Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEKUATAN DALAM SEBUAH KOMUNIKASI

INTERPERSONAL
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Komunikasi dan Tabligh

Dosen Pengampu:
Nasichah M.A

Disusun Oleh:
Kelompok 10:
Silva Jauharul Qomariah 11190520000050
Eka Oktaviani Fauziah 11190520000053
Faiz Muhammad Faqih 11190520000063

JURUSAN BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Tanpa bantuan dan keridhoan-Nya
tentu saja kami tidak akan sanggup menuntaskan tugas makalah ini. Shalawat serta salam
kami curahkan kepada junjungan nabi besar baginda tercinta kami yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing kami dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang
benderang seperti sekarang ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nasichah, M.A. selaku dosen mata
kuliah Psikologi Komunikasi dan Tabligh yang telah membimbing kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Kekuatan dalam Sebuah Komunikasi
Interpersonal”.
Kami tentu saja menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak yang harus diperbaiki. Untuk itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya karena mungkin terdapat kesalahan pada makalah ini. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ciputat, 02 Mei 2021


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hubungan interpersonal (antarpribadi) adalah hubungan yang terdiri atas dua


orang atau lebih, yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola
interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan terdapat
suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal attraction.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah sehingga
dapat menyebabkan orang lain bertindak, pengertian di sini harus meliputi
kemampuan untuk membuat keputusan mempengaruhi orang lain dan mengatasi
pelaksanaan keputusan itu. Biasanya dibedakan antara kekuasaan yang berarti dalam
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga dapat menyebabkan orang lain
tersebut bertindak dan wewenang yang berarti hak untuk memerintah orang lain.
Kekuasaan interpersonal merupakan sesuatu yang memungkinkan seseorang
untuk mengontrol perilaku orang lain. Kekuasaan dalam hubungan interpersonal akan
1
lebih mudah dikenali dalam sebuah diskusi dengan menggunakan prinsip yang
menjelaskan bagaimana kekuasaan beroperasi dalam hubungan interpersonal dan
menawarkan wawasan mengenai bagaimana anda dapat lebih efektif mengelola
kekuasaan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Principle Of Power?
2. Apa saja Tipe-Tipe Power?
3. Apa yang dimaksud dengan Communicating Power?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui Principle Of Power, Tipe-Tipe Power, dan Communicating
Power dalam sebuah komunikasi interpersonal.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Principle Of Power

Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk menguasai atau mempengaruhi


orang lain untuk melakukan sesuatu. Kekuasaan juga diartikan kemampuan mengatasi
perlawanan dari orang lain.1
Kekuasaan harus digunakan dengan sebaik-baiknya dalam melibatkan,
mengarahkan dan memberdayakan orang lain untuk mau bekerja sama dengan
pemimpin. Seorang pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaan sehingga
menunjukkan sikap dan perilaku pemimpin yang tidak berkepribadian baik, maka
kemungkinan pemimpin tersebut akan menjadi sosok yang tidak akan disenangi dan
tidak mendapat kepercayaan yang baik.
Lee (2002) menjelaskan terdapat sepuluh prinsip dasar kekuasaan,2 yaitu:
1. Persuasi
Dalam hal ini, kita tidak memperlakukan semua orang dengan sama.
Orang- orang yang kita hargai merasa beda kalau bersama kita. Persuasi dimulai
dari cara berpikir kita. Dari awal, kita tidak harus membujuk seseorang untuk
melakukan sesuatu tetapi kita harus memenangkan mereka.
2. Kesabaran
Bila ingin mengembangkan kehormatan di mata orang-orang di sekeliling
kita, maka kita harus bersabar, baik terhadap prosesnya maupun terhadap
2
orangnya.
3. Kelembutan
Kelembutan artinya tidak kasar, keras atau memaksa, terutama ketika
berurusan dengan bidang-bidang yang sangat peka atau di mana pihak yang
satunya sangat rentan. Dengan kelembutan, kita akan menghargai dan melayani
semu orang.
4. Mau (bisa diajar)
Dengan kekuasaan yang dimiliki, maka harus bersikap rendah hati dan
pengakuan di dalam diri sendiri dan terhadap mereka yang akan mengajar.
Pemimpin harus berasumsi bahwa dirinya tidak memiliki semua jawaban,
wawasan yang luas, keterampilan yang memadai serta informasi yang akurat
sehingga

1 Susi Firtia Dewi, Sosiologi Politik, (Yogyakarta: Gre Publishing, 2017), h. 26.
2 Tambunan Toman, “Sumber dan Prinsip Kekuasaan” , diakses dari
https://kidangijo06.blogspot.com/sumber-dan-prinsip-kekuasaan, (pada tanggal 02 Mei 2021, pukul 13.40
WIB).

3
menimbulkan perbedaan pandangan, penilaian, dan pengalaman dari orang lain.
Oleh karena itu, pemimpin harus memiliki pemikiran yang terbuka untuk mau
diajar, ingin belajar dan mendengarkan berbagai pengetahuan atau informasi yang
dimiliki oleh orang lain.
5. Sikap menerima
Kekuasaan sikap menerima itu besar karena tidak ada maksud
tersembunyi, dan itu dinamakan sikap menerima tanpa syarat. Dengan adanya
sikap menerima, maka terciptalah pengharapan yang memberi keyakinan positif
tentang diri sendiri, keyakinan akan potensi yang dimiliki.
6. Kemurahan
Kemurahan artinya peka, pedulu pertimbangan. Pemimpin bertindak
dengan pertimbangan, kesopanan, tatakrama dan kepedulian yang tulus. Yang lain
merasakan kemurahan hati pemimpin karena hal itu mewarnai keberadaan kita
dan menjadi landasan dari semua interaksi kita.
7. Pengenalan
Pengenalan yang tepat tentang siapa seseorang itu akan memberikan dasar
pertimbangan menyangkut niatnya, hasratnya, nilai-nilainya, dan impiannya,
ketimbang terfokus pada perbuatannya semata-mata. Dengan pengenalan, akan
berusaha mendapat informasi yang tepat tentang orang yang ingin Anda
pengaruhi. Pemimpin harus meluangkan waktu melalui interaksi sederhana untuk
mengenal orang yang ingin Anda pengaruhi.
8. Disiplin
Disiplin artinya kita akui kesalahan-kesalahan yang diperbuat orang lain,
dan kita akui kesalahan-kesalahan itu bukannya untuk menghancurkan mereka,
melainkan dengan keyakinan bahwa mereka akan bangkit lagi dengan kuat dan
lebih baik daripada sebelumnya. Disiplin yang efektif disini adalah konteks
kepedulian sehingga tercipta kekuasaan yang terpusat pada prinsip yang
menjadikan kasih, kelembutan, kemurahan dan penerimaan.
9. Konsistensi
Bila ingin memiliki kekuasaan yang muncul ketika orang lain
menghormati kita, kita harus beruapaya hidup konsistensi. Konsistensi yang
dimaksudkan disini adalah konsistensi pikiran dan perbuatan yang berasal dari
seperangkat keyakinan dan nilai-nilai yang merupakan inti keberadaan kita. Yang
lain akan menghormati kita, bila kita perlakukan mereka secara konsisten, artinya
kita bersikap dari inti
karakter kita, tidak berubah-ubah, tidak bersikap situasional atau berubah-ubah
dalam penerimaan kita, kesabaran, kasih dan disiplin kita.
10. Integritas
Integritas artinya berkomitmen untuk mencocokkan perkataan, perasaan,
pikiran dan perbuatan agar kita hidup sesuai tanpa duplikasi. Semakin besar
integritas, maka semakin besar kekuasaan yang dimiliki. Kita perlihatkan sikap
dapat dipercaya yang berakar dari karakter, siapa kita sesungguhnya, serta
kompetensi apa yang dapat kita perbuat atau kemungkinan besar kita perbuat.

B. Tipe-Tipe Power
Komunikasi dipengaruhi oleh persepsi kekuasaan kita dalam berhubungan
dengan orang lain dan persepsi kekuasaan orang lain dalam hubungannya dengan kita.
Dalam tiap interaksi komunikasi ada keunikan kebutuhan tertentu yang bersifat fisik,
psikologis dan sosial yang satu hubungan tergantung pada persepsi hubungan
kekuasaan di antara kedua pihak yang berkomunikasi. French dan Roven
membedakan lima tipe kekuasaan (power), yaitu:3
1. Reward Power
Kekuasaan yang diperoleh atas dasar pemberian hadiah atau reward
kepada orang lain. Misalnya seorang atasan meminta bawahannya untuk
melakukan sesuatu atas dasar kerelaannya, dan bawahan melakukannya karena
percaya pada kemampuan atasannya untuk memberikan hadiah. Pemimpin dapat
menjadi lebih efektif dengan menyediakan hadiah bagi bawahannya dan
memberikan hadiah tergantung pada pencapaian tujuan tertentu dari bawahan.
Agar reward power efektif, harus dipersepsi sebagai sesuatu yang berharga oleh
orang yang menerimanya. Juga orang yang memberikannya dipersepsi
mempunyai kesanggupan untuk memberikan.
2. Coersive Power
Kekuasaan yang bersifat paksaan, melibatkan kemampuan mengontrol
yaitu kemampuan menggunakan hukuman oleh pengirim pesan jika penerima
pesan tidak menuruti suatu permintaan. Penggunaan hukuman yang terus menerus
mempunyai dampak yang negatif pada daya tarik atasan.

3 Erik Pandapotan Simanullang, “Kekuasaan dalam Hubungan Interpersonal”, diakses dari


https://erpandsima.blogspot.com/2015/11/kekuasaan-dalam-hubungan-interpersonal.html?m=1 (pada tanggal 29
April 2021, pukul 18.50 WIB).
Untuk terhidar dari hukuman, bawahan mungkin memutuskan untuk
meninggalkan organisasi (resign). Pimpinan yang menggunakan sanksi yang
bersifat negatif menghendaki lebih banyak pengawasan atau penyelidikan yang
lebih cermat mengenai bawahan, sehingga banyak menggunakan waktunya untuk
melihat kesalahan yang dilakukan karyawan.
3. Legitimate Power
Kekuasaan berdasarkan hukum yang dinyatakan dari norma-norma atau
nilai-nilai yang ada dalam organisasi, memberikan hak kepada individu atau
kelompok untuk menentukan tingkah laku tertentu. Orang yang memegang posisi
tertentu dalam struktur organisasi atau institusi sosial, diberikan hak untuk
menentukan tingkah laku orang lain.
4. Referent Power
Referent Power berhubungan dengan keinginan bawahan untuk
berhubungan secara dekat atau menyukai atasan. Keinginan ini pada tingkat tidak
disadari atau tidak dikenal oleh atasan atau bawahan. Memiliki referent power
dalam organisasi dapat berdampak positif maupun negatif. Atasan yang
mempunyai referent power dan berhasil mendapatkan bawahannya, bekerja secara
efektif dengan meminta mereka melakukannya. Misalnya meminta bawahannya
untuk naik pangkat karena keberhasilannya atau pencapaiannya.
5. Skill Power
Seseorang yang dipersepsi mempunyai pengetahuan atau keahlian dalam
bidang tertentu dikatakan mempunyai power keahlian. Power keahlian ini terbatas
dengan keahlian seseorang dan mempunyai sedikit area dan tidak mencakup area
orang lain. Misalnya supervisor akan berkurang pengaruhnya pada bawahannya
apabila ia menunjukkan ketidakmampuannya.

C. Communicating Power
Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah
sehingga dapat menyebabkan orang lain bertindak, pengertian di sini harus meliputi
kemampuan untuk membuat keputusan mempengaruhi orang lain dan mengatasi
pelaksanaan keputusan itu. Biasanya dibedakan antara kekuasaan yang berarti dalam
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga dapat menyebabkan orang lain
tersebut bertindak dan wewenang yang berarti hak untuk memerintah orang lain.
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok
guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan,
kewenangan tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau
kemampuan seseorang atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau
kelompok lain sesuai dengan keinginan dari pelaku atau Kekuasaan merupakan
kemampuan mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang mempengaruhi.
Kekuasaan dapat didefinisikan sebagai suatu potensi pengaruh dari seorang
pemimpin. Keberhasilan seorang pemimpin banyak ditentukan oleh kemampuannya
dalam memahami situasi serta keterampilan dalam menentukan macam kekuasaan
yang tepat untuk merespon tuntutan situasi.
Kekuasaan interpersonal merupakan sesuatu yang memungkinkan seseorang
untuk mengontrol perilaku orang lain. Kekuasaan dalam hubungan interpersonal akan
lebih mudah dikenali dalam sebuah diskusi dengan menggunakan prinsip yang
menjelaskan bagaimana kekuasaan beroperasi dalam hubungan interpersonal dan
menawarkan wawasan mengenai bagaimana anda dapat lebih efektif mengelola
kekuasaan. Sebagai esensi dari kekuasaan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan
gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi
orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
Pengaruh kekuasaan dalam komunikasi antarpribadi:4
1. Kekuasaan dapat mempengaruhi apa yang Anda lakukan, ketika Anda
melakukannya, dan dengan siapa Anda melakukannya.
2. Kekuasaan juga dapat mempengaruhi pilihan Anda dalam hubungan dengan
teman, hubungan romantis, hubungan keluarga dan hubungan di tempat bekerja.
3. Kekuasaan juga mempengaruhi seberapa sukses Anda merasakan hubungan itu.
4. Kekuasaan juga dapat menimbulkan makna "seksi" bagi perempuan maupun laki-
laki.

4 Erik Pandapotan Simanullang, “Kekuasaan dalam Hubungan Interpersonal”, diakses dari


https://erpandsima.blogspot.com/2015/11/kekuasaan-dalam-hubungan-interpersonal.html?m=1 (pada tanggal 29
April 2021, pukul 18.50 WIB).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kekuasaan adalah kemampuan untuk menguasai atau mempengaruhi orang


lain untuk melakukan sesuatu. Kekuasaan juga diartikan kemampuan mengatasi
perlawanan dari orang lain. Lee (2002) menjelaskan terdapat sepuluh prinsip dasar
kekuasaan yaitu: persuasi, kesabaran, kelembutan, mau (bisa diajar), sikap menerima,
dan kemurahan.
Menurut French dan Roven ada lima tipe kekuasaan (power), yaitu reward
power, coersive power, legitimate power, referent power, dan skill power.
Kekuasaan interpersonal merupakan sesuatu yang memungkinkan seseorang
untuk mengontrol perilaku orang lain. Kekuasaan dalam hubungan interpersonal akan
lebih mudah dikenali dalam sebuah diskusi dengan menggunakan prinsip yang
menjelaskan bagaimana kekuasaan beroperasi dalam hubungan interpersonal dan
menawarkan wawasan mengenai bagaimana anda dapat lebih efektif mengelola
kekuasaan. Sebagai esensi dari kekuasaan, pengaruh diperlukan untuk menyampaikan
gagasan, mendapatkan penerimaan dari kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi
orang lain agar mendukung dan melaksanakan berbagai keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Firtia Dewi, Susi. 2017. Sosiologi Politik. Yogyakarta: Gre Publishing.


Simanullang, Erik Pandapotan. “Kekuasaan dalam Hubungan Interpersonal”, diakses dari
https://erpandsima.blogspot.com/2015/11/kekuasaan-dalam-hubungan-
interpersonal.html?m=1, (pada tanggal 29 April 2021, pukul 18.50 WIB).
Toman, Tambunan. “Sumber dan Prinsip Kekuasaan", diakses dari
https://kidangijo06.blogspot.com/sumber-dan-prinsip-kekuasaan, (pada tanggal 02
Mei 2021, pukul 13.40 WIB).

Anda mungkin juga menyukai