Echinacea purpurea
E. purpurea telah lama digunakan di Eropa dan Amerika untuk pencegahan dan pengobatan penyakit
infeksi pernapasan dan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri maupun virus lainnya (herpes,
konjungtivitis, stomatis, dan lain-lain). Manfaat Echinacea dalam pengobatan penyakit infeksi
disebabkan kemampuannya untuk berperan sebagai anti inflamasi dan imunostimulan. Echinacea dapat
memacu aktivitas limfosit, meningkatkan fagositosis dan menginduksi produksi interferon. Echinacea
sangat berguna dalam menurunkan simtom batuk pilek, flu dan sakit tenggorokan (Tyler, 1995 dalam
Craig, 1999).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan ekstrak E. purpurea yang tepat dan baik adalah :
1) Jenis ekstrak harus sesuai dengan apa yang sudah digariskan menurut ketentuan secara international;
2) Proses ekstraksi harus secara proses dingin;
3) Parameter komponen terapetiknya adalah fructofuranosida dan alkilamida.
4) Data klinis lengkap, tidak hanya dilakukan pada hewan uji.
5) Validasi dan kualitas ekstrak harus terstandarisasi secara internasional sehingga dapat
dipertanggungjawabkan data kestabilan dan farmakologinya.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Hirazumi et al., 1996 melaporkan bahwa jus buah mengkudu berfungsi sebagai imunomodulator
yang mempunyai efek antikanker. Hal itu disebabkan jus mengkudu mengandung substansi kaya
polisakarida yang menghambat pertumbuhan tumor. Kemungkinan jus mengkudu dapat menekan
pertumbuhan tumor melalui aktivasi sistem kekebalan pada inang (Hirazumi dan Furuzawa 1999).
Ekstrak buah mengkudu juga mengandung xeronin dan proxeronin yang berfungsi menormalkan
fungsi sel yang rusak, sehingga daya tahan tubuh meningkat. Xeronin juga berperan mengaktifkan
kelenjar tiroid dan timus yang berfungsi dalam kekebalan tubuh.
Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Hasil penelitian Zakaria et al.,1999 menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat meningkatkan daya
tahan tubuh yang direfleksikan dalam sistem kekebalan yaitu memberikan respon kekebalan inang
terhadap mikroba pangan yang masuk ke dalam tubuh. Hal itu disebabkan ekstrak jahe dapat
memacu proliferasi limfosit dan menekan limfosit yang mati (Zakaria et al., 1996)
Selain itu jahe mampu menaikkan aktivitas salah satu sel darah putih, yaitu sel ”natural killer”
(NK) dalam melisis sel targetnya, yaitu sel tumor dan sel yang terinveksi virus (Zakaria et al.,,
1999). Hasil penelitian ini menopang data empiris yang dipercaya masyarakat bahwa jahe
mempunyai kapasitas sebagai anti masuk angin, suatu gejala menurunnya daya tahan tubuh
sehingga mudah terserang oleh virus (influenza).
Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Thyagarajan (1988) telah berhasil mengisolasi tiga senyawa aktif dari genus Phyllanthus yaitu
P. amarus yang mempunyai aktivitas menghambat perkembangbiakan virus hepatitis B,
meningkatkan sistem imun dan melindungi hati. Selain itu menurut Maat dalam Tjandrawinata
et al., 2005 melaporkan bawa ekstrak P. niruri dapat meningkatkan aktivitas dan fungsi
komponen sistem imun baik imunitas humoral maupun selular.
Sambiloto (Androgaphis paniculata)
Produksi dan mutu simplisia sambiloto sangat dipengaruhi oleh kondisi agroekologi. Dari hasil
analisis mutu, sambiloto di tanam di dataran tinggi menujukkan kadar sari yang larut dalam air
mempunyai kadar yang lebih tinggi dibandingkan dataran rendah (Yusron et al., 2004). Kadar
sari yang larut dalam air menunjukkan indikasi adanya kandungan zat berkhasiat dalam suatu
tanaman yang terlarut.
Menurut Puri et al., 1993 bahwa sambiloto dapat merangsang system imun tubuh baik berupa
respon antigen spesifik maupun respon imun non spesifik untuk kemudian menghasilkan sel
fagositosis. Respon antigen spesifik yang dihasilkan akan menyebabkan diproduksinya
limfosit dalam jumlah besar terutama limfosit B. Limfosit B akan menghasilkan antibodi yang
merupakan plasma glikoprotein yang akan mengikat antigen dan merangsang proses
fagositosis (Decker, 2000).
Kesimpulan
Tanaman obat imunomodulator adalah tanaman yang dapat mempengaruhi atau
memodulasi sistem imun tubuh. Beberapa tanaman obat memiliki fungsi sebagai
imunomodulator diantaranya echinaceae, mengkudu, jahe, meniran dan sambiloto.
Penggunaan imunomodulator bagi kepentingan pengobatan sebaiknya diarahkan sebagai
kombinasi sinergis pada terapi infeksi. Di samping itu adalah untuk mengurangi
keparahan, mempercepat masa penyembuhan, memperkecil angka kekambuhan serta
meringankan biaya terapi.
Salah satu permasalahan dari aspek pembudidayaan tanaman obat luas lahannya terbatas,
lokasi budidaya masih terpisah-pisah dan belum dibudidayakan secara meluas. Untuk itu
salah satu cara memenuhi kebutuhan pasar, budidaya perlu lebih dikembangkan menjadi
agroindustri dengan lahan luas dengan melibatkan investor, petani dan industri (usaha
kemitraan dan binaan industri pengolah tumbuhan obat seperti pabrik jamu).
Di Indonesia sudah mulai tumbuh industri pangan fungsional yang berbasis herbal. Untuk
pengembangan suplemen pangan berbasis tanaman asli Indonesia, diperlukan kegiatan
penelitian dan pengembangan mendalam dalam bidang ini.
Thank you