Anda di halaman 1dari 4

Antibodi (Ab) — Imunoglobulin (Ig)

1. Definisi
Merupakan sekelompok protein terlarut yang dibentuk sebagai respon terhadap antigen.

2. Sifat-sifat antibodi :
 Berfungsi menetralisir atau menghancurkan antigen,
 Bersifat spesifik dan bereaksi khas dengan Ag.
 Tersusun dari molekul protein, BM berkisar 150.000 — 900.000
 Mempunyai antibodi binding site - Paratope - spesifisitas antibodi
 Jumlah antigen-binding site pada Ab disebut Falensi, pada umumnya Ab manusia
mempunyai 2 binding site/bivalent sehingga mempunyai struktur molekuler paling
sederhana yaitu monomer.
 Disintesis oleh sel plasma
3. Struktur molekuler Antibodi
 Struktur dasar Ab sebagai monomer yang tersusun dari 4 rantai polipeptida dan terdiri
dari 2 rantai polipeptida dan tersusun dari rangkaian asam amino yaitu :
1. 2 rantai "berat" (Heavy chain — H — chain)
2. 2 rantai “ringan” (Light chain 5 L— chain)
 Antara H-ehain dan L-ehain dirangkai oleh ikatan disulfide (interchain disulfide bonds)
sehingga membentuk monomer simetris dan mempunyai 2 bagian yaitu # ab dan Fe (stem
region) maka tampak sebagai bentuk Y yang bersifat Neksibel sehingga dapat
diasumsikan bentuk T.
 Bagian ujung dari lengan Y disebut variable region (V region) yang terdiri dari asam
amino. Ada 2 antigen binding sites pada tiap monomer dan bagian stem antibody
monomer dan bagian bawah dari lengan Y disebut constant region (C region). Dikenal 5
tipe mayor pada C region sehingga dikenal 5 klas antibodi.
 Setiap molekul Ig mempunyai 2 F ab sehingga dapat mengikat 2 determinan antigen.

Perbedaan F ab dan Fc

FaB Fe
terdiri dari H-chain dan L-ehain terdiri dari H-chain saja
susunan asam amino variabel struktur relative konstan
punya 2 antigen binding site sehingga tidak punya kemampuan untuk mengikat
berfungsi mengikat Ag dan bereaksi antigen tetapi dapat bersifat antigenic dan
dengan determinan dapat bersifat berfungsi menentukan aktivitas biologis
antigenic dan hapten Ig
Pembentukan Imunoglobulin :
 dibentuk oleh sel plasma yang berasal dari limfosit B
 tiap sel plasma hanya membentuk satu jenis Ig
 populasi sel plasma yang berasal dari clone akan membentuk Ig yang sama
(homogen) dan disebut Imunoglobulin monoclonal
 Ig dalam serum umumnya berasal dari berbagai populasi sel plasma sehingga
disebut Imunoglobulin Poliklonal
 Ig dalam keadaan normal bersifat heterogen

Sifat biologis imunoglobulin


 molekul Ig bersifat spesifik terhadap Ag tertentu
 spesifisitas suatu Ab tergantung dari susunan asam amino dan fragmen F ab.
 ciri aktivitas biologis Ig ditentukan oleh fragmen Fe

Fragmen Fc antara lain berfungsi :


 menentukan determinan antigenik Ig
 menentukan kemampuan Ig untuk menembus plasenta
 menentukan kemampuan mengikat komplemen, makrofag dan degranulasi mast
cell.

Penggolongan Ig berdasarkan tipe rantai H


 Dikenal 2 tipe rantai L yaitu rantai K (kappa) dan L (lambda)
 Dikenal 5 tipe rantai H yaitu : rantai G (Gamma), rantai A (Alpha), rantai M
(Muu), rantai D (Delta), rantai E (Epsilon)

Struktur dasar dari antibodi terdiri atas:


 Dua Rantai ringan (light chain) yaitu L & dua rantai berat (heavy chain) yaitu H
 Ikatan disulfida
 Regio variabel (V) & constant (C)
 Regio engsel (hinge)
 Domain: light hain (VL dan CL) & heavy chain (VH, CHI, CH2, CH3, CH4)
 Oligosakarida (umumnya terikat pada CH2)

Cara antibodi menginaktifkan antigen:


 Netralisasi
pengeblokan aktifitas biologis molekul target, misalnya toksin berikatan dengan
reseptor
 Opsonisasi
interaksi dengan reseptor khusus sel (makrofag, netrofil, basofil, mast cells)
membuat sel tersebut mengenal & merespon antigen
 Aktivasi Komplemen
menyebabkan lisis langsung oleh komplemen. Rekrutmen komplemen juga
menghasilkan fagositosis

Specific response / Respon spesifik


 Limfosit mendeteksi adanya antigen yang bersifat asing.
 Distimulasi untuk diproduksi protein spesifik yang disebut Antibodi

4. Imunoglobulin (Ig)
'Ada 5 kelas:
 Ig M, berperan sebagai reseptor permukaan sel B & disekresi pada tahap awal respons sel
plasma
 Ig G, merupakan Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons terhadap antigen
yang sama. Ig M & 1gG berperan jika terjadi invasi bakteri & virus serta aktivasi
komplemen
 Ig E, merupakan mediator pada reaksi alergi melalui pelepasan hitamni dari basofil dan
sel mast: berfungsi melindungi tubuh dari infeksi parasit.
 IGA, ditemukan pada sekresi sistem pencernaan, pernapasan, & perkemihan, contoh pada
airmata & ASI.
 Ig D, terdapat pada banyak permukaan sel B, berfungsi mengenali antigen pd sel B
1gG (immumoglobulin G)
 Proporsi 76%
 Memiliki rantai berat gamma
 Ada 4 subkelas yaitu IgGI, IgG2, I9G3 dan I9G4.
 Merupakan imunoglobulin terbanyak pada serum dan ekstravaskuler
 Dapat ditransfer secara plasental, sehingga 2G adalah satu-satunya Ig yang dapat
menembus barier plasenta menuju janin dan memberikan imunitas pada masa-masa awal
kehidupan bayi.
 Mampu mengikat komplemen.
 Berikatan dengan sel (makrofag, monosit, netrofil dan beberapa limfosit memiliki Fe
reseptor yang berikatan dengan regio Fe pada IgG). Sel yang terikat I2G lebih mengenal
antigen. Ig menyiapkan antigen agar mudah ditelan oleh fagosit. Opsonin merupakan
substansi yang memicu fagositosis.
IgM Gmmumoglobulin M) dengan proporsi 8%
 Memiliki rantai berat Mu
 Imunoglobulin terbanyak ketiga dalam serum
 Ig yang pertama dibuat oleh fetus, merupakan Ig pertama dibuat oleh sel B virgin saat
distimulasi oleh antigen.
 Sebagai pengikat komplemen terbaik karena berstruktur pentamer. Oleh karena itu IgM
sangat efisien untuk melisiskan mikroorganisme
 Fungsi aglutinasi terbaik karena berstruktur pentamer. Oleh karena itu IgM sangat
membantu untuk menggumpalkan mikroorganisme untuk dikeluarkan
 Mampu berikatan dengan beberapa sel
 Merupakan imunoglobulin pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen.
IgA (immunoglobulin A) dengan proporsi 15%
 Rantai berat alfa
 Ada 2 subkelas yaitu IgAI dan IgA2.
 Imunoglobulin terbanyak kedua dalam serum
 Imunoglobulin terbanyak pada sekresi (air mata, saliva, kolostrum, mukus). IgA penting
untuk imunitas lokal.
 Tidak mengikat komplemen
 Berikatan dengan beberapa sel (netrofil dan limfosit)
IgD (immunoglobulin D) dengan proporsi 1%
 Rantai berat delta.
 Berjumlah sedikit dalam serum
 Secara primer IgD ditemukan pada permukaan sel B sebagai reseptor antigen.
 Tidak mengikat komplemen
1gE (immumoglobulin E) dengan proporsi 0,002%
 Rantai berat epsilon.
 Paling sedikit terdapat dalam serum.
 Terikat sangat kuat dengan Fe reseptor basofil dan mast cell sebelum berinteraksi dengan
antigen. Kontak dengan antigen akan menyebabkan degranulasi dari Mast Cells dengan
pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE yang terikat ini berlaku sebagai reseptor yang
merangsang produksinya dan kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon
alergi Anafilaktik melalui pelepasan zat perantara,
 Terlibat dalam reaksi alerai akibat terikat kuat dengan basofil dan mast cell. Pengikatan
alergen ke IgE pada sel menimbulkan pelepasan berbagai mediator yang mengakibatkan
gejala alergi.
 Tidak mengikat komplemen
 Pada orang dengan hipersensitivitas alergi berperantara antibodi, konsentrasi IgE akan
meningkat dan dapat muncul pada sekresi luar.
 IgE serum secara khas juga meningkat selama infeksi parasit cacing. Eosinofil berikatan
dengan IgE kemudian menyelubungi cacing lalu membunuhnya.

Anda mungkin juga menyukai