A. Pendahuluan
Pada dasarnya setiap aktivitas yang ada dalam laboratorium, harus
memiliki pedoman baku yang mendukungnya, dari sistem mutu (normatif,
kebijakan) secara keseluruhan sampai dengan proses paling teknis seperti cara
memperoleh air untuk analisa yang baik atau pemeliharaan suhu lemari
pendingin dan lain-lain.
Demi menjamin tercapainya dan terpeliharanya mutu Laboratorium dari
waktu ke waktu, diperlukan bakuan mutu berupa standar/bakuan yang
tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana. Tujuan
dari Bakuan Mutu :
- Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan
bagaimana prosedur melakukan suatu aktivitas.
- Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktivitas.
- Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis
akan menjamin konsistennya mutu hasil yang dicapai.
Pembakuan dibuat berjenjang berdasarkan jenjang aktivitas yang ada dalam
laboratorium. Jenjang tertinggi adalah Pedoman Mutu yang merupakan
kebijakan tertinggi dalam menjamin mutu di laboratorium, dan dibuat oleh
pimpinan laboratorium bersangkutan. Jenjang kedua adalah kelompok
prosedur pada jenjang kedua tertinggi misalnya di seksi-seksi, dan dibuat oleh
pimpinan seksi yang bersangkutan. Demikian seterusnya hingga diperoleh
bakuan prosedur di jenjang terendah dan dikerjakan serta dibuat oleh mereka
yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut. Bakuan yang
berkedudukan berbeda sebaiknya diberi nama berbeda.
Misalnya: (a). bakuan pada jenjang tertinggi dapat disebut sebagai panduan
mutu; (b). bakuan pada jenjang berikutnya disebut prosedur tetap, dan pada
jenjang paling teknis disebut sebagai petunjuk kerja. Penamaan ini dibakukan
berdasarkan kesepakatan bersama. Istilah yang lazim digunakan adalah
standar prosedur operasional (standard operating procedure) untuk prosedur
jenjang menengah dan instruksi kerja (instruction manual) untuk petunjuk
teknis
Secara umum, sesuai tujuannya, setelah mempelajari modul ini
diharapkan Mahasiswa Memiliki kemampuan menyusun Bakuan Mutu berupa
Standar Prosedur Operasional dan Instruksi Kerja Kegiatan Laboratorium
B. Penyajian Materi
Penanggung jawab
Tuliskan siapa yang bertanggungjawab atas kebenaran isi prosedur
tersebut (sebaiknya adalah orang yang juga bertanggungjawab atas
terlaksananya prosedur itu).
Referensi
Tuliskan sumber-sumber (surat keputusan, pustaka) yang menjadi
dasar dari prosedur tersebut.
Definisi / Pengertian
Tuliskan pengertian dari semua istilah yang digunakan di seluruh
naskah tersebut.
Dokumentasi
Sebutkan formulir-formulir yang digunakan dalam mengoperasikan
prosedur tersebut. Tiap formulir memiliki judul dan nomor/kode
tersendiri.
Prosedur kerja
Tuliskan rincian dari prosedur yang dikerjakan, secepatnya dengan alur
kerja (Flowchart). Lambang yang digunakan pada alur kerja secara
universal adalah seragam, dengan makna khusus bagi tiap jenis
lambang, seperti dapat dilihat pada tabel 1. Perlu diperhatikan bahwa
langkah-langkah dalam prosedur seringkali membutuhkan keputusan,
misalnya apa yang harus dilakukan dalam hal kontrol tidak memenuhi
syarat. Karena itu dalam membuat alur kerja harus diperhatikan
adanya kemungkinan seperti itu.
Diagram alur kerja (Flowchart) digambarkan dengan orientasi dari atas
ke bawah. Setiap diagram alur harus dimulai dari satu “Mulai/Start”
dan berakhir pada satu atau lebih Terminal/ Akhir. Gunakan
penguhubung (Connector) dengan label untuk menunjukkan
keterhubungan antar path terputus/terpotong: misalnya ganti halaman.
Otorisasi
Setiap naskah perlu mendapatkan otorisasi sebagai pensahan.
Pensahan dapat dilakukan bertingkat sesuai kepentingan, misalnya
pembuat (yang mungkin adalah sekaligus penanggung jawab atau
"owner" dari prosedur tersebut) dan atasannya yang menyetujui
diberlakukannya prosedur tersebut.
Tabel 1. Lambang yang lazim digunakan dalam alur kerja
Decision
Dokumen/ formulir
PRA ANALITIK
No Dokumen : UNIMUS.001/SPO/LAB/01
No. Revisi : 00
Tanggal Berlaku : 16 Agustus 2022
Tanggal Tinjau Ulang :-
Dokumen yang tergantikan :-
Lokasi : Seksi Laboratorium
Halaman : 1 dari 6
2. Pengertian
Kegiatan tahap pra analitik adalah serangkaian kegiatan laboratorium
sebelum pemeriksaan spesimen, yang meliputi: Persiapan pasien, Pemberian
identitas spesimen, Pengambilan dan penampungan spesimen, Pengolahan
spesimen, Pengiriman spesimen dan Penyimpanan Spesimen
3. Unit Terkait
Petugas Sampling, Pranata Lab/ ATLM, Bagian Pendaftaran/ Customer
Service
4. Referensi
4.1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 Tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
4.2. Good Laboratory Practice
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PRA ANALITIK
No Dokumen : UNIMUS.001/SPO/LAB/01
No. Revisi : 00
Halaman : 2 dari 6
5. Prosedur Kerja
5.1. Proses Pendaftaran Pasien laboratorium
5.2. Petugas Sampling menerima Formulir permintaan pemeriksaan dari
Bagian Pendaftaran/ Customer Service
5.3. Petugas Sampling mengecek Formulir permintaan pemeriksaan
dengan bukti / kuitansi pemeriksaan :
- Apakah identitas pasien, identitas pengirim (dokter, lab. pengirim,
Kontraktor, dll), No. Lab, tanggal pemeriksaan, permintaan
pemeriksaan sudah lengkap dan jelas ?
- Apakah semua permintaan pemeriksaan sudah ditandai ?
5.4. Apabila sesuai dapat dilakukan persiapan sampling
5.5. Apabila tidak sesuai serahkan Formulir permintaan pemeriksaan ke
customer service untuk dilakukan koreksi di billing system
5.6. Petugas Sampling menyiapkan peralatan, wadah dan label sesuai
pemeriksaan
Label menggunakan print barcode atau label tertulis : No. Lab/
Tanggal Pengambilan Sampel, Nama dan No. Pasien, Jenis Kelamin,
Usia, Jenis Spesimen.
5.7. Petugas Sampling memanggil Pasien sesuai urutan selesainya
transaksi dengan customer service
5.8. Petugas Sampling mempersilahkan pasien untuk duduk di kursi
sampling
5.9. Petugas Sampling memberi penjelasan pada pasien sebelum
pengambilan spesimen, mengenai prosedur yang akan dilakukan, dan
tanyakan kembali Persiapan Pasien, Apakah persiapan pasien sesuai
persyaratan pengambilan spesimen. ( Lihat IK. Persiapan Pasien )
5.10. Petugas Sampling meminta persetujuan pasien dalam bentuk
informed consent.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PRA ANALITIK
No Dokumen : UNIMUS.001/SPO/LAB/01
No. Revisi : 00
Halaman : 3 dari 6
PRA ANALITIK
No Dokumen : UNIMUS.001/SPO/LAB/01
No. Revisi : 00
Halaman : 4 dari6
Mulai
Formulir
Permintaan
5.1 Pemerriksaan
Informed
Petugas Sampling
Consent
5.2
Form Kendali
Petugas Sampling Mutu
5.3
Tembusan
Tidak Bukti/
Customer Service
Sesuai Kuintansi
? Pemeriksaan
5.5
Ya
Petugas Sampling
A/5
5.4
La STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PRA ANALITIK
No Dokumen : UNIMUS.001/SPO/LAB/01
No. Revisi : 00
Halaman : 5 dari 6
A/4
Petugas Sampling
Preparasi Sampel
Informed
5.14 Consent
Form Kendali
Verifikasi Tidak
Mutu
sampel
OK ?
Ya
Form Preparasi
Preparasi Sampel Sampel
5.15, 5.16
B/6
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PRA ANALITIK
No Dokumen : UNIMUS.001/SPO/LAB/01
No. Revisi : 00
Halaman : 6 dari 6
B/5
Tidak
Perlu di Proses
Rujuk ? Analitik
Ya
Proses
Rujukan
Keluar
Selesai
8.Pengesahan
PENYUSUN MANAJER MUTU
ttd ttd
(...........................) (...........................)
Tanggal :...... Tanggal :......
Disahkan oleh
DIREKTUR PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM
ttd ttd
(...........................) (...........................)
Tanggal :...... Tanggal :......
4) KOMPONEN PETUNJUK TEKNIS/ INSTRUKSI KERJA
Komponen dalam petunjuk teknis dapat dibuat sesuai dengan kepentingan,
asal dapat dijamin bahwa langkah-langkah dituliskan dengan jelas. Petunjuk
teknis bagi pemeriksaan (tahapan analitik) dapat mengandung komponen
sebagai berikut:
Nama petunjuk/instruksi dan nomor
Lihat sama dengan komponen standar prosedur operasional.
Pelaksana
Dituliskan jabatan dari pelaksana.
Prinsip kerja/metode yang digunakan.
Cantumkan bilamana ada.
Bahan yang digunakan
Cantumkan dengan spesifik semua bahan yang digunakan (atau yang
dapat digunakan). Termasuk disini adalah reagen dengan nama spesifik
(bila merupakan reagen komersial dalam bentuk kit, sebaiknya
dicantumkan pula nomor katalog).
Alat yang digunakan
Cantumkan nama alat yang digunakan.
Langkah kerja
Cantumkan langkah demi langkah semua tahapan yang harus
dikerjakan.
Interferensi/gangguan
Cantumkan bilamana ada.
Interpretasi hasil
Tuliskan bagaimana perhitungan, pembacaan atau interpretasi dari hasil
langkah kerja yang dituliskan di atas. Cantumkan pula bila ada rumusan
yang digunakan.
Nilai normal/nilai rujukan
Cantumkan nilai atau rentang nilai yang digunakan sebagai rujukan yang
menyatakan hasil yang diinginkan dalam keadaan normal/sehat.
Pustaka rujukan
Cantumkan pustaka yang digunakan sebagai rujukan bila ada.
Tanggal mulai diberlakukan, dan otorisasi
Lihat sama dengan komponen standar prosedur operasional.
5) CONTOH INSTRUKSI KERJA LABORATORIUM
INSTRUKSI KERJA
GLUKOSA
No Dokumen : UNIMUS.002/IK/LAB/03-01
No. Revisi : 00
Tanggal Berlaku : 16 Agustus 2022
Tanggal Tinjau Ulang :-
Dokumen yang tergantikan :-
Lokasi : Seksi Laboratorium
Halaman : 1 dari 4
INSTRUKSI KERJA
GLUKOSA
No Dokumen : UNIMUS.002/IK/LAB/03-01
No. Revisi : 00
Halaman : 2 dari 4
INSTRUKSI KERJA
GLUKOSA
No Dokumen : UNIMUS.002/IK/LAB/03-01
No. Revisi : 00
Halaman : 3 dari 4
XIII. Referensi
i. Kit Insert Glukosa....
ii. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2013 Tentang
Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
iii. Good Laboratory Practice
INSTRUKSI KERJA
GLUKOSA
No Dokumen : UNIMUS.002/IK/LAB/03-01
No. Revisi : 00
Halaman : 4 dari 4
XIV. Pengesahan
ttd ttd
(...........................) (...........................)
Tanggal :...... Tanggal :......
D.Rangkuman
Prosedur baku yang dibuat harus mampu menjawab pertanyaan : mengapa
aktivitas itu dilakukan, apa yang dilakukan, dimana aktivitas itu dilakukan,
siapa yang melakukan, kapan dilakukan, dan bagaimana pekerjaan itu
dilakukan.
Kriteria dari SPO antara lain :
Specific
Lengkap prosedur
Jelas dan mudah dipahami
Layak Terap (Applicable)
Controllable
Layak Audit
Layak Ubah (Changeable and flexible)
E.Latihan/Tugas
Buat SPO/ IK Laboratorium secara mandiri