matik
bait ke 2 rima mutlaknya yaitu barage. terdapat pada baris ketiga dan keempat bait ke
Sedangkan pada baris pertama, baris ketiga pertama. Persamaan bunyi vokal tersebut
sampai keempat bait ke 3 rima mutlaknya terdapat pada kata dampar dan nampar.
yaitu burung. Pengulangan atau persamaan Adanya kesamaan bunyi vokal pada suatu
bunyi pada kata pada mantra tersebut kata dalam mantra tersebut memberikan efek
menimbulkan efek tertentu. tertentu misalnya efek bunyi. Persamaan
Rima mutlak dalam mantra Matik pada bunyi vokal dalam mantra tersebut akan
baris kedua dan ketiga bait pertama yaitu menimbulkan rasa dan membuat mantra
batahap. Pengulangan atau persamaan bunyi menjadi indah dan harmonis.
pada kata pada mantra tersebut membuat Rima asonasi di dalam mantra Barajokng
mantra enak didengar. terdapat pada baris pertama bait ke 1 yaitu
Rima mutlak di dalam mantra Barajokng mayan dan mayar. Pada baris kedua bait ke 2
terdapat pada seluruh baris pada bait ke 1. juga terdapat persamaan bunyi vokal tersebut
Pertama, rima mutlak sembarang terdapat terdapat pada kata tahan dan pahat.
pada baris pertama dan ketiga bait ke 1. Rima awal di dalam mantra rumah Jubata
Kedua, rima mutlak nabi terdapat pada baris terdapat pada baris ketiga dan keempat pada
ketiga dan keempat. bait pertama. Persamaan kata pada awal
Rima mutlak juga terdapat pada seluruh kalimat dalam mantra tersebut memberikan
bait ke 2. Baris pertama dan kedua bait ke 2

8
efek tertentu misalnya keharmonisan dan Sedangkan kata kuning memiliki makna
estetika. salah satu sesajen pada saat ritual yang
Rima awal di dalam mantra Barajokng terbuat dari rempah-rempah tradisional yaitu
terdapat pada baris pertama dan ketiga bait ke kunyit sehingga memiliki makna warna
1 yaitu pada kata bukan. Selanjutnya pada kuning yang khusus untuk ritual pengobatan
baris pertama dan kedua bait ke 2 rima Balenggang, sehingga disebut beras kuning.
awalnya yaitu ngajut. Rima tengah di dalam Kedua kata tersebut adalah kata-kata umum
mantra Rumah Jubata terdapat pada baris yang dapat ditemukan dalam kehidupan
pertama dan baris ketiga bait ke 1. Persamaan sehari-hari.
suku kata yang terdapat di tangah-tengah Diksi umum dalam mantra Matik terletak
kalimat atau baris itu yakni suku kata rung pada baris kedua bait pertama yaitu kata air.
pada kata bu-rung. Kata air dalam mantra tersebut memiliki arti
Rima tengah di dalam mantra Barajokng dalam kehidupan setiap manusia selalu
terdapat pada setiap baris pertama dan baris mengalir ditempat yang rendah, seperti di
kedua bait ke 1. Baris pertama dan kedua dalam mantra matik , air yang digunakan
suku kata yang terdapat di tengah-tengah dalam ritual Balenggang adalah air tawar
kalimat atau baris itu yakni suku kata tu pada dan air buah kelapa hujau yang berguna
kata batu. untuk kesembuhan si pasien.
Rima tengah di dalam mantra Jubata Diksi umum dalam mantra Barajokng
Tapak terdapat pada baris pertama, kedua terletak pada baris pertama bait ke 5 yaitu
dan ketiga pada bait ke 1. Kemudian di baris kata basi. Kata basi dalam mantra tersebut
pertama dan kedua bait ke 2 juga terdapat memiliki artinya bahan pembuat senjata.
rima tengah dengan formula yang sama Diksi umum dalam mantra Nyebayat Najo
dengan baris pertama, kedua, dan keempat Semangat terletak pada baris pertama. Kata
pada bait ke 1 yaitu suku kata wak pada kata Nyebayat dalam mantra tersebut memiliki arti
ba-wak. mengobati.
Rima tengah di dalam mantra Nyebayat Adapun diksi khusus di dalam mantra
Najo Semangat terdapat pada baris pertama Rumah Jubata terdapat pada baris ketiga
dan baris kedua pada bait ke 1. Persamaan bait pertama yaitu kata kamang.
suku kata yang terdapat di tengah-tengah Selanjutnya dengan formula yang sama
kalimat atau baris itu yakni suku kata yu pada baris ketiga bait ke 2 yaitu kamang.
pada kata ka-yu. Menurut kepercayaan Dayak Bakati’ Rara
Rima akhir di dalam mantra Rumah Desa Mayak, kamang’ merupakan istilah
Jubata terdapat pada baris kedua dan
untuk perwujudan roh halus atau roh
keempat bait pertama yaitu kata kuning.
nenek moyang yang dapat membantu
Rima akhir di dalam mantra Barajokng
kesembuhan. Sedangkan burung lelang,
terdapat pada baris kedua dan baris keempat
bait pertama.
burung grude, burung anyangk,burung
Persamaan bunyi suku kata terakhir kito menurut kepercayaan Dayak Bakati
tersebut adalah se pada kata puase dan Rara Desa Mayak adalah burung yang
kuase. Rima akhir di dalam mantra Jubata memiliki kekuatan magis.
Tapak terdapat pada baris kedua dan Diksi dalam mantra Matik terletak pada
keempat bait pertama yaitu kata pulo. baris kedua bait ke pertama adalah putengk’.
Diksi umum dalam mantra Rumah Jubata Putengk’ dalam bahasa Dayak Bakati’ Rara
terletak pada baris kedua dan keempat bait berarti sekapur sirih.
pertama yaitu kata nahas kuning. Kata nahas Makna keagamaan atau keyakinan dalam
memiliki makna beras yang sudah diolah mantra Rumah Jubata pada baris pertama bait
dari padi yang ditanam di ladang maupun di ke 4 yaitu pada kata ira sululah adalah
sawah sehingga dapat dipergunakan dalam keyakinan akan kuasa atau kehendak dari
ritual Balenggang tersebut. Allah SWT yang turut mengobati suatu
penyakit.

9
Makna keagamaan atau keyakinan dalam adalah kerja sama antara makhluk yang satu
mantra Barajokng adalah keyakinan akan dengan yang lain atau interaksi sosial. Hal
kuasa atau kehendak dari Nabi Muhamad tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra
SAW yang mengobati suatu penyakit. Hal baris ketiga bait ke 2.
tersebut dapat dapat dilihat pada kutipan Makna kepribadian yang tercermin dalam
mantra pada baris ketiga dan baris keempat mantra Rumah Jubata yaitu kerja keras. Hal
bait ke 4 yang berbunyi ‘nabi muhamad yang tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra
paling kuase’ kehendak Tuhan yang paling pada baris ketiga dan baris keempat bait ke 1.
berkuasa di dunia ini. Pada mantra tersebut, dapat dilihat kegigihan
Makna keagamaan atau keyakinan dalam akan keinginan yang kuat atas kesembuhan.
mantra Nyebayat Najo Semangat adalah Makna kepribadian yang tercermin di
keyakinan kepada Jubata yang mengobati dalam mantra Barajokng adalah religius. Hal
suatu penyakit. Hal tersebut dapat dilihat pada tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra
kutipan mantra pada baris pertama dan kedua pada baris ketiga dan baris keempat.
bait ke 1 yang berbunyi ‘ Nyebayat Batuk Makna kepribadian yang tercermin dalam
Burung pipit nya ano-ano’ burung pipit mantra Jubata Tapak adalah religius. Hal
berkicau sepanjang hari untuk mencari tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra
semangat yang lagi masa pengobatan, ‘ pada baris kedua bait pertama dan baris
padasi incah karong puri rawa ragu’ burung pertama pada bait ke 3.
tersebut sangat lincah dan tidak lagi ragu Mantra dalam upacara Balenggang yang
untuk masuk ke dalam rawa karung. terdiri dari Mantra Rumah Tuhan,(MRT),
Makna kemasyarakatan yang tercermin Mantra Matik (MM), Mantra Jubata Tapak
dalam mantra Rumah Jubata yaitu kerja sama (MJT), Mantra Nyebayat Najo Semangat
antara makhluk yang satu dengan yang lain (MNNS), dan Mantra Barajokng (MB) dapat
atau interaksi sosial. Hal tersebut dpaat dilihat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra
dari kutipan mantra pada baris ketiga bait ke di Sekolah.
1.
Makna kemasyarakatan yang terdapat SIMPULAN DAN SARAN
dalam mantra Jubata Tapak adalah kerja Simpulan
sama antara makhluk yang satu dengan yang Berdasarkan pembahasan mengenai
lain atau interaksi sosial. Hal tersebut dapat mantra dalam upacara Balenggang Dayak
dilihat dari kutipan mantra baris keempat bait Bakati’ Rara Desa Mayak, Kecamatan Seluas
pertama. Sama apek yang disebut dalam Kabupaten Bengkayang adalah sebagai
mantra Jubata Tapak tersebut merupakan berikut. (1) Lingkungan Penceritraan Mantra,
perwujudan dari Jubata yang memberikan lingkungan penceritraan mantra terdiri dari
keselamatan bagi orang yang sakit parah dua aspek yaitu (a) Daerah yang
disebabkan roh-roh halus/gaib dan akan menggunakan mantra dalam upacara
disembuhkan. Balenggang di daerah Desa Mayak
Makna kemasyarakatan yang terdapat Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang.
dalam mantra Nyebayat Najo Semangat (b) Situasi penggunaan mantra dalam
adalah kerja sama antara makhluk yang satu upacara/ritual pengobatan Balenggang.
dengan yang lain atau interaksi sosial. Hal Penutur mantra dalam upacara Balenggang
tersebut dapat dilihat dari kutipan mantra ini ada dua, yang pertama Pabari Kiong
baris ketiga bait ke 2. Bagas bujak yang berusia 81 tahun, dan Pabari atau dukun Jawa
disebut dalam mantra Jubata Tapak tersebut berusia 69 tahun. Mantra yang diperoleh
merupakan perwujudan dari Jubata yang pabari Kiong dan pabari Jawa didapatnya di
memberikan keselamatan bagi orang yang dalam mimpi di Khayangan. Pada saat di
sakit parah disebabkan roh-roh halus/gaib dan Khyanagan tersebut bertemu dengan nenek
akan disembuhkan. moyang yang sangat tua dan menyeramkan.
Makna kemasyarakatan yang terdapat Beliau mendapatkan mantra tersebut ketika
dalam mantra Nyebayat Najo Semangat sudah berkeluarga.

10
Mantra tersebut dituturkan langsung mengenai struktur dan makna mantra upacara
dihadapan masyarakat Dayak Bakati’ Rara Balenggang Dayak Bakati’ Rara Desa Mayak
setempat, dan mantra tersebut pun dituturkan Kabupaten Bengkayang. Selain itu, peneliti
pada saat proses pengobatan Balenggang ini diharapkan dapat membantu
berlangsung. (2) Rima dalam Mantra Upacara perkembangan dalam penulisan karya sastra
Balenggang, (a) Rima Menurut Bunyi dalam lisan khususnya pantun, syair, atau gurindam.
Kata, (b) Rima Menurut Letak Kata dalam Demikianlah saran-saran yang dapat
Baris Kalimat. (3) Diksi Mantra dalam peneliti sampaikan, semoga mendapatkan
Upacara Balenggang, (a) Kata umum dalam tanggapan, apresiasi dari pembaca, dan
mantra upacara Balenggang ditemukan semoga bermanfaat untuk penelitian
sebanyak 4 kata. (b) Kata khusus dalam kedepannya.
mantra upacara Balenggang ditemukan
sebanyak 2 kata. (4) Makna dalam mantra DAFTAR RUJUKAN
upacara Balenggang, Mantra upacara Erwis. (2006). “Upacara dan Mantra
Balenggang terbagi menjadi beberapa jenis Pengobatan Masyarakat Bugis Desa
mantra yaitu, mantra rumah Jubata, mantra Pulau Kumbang Kabupaten Ketapang”.
matik, mantra barajok, mantra Jubata tapak, Skripsi. Pontianak: FKIP Untan.
dan mantra nyebayat najo semangat. (5) Goldman, Lucien. (1981). Method in the
Rencana implementasi dalam pembelajaran Sociological Literature. England: Basil
sastra di Sekolah dalam mata pelajaran bahasa Blackwell.
Indonesia di SMP kelas VII. Hariantini. (1998). Rima dan Irama Bahasa
Hasil penelitian mantra Balenggang dapat Mantra dalam upacara Balenggang
dijadikan teks sastra dalam pembelajaran Sastra Lisan Dayak Menyuke
sastra di Sekolah yang sesuai dengan tuntutan Kalimantan Barat. Skripsi. Pontianak:
kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran yang Universitas Tanjungpura Pontianak.
sesuai dengan hasil penelitian ini terdapat Maleong, Lexy J. (2007). Metodologi
pada kelas VII dengan Kompetensi Dasar 3.1 Penelitan Kualitatif. Edisi Revisi.
Mengidentifikasi informasi (pesan, rima, dan Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
pilihan kata) dari puisi rakyat pantun, syair, Roni. (2010). Mantra Basayak Sastra Lisan
dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca Dayak Bakati Kabupaten Bengkayang
dan didengar, dan Indikator 3.1.1 Provinsi Kalimantan Barat. Skripsi.
Mengidentifikasikan ciri umum dan tujuan Pontianak: Universitas Tanjungpura
komunikasi puisi rakyat (pantun, gurindam, Pontianak.
dan syair). Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka
Saran Teknik Analisis Bahasa (Pengantar
Berdasarkan hasil penelitian tentang manta Penelitian Wahana Kebudayaan Secara
(sastra lisan), saran-saran yang dapat Linguistik). Yogyakarta: Duta Wacana
University
dikemukakan sebagai berikut. (1) Mantra
Press.
dalam penelitian ini baik dijadikan bahan
pengetahuan baru bagi masyarakat terutama Syam, Christanto. (2010). Pengantar Ke Arah
mahasiswa yang mempelajari dan mengkaji Studi Sastra Daerah. Pontianak: FKIP
bidang sastra. (2) Sebagai warisan leluhur Untan.
zaman dahulu yang dapat memperkaya Verdiana, Tri Apria. (2014). Analisis Struktur
kebudayaan kesusastraan. Maka mantra dan Fungsi Mantra Sinyaruba’ant
pengobatan pada penelitian ini perlu Tradisi Sastra Lisan Dayak Kanayat
dilestarikan. (3) Hasil penelitian ini dapat Desa Pakumbang Kecamatan Sompak
dijadikan sebagai acuan bagi peneliti Kabupaten Landak. Skripsi. Pontianak:
berikutnya untuk melakukan penelitian Universitas Tanjungpura Pontianak.

11

Anda mungkin juga menyukai