Anda di halaman 1dari 3

TUGAS FARMAKOLOGI

“CONTOH IMUNOMODULATOR DAN MEKANISME KERJA”

NAMA : LAURENSIUS ROY TONAPA

NIM : 17064

KELAS : STIFA D3 A
Imunomodulator adalah zat atau substansi yang dapat memodifikasi
respons imun dengan mengaktifkan mekanisme pertahanan alamiah
maupun adaptif, seperti mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun
yang terganggu. imunomodulator bekerja dengan dua cara, yakni
imunostimulan dan imunosupresif. Imunostimulan adalah senyawa yang
dapat meningkatkan kerja komponen-komponen sistem imun.
Imunostimulan diberikan untuk meningkatkan respon imun terhadap
penyakit atau infeksi.Sedangkan imunosupresif adalah senyawa yang
digunakan untuk menekan respons imun. Biasanya, imunosupresif
digunakan untuk meredakan hiper-inflamasi, mengatasi penyakit autoimun,
dan mencegah penolakan transplantasi. Imunosupresif biasanya sudah
dikemas dalam bentuk obat-obatan.

Contoh obat :  Jenis tanaman obat yang mempunyai aktivitas sebagai


imunomodulator antara lain adalah Echinacea purpurea, mengkudu, jahe,
meniran, sambiloto, nimba, temu ireng, temulawak dan sirgunggu.

Imunosupresan adalah kelompok obat-obatan yang dapat menekan atau


melemahkan sistem imun tubuh. Beberapa jenis obat dalam kelompok ini
digunakan untuk mengatasi gangguan autoimun.Obat-obatan
imunosupresan lain juga digunakan untuk menurunkan risiko penolakan
tubuh terhadap transplantasi atau pencangkokan organ. Misalnya, dalam
dalam transplantasi jantung, hati, atau ginjal. Obat-obatan ini disebut
dengan obat anti-rejeksi.

Contoh obat : Adalimumab, Etanercept, Infliximab, budesonide, prednison,


dan prednisolone.
Imunostimulan atau imunostimulator adalah substansi (obat dan nutrien)
yang menstimulasi sistem imun dengan meningkatkan aktivitas komponen
sistem imun untuk melawan infeksi dan penyakit. Terdapat beberapa
imunostimulan yang digunakan dalam bidang dermatologivenereologi,
meliputi levamisol, simetidin, isoprinosin, talidomid, sitokin rekombinan, dan
vaksin BCG. Masing-masing obat memiliki mekanisme kerja, indikasi dan
efek simpang yang berbeda, baik sebagai monoterapi maupun terapi
kombinasi dengan terapi lain. Talidomid memiliki peran sebagai
antiinflamasi, imunomodulator, dan antiangiogenik, tergantung dari
komponen respons imun yang dipengaruhi. Pengunaan talidomid harus
mempertimbangkan rasio manfaat berbanding risiko bagi pasien,
khususnya dalam penggunaan jangka panjang.

Contoh obat : levamisol, simetidin, isoprinosin, talidomid, sitokin


rekombinan, dan vaksin BCG.

Anda mungkin juga menyukai