Sulasih
Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
Email:asih@iainpurwokerto.ac.id
Abstract
Boston Consulting Group is a leading consultant that develops and promotes the
growth market share matrix. This method is an analysis tool to determine the
company’s competitive position. This method can decide market share that can
be developed, maintained for the company’s business interests. This research is
a descriptive qualitative study. The object of this research is the management
of a trade unit, Putra Bangun Furniture Production. The primary data and
secondary data are used in this study. The results of this study indicate that
when Putra Bangun Furniture Production uses the Boston Consulting Group
(BCG) matrix, the quadrant position in the BCG matrix is in quadrant I which
means that Putra Bangun Furniture Prouction has a relatively low market share
or market share of 1.17% and participates in the industry with a high market
growth rate of 16.67%. The position of Putra Bangun Furniture Production
is among 4 quadrants including star, cash cow and dogs, so its position in
quadrant 1 is called question mark. The strategy that can be used in quadrant 1
is that a company must strengthen its division and carry out its strategies such
as applying market penetration, developing product or continuing to sell its
products.
Abstrak
Boston Consulting Group adalah sebuah konsultan terkemuka yang
mengembangkan dan mempopulerkan matrik pangsa pasar pertumbuhan.
Metode ini merupakan alat analisis untuk mengetahui posisi bersaing perusahaan.
Metode ini dapat menentukan pangsa pasar yang dapat dikembangkan,
dipertahankan untuk kepentingan bisnis perusahaan. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah manajemen dari usaha UD.
Putra Bangun Furniture Production. Data yang digunakan dalam penelitian
ini data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
UD. Putra Bangun Furniture Production dengan menggunakan matrik Boston
Consulting Group (BCG) maka didapat posisi kuadran dalam matrik BCG
134 Jurnal Muslim Heritage. Vol. 5 No 1, Mei 2020
berada di kuadran I dimana memiliki arti bahwa UD. Putra Bangun Furniture
memiliki posisi market share atau pangsa pasar yang relatif rendah yaitu
1.17% dan berkompetisi di dalam industri yang tingkat pertumbuhan pasarnya
tinggi yaitu 16.67%. Posisi UD. Putra Bangun Furniture diantara 4 kuadran
diantaranya star, cash cow dan dogs maka posisinya berada dalam kuadran 1 ini
disebut question mark atau tanda tanya. Strategi yang dapat digunakan didalam
kuadran 1 adalah perusahaan harus memperkuat divisinya dan menjalankan
strateginya seperti penetrasi pasar, pengembangan produk atau tetap akan
menjual produknya
A. PENDAHULUAN
Keberhasilan perusahaan mencapai tujuan bisnisnya tergantung
pada kemampuan menjalankan fungsi pemasaran sebagai departemen
yang penting karena merupakan fungsi bisnis yang berhubungan
langsung dengan konsumen. Pemasaran sebagai salah satu departemen
dalam perusahaan, memerlukan satu proses yang tertib dan berwawasan
untuk berfikir tentang perencanaan pasar. Proses yang dapat diterapkan
tidak hanya pada produk dan jasa. Apapun dapat dipasarkan, ide,
kejadian, organisasi, tempat, personal. Proses yang dimulai dengan
meriset pasar untuk memahami karakteristik dan perilaku konsumen
dan untuk mengidentifikasi peluang guna memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka. Hal ini berkaitan dengan segmentasi pasar dan
penentuan segmen pasar, dan posisi pasar untuk dapat secara tepat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara yang unggul.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memformulasi strategi
pemasaran dan mengimplementasikannya ke dalam pemasaran terpadu
(kebijakan harga, produk, distribusi dan promosi) yang lebih rinci. Jadi
pada dasarnya pemasaran terkait dengan kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan strategi pemasaran dan evaluasi hasil untuk perbaikan-
perbaikan lebih lanjut.
Dalam melaksanakan strategi pemasaran selalu berkaitan dengan
bauran pemasaran yang terdiri dari empat variabel yaitu product, price,
place, promotion. Keempat variabel tersebut saling terkait dan saling
mempengaruhi dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi pemasaran.
Metode pendekatan yang paling banyak digunakan untuk analisis
korporat adalah BCG Growth/Share Matrix, yang diciptakan pertama
Sulasih, Metode Boston Consulting Group (BCG) 135
kali oleh Boston Consulting Group (BCG). 1 Boston Consulting Group
(BCG) adalah perusahaan konsultan manajemen swasta yang berbasis
di Boston. Boston Consulting Group merupakan perusahaan yang
berkecipung dalam hal perkembangan pangsa pasar.2 Matriks Boston
Consulting Group dapat membantu perusahaan mengalokasikan sumber
daya serta digunakan untuk alat analisis pemasaran, manajemen produk,
strategis dan portofolio. 3 Matrik Boston Consulting Group (BCG)
merupakan sebuah alat analisis untuk merumuskan strategi perusahaan.4
Adapun metode BCG merupakan sebuah matrik dimana secara khusus
dibentuk untuk dapat meningkatkan usaha perusahaan yang mempunyai
berbagai multidivisi yang merumuskan berbagai macam strategi yang
cocok serta model yang terbagi menjadi beberapa daerah ataupun
garis baik vertikal maupun horizontal. Metode analisis BCG Matrik
membantu unit bisnis untuk mengetahui posisi dirinya di dalam empat
kategori yaitu kategori Anjing (Dog), Tanda Tanya (Question Mark),
Bintang (Star) dan Kas Sapi/Sapi Perah (Cash Cow), yang penentuannya
didasarkan pada kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa pasar
relatif.5
Tanda tanya (Question Mark) Divisi dalam kuadran I memiliki
posisi pangsa pasar relatif yang rendah, tetapi mereka bersaing dalam
industri yang bertumbuh pesat. Biasanya kebutuhan kas perusahaan ini
tinggi dan pendapatan kasnya rendah. Bisnis ini disebut tanda Tanya
karena organisasi harus memutuskan apakah akan memperkuat divisi ini
dengan menjalankan strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan
pasar, atau pengembangan produk) atau menjualnya. Bintang (Star)
Bisnis di kuadran II (disebut juga Bintang) mewakili peluang jangka
panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas bagi organisasi.
1
Freddy Rangkuti,Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT (Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2016) ,88.
2
Toton,”Analisis Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan Nasi
Goreng Pada Nasi Goreng Rico Di Bandar Lampung,Fakultas ,”Jurnal Manajemen
dan Bisnis Vol.5 (1) (2014) :92
3
Santi Dwi Rosadi & Budi Utami, “Perencanaan Strategis Pemasaran Melalui Metode
SWOT dan BCG Pada LBB Sony Sugema College Mojosari. BISMAN (Bisnis &
Manajemen)” ,The Journal of Business and Management Vol.1 (1)(2018)
4
Yogi Wahyu Prasetyo. et al, “Perumusan Bisnis perusahaan menggunakan BCG dan
matriks TOWS-K pada Bank Muamalat Tbk,” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol.
40 ( 1) ( 2016)
5
Anton Respati Pamungkas,”Analisis Matriks Boston Consulting Grup (BCG) Sepeda
Motor Merek Honda”, Jurnal Aplikasi Pelayaran dan Kepelabuhan,Vol 5 (2) (2015)
:140
136 Jurnal Muslim Heritage. Vol. 5 No 1, Mei 2020
Divisi dengan pangsa pasar relatif yang tinggi dan tingkat pertumbuhan
industri yang tinggi seharusnya menerima investasi yang besar untuk
mempertahankan dan memperkuat posisi dominan mereka. Kategori ini
adalah pemimpin pasar namun bukan berarti akan memberikan arus kas
positif bagi perusahaan, karena harus mengeluarkan banyak uang untuk
memenangkan pasar dan mengantisipasi para pesaingnya. Integrasi ke
depan, ke belakang, dan horizontal, penetrasi pasar, pengembangan
pasar, pengembangan produk, dan joint venture merupakan strategi yang
sesuai untuk dipertimbangkan divisi ini. Sapi perah (Cash Cow) divisi
yang berposisi di kuadran III memiliki pangsa pasar relatif yang tinggi
tetapi bersaing dalam industri yang pertumbuhannya lambat. Disebut
sapi perah karena menghasilkan kas lebih dari yang dibutuhkanya,
mereka seringkali diperah untuk membiayai untuk membiayai sektor
usaha yang lain. Banyak sapi perah saat ini adalah bintang di masa lalu,
divisi sapi perah harus dikelola unuk mempertahankan posisi kuatnya
selama mungkin. Pengembangan produk atau diversifikasi konsentrik
dapat menjadi strategi yang menarik untuk sapi perah yang kuat. Tetapi,
ketika divisi sapi perah menjadi lemah, retrenchment atau divestasi lebih
sesuai untuk diterapkan. Anjing (Dog) Divisi kuadran IV dari organisasi
memiliki pangsa pasar relatif yang rendah dan bersaing dalam industri
yang pertumbuhannya rendah atau tidak tumbuh. Mereka adalah anjing
dalam portofolio perusahaan. Karena posisi internal dan eksternalnya
lemah, bisnis ini seringkali dilikuidasi, divestasi atau dipangkas dengan
retrenchment. Ketika sebuah divisi menjadi anjing, retrenchment dapat
menjadi strategi yang terbaik yang dapat dijalankan karena banyak
anjing yang mencuat kembali, setelah pemangkasan biaya dan aset besar-
besaran, menjadi bisnis yang mampu bertahan dan menguntungkan.6
Teknik BCG (Boston Consulting Group) merupakan analisis
pemasaran yang digunakan untuk mengetahui strategi pemasaran menurut
matrik pertumbuhan pangsa pasar.7 Pada matriks ini diketengahkan
berbagai keputusan diagnostik yang mensyaratkan bahwa suatu
perusahaan bisa mengalokasikan sumber daya pada berbagai produk dan
/atau jasa yang produktif. Asumsi dasar yang melingkupi analisa BCG :
Pangsa pasar suatu produk/ jasa relatif besar dan sedang menanjak secara
6
Riki Riswandi,et.al,” Suatu Tinjauan Strategi Pemaaran Melalui Pendekatan BCG
(Boston Consulting Group) Studi Kasus Pada PT. Unilever,Tbk,” Jurnal Ekonomak
Vol 3 (1)(2017) :75
7
Adzyunda Dwi Septi Frida,et.al,”Strategi Pemasaran Olahan Jamur Tiram Putih
Jempol Tri Jamur Dengan Metode Boston Consulting Group Kabupaten Madiun,”
AGRISTA Vol 6 (1)(2018):8-16
Sulasih, Metode Boston Consulting Group (BCG) 137
pesat umumnya cenderung menghasilkan profitabilitas yang tinggi
dan berada pada tingkat persaingan yang stabil. Sebaliknya bila suatu
produk perusahaan mengalami pertumbuhan pasar yang lamban, upaya
peningkatan pangsa pasarnya memerlukan biaya besar. Dalam kondisi
ini BCG menganjurkan agar dana tunai yang didistribusikan untuk
kegiatan usaha disesuaikan dengan pengembangan pangsa pasarnya.
Setiap perusahaan akan mengalami opsi strategi pertumbuhan pangsa
pasar bila memiliki keunggulan daya saing, dan mempunyai uang cukup
untuk mengembangkan itu.8
Objek penelitian ini adalah UD Putra Bangun merupakan salah
satu jenis usaha yang memproduksi furniture atau mebel selain itu juga
menerima jasa service sofa, springbed, kursi. UD Putra Bangun berlokasi
di Jl. Inpres Lamban Karangklesem Pekuncen Banyumas Jawa Tengah.
Sistem usaha ini memproduksi barang apabila ada pesanan dari konsumen.
Banyak cara yang dilakukan oleh UD. Putra Bangun Furniture ini untuk
mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, diantaranya melakukan
kegiatan promosi, dengan media promosinya advertising melalui brosur,
katalog yang dibagikan kepada rekan kerja, orang lain yang dijumpai,
teman sejawat. Selain itu juga melalui media sosial dan berusaha
mempertahankan kualitas sehingga diharapkan kepuasan pelanggan
dapat tercapai. Usaha selanjutnya yang dilakukan UD. Putra Bangun
Furniture adalah terus menjalin hubungan baik dengan konsumen.
Prinsip ini terus dilakukan karena konsumen membutuhkan produk dan
usaha ini membutuhkan konsumen sehingga terjalin hubungan simbiosis
mutualisme. Menjalin hubungan baik dengan konsumen merupakan
kunci terakhir yang harus dipegang untuk mencapai kesuksesan dalam
berbisnis. Selanjutnya yang dilakukan adalah mengenali pelanggan
melakukan identifikasi terhadap target pasar. Karena usaha ini bergerak
dalam pemasaran furniture, maka membidik kalangan ibu rumah tangga
yang identik dengan model atau trend masa kini. Usaha ini membidik
para wanita dengan rentang umur 20 tahun ke atas sehingga sangat
mempermudah dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif dan
menghindarkan dari pembuangan biaya dan waktu yang sia-sia.9
8
Rafina Safitri,”Penerapan Metode Matriks Boston Consulting Group Untuk
Mengetahui Posisi Usaha Pada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia PT. Hikmah
Surya Jaya Malang,”Jurnal Akuntansi Jaya Negara Vol. 10 (2) (2018) :100
9
Wawancara dengan Bapak Achmad Riyadi Kaswan,19 April 2019, di UD. Putra
Bangun Furniture Production Ajibarang Banyumas Jawa Tengah
138 Jurnal Muslim Heritage. Vol. 5 No 1, Mei 2020
1. Produk
Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Semua
kegiatan marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran
produk. Satu hal yang perlu diingat adalah bagaimana pun hebatnya
usaha promosi, distribusi dan harga yang baik jika tidak di ikuti oleh
produk yang bermutu dan disenangi konsumen maka kegiatan marketing
mix ini tidak akan berhasil.14
Sehebat apapun promosi yang dilakukan oleh UD. Putra Bangun
Furniture Production apabila tidak didukung oleh kualitas produk yang
menjadi selera konsumen maka usaha ini tidak akan bertahan lama.
Dalam perjalanan bisnisnya UD. Putra Bangun Furniture Production
sangat memperhatikan kualitas yang menjadi ciri khas dari furniturenya.
Adapun yang dilakukan UD. Putra Bangun Furniture Production dalam
mempertahankan kualitasnya yaitu dengan memilih bahan baku dalam
hal ini kayu pornis yang memiliki tingkat usia yang sudah tua sehingga
14
Buchari Alma, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung : Alfabeta
,2007), 202
140 Jurnal Muslim Heritage. Vol. 5 No 1, Mei 2020
tidak kalah dengan kualitas kayu jati, dimana kayu jati sudah familier
ditengah masyarakat. Sebelum dibuat furniture dengan melakukan
penjemuran terlebih dahulu sampai benar-benar sesuai dengan kualitas
yang diharapkan. Adapun model dari hasil produksinya mengikuti want
and need konsumen sehingga sesuai dengan selera yang diinginkan dan
mengikuti perkembangan mode. Dalam melakukan finishing juga melalui
beberapa tahapan sehingga hasilnya berkualitas. Sedangkan model
dan warna dari furniture ini juga bervariasi sesuai dengan permintaan
konsumen. Walaupun jumlah pesaing dari usaha furniture ini lumayan
banyak akan tetapi konsumen tetap memilih usaha hasil produksi dari
UD. Putra Bangun dikarenakan kosistensi dan komitmen dari pemilik
usaha ini dalam menjaga kualitas produknya.15
2. Harga
Masalah Kebijaksanaan harga turut menentukan keberhasilan
pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap
level lembaga yaitu kebijaksanaan harga oleh produsen, gosir dan
retailer.16 Penentuan tingkat harga sangat menentukan keberhasilan
sebuah bisnis.17
UD. Putra Bangun Furniture Production dalam menentukan harga
dengan memberikan kebijaksanaan harga sebagai produsen dengan
memberikan harga yang tepat yang sesuai dengan kualitas barang
yang menjadi permintaan konsumen. Dalam menentukan harga UD.
Putra Bangun Furniture Production memperhatikan beberapa faktor
diantaranya faktor harga pokok, kualitas barang, daya beli masyarakat,
keadaan persaingan dan konsumen yang dituju. UD. Putra Bangun
Furniture Production terkait harga pokok disesuaikan dengan bahan baku
yang berkualitas sehingga harga pokok bahan baku tinggi, akan tetapi
mampu menghasilkan kualitas mebel yang sesuai dengan permintaan
dan strategi ini diharapkan bisa meningkatkan daya beli masyarakat.
Apabila dibandingkan dengan pesaingnya, harga furniture mampu
bersaing dan bisa diterima oleh konsumen. Berdasarkan hal tersebut
kebijaksanaan harga yang diterapkan oleh UD. Putra Bangun Furniture
Production berupa Skimming Price yang artinya dengan menetapkan
15
Wawancara dengan Bapak Kusnadi,10 Mei 2019 di UD. Putra Bangun Furniture
Production Ajibarang Banyumas
16
Buchari Alma, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung : Alfabeta
,2007),202
17
Suliyanto,Studi Kelayakan Bisnis,Pendekatan Praktis, (Yogyakarta:Andi,2010),87
Sulasih, Metode Boston Consulting Group (BCG) 141
harga tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan laba dan untuk menutup
biaya produksi yang tinggi dalam rangka menciptakan furniture yang
berkualitas sesuai dengan permintaan konsumen.18
Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pesaingnya jika dia dapat memberikan harga
jual yang lebih murah daripada harga yang diberikan oleh pesaingnya
dengan nilai atau kualitas produk yang sama. 19Selain strategi Skimming
Price UD. Putra Bangun Furniture Production juga menerapkan metode
lain dalam rangka merebut pangsa pasar. Minat pasar yang tinggi dan
dengan penetapan harga secara bersaing sehingga UD. Putra Bangun
Furniture Production menerapkan atau menerima pembelian secara
kredit dan cash tempo. Hal ini dilakukan supaya konsumen yang
mempunyai kemauan dapat memiliki kemampuan daya beli. Penerapan
pembelian secara kredit dan cash tempo kepada calon konsumen yang
memiliki beberapa persyaratan yang telah ditetapkan.20
Strategi Skimming Price dipilih produsen dalam menjalankan usaha
ini akan tetapi selain strategi Skimming Price juga menerapkan strategi
lain dimana strategi penerapan harga disini disesuaikan dengan WTP
dari konsumennya. Strategi dimaksud merupakan strategi diskriminasi
derajat 1 dan juga menerapkan strategi diskriminasi derajat 2 dimana
produsen akan memberikan harga berbeda apabila konsumen membeli
dalam jumlah tertentu dalam hal ini lebih dari beberapa produk. Selain
strategi diskriminasi harga derajat 1 dan derajat 2 kepada konsumen,
produsen juga menerapkan strategi diskriminasi harga derajat 3
dimana produsen memberikan harga yang berbeda berdasarkan pada
segmentasinya yang artinya memberikan harga yang berbeda pada
waktu dan tempat yang berbeda. Biasanya strategi ini diterapkan pada
saat menjelang lebaran dimana jumlah permintaan banyak sehingga
tepat diterapkan strategi diskriminasi harga derajat 3 dengan tujuan
untuk meningkatkan penjualan.21
18
Wawancara dengan Ibu Tien Tisnowati, 10 Mei 2019 di UD. Putra bangun Furniture
Production Ajibarang
19
Sulasih, Implementasi Matrik EFE, Matrik IFE, Matrik SWOT Dan QSPM Untuk
Menentukan Alternatif Strategi Guna Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Bagi
Usaha Produksi Kelompok Buruh Pembatik Di Keser Notog,Patikraja,Banyumas,”
Jurnal E-BIS, Vol 3 (1) (2019) : 30
20
Ibid
21
Ibid
142 Jurnal Muslim Heritage. Vol. 5 No 1, Mei 2020
3. Promosi
Antara promosi dan produk, tidak dapat dipisahkan saling
berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Di sini harus ada kesimbangan
produk baik sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik
promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing.22
Usaha promosi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh UD.
Putra Bangun Furniture Production sebagai upaya untuk mengenalkan
produk ke konsumen dan dapat meningkatkan penjualan. Antara
promosi dan produk, harus ada keseimbangan, produk baik sesuai
dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat
akan sangat membantu suksesnya usaha marketing. Kombinasi promosi
yang dilakukan oleh UD. Putra Bangun Furniture Production untuk
mendapatkan kepercayaan dari pelanggan diantaranya kegiatan promosi
dengan menggunakan media advertising yaitu melalui brosur, katalog
yang dibagikan kepada rekan kerja, orang lain yang dijumpai, teman
sejawat. Biasanya produsen bisa mencetak brosur, pamflet maupun
katalog hingga ribuan jumlahnya untuk selanjutnya bisa digunakan
oleh tenaga pemasar dalam melakukan kegiatan promosi dalam rangka
mengenalkan produk dari UD. Putra Bangun Furniture. Selain itu juga
melalui media sosial seperti Instagram, Facebook dan lain sebagainya.
Putra Bangun juga melakukan kegiatan promosi dengan menggunakan
media radio, dimana produsen memiliki stasiun radio lokal yang
bernama Dahlia Radio dengan tujuan agar jangkauan pemasaran bisa
lebih luas lagi. Media promosi lainnya yang digunakan oleh UD. Putra
Bangun Furniture Production yaitu dengan personal selling, dengan
menerjunkan tenaga marketing untuk secara langsung terjun kelapangan
dalam rangka mempromosikan produk yang dihasilkan oleh UD. Putra
Bangun Furniture Production. 23
Selain menggunakan media promosi tersebut hal yang dilakukan oleh
UD. Putra Bangun Furniture Production dengan terus menjalin hubungan
baik dengan konsumen. Bentuk kegiatan yang dilakukan sebagai upaya
menjalin hubungan baik yaitu dengan mengadakan kegiatan arisan
dan kunjungan silahturahmi secara rutin kepada pelanggan. Prinsip
ini terus dilakukan karena konsumen membutuhkan produk dan usaha
ini membutuhkan konsumen sehingga terjalin hubungan simbiosis
22
Buchari Alma, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung : Alfabeta
,2007),205
23
Wawancara dengan Ibu Farida, 10 Mei 2019 di UD. Putra Bangun Furniture
Production Ajibarang Banyumas
Sulasih, Metode Boston Consulting Group (BCG) 143
mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan. Menjalin
hubungan baik dengan konsumen merupakan kunci terakhir yang harus
dipegang untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis. Kunci semua dari
kegiatan promosi usaha UD. Putra Bangun Furniture Production adalah
terciptanya Word of Mouth, hal ini penting dikarenakan testimoni
konsumen dari mulut ke mulut terkait kualitas produk yang dihasilkan
akan menciptakan kepercayaan bagi calon konsumen yang pada akhirnya
juga akan membeli produk dari usaha UD. Putra Bangun Furniture,
dimana hal ini bisa menciptakan penjualan atau bisa meningkatkan
omset perusahaan.24
4. Place
Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada
perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini
penting sekali perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara
ini adalah sangat penting karena dalam segala hal mereka berhubungan
dengan konsumen. Perantara dapat dapat menjadi agen pembelian yang
baik bagi para konsumen, dan dapat pula menjadi penjual yang ahli bagi
produsen.25
Lokasi dari usaha ini sangat mudah dijangkau dan akses jalannya
sangat mendukung sehingga memudahkan konsumen dalam melakukan
pemesanan produk ke usaha ini. Dalam sebuah ungkapan dikatakan
: You can eliminate the middle men, but you cannot eliminate their
functions. Artinya anda dapat meniadakan perantara, akan tetapi tidak
bisa menghilangkan fungsinya. Perantara dapat menjadi agen pembelian
yang baik bagi para konsumen, dan dapat pula menjadi penjual yang ahli
bagi produsen.26
Push strategy berarti mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih
banyak produk ke konsumen, karena distributor akan memperoleh hadiah
dari penjualan tiap unit. Sedangkan pull strategy adalah usaha menarik
barang dari dalam toko ke tangan konsumen dengan mengandalkan
promosi di media masa. Jadi untuk mendorong penjualan melalui
saluran distribusi dapat dilakukan dengan memberikan diskon khusus,
bonus,kontes dan periklanan. Terkait place yang dilakukan oleh UD.
Putra Bangun Furniture Production adalah dengan pull strategy dimana
24
Ibid
25
Buchari Alma, Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum, (Bandung : Alfabeta
,2007),204
26
Ibid
144 Jurnal Muslim Heritage. Vol. 5 No 1, Mei 2020
a. Faktor Internal
Adapun yang termasuk faktor internal dalam perusahaan UD. Putra
Bangun Furniture, yaitu:
1. Aspek Pemasaran
Adapun dilihat dari faktor internal UD. Putra Bangun Furniture
Production dalam mencapai tujuannya dengan menjalankan
beberapa usaha secara umum diantaranya cara untuk memperoleh
keuntungan atau profit harus mendapat dukungan dari pemasaran
yang baik dan tepat, pada usaha UD. Putra Bangun Furniture
Production kegiatan pemasaran yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
Dengan menciptakan rasa kepercayaan kepada konsumen dengan
cara menciptakan produk yang berkualitas yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen, selalu memenuhi apa yang
menjadi permintaan konsumen dalam hal ini desain produk maupun
modelnya dipenuhi. Dengan memenuhi permintaan konsumen
terkait kualitas maka diharapkan bisa menanamkan kekonsumen
atau menempatkan ke benak konsumen sehingga terjadi word of
mouth. Selain itu yang dilakukan adalah dengan menyebarkan
brosur dan juga promosi menggunakan media sosial dan media
lain seperti radio, sehingga diharapkan jangkauan pemsarannya
lebih luas. Untuk konsumen dengan jangkauan tertentu tidak akan
dikenakan tambahan ongkos kirim dan hal tersebut menjadi daya
Wawancara dengan Ibu Tien Tisnowati, 15 Mei 2019 di UD. Putra Bangun Furniture
27
28
Ibid
29
Dadang Supriyatna, Manajemen ,(Jakarta :Universitas Terbuka,2012)
30
Wawancara dengan Bapak Achmad Riyadi Kaswan di UD. Putra Bangun Furniture
Production
146 Jurnal Muslim Heritage. Vol. 5 No 1, Mei 2020
b. Faktor Eksternal
Adapun faktor eksternal dalam UD. Putra Bangun Furniture
Production, meliputi: Pertama, Analisis Lingkungan Makro,yaitu
Lingkungan Ekonomi, sosial dan budaya. Keberadaan UD. Putra
Bangun Furniture Production apabila dilihat dari faktor lingkungan
ekonominya memiliki peran yang sangat positif, hal ini dapat dilihat dari
pertumbuhan perekonomian bagi tenaga kerja itu sendiri. Dengan ada
UD. Putra Bangun Furniture Production bisa mengurangi pengangguran
dan menambah lapangan kerja bagi para pemuda yang ada disekitar usaha
dimana mereka yang memiliki ketrampilan sesuai dengan kompetensi
yang dibutuhkan oleh usaha UD. Putra Bangun Furniture.
Kedua, Analisis Lingkungan Mikro Apabila dilihat dari lingkungan
mikro, dalam hal ini kompetitor atau pesaing, bahwa pesaing merupakan
bagian aspek lingkungan eksternal yang dapat mengancam keberadaan
sebuah perusahaan. Akan tetapi dengan adanya kompetitor sebenarnya
bisa meningkatkan motivasi bagi bagi perusahaan untuk terus kreatif
dan inovatif serta terus berupaya untuk menciptakan strategi yang bisa
dijadikan competitive advantage bagi usaha UD. Putra Bangun Furniture
Production. Disekitar ajibarang sendiri yang memiliki usaha yang sejenis
dengan bahan baku yang sama ada beberapa akan tetapi usaha UD. Putra
Bangun Furniture Production memiliki keunggulan sendiri untuk bisa
bersaing yaitu dengan terus berkomitmen terhadap mutu atau kualitas.
Apabila dilihat dari pangsa pasarnya, usaha UD. Putra Bangun
Furniture Production ini untuk wilayah pemasarannya di daerah
Cilacap, Purwokerto, Purbalingga dan Ajibarang dan sekitarnya. Hasil
produk yang dihasilkan termasuk diminati dikarenakan bahan baku
yang menjadi ciri khas yaitu kayu pornis dimana untuk kualitasnya
sebenarnya jauh lebih bagus dibandingkan dengan kayu jati. Di wilayah
Ajibarang terutama masyarakatnya sangat minat terhadap jenis bahan
baku kayu pornis ini.
Sulasih, Metode Boston Consulting Group (BCG) 147
Berdasarkan dari aspek faktor eksternalnya yang dapat dijadikan
peluang dan juga ancaman bagi usaha UD. Putra Bangun Furniture
Production adalah sebagai berikut: bahwa untuk segmen pasarnya bisa
dari semua kalangan masyarakat, sistem pembeliaan selain tunai juga
bisa dengan cara angsuran dan cash tempo, dan adapun faktor ancaman
bisa dilihat dari adanya pesaing yang memiliki usaha yang serupa dengan
jenis bahan baku yang sama, terkadang untuk bahan baku mengalami
keterlambatan dikarenakan banyaknya permintaan dan pada kondisi
tertentu terjadi kelangkaan pada bahan baku kayu pornis.31
34
Ali Subhan & Mega Peratiwi,” Analisis Strategi Pemasaran Produk Dengan Metode
Analisis Matrik BCG dan Benchmarking Pada Perusahaan Rubby Hijab,” JISS Vol 3
(1) (2017) :315
35
Debby Duakajui, et.al, “Formulasi Strategi Makassar New Port Dan Pelabuhan
Bitung Sebagai Internasional Hub Port, JBMI Vol 14 (1) (2017) :85
36
Data dari UD. Putra Bangun Furniture Production Aji barang
37
Firda Shafira Putri,”Matrik Boston Consulting Group (BCG) Sebagai dasar
Perencanaan Strategi Perusahaan ,”JIAGABIS, Vol 8 (3) (2019):130-135
Sulasih, Metode Boston Consulting Group (BCG) 149
Jumlah Penjualan Tahun N
Pangsa Pasar =
Jumlah Penjualan Pesaing Tahun N
140
Pangsa Pasar = = 1,17
120
Sedangkan untuk pangsa pasar UD. Putra Bangun Furniture
Production per tahun sebagai berikut :
1. Pangsa pasar untuk tahun 2016 adalah
35
Pangsa Pasar tahun 2016 = = 1,4
25
2. Pangsa pasar untuk tahun 2017 adalah
40
Pangsa Pasar tahun 2017 = = 1,14
35
Berdasarkan hasil perhitungan matriks BCG untuk mengetahui
pangsa pasar relatif maka telah diketahui bahwa pangsa pasar tahun
2016 sebesar 1,4 kali > 1 dan pada tahun 2017 sebesar 1,14 kali >
1 itu artinya pangsa pasar tahun 2017 lebih kecil atau mengalami
penurunan dari tahun 2016. Adapun apabila digambarkan dalam
bentuk matrik BCG hasil perhitungan dari pertumbuhan bisnis
sumbu vertikal dan market share sumbu horisontal dari UD. Putra
Bangun Furniture Production sebagai berikut :
kuadran ini disebut question mark atau tanda tanya dimana perusahaan
harus memutuskan apakah perusahaan akan memperkuat divisinya dan
menjalankan strategi seperti penetrasi pasar, pengembangan produk
atau tetap akan menjual produknya.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat 38bahwa alternatif strategi yang
dapat diterapkan oleh perusahaan yakni apabila perusahaan berada pada
salah satu posisi Matriks Boston Consulting Group (BCG) maka strategi
perusahaan yang dapat diambil ialah : Apabila perusahaan berada pada
posisi stars maka strategi yang digunakan oleh perusahaan ialah integrasi
ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal. Apabila
perusahaan berada pada posisi stars maka strategi yang digunakan
oleh perusahaan ialah integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan
integrasi horizontal. Apabila perusahaan berada pada posisi kuadran
cash cow maka perusahaan dapat menggunakan strategi pengembangan
produk, diversifikasi, penciutan ataupun divestasi . Apabila perusahaan
berada pada posisi kuadran Question Marks maka strategi yang dapat
diambil oleh perusahaan ialah penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk ataupun divestasi. Apabila perusahaan berada
pada posisi kuaran dogs maka alternatif strategi yang dapa diambil ialah
penciutan, divestasi dan likuidasi.
Strategi pengembangan produk merupakan modifikasi yang
substansial terhadap produk-produk yang ada saat ini atau penciptaan
produk yang baru, namun masih berkaitan yang dapat dipasarkan kepada
pelanggan saat ini melalui saluran-saluran distribusi yang telah ada. Pada
UD. Putra Bangun Furniture terkait dengan pengembangan produknya
dengan menciptakan produk baru dimana untuk bentuk modifikasinya
disesuaikan dengan permintaan konsumen. Jadi konsumen membawa
desain produk yang diinginkan untuk kemudian UD. Putra bangun
Furniture Production mencoba merealisasikan dengan membuatkan
produk sesuai dengan desain calon konsumen, dan hal ini bearti
UD. Putra Bangun Furniture Production melakukan pengembangan
produk sesuai dengan selera konsumen atau selera pasar. Strategi
pengembangan produk sering kali digunakan untuk memperpanjang
siklus hidup dari produk yang ada saat ini ataupun untuk memanfaatkan
reputasi atau merek yang menguntungkan. Idenya adalah untuk
memenuhi kepuasan pelanggan terhadap produk baru sebagai hasil dari
D. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diuraikan berdasarkan dari pembahasan
diatas, apabila dikaitkan dengan rumusan masalah yaitu Bagaimanakah
posisi kuadran UD. Putra Bangun Furniture Production di matrik BCG
(Boston Consulting Group) dan Bagaimanakah strategi pemasaran UD.
Putra Bangun Furniture Production berdasarkan matrik BCG (Boston
Consulting Group)
Posisi kuadran UD. Putra Bangun Furniture berdasarkan hasil
perhitungan atas dasar tingkat pertumbuhan pasar dan market share atau
pangsa pasar dari usaha UD. Putra Bangun Furniture Production dengan
menggunakan matrik Boston Consulting Group (BCG) maka didapat
posisi kuadran dalam matrik BCG (Boston Consulting Group) berada
di kuadran I dimana memiliki arti bahwa UD. Putra Bangun Furniture
memiliki posisi market share atau pangsa pasar yang relatif rendah yaitu
1.17% dan berkompetisi di dalam industri yang tingkat pertumbuhan
pasarnya tinggi yaitu 16.67%. Posisi UD. Putra Bangun Furniture
diantara 4 kuadran diantaranya star, cash cow dan dogs maka posisinya
berada dalam kuadran 1 ini disebut question mark atau tanda tanya.
Strategi pemasaran UD. Putra Bangun Furniture Production
berdasarkan matrik BCG (Boston Consulting Group) berdasarkan hasil
analisis dari perhitungan tingkat pertumbuhan dan market share atau
pangsa pasar posisi perusahaan berada dikuadran 1 yaitu question mark
atau tanda tanya dimana UD. Putra Bangun Furniture Production berada
dalama pangsa pasar yang relatif rendah dan berkompetisi didalam
industri yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi. Strategi yang dapat
digunakan didalam kuadran 1 atau dalam posisi question mark adalah
perusahaan harus memperkuat divisinya dan menjalankan strategi
Sulasih, Metode Boston Consulting Group (BCG) 153
seperti penetrasi pasar, pengembangan produk atau tetap akan menjual
produknya. Sehingga perusahaan harus berupaya bagaimana caranya
agar dapat mengenalkan produknya ke masyarakat disaat tingkat
persaingan yang semakin tinggi.
Daftar Pustaka