ABSTRAK
Mantra asihan salah satu amalan spiritual dalam kebudayaan Indonesia yang memiliki tujuan
untuk memikat hati seseorang.teks ini akan membahas terkait mantra asihan serta pandangan
masyarakat terhadap praktik nya,Asihan menjadi salah satu jenis mantra yang memiliki fungsi
mendapatkan kasih sayang orang yang dituju,Asihan memiliki kekuatan magis yang sugestif
sehingga menjadikan pelafal mantra memiliki karisma dan kekuatan menarik perhatian orang
lain.penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur, konteks penuturan,dan fungsi mantra
asihan. Mantra dapat dijadikan sebagai wahana memanjatkan doa dan keinginan dengan harapan
dapatdikabulkan oleh Tuhan ESA. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara terhadap
respoden yang pernah menggunakan atau mengetahui tentang mantra asihan. Hasil penelitian
penelitian ini menujukkan bahwa sebagian besar bahwa masyarakat masih meyakini dan
mempercayai kekuatan mantra asihan untuk,menarik lawan jens nya.
Mantra dalam setiap tradisi dan kebudayaan selalu berada pada posisi yang penting dalam
kehidupan masyarakat tradisional. Mantra dapat dikatakan sebagai bagian dari kehidupan
masyarakat yang tidak tergantikan peranan dan fungsinya karena mantra terkait juga dengan nilai
spiritualitas dan religiositas masyarakat. Nilai-nilai tersebut mengejawantah dalam mantra baik
secara teks maupun konteksnya. Mantra menjadi salah satu bagian dari jenis puisi rakyat yang
hampir terdapat di berbagai budaya Nusantara. Penggunaan mantra dalam suatu kebudayaan
tidak terlepas dari peranan mantra dalam kehidupan masyarakat dalam budaya tertentu. Selain
itu, mantra lahir akibat dari evolusi religi yang dikemukakan oleh E.B. Taylor [3: 184-187],
Taylor mengemukakan tentang teori evolusi religi, bahwa menurutnya evolusi religi manusia
tingkat pertama adalah ketika manusia sudah mempercayai adanya jiwa di dalam dirinya, maka
manusia mulai percaya bahwa di sekeliling mereka ada makhluk-makhluk halus (spirit).
Sastra lisan kebanyakan mengandung ha-hal mitos, legenda, dongeng, sejarah, hukum
adat, dan terkadang mengandung unsur- unsur pengobatan dan lain-lain nya. Endraswara (2006)
menjelaskan beberapa ciri-ciri dari sastra lisan di antaranya adalah (1) karya sastra tersebut
merupakan hasil dan masyarakat tradisional dengan pemikiran mereka yang polos dan rata-rata
dihasilkan sebelum masyarakat tersebut mengenal aksara untuk menuliskan kembali apa yang
mereka ceritakan, (2) karya sastranya menggambarkan kebudayaan tertentu dengan penulis
anonim yang sudah tidak diketahui lagi siapa penulis aslinya, (3) biasanya karya yang dihasilkan
berceritakan hal-hal imajinatif, dan (4) kata-kata yang digunakan dalam karya sastra tersebut
lebih sering menggunakan nada- nada memengaruhi dengan perumpamaan-perumpamaan. Sastra
lisan juga tidak bisa dipisahkan dari folklor. Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif
yang tersebar dan d iwariskan turun-temurun, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik
dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu
pengingat (Danandjaja, 1984, hlm. 2). Menurut Danandjaja (1984, hlm. 3-5) folklor
merupakan proyeksi emosi manusia.
Terdapat pada surah al-baqarah ayat 102 disebutkan bahwa sihir merupakan perbuatan
setan yang diajarkan kepada manuasia. Selain itu juga syetan mengajarkan sihir kepada manusia
untuk membuat manusia melakukan syirik.Sihir juga tidak mudah luput dari kehidupan manusia
sehari-hari nya seperti dipergunakan oleh orang-orang yang tidak mengerti atau tidak paham
menegenai dari dampak perbuatan tersebut. Sihir ini juga dibedakan menjadi 2, ilmu shir
hitam&putih,sihir disebarkan di tengah-tengah peradaban manusia masa kini masa atau masa
lalu mereka. Berupa sihir pelet, santet, kebencian dan lain nya. Adapun cara lain yang di lakukan
adalah dengan bersumpah atas nama jin atau syetan,memotong sembelih atau tumbal,tulis-tulisan
atau rajah dengan benda –benda yang dimiliki atau pernah di pakai oleh orang yang dituju
seperti pakaian saputangan dan lain-lain.hal tersebut dapat dilakukan juntuk menghadirkan jin.
Padahal sebelum nya adalah sudah dijelaskan didalam ayat-ayat Al-Qur’an Allah SWT
berfirman tentang larangan melakukan sihir dan melarang ummat mencari bantuan dan serta
makhluk ghaib lainnya, manusia kita tidak boleh takut dengan adanya sihir, karena segala
sesuatu bentuk sihir akan bisa terjadi hanya atas izin Allah Swt.bukan semata hal lainnya seperti
sihir hitam atau putih,kemungkinan kebanyakan orang yang salah faham cara memahami sihir
sehingga bentuk kebodohan yang di sertai kemusyrikan terjadi pada diri nya, biasa nya orang-
orang tersebut kebanyakan giat mempraktekan sihir untuk mempermudah suatu urusan di dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Syetan akan berusaha masuk kepada ummat muslim.sehingga
mereka menganggap bahwa sihir adalah suatu perbuatan yang harus ditempuh oleh manusia
untuk mencari kebaikan. Misalnya untuk memikat hati seorang wanita ataupun laki-laki yang
dilakukan dengan cara guna-guna,atau mempelet nya atau zaman sekarang sering disebut dengan
pelet, itu semua diperbolehkan didalam agama karena digunakan untuk kebaikan dengan dalih
(menyatukan ummat manusia dalam sebuah perjodohan) sehingga sebagian ummat yang
terpedaya mengatakan bahwa semua hal tersebut merupakan muhabbah.
Menurut Sya‟ra sebagimana sihir merupakan perbuatan yang dilarang dan orang yang
bermain-main dengan golongan sihir adalah kafir. Segala jenis jampi-jampi dan ajimat termasuk
kedalam sihir, baik semua itu berasal dari seorang kyai atau seorang dukun. Sebaik-baiknya
ditanamkan dalam setiap diri sebagai seorang muslim bahwa segala cara bentuk sihir adalah
perbuatan dosa yang dapat mengakibatkan kemusyrikan.adapun dari keempat mantra tersebut
dapat dikelompok kedalam mantra putih dan mntara hitam. Selain itu juga mantra putih untuk
bertujuan mengusai jiwa orang lain, kemudian dilakukan agar mendapatkan rasa kasih sayang.
Dan mantra hitam adalah mantra melukai orang lain ,membalaskan rasa sakit (dendam).Sihir
juga suatu praktik perbuatan yang digunakan orang-orang tertentu (disebut tukang sihir) dengan
syarat-syarat tertentu.mempergunakan peralatan yang tidak lazim untuk dipakai,dengan cara
yang sangat rahasia, akan menimbulkan efek kejahatan dalam diri orang lain yang menjadi
korbannya. Sihir juga bisa dalam bentuk santet,pelet, ataupun teluh.semenjak jaman nabi musa as
sihir sudah ada, meski dalam islam dilarang namun orang-orang selalu melanggar nya dan sering
salah mepergunakan sihir.Sihir dianggap sebagia sebuah bentuk mistik yang mengandung
beberapam unsur kesyirikan yang dilarang oleh Allah SWT. Oleh kerena itu, secara akidah sihir
diharamkan dalam ajaran islam,praktik sihir juga disebutkan sebagai dosa yang sangat besar dan
dapat memperngaruhi kehidupan manusia secara bentuk negative.
Pada dasarnya desa sukalarang mengatakan bahwa sihir ini ada 4 yaitu sihir hitam 3 dan
sihir putih 1, ada yang langsung dikenakan kepada diri korban dengan mempengaruhi hati,untuk
meyakiti hati seseorang ataupun kasih sayang .Maka Sebelum melakukan sihir mebuat
kesepakatan antara dua belah pihak yaitu tukang sihir dengan syetan, syarat kesepakatan adalah
tukang sihir harus melakukan perbuatan syirik atau kufur. Baik dengan secara terang-terangan
bisa juga secara sembunyi-sembunyi. hal nya syetan harus melayani tukang sihir, atau
menundukan orang yang melayaninya.tukang sihir meminta kepada jin untuk kepada jin untuk
membantu menyampaikan apa yang dia inginkan dengan perjanjian dan imbalan yang telah di
sepakati nya.Dan jika jin tersebut membangkang, maka tukang sihir akan mendekati pemimpin
kelompoknya dengan menggunakan sang pemimpin serta meminta pertolongan kepadanya.
Menurut ajaran islam menjelaskan sihir adalah perbuatan yang berada diluar batasan dan
mengandung kesyririkan.oleh karena itu, tidak dipebolehkan (diharamkan) dan harus dijauhi oleh
umat islam. Maka mestinya umat islam diajarkan untuk bergantung dan mengandalikan
sepenuhnya kepada Allah SWT sebagai satu-satunya sumber kekuatan dan perlindungan dari
segala bentuk bahaya.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, penelitian ini berupaya menjawab
masalah yang berkaitan dengan struktur , makna dan fungsi teks mantra asihan,mantra ilmu sihir
di sukalarang , manfaat tujuan dalam penelitian ini meliputi manfaat secara teoritis dan praktis
secara teoritis , manfaat penelitian ini berguna bagi perkembangan penelitian sastra lisan.
Sastra lisan lisan juga mengandung nilai-nilai luhur yang perlu dikembangkan dan
dimanfaatkan dalam hubungan usaha pembinaan serta dari penciptaan sastra nya . Pelestarian
sastra lisan ini sangat dipandang, sangat penting.oleh karena itu sastra lisan hanya tersimpan
dalam ingatan orang tua atau sesepuh yang kian hari berkurang. Sastra lisan berfungsi sebagai
penunjang perkembangan bahasa lisan saja, dan sebagai pengungkap alam pikiran serta sikap
dan nilai-nilai kebudayaan masyarakat pendukungnya. Sastra lisan juga merupakan budaya yang
menjadikan bahasa sebagai media dan erat ikatannya dengan kemajuan bahasa masyarakat
pendukungnya. Perlu adanya penyelamatan agar tidak hilang sehingga generasi selanjutnya dapat
mengenal dan menikmati dari kekayaan budaya lisan tersebut. Sastra lisan merupakan bentuk
dari kesusastraan yang memegang kunci kesejarahan sastra yang akan menuntun kita pada masa-
masa sebelum prasejarah tersebut, contohnya para pendahulu kita belum mengenal aksara. Sastra
lisan sering dianggap sebagai bentuk awal kesusastraan dunia yang berkembang dari waktu ke
waktu karena perkembangannya memerlukan waktu yang lama dan tidak tercatat oleh sejarah
dunia.
MANTRA
Mantra adalah susunan kata atau kalimat khusus yang isinya mengandung kekuatan gaib,
dan susunan kata berisi puisi dengan memiliki rima dan irama. Biasanya mantra ini sering
digunakan oleh dukun-dukun, atau pawang untuk menandingi kekuatan hal seperti ghaib.
Mantra dijadikan sebagai budaya yang ada sejak jaman dahulu (jaman nenek moyang).
Mantra ini digolongkan ke dalam golongan bahasa berirama, sedangkan bahasa berirama ini
termasuk jenis puisi lama. Dalam bahasa berirama itu, irama bahasa sangat dipentingkan,
terutama dalam mantra diutamakan sekali irama yang kuat dan teratur untuk membangkitkan
tenaga gaib. (Alisjahbana, 1952, h.92). Mantra berasal dari bahasa Sansekerta yaitu mantra atau
manir yang merujuk pada kata-kata yang berada di dalam kitab Veda, yaitu kitab suci umat
Hindu. Mantra adalah kumpulan kata-kata yang dipercaya mempunyai kekuatan mistis dan
ghaib. Mantra juga termasuk dalam puisi lama atau tua, yang pada masyarakat Melayu bukan
dianggap sebagai Bsebuah karya Sastra, tetapi lebih berhubungan dengan adat dan istiadat
kepercayaan. Ciri-ciri mantra ialah terdiri atas beberapa rangkaian kata yang memiliki irama, isi
dari mantra berhubungan dengan kekuatan ghaib, yang isi konsepnya menggambarkan
kepercayaan suatu masyarakat pada saat itu, mantra dibuat dan diamalkan untuk tujuan tertentu.
Mantra didapat secara ghaib seperti diwarisi dari perguruan yang diikuti, mantra juga
mengandung rayuan dan perintah, didalam mantra terdapat kecenderungan esoterik atau khusus
pada setiap kata- katanya, mantra mementingkan keindahan permainan bunyi. (Aziz, 2018)
Riyono (2009) berpendapat bahwa pada intinya fungsi dari mantra yang masyrakat Jawa
lestarikan dan gunakan adalah bentuk penghormatan pada leluhur atau nenek moyang, dan
memohon keberkahan disetiap harinya,
Masyarakat percaya bahwa mantra-mnatra terhubung langsung pada leluhur dan itu
semua ada sejak jaman nenek moyang di masyarakat Sunda . Mulai dari mantra sakti awet muda,
perjodohan, pelet,atau santet. Sebenarnya dulu mantra-mantra tersebut adalah do'a atau pepujian
biasa, hanya dikenal sangat sakti dan dapat dikabulkan dengan secara langsung. Pada jaman
leluhur sunda tidak bisa untuk mengguntungkan pribadi satu masing-masing, maksud dan tujuan
leluhur adalah untuk kepentingan bersama-bersama. Mantra yang akan dipanjatkan adalah agar
dijauhkan dari segala macam nasib buruk yang sudah diperhitungkan akan datang dimasa yang
depan menurut perhitungan pada jaman itu. Akan tetapi, dari keserakahan satu sama lainnya
yang mementingkan keinginan pribadi, mulai timbulah kekacauan dan kutukan akibat
pembacaan mantra. Semisal melakukan praktek ilmu sihir pada orang yang yang dia sukai/tidak
dia suka (membalas dendam), kemudian sebutan ilmu kebal (kuat dan sakti) yang diinginkan
banyak orang agar dapat melakukan berbagai hal secara bebas tanpa takut akan terkena musibah,
oleh karena itu para leluhur akhirnya menjadikan beberapa mantra menjadi sangat rahasia yang
disimpan secara apik.
Mantra dalam masyarakat
Mantra dalam kehidupan masyarakat, mantra sering kali dianggap sebagai hal yang
negatif. namun mantra sering dianggap sebagai orang pintar yang dapat memanfaatkan mantra
untuk melakukan hal-hal buruk bagi orang lain dan di sekitarnya.di sisi lain mantra memiliki
peranan yang sangat positif bagi masyarakat.selan itu Mantra dapat digunakan untuk menjaga
dan menyeimbangkan manusia dengan alam.demikian Kepercayaan mantra kekuatan gaib
mendorong mereka untuk merealisasikan kekuatan tersebut ke dalam wujud nyata untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya.maka Sesuai gambaran penggunaan mantra di atas, penulis
mengajak masyarakat untuk kembali memahami penggunaan mantra secara positif. Mantra
merupakan bagian dari budaya masyarakat yang diciptakan oleh leluhur dengan maksud dan
tujuan yang baik. Fenomena sihir sudah menjadi perkara yang sudah tersebar luas di dalam
kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu.
Sihir dilihat dari 2 sudut pandang, yang pertama dari segi keagamaan dan yang kedua
dari segi non keagamaan. Namun pada masa modern ini sihir sudah mengalami pergeseran arti
dan makna, karena dalam sudut pandang non keagamaan lebih dikedepankan dalam aspek ilmu
pengetahuan.Kencedrungan nya diturunkan dari sejak zaman nenek moyang sampai zaman masa
kini, dan sehinga belum lama ini kami semempat berpikir bahwa sebuah mantra ada di dunia
mata public,terutama dijaringan kalangan provinsi. Oleh karna itu, sebagian karya yang terlahir
dari daerah setempat nya,sehiinga realitasnya tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan individu
mereka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Unsur Judul
Unsur judul merupakan salah satu unsur pokok yang terdapat pada mantra. unsur judul
mantra biasanya terdiri atas kelompok kata yang diasumsikan dapat mencerminkan tujuan
mantra yang bersangkutan. Meskipun denikian, tidak sedikit judul mantra yang sulit dicari
korelasinya dengan isi atau maksud mantra tersebut.
Unsur Pembuka
Dalam strukturnya, setiap mantra memiliki unsur pembuka. Unsur pembuka tersebut
tidak menggunakan kata-kata bahasa Jawa, tetapi menggunakan kata-kata yang diambil dari
bahasa Arab. Bahkan, unsur pembuka pada sebuah mantra berasal dari doa-doa yang digunakan
oleh umat Islam. Unsur pembuka pada mantra biasanya menggunakan kata Bismillahir rahmanir
rahim. Ucapan tersebut tidak hanya digunakan sebagai unsur pembuka pada satu jenis mantra.
tetapi juga digunakan pada semua jenis mantra, termasuk mantra jenis sihir yang digunakan
untuk mencelakai orang.
Unsur sugesti
Unsur keempat yang membangun struktur mantra adalah sugesti. Unsur sugesti adalah
unsur yang berisi metafora atau analogi yang oleh dukun dianggap memiliki daya atau kekuatan
tertentu untuk membantu membangkitkan potensi kekuatan gaib pada mantra. Artinya, sebelum
sampai pada inti mantra, ada bagian yang berisi sugesti atau analogi yang berbeda-beda antara
satu mantra dan mantra lainnya. Unsur sugesti yang terdapat dalam sebuah mantra berbeda
dengan mantra yang lainnya.
Unsur tujuan
Sesuatu kekuatan sihir perbuatan ajaib atau oleh orang-orang tertentu terutama yang
dilakukan dengan aura pesona,misal nya wajah,atau dari poster tubuh yang disukai nya, serta
kekuatan goib (guna-guna,mantar pengasihan,pelet, atau jampi ). Untuk tujuan tertentu. Seperti
mencelakai orang lain, sihir juga bisa menimbulkan berbagai macam cara seperti, sihir pelet,
kebencian, serta kematian ataupun santet, didalam Al-qur’an surat al-baqarah ayat 102 tentang
mengenai sihir antara lain surat al-baqarah ayat 102 yang menjadi fokus telaah pada ayat
tersebut.
Tabel
Unsur struktur Unsur isi struktur
Tabel 1
TRANSKRIPSI PENERJEMAHAN
Bismillabirrabmanirrahim mantra mengamalkan ajian (do’a-do’a) atau
Asihan aing leugeut teureup mempermainkan kepada hati seseorang
Tetel si amburatel
Mangka napel
Mangka netel
Atina si (nama yang dituju)
Ka awaking, nya awaking
Si leuget teureup nu moal
La-as ka hujanan
Tablel 2
Tablel 3