Anda di halaman 1dari 13

Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).

F |1

GERALDI DWI SEPTHANIEL

6160505200052

KELAS F

TUGAS 2 TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI


Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).F |2

Daftar Isi

Table of Contents
Daftar Isi............................................................................................................................................1
Daftar Gambar...................................................................................................................................2
Bab 1.................................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Perkerasan jalan......................................................................................................................4
1.2.1 Jenis perkerasan...................................................................................................................4
1. Perkerasan lentur(flexible pavement)....................................................................................4
2. Perkerasan kaku (rigid pavement).........................................................................................5
Bab 2.................................................................................................................................................6
2.1  Lapis Permukaan (surface course)..........................................................................................6
2.2 Jenis-jenis Lapis Permukaan (surface course)..........................................................................6
Bab 3.................................................................................................................................................9
3.1 Lapisan Pondasi Atas (Base Course)........................................................................................9
Bab 4...............................................................................................................................................10
Bab 5...............................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................12
Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).F |3

Daftar Gambar

Gambar 1. 1 Perkerasan lentur..........................................................................................................4


Gambar 1. 2 Perkerasan kaku............................................................................................................4
Gambar 2. 1.......................................................................................................................................8
Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).F |4

Bab 1

1.1 Latar Belakang

Sejarah perkembangan perkerasan jalan telah dimulai bersamaan dengan sejarah umat
manusia itu sendiri yang selalu berkeinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
berkomunikasi dengan sesama. Dengan demikian perkembangan perkerasan jalan saling
berkaitan dengan perkembangan umat manusia. Hal ini ditandai dengan adanya jalan
setapak pada perkembangan awal umat manusia yang kemudian berkembang pada masa
kerajaan Romawi hingga adanya lapis perkerasaan yang didesain oleh John Louden Mac
Adam (1756-1836) dan Thomas Telford (1757-1834) yang telah menggunakan batu pecah
sebagai lapis perkerasannya. Dan pada abad ke-20 telah ditemukan bahan pengikat batu
pecah tersebut yaitu aspal atau bitumen.

Lapis perkerasan jalan adalah suatu pelapis pada permukaan tanah yang dipadatkan dan
diberi perkeras tambahan yang lebih kuat untuk dapat menahan beban lalu-lintas di
atasnya. Untuk menjaga fungsi perkerasan jalan lebih lama, maka lapis perkerasan tersebut
dirancang sedemikian rupa agar tidak cepat rusak atau lepas. Penemuan aspal yang
berfungsi sebagai pelekat antar batuan/agregatmenjadi salah satu solusi permasalahan
tersebut. Dengan kombinasi agregat dan proses pencampuran aspal yang optimal akan
mengasilkan suatu lapis perkerasan jalan yang kuat dan memiliki waktu layan yang
panjang.

Namun, pertimbangan ekonomi dan lingkungan telah mendorong manusia melakukan


daur ulang untuk menciptakan suatu inovasi. Tak terkecuali pada teknologi perkerasan
jalan raya. Salah satu inovasi yang dihasilkan adalah teknologi dalam proses pencampuran
aspal menggunakan bahan daur ulang yang berasal dari pengupasan sisa perkerasan lama
yang dikombinasikan dengan bahan yang baru. Permintaan daur ulang lapis perkerasan
semakin meningkat yang disebabkan oleh mahalnya harga aspal yang seiring dengan
kenaikan harga minyak dunia dan kelangkaan agregat yang memenuhi spesifikasi. Hingga
saat ini pertimbangan ekonomi dan isu lingkungan yang semakin mendasari dilakukan daur
ulang untuk menjaga kelestarian serta mengurangi limbah aspal dari penggarukan. Selain
itu, perbaikan jalan dengan pelapisan ulang pada perkerasan lama (overlay) akan
menambah elevasi jalan dan apabila dilakukan terus menerusakan membentuk ketebalan
lapisan perkerasan yang tinggi dan akan berakibat terganggunya drainase, ketinggian bahu
dan kerb jalan.

Recycling Asphalt Pavement (RAP) adalah istilah yang diberikan pada pemindahan dan
proses pengolahan ulang bahan yang mengandung aspal dan agregat. Daur ulang aspal
merupakan sisa dari lapis permukaan jalan yang sudah tidak terpakai. Cara untuk
mendapatkannya adalah mengeruk lapis perkerasan jalan yang lama dengan menggunakan
alat penggaruk aspal yang dinamakan alat milling. Metode daur ulang RAP dibedakan
menjadi empat hot recycling, cold recycling, in-situ recycling, dan in-plant recycling.
Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).F |5

Penelitian kali ini lebih memusatkan pada metode in-plant recycling dengan proses
pembakaran pada temperatur normal antara 150 - 160°C (hot mix asphalt). Aspal
merupakan salah satu komponen penting yang dipergunakan dalam sebuah pekerjaan
pembuatan konstruksi jalan yang baik dan layak yang dapat dilalui lalu-lintas kendaraan
berat. Akan tetapi di satu sisi, fluktuasi harga-harga material bahan pembangunan jalan
semakin menambah berat program perbaikan jalan di Indonesia. Salah satu material
komponen utama pembangunan jalan di Indonesia adalah aspal minyak. Sebagai produk
turunan dari minyak bumi, harga aspal tergantung dari fluktuasi produk tersebut di pasaran
internasional. Sebagaimana yang pernah terjadi di tahun 2008 lalu, di mana harga minyak
dunia naik hingga mencapai US$ 160, harga aspal minyak pun turut terdongkrak
menyesuaikan kenaikan harga minyak di pasaran internasional.

1.2 Perkerasan jalan

Perkerasan jalan  Pengertian perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang terletak diatas
tanah dasar yang telah mendapatkan pemadatan, yang berfungsi untuk memikul beban lalu
lintas kemudian menyebarkan beban, baik kearah horisontal maupun vertikal dan akhirnya
meneruskan beban ketanah dasar (Subgrade) sehingga beban pada tanah dasar tidak
melampaui daya dukung tanah yang diijinkan. Lapis perkerasan suatu jalan terdlri dari satu
ataupun beberapa lapis material batuan dan bahan ikat. Bahan batuan dapat terdiri dari
berbagai fraksi batuan yang direncanakan sedemikian sehingga memenuhi persyaratan
yang dituntut.perkerasan jalan juga bisa diartikan sebagai campuran antara agregat dan
bahan pengikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai
adalah batu pecah atau batu belah atau batu kali ataupun bahan lainnya. Bahan ikat yang
dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat.

1.2.1 Jenis perkerasan

Berdasarkan bahan ikat perkerasan jalan dikelompokkan atas:

1. Perkerasan lentur(flexible pavement)

Gambar 1. 1 Perkerasan lentur

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama pada
saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 100 0C). Perkerasan
lentur menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar yang dipadatkan melalui beberapa
lapisan sebagai berikut
Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).F |6

 Lapisan permukaan
 Lapisan Pondasi atas
 Lapisan pondasi bawah
 Lapisan tanah dasar

2. Perkerasan kaku (rigid pavement)

Gambar 1. 2 Perkerasan kaku

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya kaku. Perkerasan
kaku berupa plat beton dengan atau tanpa tulangan di atas tanah dasar dengan atau tanpa
pondasi bawah. Beban lalu lintas diteruskan keatas plat beton. Perkerasan kaku bisa
dikelompokkan atas:

1. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang ataupun
tanpa tulangan
2. Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari
perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan pesawat udara di
bandara.
Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).F |7

Bab 2

2.1  Lapis Permukaan (surface course)

Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis permukaan
antara lain:

a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda

b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat cuaca.

c. Sebagai lapisan aus (wearing course).

Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi,
dengan persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan
dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan tegangan
tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas.

Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur rencana
serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari biaya yang
dikeluarkan.

2.2 Jenis-jenis Lapis Permukaan (surface course)

Jenis lapis permukaan terdapat bermacam-macam yaitu:

a. Lapis Aspal Beton (LASTON)

Lapis Aspal Beton (LASTON) adalah merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang
terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal keras, yang dicampur, dihampar
dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

b. Lapis Penetrasi Makadam (LAPEN)

Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis perkerasan yang terdiri
dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat
oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan
apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu
penutup.
Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).F |8

c. Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)

Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG) adalah campuran yang terdiri dari agregat
kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler (bila diperlukan) yang dicampur,
dihampar dan dipadatkan secara dingin.

d. Hot Rolled Asphalt (HRA)

Hot Rolled Asphalt (HRA) merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara
agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang
dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

e. Laburan Aspal (BURAS)

Laburan Aspal (BURAS) adalah merupakan lapis penutup terdiri dengan ukuran butir
maksimum dari lapisan aspal taburan pasir 9,6 mm atau 3/8 inch.

f. Laburan Batu Satu Lapis (BURTU)

Laburan Batu Satu Lapis (BURTU) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam. Tebal maksimum
20 mm.

g. Laburan Batu Dua Lapis

Laburan Batu Dua Lapis (BURDA) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan. Tebal maksimum
35 mm.

h. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS)

Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS) adalah merupakan pondasi perkerasan
yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu, dicampur dan
dipadatkan dalam keadaan panas.

i. Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH)

Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH) adalah pada umumnya
merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar jalan yang
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan
dipadatkan pada temperatur tertentu.
Gearaldi dwi septhaniel (6160505200052).F |9

j. Lapis Tipis Aspal Beton

Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari
campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan
tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Tebal
padat antara 25 sampai 30 mm.

k. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR)

Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari
campuran pasir dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan
panas pada suhu tertentu.

l. Aspal Makadam

Aspal Makadam adalah merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok
dan/atau agregat pengunci bergradasi terbuka atau seragam yang dicampur dengan aspal
cair, diperam dan dipadatkan secara dingin.

Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi: lapis pondasi bawah (sub base course), lapis
pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface course).

Gambar 2. 1
G e a r a l d i d w i s e p t h a n i e l ( 6 1 6 0 5 0 5 2 0 0 0 5 2 ) . F | 10

Bab 3

3.1 Lapisan Pondasi Atas (Base Course)

Lapisan pondasi atas adalah bagian lapisan perkerasan jalan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah. Lapisan ini berfungsi sebagai berikut:

1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dalam menyebarkan
beban ke lapisan bawahnya;

2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;

3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Syarat-syarat untuk material Lapisan Pondasi Atas adalah:

1. Mutu bahan harus sebaik mungkin dimana tidak mengandung kotoran lumpur, bersisi
tajam dan kaku;

2. Susunan gradasi harus merupakan susunan yang rapat, artinya butiran batuan harus
mempunyai susunan gradasi yang saling mengisi antara butiran agregat kasar, agregat
sedang dan agregat halus sehingga rongga semakin kecil;

3. Material yang digunakan untuk lapisan pondasi atas haruslah awet dan kuat dan
mempunyai nilai CBR > 50% dan indeks plastisitas (PI) < 4%
G e a r a l d i d w i s e p t h a n i e l ( 6 1 6 0 5 0 5 2 0 0 0 5 2 ) . F | 11

Bab 4

Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base Course)

Lapisan Pondasi Bawah adalah bagian lapisan perkerasan antara lapisan pondasi atas dan
tanah dasar. Lapisan ini berfungsi sebagai berikut:

1. Bagian dari konstruksi perkerasan yang menyebarkan beban roda ketanah dasar;

2. Effisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatif murah dibandingkan


dengan lapisan diatasnya;

3. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal;

4. Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul dipondasi;

5. Lapis pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.

6. Material yang digunakan untuk lapisan pondasi bawah umumnya harus nilai CBR
minimum 20% dan indeks lastisitas (PI) < 10%. Biasa di Indonesia lapisan ini memakai
lapisan pasir dan batu (Sirtu) kelas A, B atau kelas C atau tanah/lempung kepasiran. Selain
itu dapat pula digunakan stabilitas agregat atau tanah dengan semen atau kapur.
G e a r a l d i d w i s e p t h a n i e l ( 6 1 6 0 5 0 5 2 0 0 0 5 2 ) . F | 12

Bab 5

Kesimpulan

Dari uraian singkat diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat dua jenis
perkerasan jalan, yaitu perkerasan jalan lenturdan perkerasan jalan kaku.

Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis permukaan
antara lain:

a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda

b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan kerusakan akibat cuaca.

c. Sebagai lapisan aus (wearing course).

Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur


rencana serta pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari
biaya yang dikeluarkan.

Lapisan pondasi atas adalah bagian lapisan perkerasan jalan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah, Syarat-syarat untuk material Lapisan Pondasi Atas
adalah Mutu bahan sebaik mungkin dimana tidak mengandung kotoran lumpur, bersisi
tajam dan kaku.

Lapisan Pondasi Bawah adalah bagian lapisan perkerasan antara lapisan pondasi atas dan
tanah dasar. Effisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatif murah
dibandingkan dengan lapisan diatasnya.
G e a r a l d i d w i s e p t h a n i e l ( 6 1 6 0 5 0 5 2 0 0 0 5 2 ) . F | 13

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1204105040-3-BAB%20II.pdf

https://www.dpupr.grobogan.go.id/info/artikel/29-konstruksi-perkerasan-lentur-flexible-
pavement

Anda mungkin juga menyukai