OLEH
MARIA MAGDALENA
BAB 1
Latar Belakang
• Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit gagal ginjal
kronis merupakan masalah kesehatan diseluruh dunia yang
berdampak pada masalah medik, ekonomi dan sosial yang
sangat besar bagi pasien dan keluarganya, baik di negara –
negara maju maupun di negara – negara berkembang
(Syamsiah, 2011).
• Hingga tahun 2015 data World Health Organization/ WHO
dengan kenaikan dan tingkat presentasi dari tahun 2009
sampai sekarang 2011 sebanyak 36 juta orang warga dunia
meninggal dunia akibat penyakit Chronik Kidney Disease
(CKD) (Data survey, 2011)
• Indonesia merupakan negara dengan tingkat penderita gagal
ginjal yang cukup tinggi. Menurut data dari Penefri
(Perhimpunan Nefrologi Indonesia) jumlah penderita
gangguan fungsi ginjal di Indonesia sudah mencapai 100.000
penderita dan setiap tahunnya diperkirakan bertambah
2.700 warga Indonesia yang menggalami gangguan fungsi
ginjal. Saat ini ada sekitar 40.000 penduduk Indonsia yang
menjalani hemodialisis atau terapi cuci darah akibat
gangguan ginjal (Penefri, 2014)
26/5/2015 2
Gambar Grafik 1.1
Jumlah pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD)
Di Rumah Sakit Umum Santo Antonius Pontianak pada
tahun 2012 - 2014
600
545
500
400
363 363
0
2012 2013 2014
26/5/2015 3
Gambar Grafik 1.2
Jumlah Pasien dengan CKD yang rawat inap Di RSU.
Antonius Pontianak antara bulan Januari, Februari dan
Maret pada tahun
2015
30
25
25
22
21 21
20 19
laki - laki
15 Perempuan
13 13 Pasien Meninggal
Pasien Hidup
10
10 9
5 4
1
0
Januari Februari Maret
26/5/2015 4
DEFINISI
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah
kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat destruksi struktur ginjal
yang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisa metabilisme (toksik
uremik) di dalam darah (Muttaqin,
Arif, 2011).
26/5/2015 5
Klasifikasi penyakit ginjal kronik menurut J. Larry
Jameson dan Joseph Loscalzo (2013: 107 ) yaitu:
menyebabkan iskemik ginjal dan kematian jaringan ginjal. Lesi yang paling
sering adalah aterosklerosis pada arteri renalis yang besar, dengan konstriksi
satu atau lebih arteri besar yang juga menimbulkan sumbatan pembuluh
Eritematosus).
filtrasi glomerulus. Protein-protein plasma dan sel darah merah bocor melalui
menyebabkan kerusakan. Perubahan yang paling dini sering kali hanya mengenai
A. Tindakan konservatif
• Tujuan pengobatan pada tahap ini adalah untuk
meredakan atau memperlambat gangguan fungsi ginjal
progresif.
• Pengobatan:
1. Pengaturan diet Protein, Kalium, Natrium dan Cairan
2. Pembatasan protein
• Pembatasan protein tidak hanya mengurangi kadar BUN,
tetapi juga mengurangi asupan kalium dan fosfat, serta
mengurangi produksi ion hidrogen yang berasal dari
protein. Jumlah kebutuhan protein biasanya dilonggarkan
sampai 60-80 g/hari, apabila penderita mendapatkan
pengobatan dialisis teratur.
5. Pengaturan cairan
Cairan yang diminum penderita gagal ginjal tahap lanjut harus
dilewati secara seksama. Parameter yang tepat untuk diikuti selain
data asupan dan pengeluaran cairan yang dicatat dengan tepat
adalah pengukuran berat badan harian.
Asupan yang bebas dapat menyebabkan beban sirkulasi menjadi
berlebihan, dan edema. Sedangkan asupan yang terlalu rendah
mengakibatkan dehidrasi, hipotensi dan gangguan fungsi ginjal.