Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN DAN

BAYI BARU LAHIR

“CARA PENGISIAN PARTOGRAF”

Dosen : Kolifah, SST., M. Kes

Nama : Evi Agustina


Nim : 191403015

Tahun Ajaran 2019/2020

STIKES PEMKAB JOMBANG

Jalan Dokter Sutomo Nomor.75-77, Sengon, Kecamatan. Jombang

Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61411

i
KATA PENGANTAR

 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa  yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya yang berjudul “Cara Pengisian Partograf” sebagai tugas individu
dosen Ibu Kolifah, SST., M. Kes mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL.
 Makalah ini berisikan tentang cara pengisian partograf. Diharapkan makalah
ini dapat memberikan pengetahuan tentang cara pengisian partograf.
 Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
 Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.

                                                                         Jombang, 05 Oktober 2020


                                                                         
   Penyusun

                                                                            Evi Agustina


                                                                         

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ...................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1

1.3 Tujuan dan manfaat .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

2.1 Pengertian Partograf.........................................................................................................3

2.2 Manfaat Partograf.............................................................................................................3

2.3 Penggunaan Partograf.......................................................................................................4

2.4 Cara Pendokumentasian Hasil Observasi Pada Partograf ................................................4


2.5 Lembar Partograf............................................................................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14

3.2 Saran ..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi
dan plasenta dan rahirn ibu. Dalam persalinan terdapat 4 kala, yakni kala 1
(Pembukaan), kala 2 (Persalinan), kala 3 (Pengeluaran Plasenta), dan kala 4 (Nifas).
Dan setiap kala memiliki waktu yang berbeda serta sensasi yang berbeda.
Kala I adalah dimulai sejak terjadi kontraksi uterus yang teratur, adekuat dan
menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap 10 cm.
Kala I ini pasti akan dilalui oleh setiap ibu hamil yang akan mengalami persalinan
sehingga kita sebagai bidan harus mengetahui perubahan fisiologis dan psikologis
yang kemugkinan besar akan dialami oleh seorang ibu yang akan melahirkan.
Selain itu pula bidan harus menentukan manejemen asuhan apa yang pantas
diberikan kepada ibu yang akan melahirkan ketika sedang dalam masa kala I. Bidan
juga melakukan pengkajian terhadap riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan
fisik untuk menentukan apakah ibu sedang dalam persalinan I, ibu dan bayi dalam
keadaan baik, dan apakah ada komplikasi/ penyulit.
Dalam makalah ini akan membahas bagaimana cara pengisian partograf untuk
menilai kemajuan persalinan, adakah penyulit/ komplikasi serta keadaan. Kondisi
ibu dan bayi dalam keadaan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Partograf ?
2. Apa Saja Manfaat Partograf ?
3. Bagaimana Cara Penggunaan Partograf ?
4. Bagaimana Cara Pendokumentasian Hasil Observasi Pada Partograf ?
5. Bagaimana Lembar Partograf ?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Partograf ?
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Manfaat Partograf ?
3. Untuk Mengetahui Cara Penggunaan Partograf ?
4. Untuk Mengetahui Cara Pendokumentasian Hasil Observasi Pada Partograf ?
5. Untuk Mengetahui Lembar Partograf ?

BAB II
2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Partograf


Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPKKR, 2007).
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan
(Sarwono,2008). Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam
kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001).

2.2 Manfaat Partograf


1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal. Dengan demikian
dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3) Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau
tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir ( JNPK-KR, 2008).

Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu


penolong persalinan untuk :

1) Mencatat kemajuan persalinan


2) Mencatat kondisi ibu dan janinnya
3) Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
4) Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit
persalinan
5) Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik
yang sesuai dan tepat waktu (JNPK-KR, 2008).

2.3 Penggunaan Partograf

3
1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan merupakan
elemen penting dari asuhan persalinan. Partograf harus digunakan untuk
semua persalinan, baik normal maupun patologis. Partograf sangat
membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan
membuat keputusan klinik, baik persalinan dengan penyulit maupun yang
tidak disertai dengan penyulit
2) Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, Puskesmas,
klinik bidan swasta, rumah sakit, dll)
3) Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (Spesialis Obstetri,
Bidan, Dokter Umum, Residen dan Mahasiswa Kedokteran)
4) Penggunaan partograf secara rutim akan memastikan para ibu dan bayinya
mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga
mencegah terjadinya penyulit yang dapar mengancam keselamatan jiwa
mereka (Prawirohardjo, 2002).

2.4 Cara Pendokumentasian Hasil Observasi Pada Partograf


Pengisian Partograf Antara Lain :
1) Pencatatan Selama Fase Laten
Kala I Persalinan Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan
pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat dilakukan secara terpisah, baik di
catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu
Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan
selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi juga harus
dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan
seksama, yaitu :
a) Denyut jantung janin : setiap 30 menit
b) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30 menit
c) Nadi : setiap 30 menit
d) Pembukaan serviks : setiap 4 jam
e) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam
f) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
g) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 – 4 jam

4
h) Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan (JNPK-KR,2008).

2) Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan


Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang dimulai
pada fase aktif persalinan; dan menyediakan lajur dan kolom untuk
mencatat hasil – hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, meliputi:
a) Informasi Tentang Ibu :
(1) Nama, umur
(2) Gravida, para, abortus (keguguran)
(3) Nomor catatan medik nomor Puskesmas
(4) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah : tanggal dan
waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)

Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat


memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai “jam”)
dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan.
Tidak kalah penting, catat waktu terjadinya pecah ketuban.

b) Kondisi Janin :
(1) DJJ (denyut jantung janin)
(2) Warna dan adanya air ketuban)
(3) Penyusupan ( moulase) kepala janin.
c) Kemajuan Persalinan
(1) Pembukaan serviks
(2) Penurunan bagian terbawah janin atau persentase janin 10
(3) Garis waspada dan garis bertindak
d) Jam Dan Waktu
(1) Waktu mulainya fase aktif persalinan
(2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
e) Kontraksi Uterus : frekuensi dan lamanya
f) Obat – Obatan Dan Cairan Yang Diberikan :
(1) Oksitisin
(2) Obat- obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
g) Kondisi Ibu :
(1) Nadi, tekanan darah, dan temperatur
5
(2) Urin ( volume , aseton, atau protein)

Mencatat Temuan Pada Partograf

Adapun temuan-temuan yang harus dicatat adalah :

1) Informasi Tentang Ibu


Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat
memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : “jam
atau pukul” pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang
pada fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban.

2) Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan
denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
a) Denyut jantung janin (DJJ)
Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit ( lebih sering jika ada tanda-
tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf
menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis
yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ. Kemudian
hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas
bersambung. Kisaran normal DJJ terpapar pada patograf diantara
180 dan 100. Akan tetapi penolong harus waspada bila DJJ di
bawah 120 atau di atas 160.
b) Warna dan adanya air ketuban
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan
dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat
semua temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ.
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
 U : Selaput ketuban masih utuh ( belum pecah )
 J : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
 M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium

6
 D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak
mengalir lagi (kering)
c) Penyusupan (Molase) tulang kepala janin
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh
kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang)
panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupannya atau tumpang
tindih antara tulang kepala semakin menunjukan risiko disporposi
kepala panggul (CPD). Ketidak mampuan untuk berakomodasi atau
disporposi ditunjukan melalui derajat penyusupan atau tumpang
tindih (molase) yang berat sehingga tulang kepala yang saling
menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan disporposi
kepala panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin
serta kemajuan persalinan.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan
antar tulang (molase) kepala janin. Catat temuan yang ada dikotak
yang sesuai di bawah lajur air ketuban.
Gunakan lambang-lambang berikut ini :
 0 : Tulang-tulang kepala janin terpish, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi
 1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
 2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi
masih dapat dipisahkan
 3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak
dapat dipisahkan (JNPK-KR,2008).

3) Kemajuan Persalinan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan


kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling
kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai
dengan besarnya dilatasi serviks dalam satuan sentimeter dan
menempati lajur dan kotak tersendiri. Perubahan nilai atau
perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukan penambahan
7
dilatasi serviks sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat
penurunan bagian terbawah janin tercantum angka 1-5 yang sesuai
dengan metode perlimaan. Setiap kotak segi empat atau kubus
menunjukan waktu 30 menit untuk pencatatan waktu
pemeriksaan, DJJ, kontraksi uterus dan frekwensi nadi ibu.

1. Pembukaan serviks, Penilaian dan pencatatan pembukaan


serviks dilakukan setiap 4 jam atau lebih sering dilakukan jika
ada tanda-tanda penyulit. Saat ibu berada dalam fase aktif
persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap
pemeriksaan dengan simbol “X”. Simbol ini harus ditulis di
garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan
serviks di garis waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap
pemeriksaan dengan garis utuh atau tidak terputus;
2. Pencatatan penurunan bagian terbawah atau presentasi janin,
setiap kali melakukan pemeriksaan dalam atau setiap 4 jam,
atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit. Kata-kata
“turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di
sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda
“•” pada garis waktu yang sesuai. Hubungkan tanda “•” dari
setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus;
3. Garis waspada dan garis bertindak, garis waspada dimulai pada
pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada titik di mana
pembukaan lengkap, diharapkan terjadi laju pembukaan 1 cm
per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai
di garis waspada.

4) Jam dan Waktu

1. Waktu mulainya fase aktif persalinan, di bagian bawah


pembukaan serviks dan penurunan, tertera kotak-kotak yang
diberi angka 0-10. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam
sejak dimulainya fase aktif persalinan;
2. Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan, di bawah Iajur kotak
untuk waktu mulainya fase aktif, tertera kotak-kotak untuk
8
mencatat waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak
menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak
waktu tiga puluh menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur
kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif
persalinan, catat pembukaan serviks di garis waspada.
Kemudian catat waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu
yang sesuai.
3. Bidan mencatat kontraksi uterus pada bawah lajur waktu yaitu
ada lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di
sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi
dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit
menggunakan simbol-simbol yaitu apabila kontraksi lamanya
kurang dari 20 menit, 20 menit sampai dengan 40 menit; dan
apabila lebih dari 40 menit.

5) Obat-Obatan dan Cairan yang Diberikan


1) Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan
setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per
volume cairan IV dan dalam tetes per menit.
2) Obat-obatan lain
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan
I.V dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya
(JNPKKR,2008).

6) Kesehatan dan Kenyamanan Ibu, bagian terakhir pada lembar depan


partograf berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu, meliputi:
1. Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh, angka di sebelah
kiri bagian partograf berkaitan dengan nadi dan tekanan darah
ibu. Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif
persalinan atau lebih sering jika dicurigai adanya penyulit

9
menggunakan simbol titik (•). Pencatatan tekanan darah ibu
dilakukan setiap 4 jam selama fase aktif persalinan atau lebih
sering jika dianggap akan adanya penyulit menggunakan
simbol (~). Pencatatan temperatur tubuh ibu setiap 2 jam atau
lebih sering jika suhu tubuh meningkat ataupun dianggap
adanya infeksi dalam kotak yang sesuai.
2. Volume urin, protein atau aseton, ukur dan catat jumlah
produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam atau setiap kali ibu
berkemih. Jika memungkinkan setiap kali ibu berkemih,
lakukan pemeriksaan adanya aseton atau protein dalam urin.

7) Halaman Belakang Partograf


Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat
hal- hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta
tindakan – tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV
(termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai
catatan persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang telah diberikan pada
ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk
memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan
membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV
(mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan
persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula
digunakan untuk menilai memantau sejauh mana telah dilakukan
pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman (JNPKKR,2008).
Kontraindikasi pelaksanaan patograf Berikut ini adalah
kontraindikasi dari pelaksanaan patograf.
1) Wanita hamil dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
2) Perdarahan antepartum
3) Preeklampsi berat dan eklampsi
4) Persalinan prematur
5) Persalinan bekas sectio caesaria (SC)
6) Persalinan dengan hamil kembar
7) Kelainan letak

10
8) Keadaan gawat janin
9) Persalinan dengan induksi
10) Hamil dengan anemia berat
11) Dugaan kesempitan panggul (Ujiningtyas, 2009)

2.5 Lembar Partograf

11
12
13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu
persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik dan gambaran persalinan
yang meliputi semua pencatatan yang berhubungan dengan penatalaksanaannya. Hasil
rekaman medis ini lebih efisien daripada catatan panjang dan memberikan gambaran
pictogram terhadap hal- hal yang penting dari persalinan serta tindakana yang segera
harus dilakukan terhadap perkembangan persalinan yang abnormal. Partograf
memiliki tujuan utama yakni mengamati dan mencatat hasil observasi kemajuan
persalinan melalui pembukaan serviks yang diperoleh dari pemeriksaan dalam (VT),
menentukan apakah persalinan berjalan normal/ tidak dan mendeteksi dini
patofisiologis.

3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan maupun kekurangan
penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima kritik, masukan yang bersifat
membanggun sesuai dengan pedoman sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan makalah ini penulis berharap dapat digunakan sebaik mungkin serta dapat
menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.indonesian-publichealth.com/partograf-alat-pemantauan-
persalinan/#:~:text=Partograf%20digunakan%20antara%20lain%20untuk,setiap
%20kemungkinan%20terjadinya%20partus%20lama

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-ratnawatig-7761-3-babii

https://id.scribd.com/doc/237086071/Makalah-Partograf

https://id.scribd.com/doc/98722165/Makalah-Persalinan-Dan-Partograf

15

Anda mungkin juga menyukai